Anda di halaman 1dari 22

ANAMNESIS

1. Pastikan identitas pasien


a) Nama d) Nama orang tua g) Agama & suku bangsa
b) Umur e) Alamat
c) Jenis kelamin f) Umur, pendidikan, dan pekerjaan orang tua
2. Tanyakan riwayat penyakit sekarang
a) Keluhan utama
b) Riwayat perjalanan penyakit
 Lamanya keluhan berlangsung
 Bagaimana sifat terjadinya gejala : mendadak; perlahan-lahan; terus-menerus;
berupa bangkitan-bangkitan atau serangan; hilang timbul; apakah berhubungan
dengan waktu (pagi, sore, malam)
 Utk keluhan lokal, rinci lokalisasi dan sifatnya: menetap; menjalar; menyebar; sifat
penyebaran; berpindah-pindah
 Berat ringannya keluhan dan perkembangannya: menetap; cenderung bertambah
berat; cenderung berkurang
 Ada hal yang mendahului keluhan
 Keluhan tersebut baru pertama atau keluhan berulang; bila berulang: rinci intensitas;
karakteristik sama atau beda dan interval keluhan
 Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekitar pasien yang derita
keluhan sama
 Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya

Keluhan:

 Demam : apakah timbul mendadak; remiten; intermiten; kontinu


: terjadi di malam hari? Berlangsung bbrpa hari? Apakah turun terus naik
lagi?
: apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun, meracau, mengigau,
mencret, muntah, sesak napas, ada perdarahan
 Batuk : berapa lama batk berlangsung? Sering kambuh?

: Sifat= spasmodik, kering, produktif

: sifat dahak= kekentalan, warna, bau, ada darah?

Contoh batuk pertusis : spasmodik, non produktif, panjang, diselingi whoop


saat inspirasi, sering diakhiri muntah

 Mencret: kronik/akut?
: frekuensi; konsitensi tinja, warna dan bau tinja; ada lendir dan darah?
 Kejang : frekuensi dan lama kejang?
: kejang pertama atau sudah pernah sebelumnya?
: sifat kejang = klonik, tonik, umum, fokal?
: interval antara 2 serangan? Kesadaran waktu dan pasca kejang?
 Muntah : sejak umur berapa mulai berlangsung?

1
: frekuensi? Sifat (proyektil atau didahului nausea)? Berapa banyak? Jenis
dan warna muntahan?

: apakah muntah terjadi setelah anak makan atau minum? Berhubungan


dengan perubahan posisi?
 Edema : sejak kapan? Dimulai dimana? Apakah menjalar? Bagaimana penjalarannya
tergantung waktu atau sepanjang hari?
: perkembangan edema (progresif lambat atau cepat atau menetap)?
 Sesak napas : keluhan berulang? Dengan berapa bantal tidur? Apakah anak
terlihat lebih cepat lelah dari anak sebayanya? Sesak setelah aktivitas?
: pada bayi tanya apakah cepat lelah setelah menyusu?
 Sianosis : apakah berkaitan dengan aktivitas?
: apakah ada penurunan toleransi latihan?
 Ikterus : perlu tahu hari keberapa ikterus muncul disertai dengan pemfis dan pem.
Lab (kadar bilirubin serum)?
 Perdarahan : kapan timbul? Lokalisasi? Sudah pernah sebelumnya? Jumlah?
: apa keluarga ada yang pernah alami hal yang sama?
: ada trauma? Pas gosok gigi berdarah spotan? Masukin sesuatu ke
hidung?
c) Riwayat penyakit yang diderita
d) Riwayat kehamilan ibu
 Keadaan kesehatan ibu selama hamil (ada penyakit dan apa upaya?)
 Kunjungan antenatal dan kepada siapa konsul?
 Obat yang diminum di TM I?
 Selama hamil ada infeksi?
e) Riwayat kelahiran
 TTL? Siapa yang menolong? Cara kelahiran (spontan, dll)? Bila tidak spontan, indikasi
dilakukan tindakan?
 Ada kehamilan ganda? Keadaan segera setelah lahir?
 Morbiditas pada hari pertama setelah lahir?
 Masa kehamilan (cukup bulan, dll)?
 BB dan PB saat lahir?
f) Riwayat makanan
 ASI : eksklusif? Cara pemberian (on demand kah)?
 PASI : Jenis dan merek? Takaran? Frekuensi? Jumlah pemberian utk tiap umur
tertentu?
 Makanan tambahan : sejak umur? Jenis dan jumlah? Jadwal pemberian?
g) Riwayat imunisasi
 Imunisasi dasar maupun booster
h) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
 Riwayat pertumbuhan : BB/U, TB/U, dan BB/TB
 Riwayat perkembangan : balita tanya milestones perkembangan di bidang motorik
kasar, motorik halus, sosial-personal, bahasa-adaptif

