OLEH:
SYNTIANA N. LAPIKOLY
20130000035
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, menusia
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas
hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan “kenyamanan hidup”.
Kenyamanan hidup yang dimaksudkan selain untuk dapat dinikmati oleh
dirinya sendiri pada saat masih hidup, juga diharapkan dapat diberikan atau
diwariskan kepada anak cucu. Usaha untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia tidak akan pernah berhenti sampai akhir zaman nanti.
Usaha peningkatan kualitas hidup manusia sangat terasa sejak revolusi
industri yang melanda benua Eropa pada pertengahan Abad ke 19, kemudian
menyebar ke Amerika. Pada saat itu manusia berlomba untuk menciptakan
mesin-mesin baru untuk menghasilkan produk-produk baru yang diharapkan
dapat segera dinikmati dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perlombaan
tersebut juga melanda bidang pertanian dan perkebunan melalui pembukaan
lahan-lahan pertanian dan perkebunan baru di kawasan Amerika, Asia,
Australia dan Afrika. Dengan bantuan mesin hasil pertanian dan perkebunan
dapat ditingkatkan dan diolah lebih lanjut menjadi bahan yang sangat
dibutuhkan manusia, yaitu sandang dan pangan. Perut bumi juga tidak luput
dari sasaran perlombaan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pertambangan-pertambangan baru dibuka untuk mendapatkan kekayaan alam
yang terkandung di dalam bumi. Perlombaan-perlombaan tersebut terasa lebih
dipercepat lagi dengan pertambahan jumlah penduduk yang menyebar
memenuhi planet bumi.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia yang berupa sandang,
pangan dan papan, manusia memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mengeruk kekayaan alam yang ada
sebanyak-banyak dan secepat-cepatnya.
2
B. Tujuan Umum
Sebagai bahan informasi agar masalah lingkungan dapat diatasi untuk
memperoleh kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik
C. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui lebih rinci permasalahan lingkungan dan dapat mengatasi
setiap kasus yang muncul dari permasalahan tersebut
D. Kegunaan
1. Agar pemerintah dengan segera melakukan tindakan pencegahan sebelum
masalah demam berarah terjadi.
2. Agar pemerintah baik pusat maupun daerah dapat menyediakan agaran
untuk melakukan tindakan promotif dan prefentif.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini dilakukan di provinsi DKI Jakarta dan
Nusa Tenggara Timur dari Januari sampai dengan mei tahun 2010. Yang mana
makalah ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengaruh pencemaran
lingkungan darat terhadap kejadian penyakit DBD.
3
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Ekologi / Lingkungan
Kata Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikos dan logos.
Oikos berarti habitat atau lingkungan tempat tinggal, sedangkan logos berarti
pengetahuan atau lingkungan tempat tinggal. Istilah ekologi dipakai sebagai
suatu istilah satu cabang ilmu pengetahuan. Pertama kali kata ekologi ini
dipakai oleh seoarang ahli Zoologi bangsa Jerman bernama Ernest Haeckel
pada tahun 1866. Secara umum ekologi dapat diartikan sebagai hubungan
antara organisme dan habitatnya, atau ilmu yang mempelajari tentang
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pada tahun 1869
pengetahuan ekologi hewan dan ekologi tumbuhan berkembang sendiri-
sendiri. Namun karena dipandang banyak manfaat untuk kepentingan manusia
kedua cabang ekologi tersebut dikembangkan bersama-sama. Mengingat
manusia juga makhluk hidup, maka sejak itu berkembang pula pengertian
ekologi Manusia.
Ilmu Ekologi pada saat ini berkembang pesat sekali mengikuti
kepesatan perkembangan kehidupan manusia. Dalam kaitanya dengan masalah
sosiologi, menurut webster’s New World Dictionary, ekologi berarti ilmu yang
mempelajari penyebaran masyarakat manusia dalam hubunganya dengan
sumber materi (kekayaan alam) serta pola sosial budaya sebagai akibat adanya
hubungan tersebut. Oleh karena focus utama pembahasan masalah ekologi
adalah manusia, maka perkembangan lebih lanjut dari ekologi manusia
menjadi penting dan lebih berperan. Hal ini disebabkan karena dalam
kenyataanya segala kegiatan manusia tidak sekedar biotic individual, tetapi
juga bersifat sosiokultural yang melibatkan segala macam segi kehidupan.
