Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN


DEMAM BERDARAH DI DKI JAKARTA DAN
NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH:
SYNTIANA N. LAPIKOLY
20130000035

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU
JAKARTA
2015
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, menusia
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas
hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan “kenyamanan hidup”.
Kenyamanan hidup yang dimaksudkan selain untuk dapat dinikmati oleh
dirinya sendiri pada saat masih hidup, juga diharapkan dapat diberikan atau
diwariskan kepada anak cucu. Usaha untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia tidak akan pernah berhenti sampai akhir zaman nanti.
Usaha peningkatan kualitas hidup manusia sangat terasa sejak revolusi
industri yang melanda benua Eropa pada pertengahan Abad ke 19, kemudian
menyebar ke Amerika. Pada saat itu manusia berlomba untuk menciptakan
mesin-mesin baru untuk menghasilkan produk-produk baru yang diharapkan
dapat segera dinikmati dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perlombaan
tersebut juga melanda bidang pertanian dan perkebunan melalui pembukaan
lahan-lahan pertanian dan perkebunan baru di kawasan Amerika, Asia,
Australia dan Afrika. Dengan bantuan mesin hasil pertanian dan perkebunan
dapat ditingkatkan dan diolah lebih lanjut menjadi bahan yang sangat
dibutuhkan manusia, yaitu sandang dan pangan. Perut bumi juga tidak luput
dari sasaran perlombaan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pertambangan-pertambangan baru dibuka untuk mendapatkan kekayaan alam
yang terkandung di dalam bumi. Perlombaan-perlombaan tersebut terasa lebih
dipercepat lagi dengan pertambahan jumlah penduduk yang menyebar
memenuhi planet bumi.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia yang berupa sandang,
pangan dan papan, manusia memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mengeruk kekayaan alam yang ada
sebanyak-banyak dan secepat-cepatnya.
2

Walaupun kekayaan alam cukup tersedia, namun karena


pengambilannya lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya
kekayaan tersebut, maka tidak mustahil dalam waktu singkat kekayaan alam
tersebut akan habis..
Perkembangan teknologi dan industri yang pesat dewasa ini ternyata
membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif
maupun yang bersifat negative. Dampak yang positif memang dibutuhkan
oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup.
Namun dampak yang bersifat negative yang dapat menurunkan kualitas dan
kenyamanan hidup harus dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan Umum
Sebagai bahan informasi agar masalah lingkungan dapat diatasi untuk
memperoleh kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik

C. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui lebih rinci permasalahan lingkungan dan dapat mengatasi
setiap kasus yang muncul dari permasalahan tersebut

D. Kegunaan
1. Agar pemerintah dengan segera melakukan tindakan pencegahan sebelum
masalah demam berarah terjadi.
2. Agar pemerintah baik pusat maupun daerah dapat menyediakan agaran
untuk melakukan tindakan promotif dan prefentif.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini dilakukan di provinsi DKI Jakarta dan
Nusa Tenggara Timur dari Januari sampai dengan mei tahun 2010. Yang mana
makalah ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengaruh pencemaran
lingkungan darat terhadap kejadian penyakit DBD.
3

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Ekologi / Lingkungan
Kata Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikos dan logos.
Oikos berarti habitat atau lingkungan tempat tinggal, sedangkan logos berarti
pengetahuan atau lingkungan tempat tinggal. Istilah ekologi dipakai sebagai
suatu istilah satu cabang ilmu pengetahuan. Pertama kali kata ekologi ini
dipakai oleh seoarang ahli Zoologi bangsa Jerman bernama Ernest Haeckel
pada tahun 1866. Secara umum ekologi dapat diartikan sebagai hubungan
antara organisme dan habitatnya, atau ilmu yang mempelajari tentang
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pada tahun 1869
pengetahuan ekologi hewan dan ekologi tumbuhan berkembang sendiri-
sendiri. Namun karena dipandang banyak manfaat untuk kepentingan manusia
kedua cabang ekologi tersebut dikembangkan bersama-sama. Mengingat
manusia juga makhluk hidup, maka sejak itu berkembang pula pengertian
ekologi Manusia.
Ilmu Ekologi pada saat ini berkembang pesat sekali mengikuti
kepesatan perkembangan kehidupan manusia. Dalam kaitanya dengan masalah
sosiologi, menurut webster’s New World Dictionary, ekologi berarti ilmu yang
mempelajari penyebaran masyarakat manusia dalam hubunganya dengan
sumber materi (kekayaan alam) serta pola sosial budaya sebagai akibat adanya
hubungan tersebut. Oleh karena focus utama pembahasan masalah ekologi
adalah manusia, maka perkembangan lebih lanjut dari ekologi manusia
menjadi penting dan lebih berperan. Hal ini disebabkan karena dalam
kenyataanya segala kegiatan manusia tidak sekedar biotic individual, tetapi
juga bersifat sosiokultural yang melibatkan segala macam segi kehidupan.
Dalam lingkungan ekologi manusia, banyak segi kehidupan yang
menjadi komponen-komponen yang saling berpengaruh kehidupan manusia
itu sendiri. Adapun komponen-komponen yang saling berpengaruh di dalam
ekologi manusia tersebut adalah:
4

1. Komponen manusia (penduduk)


2. Komponen daya dukung alam (lingkungan)
3. Komponen ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Komponen organisasi
Selain keempat komponen tersebut diatas, di dalam ekologi dikenal
pula pengertian komponen alam dan komponen social yang saling berkaitan
dan ikut pula menentukan kelangsungan hidup manusia. Adapun yang
dimaksud dengan kedua komponen tersebut adalah
1. Komponen alam: Meliputi semua bagian dari alam, sepertitanah, air,
tanaman, hewan, dan kekayaan alam yang ada didalamnya.
2. Komponen social : meliputi unsure-unsur pokok, seperti manusia,
masyarakat dan organisasi.
Penduduk

Lingkungan organisasi

IPTEK

Hubungan timbal balik antara kedua komponen tersebut akan memberikan suatu
hasil yang mencerminkan keadaan masyarakat maupun keadaan alamnya. Contoh
keadaan yang dimaksud adalah

Untuk daerah terbelakang:

Komponen alam Komponen social hasil/akibat

Untuk daerah maju:

Komponen social komponen alam Hasil/akibat


5

B. DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI


Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas, manusia berupaya dengan
segala daya untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi
tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Kekayaan yang tersembunyi
dalam komponen social berupa akal pikiran dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk mendapatkan cara pencapaian sasaran tersebut. Melalui aka
pikiran manusia menciptakan peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan
alat-alat bantu lainya yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan
produk yang melimpah dalam waktu yang singkat.
Kegiatan tersebut makin hari makin meningkat, seolah sasaran yang ingin
dicapai, yaitu peningkatan kualitas hidup, sudah makin dekat untuk dicapai.
Namun dalam kenyataanya kualitas hidup yang hendak ingin dicapai masih
jauh dari jangkauan. Hal ini tak lain disebabkan oleh adanya dampak industry
dan teknologi terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Dapak terhadap
lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti akan
mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia. Sedangkan dapaknya untuk manusia, akan mengurangi atau bahkan
menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Oleh karena dampak industry
dan teknologi perlu kiranya untuk diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
Memperhatikan dan mencermati masalah dampak industry dan teknologi
juga merupakan suatu usaha untuk mencari penyelesaian masalah bagi
tercapainya keinginan untuk mendapatkan kualitas dan kenyamanan hidup
yang lebih baik. Untuk itu ada bebebrapa hal yang harus menjadi perhatian
sehubungan dengan masalah dampak industry dan teknologi, yaitu:
1. Adanya dampak tak langsung
Dampak industri dan teknologi terhadap kehidupan manusia ada yang
bersifat tak langsung. Dampak tak langsung ini pada umumnya
berhubungan pada masalah social masyarakat, atau lebih sering
diungkapkan sebagai dampak psikososioekonomi. Dampak tak langsung
akibat adanya industry dan teknologi antara lain dapat dilihat dari:
6

a. Urbanisasi
Masyarakat pedesaan yang semula bekerja pada bidang pertanian,
namun karena adanya daya tarik industry didaerah perkotaan,
berpindah kedaerah industry. Karena mereka tidak berbekal keahlian,
maka mereka pindah ke daerah industry untuk sekedar menjadi buruh
kasar. Sebagai tenaga kasar sudah barang tentu pendapatan dan
penghidupan mereka pas-pasan, tempat tinggal yang kumuh dan kotor,
akibat dampak tak langsung ini sudah pasti akan mengurangi kualitas
hidup dan kenyamanan hidup.
Perpindahan masyarakat dari desa ke kota menyebabkan jumlah tenaga
kerja di desa menjadi berkurang. Karena berkurangnya tenaga didesa
tidak menutup kemungkinan lahan pertanian menjadi terbengkalai,
sehingga mengakibatnkan menurunnya hasil panen, bila ini terjadi,
persediaan pengan nasional akan terganggu.
b. Perilaku
Pada saat tinggal di desa, masyarakat hidup dalam suasana tolong
menolong, ramah, dan menjadi hidup tentram dan damai. Setelah
pindah kekota, suasana kota yang selalu dituntut cepat, bising, hiruk
pikuk menjadikan masyarakat menjadi tegang. Perilaku berubah yang
semula ramah menjadi kasar. Yang semula tolong menolong menjadi
acuh tak acuh.
c. Kriminalitas
Kegiatan industry dan teknologi pada umumnya memerlukan tenaga
kerja yang mempunyai keahlian tertentu. Tenaga kerja yang pada
umumnya masih belum mempunyai keahlian yang dimaksud. Para
pencari kerja membutuhkan lapangan pekerjaan untuk mendapatkan
penghasilan.padahal persaingan kerja sangat ketat, sehingga untuk
mendapatkan pekerjaan sangat sulit. Di sisi lain, masyarakat kaya yang
konsumtif memberikan gambaran seakan-akan hidup serba enak,
namun banyak diantara mereka tidak mau bekerja keras dan hanya
menginginkan kehidupan mewah tanpa mau bekerja keras. Keadaan
7

seperti inilah yang mendorong sebagian dari mereka untuk memilh


jalan pintas untuk mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras, jalan
pintas tindakan criminal seperti pencurian, perampokan, penodongan,
dan pemerkosaan yang mewarnai kehidupan masyarakat industry.
Dalam keadaan seperti ini angka criminal tinggi.
d. Sosial Budaya
Orang yang bekerja dalam bidang industry pada umumnya dibatasi
oleh waktu yang ketat agar produksi yang tinggi dapat dicapai. Bila
perlu kerja lembur atau kerja shif, kesemua dilakukan untuk
memperoleh produksi yang tinggi.suasanya kerja yang pada umumnya
bising dan pemandangan yang tampak monoton. Keadaan yang seperti
ini menyebabkan para pekerja menjadi mudah dihinggapi ketegangan.
Sehingga banyak diantara para pekerja untuk mengurangi ketegangan
dengan cara yang menyimpang seperti minum minuman keras dan
berlanjut pada tindak pidana.
2. Dampak Langsung
Perkembangan industry yang pesat dewasa ini tidak lain karena
penerapan kemajuan teknologi oleh manusia guna mendapatkan kualitas
hidup yang lebih baik. Industry dan teknologi digunakan manusia untuk
mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Teknologi dan industry
dimanfaatkan oleh manusia untuk mengolah kekayaan yang ada, udara, air,
tanah dan segala kekayaan yang ada di dalamnya dicari untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Kegiatan suatu industry dan teknologi dapat berjalan baik dan
berkesinambungan apabila unsure-unsur pokok penunjang kegiatan
tersedia. Adapun unsure-unsur pokok yang dimaksud adalah:
a. Sumber daya alam, seperti bahan baku, air, energy dll
b. Sumber daya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian
c. Sarana dan prasarana
Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi, sehingga kegiatan industry dapat
berlangsung. Kegiatan industry selain dapat menguntungkan tetapi jug
8