2
: pada anak usia sekolah tanya prestasi belajar anak (duduk di kelas berapa); ttg
menars dan telars (pada ana perempuan); umur saat tumbuh rabut pubik; ada
atau tidaknya kelainan tingkah laku dan emosi

i) Riwayat keluarga
 Gambaran sosek dan budaya dan kesehatan keluarga pasien
j) Corak reproduksi ibu
 Umur ibu saat hamil/melahirkan, terutama yang pertama
 Jarak interval kelahiran
 Jumlah kelahiran , termasuk aborsi
k) Data perumahan

3
PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
a) Kesan keadaan pasien
 Terlihat tampak sakit ringan, sedang, berat
 Perhatikan fasies pasien (ekspresi wajah); cth. Fasies kolerika ditandai dengan mata
cekung dan kring serta muka yang layu
 Posisi pasien; datang dengan duduk, naik kursi roda, dll
b) Kesadaran
 Apakah komposmentis, apatik, somnolen, sopor, koma, delirium?
 Nilai status mental dan perilaku (gembira, tenang, kooperatif, ketakutan, agresif,
hiperaktif, gaduh-gelisah, murung, cengeng?)
c) Status gizi/nutrisi
 Inspeksi : proporsi dan posisi tubuh
 Palpasi : periksa keadaan tebal jaringan lemak subkutan dan keadaan otot
 Dilengkapi dengan data antropometrik dan hasil pemeriksaan lab
B. Tanda Vital
a) Nadi : dilakukan pada ke4 ekstremitas
: Laju nadi
Laju (denyut/menit)
Umur Istirahat Istirahat (tidur) Aktif/demam
(bangun)
Baru lahir 100-180 80-160
I minggu – 3 bulan 100 - 220 80 – 220
3 bulan – 2 tahun 80 - 150 70 – 120 Sampai 220
2 tahun – 10 tahun 70 - 110 60 – 90
>10 tahun 55 - 90 50 - 90
: Irama = N teratur ; disritmia ( denyut nadi terasa lebih cepat pada waktu
inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi)
: Kualitas nadi = N cukup
: Ekualitas nadi = N teraba sama di ke4 ekstremitas
b) Tekanan darah
 Catat keadaan pasien saat diukur (duduk, berbaring tenang, tidur)
Usia Sistolik (2SD) mmHg Diastolik (2SD) mmHg
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6 – 12 bulan 90 (30) 60 (10)
1 – 5 tahun 95 (25) 65 (20)
5 – 10 tahun 100 (15) 60 (10)
10 – 15 tahun 115 (17) 60 (10)
c) Pernapasan
 Laju pernapasan (per menit)
Umur Rentang Rata – rata waktu tidur
neonatus 30 – 60 35
1 bulan – 1 tahun 30 – 60 30
1 tahun – 2 tahun 25 – 50 25
3 tahun – 4 tahun 20 – 30 22
5 tahun – 9 tahun 15 – 30 18

4
10 tahun atau lebih 15 – 30 15

 Irama atau keteraturan


 Kedalaman
 Tipe atau pola pernapasan : N bayi abdominal
d) Suhu tubuh
C. Data antropometrik
a) Berat Badan (BB)
Interpretasi :
1. BB/U dipetakan pada kurva BB
 BB < sentil ke 10 : defisit
 BB > sentil ke 90 : kelebihan
2. BB/U dibadingkan dengan acuan standar, dalam persentase
 >120% : gizi lebih
 80 – 120% : gizi baik
 60 – 80% : tanpa edema : gizi buruk
: dengan edema : gizi buruk (kwashiorkor)
 <60% : gizi buruk : tanpa edema (marasmus)

: dengan edema (marasmus-kwashiorkor)

Kehilangan BB (BB saat ini/BB semula) x 100%

 85 – 95% : kehilangan BB ringan (5 – 15%)


 75 – 84% : kehilangan BB sedang (16 – 25%)
 <75% : kehilangan BB berat (>25%)
b) Tinggi Badan (TB)
Interpretasi :
1. TB/U dibandingkan standar baku
 90 – 110% : baik/normal
 70 – 79% : tinggi kurang
 <70% : tinggi sangat kurang
c) BB/TB
- Mencerminkan proporsi tubuh serta dapat membedakan antara wasting dan
stunting
- Indeks ini digunakan pada anak PR hanya sampai TB 138 cm, dan anak LK 145 cm

BB/TB = (BB terukur saat itu)/(BB standar sesuai utk TB terukur) x 100%

Interpretasi :

 >120% : obesitas
 110 – 120% : overweight
 90 – 110% : normal
 70 – 90% : gizi kurang
 <70% : gizi baik
d) Lingkar lengan atas (LILA)

5
 Untuk umur 1-5 tahun
o <12,5 cm : gizi buruk (merah)
o 12,5 – 13,5 cm : gizi kurang (kuning)
o >13,5 cm : gizi baik (hijau)
 Dikaitkan dengan umur sesuai baku standar
o 85 – 100% : gizi baik (N)
o 70 – 85% : gizi kurang
o <70% : gizi buruk
 Bila umur tidak tahu, LILA/TB
o >86% : gizi baik (N)
o 80 – 85% : borderline / KKP I
o 75 – 80% : gizi kurang / KKP II
o <75% : gizi buruk / KKP III
e) Tebal lipatan kulit
Dapat menunjukkan status gizi dan komposis tubuh, serta cadangan energi
f) Lingkaran kepala, lingkaran dada, dan lingkaran perut
o LK : dipengaruhi oleh status gizi sampe anak usia 36 bulan
Interpretasi :
1. LK < sentil ke 5 atau <-2SB = mikrosefali dan mungkin malnutrisi kronik pada
masa intrauterin atau masa bayi
2. LK > sentil ke 95 atau ? +2SB = makrosefali
o LD : diperiksa pada bayi baru lahir sampai kunjungan usia 2 tahun
: pada bayi baru lahir lingkar dada <2cm dari LK
: diukur pake pita pengukur meligkari setinggi puting susu
o LP : dilakukan pada LP terbesar, umunya di umbilikus

6
PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS

Sebelumnya anamnesis dulu :

 Riwayat adanya penyakit keturunan


 Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya
 Riwayat persalinan sekarang

Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang

Pemeriksaan dilakukan 3 kali saat :

1. Saat lahir
a. Penilaian adaptasi neonatus
 Dilakukan saat menit pertama lahir
 Diulangi setelah 5 menit kemudian utk evaluasi apakah resusitasi sudah adekuat
NILAI APGAR
Tanda 0 1 2
Laju jantung - <100 100
Usaha bernapas - Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi Gerakan aktif
sedikit
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
biru/pucat ekstremitas biru kemerahan
Interpretasi :
10 – 7 = beradaptasi baik
6 – 4 = asfiksia ringan – sedang
3 – 0 = asfiksia berat
b. Mencari kelainan kongenital
 Penggunaan obat teratogenik, radiasi, infeksi virus saat TM I?
 Kelainan bawaan keluarga?
 Penyakit ibu = DM, asma bronkial?
a) Cairan amnion
1. Polihidramnion = >2000 ml; pada bayi obstruksi tr. Intestinalis bag. Atas, anesefalus,
dari ibu DM atau eklamsia
2. Oligohidramnion = <500 ml; agenesis renal bilateral atau sindrom Potter; pes
equionavarus pada eks. Bawah
b) Plasenta
 Perkapuran, nekrosis?
 Satu atau dua korion? (kembar identik atau tidak)
c) Tali pusat
 Segar?
 Ada simpul?
 Potongan tali pusat rapi? Ada 1 V dan 2 A?
 Ada mekonium yang nempel?
d) Berat lahir dan masa kehamilan

7
Banyak kelainan kongenital pada bayi prematur (2x) dan bayi KMK (10x)
e) Mulut
 Ada labio-gnato-platoskisis?
 Cek paten esofagus dengan masukin kateter lalu masukin udara dengar dengan
steto di lambung bunyi udara = paten ATAU dengan aspirasi mekonium
f) Anus
 Anus imperforata
g) Kelainan pada garis tengah
 Spina bifida, meningokel
h) Jenis kelamin
 Pembesaran klitoris atau hipo/epispadi?

2. Pemeriksaan lanjutan (saat neonatus dalam keadaan stabil)

A. Pemeriksaan umum

a) Warna kulit

 N= kemerahan
 Sianosis= PJB sianotik atau methemoglobinemia
 Pucat= anemia berat atau asfiksia palida
 Ikterus= kadar bilirubin tinggi dalam serum darah atau pewarnaa oleh
mekonium
 Mongolian spots= wana kebiran di punggung dan bokong

b) Keaktifan

 N posisi = fleksi
 N gerakan tungkai dan lengan = aktif dan simetris

c) Tangisan bayi

d) Wajah neonatus

e) Keadaan gizi

 Lihat BB dan PB sesuaikan dengan masa kehamilan, tebal lap. Subkutan dan kerutan
pada kulit

f) Suhu

 N = 35,5 – 37,5 0C

B. Pemeriksaan secara rinci

a) Kulit

Aterm Preterm
 Ada verniks kaseosa  Lanugo (di punggung bayi)
 Tebal jar. Subkutan 0,25 – 0,5 cm

8
 Milia (40% bayi) di kulit hidung
dan pipi
Perhatikan :

 Ptekie atau ekimosis yang dapat disebabkan oleh sepsis, penyakit perdarahan,
trombositopenia
 Tumor = catat ukuran, bentk, konsistensi serta warna
 Kelainan bawaan dan turgor kulit

b) Kepala

Perhatikan :

 Ubun – ubun kecil dan besar = ukuran dan ketegangannya


 Sutura = datar? Dempet? Menempel?
Kaput suksanadeum Hematoma sefal Perdarahan
subaponeurotik
 Edema pada kulit  Konsistensi lunak  Pecahnya vena
kepala  Berfluktuasi yg
 Tidak berfluktuasi  Batas tegas menghubungkan
 Batas tidak tegas  Tidak dengan sinus –
 Menyeberangi menyebrangi sinus dalam
sutura sutura tengkorak
 Hilang dlm bbrpa  Pada persalina
hari dengan alat
 Ada edema dan
berfluktuasi

c) Wajah

 Kelainan wajah akibat trauma lahir = laserasi, paresis n. Fasialis, patah tulang
zigomatikus

d) Telinga

 Aterm = recoil (bentuk telinga dapat dipertahankan)


 Low set ears = daun telinga letak rendah pada sind. Pierre Robin
 Kalau ada tanda infeksi, cek membran timpani karena otitis media dapat ditemukan
pada hari pertama dengan otoskop

e) Hidung

 Kalau bernapas lewat mulut kemungkinan ada obstruksi jalan napis oleh atresia
koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring
 Pernapasan cuping hidung = gangguan paru

f) Mulut

9
 Ada labio dan gnatoskisis?
 Ada gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari mulut) ?
 Bayi 2 bulan hipersalivasi = mungkin atresia esofagus dengan atau tanpa fistula
trakeo esofagus

g) Leher

 N = terlihat pendek tapi pergerakan baik

h) Dada

 Inspeksi = bentuk dada seperti tong; respirasi N = dinding dada bergerak bersama
dengan dinding perut ;gerakan dinding dada simteris; laju napas N = 40 – 60
kali/menit dengan penghitungan dilakuakn 1 menit penuh karena sering ada
periodic breathing (adanya henti napas < 20 detik dan terjadi secara berkala)
 Palpasi = raba iktus kordis untuk menentukan posisi jantung
 Auskultasi = laju jantung N = 120 – 16- kali/menit dihitung selama 1 menit penuh
pake stetoskop; bunyi napas = bronkovesikular
i) Abdomen
 Hati teraba 2 – 3 cm di bawah arkus kosta dekstra
 Lien sering teraba 1 cm di bawah arkus kosta sinistra (masih ada hematopoiesis
ekstramedular)
 Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di atara garis tengah dan
tepi perut
j) Genitalia eksterna
Aterm Preterm
Perempuan Perempuan
 Labia minora tertutup labia  Labia minora belum tertutupi oleh
mayora labia mayora
Laki – laki Laki – laki
 Uk. Penis = 3-4 cm (pjg) dan 1-1,3  Kriptokismus (testis belum turun)
cm (lebar)  Tidak ada rugae
 Skrotum besar dan banyak rugae
 Testis sudah turun
k) Anus
 Ada atresia ani?
 Mengetahui posisi anus karena terkadang fistula dianggap anus karena letaknya
 Pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama; kalau 48 jam belum keluar
mngkin mekonium plug syndrome, megakolon, obstruksi sal. Penceranaan
l) Tulang belakang dan ekstremitas
 Utk periksa tlg blkg, bayi posisi terlungkup, tangan periksa raba sepanjang tlg
blkg (skolisosis, meningokel, spina bifida)

Perhatikan :

 Gerakan ekstremitas
 Tonus ekstremitas

10
 Posisi kedua kaki dan jari – jari tangan dan kaki
m) Ukuran antropometrik
Neonatus aterm :
 BB = 2500 – 4000 gram
 PB = 45-54 cm
 LK = 33 – 37 cm
 LD = 2 cm lebih kecil dari LK
 Perlu diukur panjang kepala-simfisis dan simfisis kaki untuk menilai proporsi
tubuh bayi agar dapat deteksi akondroplasia

3.Pemeriksaan saat wakt memulangkan

Perhatikan :

 SSP = aktivitas bayi, ketegangan ubun – ubun


 Kulit = adanya ikterus, piodermia
 Jantung = adanya bising yang baru timbul kemudian
 Abdomen = adanya tumor yang tidak terdeteksi sebelumnya
 Tali pusat = adanya infeksi

11
Kulit, Rambut, dan Kelenjar Getah Bening

A. Kulit
a) Warna
1) Sianosis : tampak bila kadar hemoglobin reduksi >5 g/dL
: sianosis sentral : oleh penyakit paru atau jantung
: sianosis tepi : hanya di kapiler (kedinginan, dehidrasi, renjatan)
2) Ikterus : terlihat bila kadar bilirubin > 5mg/dL (neonatus) atau > 2mg/dL (anak)
3) Hemangioma : lesi rata, difus, warna merah muda – biru gelap, bakal tambah jelas
kalau anak nangis; LOKASI paling sering di pangkal hidung, kelopak mata atas, bibir
atas, dan leher
4) Ekzema : pada DA, DK, atau Dermatitis Numularis
5) Pucat : paling baik dinilai di telapak tangan/kaki, kuku, mukosa mulut dan
konjungtiva
6) Purpura : bisa pada infeksi (sepsis, meningokoksemia, endokarditis), peny.
Perdarahan (purpura trombositik idiopatik, purpura trombositopenik
amegakariositik, leukemia), peny. Dengan kecenderungan perdarahan lainnya (DBD)
7) Eritema 10) Vesikula 13) Nodul subkutan
8) Makula 11) Pustula 14) Edema
9) Papula 12) Ulkus 15) Miliaria (radang kulit akibat obs. Sal. keringat)
b) Turgor Kulit
 Diperiksa di kulit abdomen dengan dicubit
 N = kulit kembali tidak lebih dari 2 detik
c) Kelembaban kulit
d) Tekstur kulit
B. Rambut
 Dinilai warna, kelebatan, distribusi, dan karakteristik lain
 Rambut kemaluan umumnya mulai tumbuh pada umur 8 – 12 tahun
 Diikuti rambut ketiak 6 bulan berikutnya
 Kumis dan janggut (pada LK) diikuti 6 bulan setelah rambut ketiak
C. KGB
 Periksa di daerah oksipital, retroaurikular (masih normal kalau keraba 3 mm) servikal
anterior, inguinal (ga boleh lebih dari 1 cm utk anak di bawah 12 tahun)
 Rinci : ukuran, bentu, mobilitas, tanda-tanda radang

12
KEPALA DAN LEHER

A. Kepala
a) Bentuk dan ukuran kepala
 Diperiksa rutin hingga anak umru 2 tahun
 Makrosefali : hidrocephalus : komunikans : produksi cairan berlebih
: non komunikans : sumbatan sistem ventrikel
 Mikrosefali
b) Kontrol kepala
c) Kraniotabes
 Perlunakan tabula eksterna tlg tengkorak
 Diperiksa dgn menekan tengkorak di belakang dan di atas telinga
 Positif : teraba seperti tekan bola pingpong
d) Rambut dan kulit kepala
 Warna, kekebalan dan distribusi pertumbuhan rambut
e) Ubun – ubun
f) Wajah
B. Mata
a) Visus e) Konjungtiva i) Lensa
b) Palpebra f) sklera j) eksoftalmus & endoftalmus
c) Alis dan bulu mata g) Kornea k) Strabismus
d) Gl. Lakrimal dan nasolakrimal h) Pupil l) Nistagmus
C. Telinga
a) Daun telinga dan liang telinga
 Daun telinga : bentuk, besar, posisi nya normal?
 Liang telinga : bersihin ddulu serumen, liat pake otoskop
b) Membran timpani : N sedikit cekung dan mengkilat ; liat ada perforasi ga?
c) Mastoid : pada OE perhatikan tanda pembengakakan dan nyeri di blkg telinga
d) Ketajaman pendengaran : hanya dinilai secara kasar (bereaksi pada suara)
D. Hidung
 Perhatikan bentuk hidung, deviasi (jarang), mukosa hidung
E. Mulut
 Trismus : sukar membuka mulut cth. Tetanus
 Halitosis : bau mulut tidak sedap (dpt disebabkan oleh banyak hal : higiene, benda
asing, dll)
a) Bibir : perhatikan ada fisura? Liat mukosa bibir
b) Mukosa pipi
c) Gusi (gingiva)
 Perhatikan warna, adanya edema, tanda2 radang gusi
d) Palatum : perhatikan asimetri arkus palatum
e) Lidah
F. Gigi geligi
 Gigi susu mulai tumbuh usia 5 bulan atau bisa juga umur 1 tahun
 Pada usia 3 tahun, ke 20 gigi susu sudah harus tumbuh
 Gigi tetap

13
 Kelainan gigi : Karies dentis yang diakibatkan oleh disintegrasi substansi gigi
dengan infeksi bakteri
G. Faring
 Perhatikan di post faring : hiperemia, edema, membran, eksudat, abses, PND?
 Perhatikan tonsil : besarnya (T0, T1, T2, t3), ada kripti, detritus, hiperemia, ulserasi,
membran, bercak perdarahan?
H. Laring
 Perhatikan ada stridor? (suara napas inspirasi yag keras, kasar, bernada sedang,
berhubungan dengan obstruksi di daerah laring atau trakea
I. Leher
 Perhatikan vena di leher; pulsasi vena yang tampak saat anak duduk atau berdiri =
abnormal
 Tortikolis
 Kaku kuduk
 Massa di leher : paling sering pembesaran KGB di servikal; oleh sebab itu cek apakah
kelenjar tiroid membesar? Perhatikan ukuran, bentuk, posisi, konsistensi,
permukaan, mobilitas tiroid, ada nyeri?

14
DADA

Inspeksi dinding dada

 Bentuk dan besar dada


 Simetri (statis dan dinamis)
 Gerakan dada pada pernapasan
 Apakah ada deformitas, penonjolan, pembengkakan, kelainan lokal lain
 Perhatikan pula adanya jaringan parut dan sifat serta pola pembuluh darah subkutan

A. Payudara
 Pada bayi aterm, jaringan payudara teraba 5 – 6 mm
 Setelah mur 2 – 4 hari dapat terlihat pembesaran kel. Payudara dan berangsur
menghilang dalam bbrpa minggu
 Telarche pada anak PR : rata2 terjadi pada umur 10 tahun (8-14 tahun)
B. Paru
Palpasi :
 Dilakukan dengan cara meletakkan telapak tangan serta jari2 pada seluruh dinding
dada dan punggung
 Simetri toraks? Setiap benjolan, bagian nyeri dan pembesaran KGB di aksila, fosa sup
dan infraklavikularis
 Fremitus : dengan suruh anak ngomong sevn seven
: N = teraba getaran yang sama pada kedua telapak tangan di kedua sisi
dada dan punggung
: meningkat bila ada konsolidasi (cth. Pneumonia)
: menurun bila ada obstruksi jalan napas, efusi pleura, atau tumor
 Krepitasi subkutis : ada udara di bawah kulit
: perhatikan luasnya krepitasi dan apakah daerahnya meluas,
menetap, berkurang?

Perkusi :

 Dilakukan dari supraklavikula ke bawah (selang 1 iga), dibandingkan kiri dan kanan
 Bunyi N = sonor
 Bunyi abnormal : hipersonor/ timpani : bila ada udara dalam paru atau pleura
bertambah (cth. Emfisema, pneumotoraks)
: redup/pekak : ada konsolidasi jar. Paura dan cairan dalam rongga
pleura (cth. Tumor)

Auskultasi :

Suara napas dasar :

a) Vesikular c) amforik e) metamorphosing


b) Bronkial d) cog-wheel

Suara napas tambahan :

15
a) Ronki basah (rales) : suara napas tambahan berupa vibrasi yang terputus – putus akibat
getara karena cairan dalam jalan napas dilalui oleh udara
- Ronki basah halus (duktus alveols, bronkiolus, bronkus halus)
- Ronki basah sedang (bronkus kecil dan sedang)
o Ronki basah nyaring : terdapat infiltrat atau konsolidasi (padat)
o Ronki basah tidak nyaring : suara lewat media normal (tidak ada infiltrat)
- Ronki basah kasar (dari bronkus di luar jar. Paru)
b) Ronki kering : suara kontinu yang terjadi karena udara lewat sal. Napas yang menyempit,
bisa karena f. Intraluminar (spasme bronkus, edema) atau f. Ekstraluminar (tumor)
c) Wheezing (mengi) : jenis ronki kering yang terdengar lebh musikal
: pada fase eks. : obs. Jalan napas bag. Atas (edema laring, benda asing)
: pada fase ins. : obs. Jalan napas bag. Bawah (asma, bronkiolitis)
d) Krepitasi : suara membukanya alveoli (pada penumonia lobaris)

C. Jantung
Inspeksi dan palpasi :
a) Denyut apeks dan aktivitas ventrikel
Iktus kordis : pada bayi dan anak kecil : garis mid klavikula atau sdkt lateral disela iga ke4
: pada anak 3 tahun : medial dari garis midklavikula kiri di sela iga ke5

Auskultasi :

o Mitral di apeks
o Trikuspid di parasternal kiri bawah
o Pulmonal di sela iga ke2 tepi kiri sternum
o Aorta di sela iga ke2 tepi kanan sternum
Dianjurkan untuk memeriksa seluruh dinding dada, tidak hanya 4 itu

16
ABDOMEN

A. Inspeksi
a) Ukuran dan bentuk perut c) gerakan dinding perut
b) Dinding perut
B. Auskultasi
N = suara peristaltik terdengar sebagai suara yang intensitasnya rendah dan terdengar tiap
10 – 30 detik
C. Perkusi
o Dilakukan dengan cara dari umbilkus ke bawah dan lateral secara sistematis
o N = terdengar bunyi timpani

Pemeriksaan menentukan asites :

a) Posisi anak terlentang, perkusi dari umbilkus ke lateral untuk melihat batas garis
konkaf
b) Shifting dullness : dari umbilikus ke lateral untuk cari daerah redup; akan berubah
bunyinya di daerah redup bila anak dimiringkan posisinya
c) Fluid wave : satu tangan pasien diletakkan di salah satu sisi, tangan satu lagi perkusi
dengan garis tengah perut pasien dibatasi dengan tangan orang lain, di tangan
pertama akan terasa getaran gelombang
d) Knee ches position : menentukan daerah yang redup pada bag. Terendah perut anak
pada posisi anak tengkurap dan menungging
D. Palpasi organ intraabdominal
a) Hati
 Ukuran hati, konsitensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
b) Limpa
 Besarnya limpa diukur menurut cara Schuffner
 Limpa yang membesar sampai umbilikus (Schuffner IV), lipat paha (Schuffner
VIII)
c) Ginjal
 Dengan ballotement
 N = tidak teraba
d) Vesica urinaria
e) Massa intraabdominal
 Ukuran, konsistensi, tepi, permukaan, pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas
serta hubungannya dengan alat sekitarnya
f) Anus dan rektum
 Dilakukan pada pasien sakit perut yang mengarah ke gawat perut (abdomen
akut)

Pemeriksaan colok dubur, yang diperhatikan :

 Ada tidaknya anus


 Tonus sfingter
 Ada atau tidaknya bagian yang menyempit/melebar

17
 Ada atau tidaknya fistula
 Terdapatnya nyeri
 Ada atau tidaknya feses dalam rektum
 Massa tumor
 Prostat
 Uterus dan ovarium
g) Genitalia perempuan
 Perkembangan genitalia eksterna
 Tanda seks sekunder : rambut pubik N timbul umur 12±1,1 tahun
 Sekret yang keluar dari lobang genital
h) Genitalia laki-laki
Penis
 Ukuran dan bentuk penis
 Muara uretra, adakah ulserasi di muara uretra?

Skrotum dan testis

 Evaluasi turunnya testis, biasanya kalau belum turun, bisa turun spontan atau
didorong di kanalis inguinalis (tipe retraktil)
 Pertumbuhan testis yang cepat pada umur 9 – 14 tahun yang disertai dengan
penipisan skrotum dan perubahan warnyanya jadi kemerahan
 Tanda seks sekunder : rambut pubik N muncul usia 13,5±1,2 tahun
 KGB inguinal : ukuran , nyeri tekan, mudah digerakkan atau tidak

18
ANGGOTA GERAK DAN TULANG BELAKANG

A. Anggota gerak
 Nilai pula keadaan tulang, otot, dan sendi – sendi
 Panjang dan bentuk ekstremitas
 Clubbing fingers
 Nyeri tekan
 Gangren atau nekrosis jaringan
 Pembengkakan lokal, deformitas, dan bentuk tulang
 Kelainan posisi kaki (cth. Club foot)
 Sikap badan, cara bejalan, keseimbangan tubuh
 Pada otot : perkembangan, tonus, rasa nyeri, spasme dan paralisis
 Sendi : kemerahan, bengkak, panas pada perabaan, nyeri tekan dan nyeri pada
gerakan, serta keterbatasan gerakan sendi, dislokasi
B. Tulang belakang
 Postur : lordosis, kifosis, skoliosis
 Gerakan tulang belakang (cth. Kekakuan)
 Nyeri tekan
 Massa di daerah tulang belakang : periksa palpasi dan transluminasi
Cth. Meningokel apakah ada hubungan dengan SSP? Dibedakan dengan palpasi
- Ada tanda peningkatan TIK (cth. Ubun2 besar menonjol = ada hubungan)

19
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Tanda dan gejala neurologis :

 Kejang : jenis (klonik, tonik)


: bagian tubuh yang kena (fokal, umum)
: lamanya kejang berlangsung
: frekuensinya
: interval antara serangan
: keadaan saat dan post kejang
: disertai demam atau tidak
: pakah pernah kejang sebelumnya
 Tremor
 Twitching : gerakan spasmodik yang berlangsung singkat
 Korea : gerakan involunter kasar, tanpa tujuan, cepat dan tersentak-sentak, tidak teratur,
tidak terkoordinasi, dan berhubungan dengan tonus otot yang tinggi
 Paresis dan paralisis

A. Refleks superfisial
a) Refleks dinding abdomen
b) Refleks kremaster
B. Refleks tendon dalam
 Akan meninggi pada lesi upper motor neuron
 Diperiksa pada tendon biseps, triseps, patela dan achilles
C. Refleks patologis
a) Refleks babinski c) Refleks hoffmann e) Klonus patela
b) Refleks oppenheim d) Klonus pergelangan kaki
D. Tanda rangsang meningeal
a) Kaku kuduk
b) Brudzinski I (neck sign)
c) Brudzinski II (contralateral leg sign)
E. Tanda tetani (Tanda Chvovsteck)
 Diperiksa dengan melakuka ketukan di depan telinga, daerah keluarnya N. VII,
dengan jari atau pengetuk refleks
 (+) = ada kontraksi sebaagian atau seluruh otot yang dipersarafi oleh N. Fasialis
ipsilateral
F. Uji kekuatan dan tonus otot
 Interpretasi = antara angka 5 sampai 0
G. Uji sensibilitas
a) Uji sentuhan c) Uji perasaan vibrasi e) Uji koordinasi
b) Uji rasa nyeri d) Uji posisi

20
Pemeriksaan saraf otak

a) N. Olfaktorius (N.I)
 Uji sensasi bau
b) N. Optikus (N.II)
 Uji ketajaman penglihatan
 Pemeriksaan funduskopi
c) N. Okulomotorius, troklearis, abdusen (N. III, IV, VI)
 Uji gerakan bola mata
 Uji akomodasi
 Uji diplopia
d) N. Trigeminus (N. V)
 Uji perasaan (sensasi)
e) N. Fasialis (N. VII)
 Uji pengecap
 Menggerakan wajah (tersenyum, bersiul, dll)
f) N. Akustikus (N.VIII)
 Uji ketajaman pendegaran
g) N. Glossofaringeus (N.IX)
 Untuk menilai kelainan yang timbul: hilangnya refleks muntah
: disfagia ringan
: hilang sensasi pengecap
: deviasi uvula ke sisi yang sehat
: hilang sensasi pada faring, tonsil, tenggorok bag. Atas dan lidah bag.
Belakang
: hilangnya konstriksi ddg post faring ketika mengeluarkan suara “ah”
: hipersalivasi
h) N. Vagus (N. X)
i) N. Aksesorius (N. XI)
 Uji kemampuan utk angkat bahu dan memutar kepala melawan tahanan
j) N. Hipoglosus (N. XII)
 Uji menilai kekuatan lidah

Pemeriksaan neurologis pada neonatus

a. Pemeriksaan refleks neontal primer


a) Refleks moro d) Refleks plantar grasp
b) Refleks tonic neck e) Refleks palmar grasp
c) Refleks withdrawal
b. Pemeriksaan motor
a) Tonus fasik b) Tonus postural
c. Pemeriksaan oftalmoskop g. Pemeriksaan saraf otak
d. Pemeriksaan sensibilitas h. Pemeriksaan kepala (cth. Ubun2)
e. Pemeriksaan lingkar kepala
f. Pemeriksaan transluminasi kepala

21
PUBERTAS

Perubahan fisik pada masa pubertas laki – laki :

a) Pertumbuhan testis
 Rata – rata dimulai pada umur 11,5 tahun (9,5 – 13,5 tahun)
 Pengukuran testis dengan orkidometer Prader
b) Pacu tumbuh
 Rata – rata mulai sekitar 13 tahun (10 – 16 tahun)
 Berakhir sekitar 16 tahun (13,5 – 17,5 tahun)
c) Pertumbuhan penis, rambut pubi, rambut ketiak, dan janggut

Perubahan fisik pada masa pubertas perempuan :

a) Pacu tumbuh
 Didahului tanda seks sekunder
 Dimulai sekitar umur 9,5 tahun dan berakhir sekitar 15 tahun
b) Pertumbuhan payudara
c) Rambut pubik dan rambut ketiak
 Mulai sekitar umur 11 tahun
d) Genitalia eksterna
e) Haid
 Tahap akhir pubertas

Untuk menilai sejauh mana seorang anak aatau remaja sudah tumbuh, maka perlu diperhitungkan :

a) