Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Pemasangan Kateter Sesuai SOP

Cara Pemasangan Kateter Sesuai SOP Kateter merupakan sebuah selang yang
dimasukkan melalui uretra menuju kandung kemih/vesika urinaria guna
mengeluarkan urin. Kateter terbuat dari bahat plastik atau karet, metal,silikon dan
woven silk. Pemasangan kateter merupakan salah satu tindakan keperawatan yang
bertujuan untuk membantu pemenuhan kebutuhan eliminasi dan juga sebagai
pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan lab.

Kateter menurut tingkat pemakaiannya


Menurut Hidayat, 2006 pemasangan kateter ada yang bersifat sementara dan
menetap.
Kateter sementara (straight cateter)
Pemasangan kateter sementara dilakukan pada saat dibutuhkannya mengeluarkan
urin dari kandung kemih pasien. Efek samping dari pemakaian kateter sementara ini
yaitu rawan pembengkakan pada uretra dan resiko timbulnya infeksi.
Keuntungannya yaitu menurunkan terjadinya tekanan intravesikal/overdistensi,
kandung kemih dapat secara berkala dikosongkan.
Kateter menetap (foley cateter)
Pemasangan kateter ini digunakan dalam jangka waktu yang lama hingga mencapai
beberapa minggu pemakaian sampai dilakukan pergantian. Pemasangan kateter ini
dilakukan hingga klien mampu memenuhi kebutuhan eliminasinya dengan tuntas
dan spontan. Efek pemakaian kateter menetap jika terlalu lama bisa menimbulkan
infeksi hingga sepsis.

Jenis-jenis kateter
- Kateter plastik pemakaiannya hanya bersifat sementara karena bersifat mudah rusak
dan kurang fleksibel.
- Kateter karet atau latex pemakaiannya bersifat dalam periode waktu kurang dari 3
minggu.
- Kateter teflon atau silikon murni digunakan untuk jangka waktu yang lama.
- Kateter PVC pemakaiannya 4-5 minggu terbuat dari bahan lembut dan tidak panas,
sangat nyaman untuk uretra.
- Kateter logam hanya digunakan sementara biasanya pada saat pengosongan
kandung kemih pada ibu melahirkan.

Tujuan pemasangan kateter


- Untuk mengosongkan kandung kemih dan mengeluarkan urin.
- Untuk mengambil sampel urin.
- Sebagai tindakan alternatif guna memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien dengan
obstruksi saluran kemih.
- Pantau input dan output klien.
- Mengatasi adanya retensi urin.

Indikasi pemasangan kateter


- Pada pasien yang mengalami gangguan eliminasi
- Pasien tidak sadar
- Sebagai alternatif dalam mengetahui balance cairan (input/output)
Alat-alat yang diperlukan
1. Kateter set
2. Urin bag
3. Hand scoon steril
4. Spuit
5. Pinset steril (anatomis dan sirurgis) dan bengkok
6. Perlak dan duk bolong
7. Jelly kateter
8. Aquabides
9. Plester
10. Gunting perban
11. Kapas steril
12. Kapas alkohol
13. Kasa steril

Prosedur pemasangan kateter


1. Salam, perkenalkan diri, menjelaskan TWT (tempat, waktu, topik)
2. Inform consent, cuci tangan
3. Pasang sampiran, menginstruksikan kepada klien untuk melepas pakaian bagian
bawahnya jika klien sadar atau bisa juga membantu pasien melepaskan pakaian
bawah.
4. Bersihkan sekitar kemaluan jika terlihat kotor dengan kapas alkohol, selanjutnya
pasang perlak dan duk bolong
5. Mempersiapkan set kateter, siapkan jeli di kasa (untuk persiapan pengolesan
pada kateter), siapkan spuit yang sudah terisi aquabides, siapkan urin bag.
6. Menginstruksikan kepada klien untuk tarik nafas dalam disaat memasukkan
kateter
7. Pakai hand scoon steril
8. Kateter dimasukkan perlahan-lahan dengan pinset
9. Jika kateter sudah terpasang, masukkan aquabides dengan spuit pada kateter
guna mengunci kateter agar tidak lepas, sambungkan dengan urin bag
10. Lakukan fiksasi dengan plester
11. Evaluasi subjektif dan objektif (respon klien dan pastikan pemasangan kateter
berhasil dengan tanda urin mengalir ke urin bag)
12. Rapihkan pasien kembali dengan kondisi senyaman mungkin
13. Rapihkan alat, RTL serta kontrak selanjutnya

Catatan penting :

Pastikan setelah dilakukan pemasangan kateter cek respon klien dan tingkat
kenyamanan klien, ganti kateter setiap seminggu sekali agar mengurangi terjadinya
infeksi/resiko infeksi. Catat tanggal pemasangan kateter, nama perawat yang
melakukan dan paraf.

Anda mungkin juga menyukai