Dalam lingkungan ekologi manusia, banyak segi kehidupan yang
menjadi komponen-komponen yang saling berpengaruh kehidupan manusia
itu sendiri. Adapun komponen-komponen yang saling berpengaruh di dalam
ekologi manusia tersebut adalah:
4
Lingkungan organisasi
IPTEK
Hubungan timbal balik antara kedua komponen tersebut akan memberikan suatu
hasil yang mencerminkan keadaan masyarakat maupun keadaan alamnya. Contoh
keadaan yang dimaksud adalah
a. Urbanisasi
Masyarakat pedesaan yang semula bekerja pada bidang pertanian,
namun karena adanya daya tarik industry didaerah perkotaan,
berpindah kedaerah industry. Karena mereka tidak berbekal keahlian,
maka mereka pindah ke daerah industry untuk sekedar menjadi buruh
kasar. Sebagai tenaga kasar sudah barang tentu pendapatan dan
penghidupan mereka pas-pasan, tempat tinggal yang kumuh dan kotor,
akibat dampak tak langsung ini sudah pasti akan mengurangi kualitas
hidup dan kenyamanan hidup.
Perpindahan masyarakat dari desa ke kota menyebabkan jumlah tenaga
kerja di desa menjadi berkurang. Karena berkurangnya tenaga didesa
tidak menutup kemungkinan lahan pertanian menjadi terbengkalai,
sehingga mengakibatnkan menurunnya hasil panen, bila ini terjadi,
persediaan pengan nasional akan terganggu.
b. Perilaku
Pada saat tinggal di desa, masyarakat hidup dalam suasana tolong
menolong, ramah, dan menjadi hidup tentram dan damai. Setelah
pindah kekota, suasana kota yang selalu dituntut cepat, bising, hiruk
pikuk menjadikan masyarakat menjadi tegang. Perilaku berubah yang
semula ramah menjadi kasar. Yang semula tolong menolong menjadi
acuh tak acuh.
c. Kriminalitas
Kegiatan industry dan teknologi pada umumnya memerlukan tenaga
kerja yang mempunyai keahlian tertentu. Tenaga kerja yang pada
umumnya masih belum mempunyai keahlian yang dimaksud. Para
pencari kerja membutuhkan lapangan pekerjaan untuk mendapatkan
penghasilan.padahal persaingan kerja sangat ketat, sehingga untuk
mendapatkan pekerjaan sangat sulit. Di sisi lain, masyarakat kaya yang
konsumtif memberikan gambaran seakan-akan hidup serba enak,
namun banyak diantara mereka tidak mau bekerja keras dan hanya
menginginkan kehidupan mewah tanpa mau bekerja keras. Keadaan
7
a. Pencemaran udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-
zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan udara
dari keadaan normalnya. Kehadiran zat-zat yang dapat merubah
susunan dalam jumlah tertentu dan dalam waktu yang cukup lama,
akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Jika
keadaan tersebut terjadi, maka udara dikatan tercemar.
Udara merukan campuran beberapa gas yang perbandingannya
tidak tetap, terganggu pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan
lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada
disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di
9
6) Partikel
Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama
dengan bahan atau pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan
secara murni atau sempi sebagai bahan pencemar udara yang
berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas,
dalam kaitannya dengan pencemaran lingkungan, pencemar
partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk
yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks
yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara.
Selain pengertian tersebut, ada juga sementara pendapat yang
menyatakan bahwa partikel maupun aerosol adalah suatu bentuk
pencemaran udara yang berasal dari zarah-zarah kecil yang
terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan maupun keduanya
yang dapat mencemari lingkungan.
Pencemaran yang berasal dari alam seringkali dianggap wajar,
kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi
tingkat kenyamanan hidup maka hal tersebut akan disebut sebagai
bencana alam.
Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, yaitu
saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar sebelum
jatuh ke bumi. Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik
hingga beberapa bulan, sedangkan kecepatan pengendapan
tergantung pada ukuran partikel, masa jenis partikel serta arah dan
kecepatan angin yang bertiup.. partikel yang sudah mati dapat
hidup kembali apabila tertiup angin dan melayang-layang diudara.
7) Proses industri
Berbagai macam proses industri ternyata ada yang menghasilakan
partikel-partikel yang dapat menyebar ke udara lingkungan. Suatu
industry atau pabrik yang memperhatikan masalah keselamatan
kerja dan kesehatan lingkungan tentu akan melengkapi pabriknya
13
b. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di planet bumi
ini, tidak aka nada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air.
Belakangan ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian
secara seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai
dengan standart tertentu, menjadi barang yang mahal karena air sudah
banyak tercemar oleh berbagai macam limbah dari hasil kegiatan
manusia, baik limbah rumah tangga, limbah kegiatan industry dll.
1) Indicator pencemaran air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi
ini, sesuai dengan kegunaanya, air dipakai sebagai air minum,
mandi, mencuci, ertanian, sanitasi dll. Selain kegunaan air secara
konvensional, air juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industry dan
teknologi. Dalam kegiatan industry dan teknologi air digunakan
sebagai:
a) Air proses
b) Air pendingin
c) Air ketel uap penggerak turbin
d) Air utulitas dan sanitasi
Apabila air yang diperlukan dalam kegiatan industry dan teknologi
itu dalam jumlah yang cukup besar, maka perlu dipikirkan dari
mana air tersebut diperoleh. Pengambilan air dari sumber mata air
tidak boleh mengganggu keseimbangan air lingkungan. Factor
keseimbangan air lingkungan ini tidak hanya berkaitan dengan
jumlah volume debit air yang digunakan saja, tapi yang lebih
15
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN.
A. Hasil.
Total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia pada tahun 2010 sudah
mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ).
Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR
tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti
flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang
menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data
di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala
batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena
virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu
atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan
penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis.
Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta
pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala
klinis kurang memadai.
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada
tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972.
Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai
tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit
penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan
kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang
terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
30
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate
(IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR
menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung
meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002);
dan 23,87 (tahun 2003).
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang
terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk,
adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap
pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh
pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang
tahun.
Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam
mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah
memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi
diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat
penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut
sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1,
DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod
borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang
banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan
tiga.
Januari sampai dengan mei tahun 2010 di DKI Jakarta ada 2560 kasus
DBD 3 diantaraanya meninggal.Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali
dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan
jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah
sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya
pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta
merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini
menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini
31
B. Pembahasan
Dalam rangka membantu mengatasi penyakit Demam Berdarah, Badan
Litbang Kesehatan telah melakukan beberapa penelitian, di antaranya :
1. Penelitian Seroepidemiologi Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak dan
Remaja di Mataram, Tahun1998.
2. Penelitian Evaluasi dan Pembinaan Pokja DBD Khususnya Ibu Dasa
Wisma dalam Pelaksanaan Penanggulangan Penularan Penyakit DBD,
Tahun 1999.
3. Penelitian Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan
Masyarakat, Tahun 2000.
4. Penelitian Pengembangan Metode Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Daerah Endemis Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Tahun
2001.
5. Penelitian Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta
2003.
6. Penelitian Wabah Demam Berdarah Dengue pada Sepuluh Rumah Sakit di
DKI Jakarta Tahun 2004. (Penelitian ini sedang berlangsung).
7. Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan
suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi
(Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition
System ( EWORS ). EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang
menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya
kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat
EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat. Melalui sistem ini
peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan revolusi industry berdampak dengan sangat cepat kemajuan
disegala aspek kehidupan, kemajuan di segala sector pembangunan di sector
industry ,perumahan, tentunya hal tersebut bisa memberikan dampak positif
maupun dampak negative,dampak positifnya manusia bisa memprroleh
kenyamanan dalam kehidupannya dari proses hasil industry dan
pembangunan dampak negatifnya adanya limbah industry dan sampah , yang
sebenarnya baik langsung maupun tak langsung mengganggu kehidupan
manusia yaitu berupa pencemaran udara,pencemaran air dan pencemaran
daratan,dampak langsung misalnya bau yang tak sedap,dampak tak langsung
misalnya penyakit demam. Penyakit demam berdarah disebabkan karena
dampak tak langsung dari pembangunan perumahan yang sangat pesat
disertai penduduk yang sangat padat sampah berserakan di mana-
mana.misalnya banyak kaleng-kaleng bekas minuman sebagai sarang
berkembangnya vector dengue aedes aegepty.
B. Saran
Kita semua harus punya kesadaran yang tinggi artinya kesehatan
lingkungan ,menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya agar selalu ada
keseimbangan lingkungaan yaitu antara alam dan manusia sehingga
kenyaman hidup bisa tetap kita rasakan sampai anak cucu kita.
35
DAFTAR PUSTAKA.
1. Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact.
2. Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
3. Soekarto, S.T. 1985. Penelitian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
4. Wikipedia. 2007. Pencemaran Tanah (On-Line).
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. Diakses tanggal 26 Desember
2007.
5. Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksra, Malang.