adapt memberikan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup


manusia, dampak yang menyebabkan kerugian harus dicegah, karena dapt
mengganggu keseimbangan lingkingan.
3. Homeostasis
Kata homeostasis berasal dari bahasa Yunani, tersusun atas homeo atau
homo yang berarti sama dan kata stasi yang artinya kedudukan. Secara
alami keadaan homeostasis dapat dicapai dengan sendirinya, akan tetapi
memerlukan waktu yang cukup lama. Ekosistem seperti halnya organism,
mempunyai kemampuan untuk memulihkan kondisinya apabila
mengalami gangguan. Homeostasis dapat dipercepat dengan campur
tangan manusia. Mengingat kerusakan ekosistem disebabkan oleh ulah
manusia maka secar moril manusia berkewajiban memulihkan kestabilan
ekosistem yang ada.
Adapun dampak langsung yang bersifat negative akibat kegiatan industry
dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Pencemaran udara
b. Pencemaran air
c. Pencemaran daratan.

a. Pencemaran udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-
zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan udara
dari keadaan normalnya. Kehadiran zat-zat yang dapat merubah
susunan dalam jumlah tertentu dan dalam waktu yang cukup lama,
akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Jika
keadaan tersebut terjadi, maka udara dikatan tercemar.
Udara merukan campuran beberapa gas yang perbandingannya
tidak tetap, terganggu pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan
lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada
disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di
9

dunia ini. Di dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas,


karbondioksida untuk proses foto sintesis oleh klorofil daun dan ozon
(O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan komposisi udara bersih
dan kering, kira-kira tersusun oleh:
Nitrogen : ( N3) = 78,09% volume
Oksigen: (O2) = 21,94%
Argon : (Ar) = 0,93%
Carbon Dioksida: (CO2) = 0,032%
Gas-gas lain yang berada dalam udara antara lain gas-gas mulia,
nitrogen oksida, hydrogen, methane, belerang dioksida, ammonia dll.
1) Penyebab pencemaran udara
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya
dalam industry dan teknologi, serta meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakarfosil (minyak)
menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi tercemar
oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada dua macam, yaitu:
a. Karena factor interna
- Debu yang berterbangan akibat tipan angin
- Abu atau debu yang keluar dari letusan gunung berapi
berikut gas-gas vulkanik
- Proses pembusukan sampah oganik, dll
b. Karena factor eksterna (karena ulah manusia), yaitu
- Hasil pembakaran bahan bakar fosil
- Debu atau serbuk dari kegiatan industry
- Pemakaian zat-zat yang disemprotkan ke udara
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan
campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa
padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara yang
kemudian menyebar ke lingkungan sekitar. Kecepatan penyebaran
10

sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan


meteorology setempat.
2) Pemakaian bahan bakar fosil
Dampak pencemaran lingkungan tidak semata-mata
disebabkan oleh karena kegiatan industry dan teknologi saja,
namun juga disebabkan oleh factor lain yang menunjang kegiatan
tersebut. Factor penunjang kegiatan industry dan teknologi adalah
factor penyedia daya listrik dan faktor transportasi.
Factor penyedia daya listrik dan transportasi adalah penyerap
terbesar pemakaian bahan bakar fosil baik batu bara maupun
minyak bumi.
Sejalan dengan kemajuan dalam bidang industry dan teknologi
yang sangat membutuhkan banyak energy, produksi fosil dari tahun
ke tahun.
Meningkatmeningkatnya bahan bakar fosil dapat diartikan sebagai
berikut
a. Berkurannya daya dukung alam, karena kekayaan alamnya
diambil manusia
b. Meluasnya dampak pencemaran lingkungan
terutamapencemaran udara
c. Komponen pencemar udara
Udara didaaerah perkotaan yang banyak mempunyai kegiatan
indutri dan teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relative
sudah tidak bersih lagi. Udara didaerah industri kotor terkena
bermacam-macam pencemar. Dari berbagai macam pencemar yang
paling berpengaruh dalam pencemaran udara adalah :
a. Karbon Monoksida (CO)
b. Nitrogen Oksida (NOx)
c. Belerang Oksida (Sox)
d. Hidro Karbon (HC)
e. Partikel, dll
11

Komponen pencemar udara di atas dapat mencemari udara


secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Jumlah komponen
pencemar udara tergantung pada sumbernya.
3) Termodinamika dan kinetika pencemaran udara
Pencemaran udara sering kali tidak bisa ditangkap oleh panca indra
kita. Walaupun tidak bisa ditangkap oleh panca indra kita tetap saja
potensi bahaya masih ada, jika panca indra kitadapat menangkap
bentuk pencemaran udara, maka tentu bentuk pencemaran
udaranya sangat parah.
4) Termodinamika pencemaran udara
Sebagian besar pencemaran udara (sekitar 75%) berasal dari gas
buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Prosentase komponen
pencemar udara yang keluar dari hasil pembakaran tersebut
tergantung dari sumber bahan bakarnya. Bahan bakar minyak
adalah campuran senyawa hidrokarbon yang komposisinya
bervariasi tergantung asal sumber (tambang) minyak tersebut akan
tetapi yang paling banyak terkandung di dalam bahan bakar
minyak adalah hidrokarbon jenuh. Belerang juga terdapat di dalam
bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang paling baik adalah
yang mengandung sedikit belerang.
5) Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi suatu senyawa dalam hal ini
bahan bakar fosil dengan oksigen yang terdapat dalam udara juga
mengandung nitrogen, maka reaksi pembakaran di sini juga
melibatkan nitrogen (N2). Perbandingan nitrogen dan oksigen
sekitar 78% berbanding 21%, sisanya adalah unsure-unsur lain.
Bahan bakar mobil yang secara umum disebut bensin adalah
senyawa hidrokarbon yang kandungan oktana atau isooktananya
tinggi. Senyawa oktana adalah senyawa hidrokarbon yang
digunakan sebagai patokan untuk menentukan kualitas bahan
bakar.
12

6) Partikel
Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama
dengan bahan atau pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan
secara murni atau sempi sebagai bahan pencemar udara yang
berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas,
dalam kaitannya dengan pencemaran lingkungan, pencemar
partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk
yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks
yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara.
Selain pengertian tersebut, ada juga sementara pendapat yang
menyatakan bahwa partikel maupun aerosol adalah suatu bentuk
pencemaran udara yang berasal dari zarah-zarah kecil yang
terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan maupun keduanya
yang dapat mencemari lingkungan.
Pencemaran yang berasal dari alam seringkali dianggap wajar,
kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi
tingkat kenyamanan hidup maka hal tersebut akan disebut sebagai
bencana alam.
Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, yaitu
saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar sebelum
jatuh ke bumi. Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik
hingga beberapa bulan, sedangkan kecepatan pengendapan
tergantung pada ukuran partikel, masa jenis partikel serta arah dan
kecepatan angin yang bertiup.. partikel yang sudah mati dapat
hidup kembali apabila tertiup angin dan melayang-layang diudara.
7) Proses industri
Berbagai macam proses industri ternyata ada yang menghasilakan
partikel-partikel yang dapat menyebar ke udara lingkungan. Suatu
industry atau pabrik yang memperhatikan masalah keselamatan
kerja dan kesehatan lingkungan tentu akan melengkapi pabriknya
13

dengan penyaring atau filter khusus yang akan menangkap partikel


atau debu yang mungkin keluar dari pabriknya.
8) Masalah pemakaian penyemproran insektisida
Sudah sejak lama serangga menjadi pengganggu kenyamanan
hidup manusia. Serangga dalam jumlah yang berlebihan akan
menjadi hama. Oleh karena manusia berusaha memberantas hama
tersebut. Umumnya insektisida pembunuh serangga disemprotkan
ke udara. Penyemprotan lahan pertanian dapat menjangkau daerah
yang cukup luas sehingga bila perlu penyemprotan tersebut
dilakukan dengan pesawat terbang. Berdasarkan cara kerjanya,
insektisida dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a) Racun pencerna, bila ikut termakan oleh serangga seperti DDT,
BHC, dll
b) Racun luar tubuh, bila kontak dengan tubuh serangga seperti
Clordhan, dieldrin dll
c) Racun pernafasan, bila dihirup ole serangga seperti organic
phosphate, syxtox dll
d) Masalah kerusakan ozon
Akhir-akhir ini para ilmuwan resah karena terjadi kerusakan lapisan
ozon. Lapisan uzon adalah lapisan pelindung atmosfer bumi yang
berfungsi sebagai pelindung dari sinar ultraviolet yang dating
berlebihan dari matahari. Sinal untra violet yang tidak terfilter akan
berbahaya bagi manusia, selain itu juga akan meningkatkan suhu pada
bumi. Kenaikan husu akan menyebabkan ketidak nyamanan
kehidupan di bumi, selian itu kenaikan suhu bumi juga akan
mengakibatkan kenaikan permukaan lain.
Ozon yang ada pada lapisan atmosfer bawah sekitar 0,02 ppm,
sedangkan ozon yang ada pada lapisan ozon atas sekitar 0,1 ppm.
Kerusakan lapisan ozon disebabkan karena bereaksi dengan radikal
chlor. Radikaol cholr berasal dari senyawa CFC yang banyak
digunakan sebagai bahan pendingin AC, lemari es dan juga digunakan
14

pada bahan penyeprot insektisida, penyemprot cat, penyemprot


rambut, penyemprot parfum serta bahan pencuci kering. Senyawa
CFC dikenal dengan nama dagang Freon.

b. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di planet bumi
ini, tidak aka nada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air.
Belakangan ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian
secara seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai
dengan standart tertentu, menjadi barang yang mahal karena air sudah
banyak tercemar oleh berbagai macam limbah dari hasil kegiatan
manusia, baik limbah rumah tangga, limbah kegiatan industry dll.
1) Indicator pencemaran air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi
ini, sesuai dengan kegunaanya, air dipakai sebagai air minum,
mandi, mencuci, ertanian, sanitasi dll. Selain kegunaan air secara
konvensional, air juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industry dan
teknologi. Dalam kegiatan industry dan teknologi air digunakan
sebagai:
a) Air proses
b) Air pendingin
c) Air ketel uap penggerak turbin
d) Air utulitas dan sanitasi
Apabila air yang diperlukan dalam kegiatan industry dan teknologi
itu dalam jumlah yang cukup besar, maka perlu dipikirkan dari
mana air tersebut diperoleh. Pengambilan air dari sumber mata air
tidak boleh mengganggu keseimbangan air lingkungan. Factor
keseimbangan air lingkungan ini tidak hanya berkaitan dengan
jumlah volume debit air yang digunakan saja, tapi yang lebih
15

penting adalah bagaimana menjaga agar air lingkungan tidak


menyimpang dari keadaan normalnya.
Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan
tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat
menyebabkan pencemaran. Ait tersebut harus dioalah terlebih
dahulu agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air
lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur
ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kelingkungan
tanpa mencemari lingkungan. Proses daur ulang air limbah industri
atau water treatment recycle prosess adalah salah satu syarat yang
arus dimilki oleh industri yang berwawasan lingkungan.
Indicator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah
adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:
a) Adanya perubahan suhu air
Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan
timbulnya panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin.
Agar proses industri berjalan dengan baik maka panas yang
gterjadi harus dihilangkan. Penghilangan panas dilakukan
dengan proses pendinginan air. Air pendingin akan mengambil
panas yang terjadi. Air yang menjadi panas tersebut kemudian
dibuang ke lingkungan. Apabila air panas tersebut dibuang ke
sungai maka suhu air sungai akan naik dan menggangngu
hewan air dan organisme air karena kadar oksigen yang terlarut
dalam air akan turun bersama dengan kenaikan suhu.
b) Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion hydrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa,
tergantung pada besar kecilnya pH air atau besar kecilnya
konsentrasi ion hydrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH
lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air
yang mempunyai pH lebih besar akan bersifat basa.
16

Pembuangan limbah dan bahan buangan air industri yang


dibuang ke sungai akan mempengaruhi pH air yang pada
akhirnya akan mengganggu kehidupan organism air.
c) Adanya perubahan warna, bau dan rasa air
Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang
berupa bahan anorganik dan bahan organic seringkali dapat
larut di dalam air. Apabila bahan buangan industry larut dalam
air maka akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan
bersih tidak akan menimbulkan warna sehingga tampak bening
dan jernih.
d) Timbulnya endapan, koloidal, bahan pelarut
Endapan dan koloidal serta bahan bahan terlarut berasal dari
adanya bahan buangan industry yang berbentuk padat. Bahan
buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak larut
sempurna akan menjadi endapan di dasar sungai dan yang larut
sebagian akan menjadi koloidal. Endapan sebelum sampai ke
dasar sungai akan melayang-layang bersama koloidal di air.
Dan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air yang
akan digunakan sebagai fotosintesis.
e) Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan
buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke air lingkungan,
baik sungai, danau maupun laut. Kalau bahan buangan cukup
banyak, berarti mikroorganisme juga berkembang banyak, tidak
menutup kemungkinan mikroorganisme patogen ikut
berkembang pula. Mikroorganisme pathogen adanya penyebab
penyakit. Pada umumnya industri dan teknologi pengolah
bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan
perkembangbiakan mikroorganisme termasuk mikroba
pathogen.
17

f) Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan


Akhir-akhir ini pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi nuklir dalam berbagai bidang sudah banyak
dijumpai seperti pada bidang kedokteran, farmasi, biologi,
pertanian, hidrologi, pertambangan dan industri. Mengingat
radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan
biologis apabila tidak ditangani, baik langsung maupun tidak
langsung, maka sangat tidak dibenarkan apabila membuang
sisa radioaktif ke lingkungan
2) Komponen pencemaran air
Komponen pencemar air dikelompokkan sebagai berikut:
a) Bahan pembuangan padat
Bahan pembuangan padat yang dimaksud adalah bahan
pembuangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun
yang halus. Kedua jenis bahan buangan tersebut jika dibuang
ke air kemungkinan yang akan terjadi adalah:
1) Pelarutan bahan buangan padat oleh air
2) Pengendapan bahan buangan padat didasar air
3) Pembentukan koloidal yang melayang di air
b) Bahan buangan organic
Bahan buangan organic pada umumnya berupa limbah yang
dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh
karena bahan buangan organic dapat membusuk dan
terdegradasi maka akan sangat bijak apabila tidak membuang
yang termasuk kelompok ini ke dalam air lingkungan karena
akan meningkatkan populasi jumlah mikroorganisme termasuk
mikrooganisme pathogen yang akan menyebabkan penyakit.
Bahan buangan organic sebaiknya dikumpulkan untuk diproses
menjadi pupuk buatan yang berguna bagi tanaman.
18

c) Bahan buangan anorganik


Bahan buangan anorganik pada umunya berupa limbah yang
tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme. Apabila bahan buangan jenis ini masuk ke
dalam air maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di
dalam air. Bahan buangan anorganik biasanya berasal dari
industry yang melibatkan penggunaan unsur logam seperti
Timbal, Arsen, cadmium, Air raksa, Kroom, Nikel, Kalsium,
Magnesium dan Kobalt. Kandungan ion kalsium dan ion
magnesium di dalam air menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat
merusak peralatan yang terbuat dari besi, yaitu melalui proses
pengkaratan (korosi). Air sadah juga mudah menimbulkan
endapan atau kerak pada peralatan proses, ketel uap, pipa
penyalul dll. Apabila ion-ion logam yang terjadi di dalam air
berasal dari logam berat maupun logam yang bersifat racun
seperti timbale, arsen dan air raksa, maka air yang berasal dari
logam-logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
d) Bahan buangan cairan berminyak
Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan
mengapung di atas permukaan air. Bahan buangan cairan
berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung-
apung menutupi permukaan air. Kalau bahan buangan cairan
berminyak mengandung senyawa yang volatile maka akan terjadi
penguapan dan luasan permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut. Penyusutan luasan permukaan ini
tergantung pada jenis minyaknya dan waktu. Lapisan minyak
yang menutupi dapt pula terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, namun memerlukan waktu yang cukup lama.
19

e) Bahan buangan zat kimia


Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi yang
dimaksudkan dalam kelompok ini adalah bahan pencemar air
yang berupa:
(1) Sabun
(2) Bahan pemberantas hama
(3) Zat pewarna kimia
(4) Larutan penyamak kulit
(5) Zat radioaktif
3) Pengertian COD dan BOD
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air
dapat ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan
telah terjadi. Cara yang ditempuh untuk maksud tersebut adalah
dengan uji :
a) COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau
kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan
buangan di dalam air. Dalam hal ini bahan buangan organic
akan dioksidasi oleh kalium bichromat menjadi gas CO2dan
H2O serta sejumlah ion chrom
b) BOD, singkatan dari Biological Oxygen Demand, atau
kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di
dalam air oleh mikroorganisme. Sebenarnya peristiwa
penguraian bahan buangan organic melalui proses oksidasi oleh
mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah
yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung
oksigen yang cukup.
c. Pencemaran Daratan
Tidak jauh berbeda dengan udara dan air, daratan pun dapat
mengalami pencemaran. Daratan mengalami pencemaran apabila ada
bahan-bahan asing, baik yang bersifat organic maupun bersifat
anorganik, berada dipermukaan tanah yang menyebabkan daratan
20

menjadi rusak, tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan


manusia. Dalam keadaan normal daratan harus mempunyai daya
dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian, kehutanan,
maupun pemukiman.
Apabila bahan-bahan asing tersebut berada di dalam daratan
dalam waktu yang lama menimbulkan gangguan terhadap kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan, maka dikatakan daratan telah
mengalami pencemaran.
1) Penyebab pencemaran daratan
Kemajuan teknologi dan industri dewasa ini selain menyebabkan
pencemaran terhadap air, udara, juga dapat menyebabkan
pencemaran daratan. Pencemaran daratan relative lebih mudah
diamati dibanding dengankan dengan pencemaran udara maupun
pencemaran air. Secara garis besar pencemaran daratan dapat
disebabkan oleh:
a) Factor interna, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh
peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi yang
memuntahkan debu, pasir, batu dan bahan vulkanik lainnya
yang menutupi dan merusakkan daratan sehingga daratan
menjadi tercemar.
b) Factor eksterna, yaitu pencemaran daratan karena ulah dan
aktifitas manusia. Pencemaran daratan karena factor eksterna
merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan sungguh-sungguh agar daratan tetap memberi
daya dukung alamnya bagi kehidupan manusia.
2) Komponen pencemar daratan
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan
limbah dan bahan buangan. Sebagian besar limbah yang dihasilkan
oleh organisme yang ada di alam bersifat organic, kecuali limbah
yang berasal dari aktifitas manusia yang dapat berupa organic
maupun anorganik. Tidak ada organisme yang ada di ala mini yang
21

menghasilkan limbah atau bahan buangan seperti yang dihasilkan


manusia, limbah yang dihasilkan oleg kegiatan manusia sering
dinamakan dengan Anthropogenic pollutants. Bentuk dan macam
limbah yang dihasilkan manusia tergantung pada tingkat peradapan
manusia. Sebelum manusia mengenal industry dan teknologi,
limbah atau bahan buangan yang dihasilkan umumnya bersifat
organic. Kemajuan teknologi dan industry ternyata telah
menambah jenis limbah manusia yang semula sebagian besar
bersifat organic menjadi bersifat organic dan anorganic.
Pencemaran daratan yang pada umumnya berasal dari limbah
berbentuk padat yang dikumpulkan pada suatu tempat
penampungan akhir (TPA) atau Dump Station. Bahan buangan
padat terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat
organic maupun anorganik. Komposisi bahan buangan organic dan
bahan buangan anorganik perbandingannya kurang lebih 70% :
30%. Makin banyak perbandingan bahan buangan organic dengan
bahan buangan anorganik akan lebih baik karena bahan organic
mudah didegradasi dan menyatu kembali dengan lingkungan alam.
Komponen pencemar lingkungan
Komponen Prosentase
Kertas 41%
Limbah bahan makanan 21%
Gelas 12%
Logam (besi) 10%
Plastik 5%
Kayu 5%
Karet dan kulit 3%
Kain 2%
Logam lainnya 1%
(Aluminium)

Bahan buangan anorganik yang sulit didegradasi oleh


mikroorganisme dipisahkan dari bahan buangan organic dan
dikumpulkan sesuai dengan sifat dan jenisnya. Pemisan ini
22

seringkali sudah dimulai sejak bahan buangan akan dijadikan


limbah, dengan menyediakan tempat limbah yang sudah dibagi
sesuai dengan sifat dan jenisnya.
3) Masalah daur ulang limbah (bahan buangan) padat
Luas daratan yang terbatas saat ini terasa makin sempit dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan lahan untuk
daerah pemukiman. Untuk menunjang kehidupan manusia
sebagian daratan diambil pula untuk keperluan lahan pertanian,
daerah industri dan juga untuk keperluan penimbunan limbah hasil
kegiatan manusia. Daerah yang digunakan sebagai tempat
pembuangan akhir atau dump stations secara tidak disadari akan
bertambah luas, karena jumlah limbah atau bahan buangan hasil
kegiatan manusia selalu bertambah dari hari ke hari.
Pemanfaatan kembali limbah padat ternyata banyak memberiakn
keuntungan bagi kehidupan manusia. Limbah padat yang semula
tidak berharga, setelah dimanfaatkan kembali melalui proses daur
ulang, menjadi bernilai ekonomis.
Contoh daur ulang yang berniali ekonomis
Limbah Pemanfaatannya kembali (daur ulang)
Kertas - Dibuat bubur pulp lagi untuk bahan
kertascardboard dan produk kertas
lainya
- Dihancurkam untuk dipakai sebagai
bahan pengisi, bahan isolasi
Bahan organic - Dibuat kompos untuk pupuk tanaman
- Diinsenerasi sebagai penghasil panas
Tekstil - Dihancurkan untuk dipakai sebagai
pengisi, bahan isolasi
- Diinsenerasi sebagai penghasil panas
- Disumbangkan kepada yang
membutuhkan
Gelas -Dibersihkan dan dipakai lagi
23

-Dihancurkan untuk digunakan lagi


sebagi bahan pembuat gelas baru
-Dihancurkan dan dicampur aspal
sebagai bahan pengeras jalan
Logam -Dicor untuk pembuatan logam baru
yang dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan.
- Langsung digunakan lagi bila
keadaanya masih baik dan
memungkinkan

4) Dampak pencemaran daratan


a) Dampak langsung
Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan
oleh manusia adalah dampak dari pembuangan limbah padat
organic yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan juga dari
kegiatan industri olahan bahan makanan. Limbah padat organic
yang didegradasi oleh mikroorganisme akan manimbulkan bau
yang tidak sedap akibat limbah tersebut menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil yang disertai dengan pelepasan gas yang
berbau tidak sedap. Limbah organic yang mengandung protein
akan menghasilkan bau yang lebih tidak sedap lagi karena
protein mengandung gugus amin akan terurai menjadi gas
ammonia.
Dampak langsung akibat pencemaran daratan lainnya adalah
adanya timbunan limbah padat dalam jumlah besar akan
menimbulakan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan
kumuh. Limbah padat yang menggunung akan menimbulkan
pemandanagn yang kotor, kesan kotor akan mempengaruhi
psikis masyarakt sekitar.
b) Dampak tak langsung
24

Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan adalah


dampak yang dirasakan oleh manusia melalui media lain yang
ditimbulkan akibat pencemaran daratan. Jadi media lain inilah
yang merupakan dampak langsung akibat pencemaran daratan
tersebut yang selanjutnya memberikan dampaknya terhadap
manusia.
Sebagai contoh dampak tak langsung ini adalah bahwa tempat
pembuangan limbah padat, baik tempat penimbunan sementara
maupun tempat pembuangan akhir, akan menjadi pusat
perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan
manusia, seperti lalat dan nyamuk. Tempat pembuangan
sampah adalah tempat yang kumuh namun menyediakan
makanan yang cukup bagi perkembangbiakan tikus, yaitu
limbah organic terutama sisa-sisa makanan yang ikut terbuang.
Celah-celah antara lembah padat seperti ban, kaleng bekas,
kardus, kotak kayu dan lain sebagainya merupakan tempat
ideal bagi persembunyian dan perkembangbiakan tikus.
Lalat pada umumnya berkembang biak di tempat di mana
banyak terdapat limbah padat organic, terlebih lagi limbah
padat sisa olahan bahan makanan yang banyak mengandung
protein. Limbah yang mengandung protein marupakan sumber
makanan bagi lalat, sedangkan proses degradasi limbah akan
member efek panas untuk penetasan telur-telurnya. Penyakit
menular yang ditimbulkan dengan perantara tikus, lalat, dan
nyamuk adalah penyakit pes, kaki gajah, malaria dan demam
berdarah.
1) Penyakit pes
Penyakit pes adalah penyakit yang pernah menjadi wabah yang
menelan jiwa yang sangat banyak. Penyakit ini pada mulanya
menyerang tikus. Setelah tikus mati, maka penyakit itu
ditularkan ke manusia oleh kutu tikus yang menggigit manusia.
25

Pinjal tikus yang disebut xenopsylla cheopis membawa


penyebab penyakit pes yang dinamakan pasteurella pestis.
Manusia yang terkena gigitan pinjal tersebut akan terinfeksi
oleh bakteri tersebut. Infeksi karena penyakit pes ini ditandai
dengan pembengkakan kelenjar limfa. Bakteri pes kemudian
masuk ke peredaran darah dan menyerang paru-paru yang
menyebabkan pes paru-paru.
2) Penyakit kaki gajah
Penyakit ini dinamakan penyakit kaki gajah karena
penderitanya mengalami pembengkakan pada kaki sehingga
kaki tidak berbentuk lagi, mirip kaki gajah. Oleh karena itu
penyakit ini sering kali disebut sebagai penyakit elephantiasis.
Peyebab penyakit kaki gajah adalah cacing bulat kecil yang
disebut filarial. Sebagai pembawa atau vector penyakit ini
adalah nyamuk jenis culex fatigans. Manusia yang menderita
penyakit kaki gajah akan menjadi reservoir cacing filarial.
Larfa cacing filarial akan menuju keperedaran darah periferi
pada malam hari sehingga jika nyamuk menggigit maka
nyamuk akan membewa larva filarial atau microfilaria. Gigitan
nyamuk berikutnya akan memindahkan microfilaria ke pada
korban baru.
3) Penyaikt malaria
Penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk anopheles.
Penyebabnya adalah mikroba pathogen jenis protozoa, yaitu
plasmodium malariae yang mempunyai empat spesies
penyebab malaria, yaitu:
- Plasmodium vivax, penyebab malaria tertian
- Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana
- Plasmodium falciparum, penyebab malaria Tropicana
- Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale
26

Dari keempat macam penyakit malaria tersebut yang paling


berbahaya adalah malaria Tropicana karena dapat menimbulkan
kematian.
Gejala penyakit malaria adalah perasaan panas dingin yang
dating bergantian. Pada saat itu badan terasa menggigil,
kemudian panas biasa kemudian berkeringat. Penderita akan
lemah dan penyakit malaria akan hilang kambuh yang
kemudian akan mengakibatkan penderita kekurangan darah.
4) Penyakit demam berdarah
Seperti halnya malaria, penyakit demam berdarah juga
ditularkan oleh nyamuk, yaitu nyamuk aedes aegypti. Penyakit
ini sebenarnya penyakit baru di Indonesia, demam berdarah
disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk aedes aegyti senang
bertelur dan berkembang biak di genangan air bersih. Sarang
nyamuk aedes aegypti adalah kaleng bekas yang berisi air
bersih (hujan), jembangan bunga, potongan bambu, dan di
tempat penimbunan sampah.
Gajala penyakit demam berdarah ini ditandai dengan demam
dan perdarahan sehingga kemudian penyakit ini dinamai
dengue haemorhagic fever disingkat DHF. Tubuh manusia
tidak memiliki kekebalan terhadap virus dengue. Perdarahan
ditandai dengan bintik-bintik merah pada permukaan kulit dan
apabila perdarahan ini sudah terlanjur parah maka akan dapat
mengakibatkan kematian penderitanya. Angka kematian cukup
rendah sekitar 5%. Penularan penyakit ini melalui nyamuk
yang menggigit pada siang hari dan berlangsung sangat cepat.
Yang paling banyak diserang adalah anak-anak sehingga
banyak korbanyya juga anak-anak.
Manusia yang terserang DHF akan menjadi reservoir bagi virus
dengue dan siap menularkannya kepada orang lain. Mengingat
bahwa vaksin untuk menghindari virus ini belum ditemukan
27

maka pemberantasan yang terbaik adalah dengan


menghilangkan sarang tempat berkembangbiak aedes aigypti.
Lingkungan yang bersih sangat mendukung upaya ini.
Sebenarnya masalah dampak pencemaran lingkungan baik oleh
karena pencemaran udara, pencemaran air maupaun
pencemaran daratan, tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri
akibatnya, Ketiganya saling mempengaruhi.
28

BAB III
METODOLOGI

Penyusunan makalah ini berdasarkan metodologi deskriptif analisis, yaitu


dengan mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,
menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan datapendukung lainnya, serta
mencari alternatif pemecahan masalah. Penyebaran DHF beberapa tahun di propinsi
di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut :
Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.234
orang.
Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.414
orang (terjadi ledakan)
Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang
Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
Tahun 200 : jumlah kasus 45.904 orang
Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015
orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.
29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN.

A. Hasil.
Total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia pada tahun 2010 sudah
mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ).
Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR
tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti
flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang
menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data
di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala
batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena
virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu
atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan
penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis.
Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta
pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala
klinis kurang memadai.
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada
tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972.
Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai
tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit
penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan
kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang
terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
30

KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate
(IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR
menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung
meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002);
dan 23,87 (tahun 2003).
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang
terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk,
adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap
pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh
pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang
tahun.
Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam
mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah
memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi
diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat
penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut
sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1,
DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod
borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang
banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan
tiga.
Januari sampai dengan mei tahun 2010 di DKI Jakarta ada 2560 kasus
DBD 3 diantaraanya meninggal.Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali
dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan
jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah
sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya
pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta
merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini
menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini
31

terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan


dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam
mengantisipasi dan merespon kasus ini.
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit
demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan,
di antaranya adalah:
1. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak
menolak pasien yang menderita DBD.
2. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan
pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur
tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan
perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/
program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20
Februari 2004).
3. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.
4. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak
terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan
pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau
jentik (jumantik).
5. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3
M (Menguras, Menutup, Mengubur).
6. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang
terdiri dari unsur-unsur Ikatan Dokter Anak Indonesia , Persatuan Dokter
Ahli Penyakit Dalam Indonesia Asosiasi Rumah Sakit Daerah
7. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing
Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.
8. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan
bantuan teknis.
9. Menyediakan call center DKI Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24
jam)
DEPKES, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265974, (021) 42802669
32

DEPKES, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) (021)


5265043
10. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran
virus dengue.

B. Pembahasan
Dalam rangka membantu mengatasi penyakit Demam Berdarah, Badan
Litbang Kesehatan telah melakukan beberapa penelitian, di antaranya :
1. Penelitian Seroepidemiologi Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak dan
Remaja di Mataram, Tahun1998.
2. Penelitian Evaluasi dan Pembinaan Pokja DBD Khususnya Ibu Dasa
Wisma dalam Pelaksanaan Penanggulangan Penularan Penyakit DBD,
Tahun 1999.
3. Penelitian Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan
Masyarakat, Tahun 2000.
4. Penelitian Pengembangan Metode Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Daerah Endemis Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Tahun
2001.
5. Penelitian Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta
2003.
6. Penelitian Wabah Demam Berdarah Dengue pada Sepuluh Rumah Sakit di
DKI Jakarta Tahun 2004. (Penelitian ini sedang berlangsung).
7. Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan
suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi
(Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition
System ( EWORS ). EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang
menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya
kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat
EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat. Melalui sistem ini
peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga
33

tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin.


Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah berperan dalam hal
menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik
penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit
DATI II di Indonesia.
34

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemajuan revolusi industry berdampak dengan sangat cepat kemajuan
disegala aspek kehidupan, kemajuan di segala sector pembangunan di sector
industry ,perumahan, tentunya hal tersebut bisa memberikan dampak positif
maupun dampak negative,dampak positifnya manusia bisa memprroleh
kenyamanan dalam kehidupannya dari proses hasil industry dan
pembangunan dampak negatifnya adanya limbah industry dan sampah , yang
sebenarnya baik langsung maupun tak langsung mengganggu kehidupan
manusia yaitu berupa pencemaran udara,pencemaran air dan pencemaran
daratan,dampak langsung misalnya bau yang tak sedap,dampak tak langsung
misalnya penyakit demam. Penyakit demam berdarah disebabkan karena
dampak tak langsung dari pembangunan perumahan yang sangat pesat
disertai penduduk yang sangat padat sampah berserakan di mana-
mana.misalnya banyak kaleng-kaleng bekas minuman sebagai sarang
berkembangnya vector dengue aedes aegepty.

B. Saran
Kita semua harus punya kesadaran yang tinggi artinya kesehatan
lingkungan ,menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya agar selalu ada
keseimbangan lingkungaan yaitu antara alam dan manusia sehingga
kenyaman hidup bisa tetap kita rasakan sampai anak cucu kita.
35

DAFTAR PUSTAKA.

1. Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact.
2. Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
3. Soekarto, S.T. 1985. Penelitian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
4. Wikipedia. 2007. Pencemaran Tanah (On-Line).
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. Diakses tanggal 26 Desember
2007.
5. Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksra, Malang.

Anda mungkin juga menyukai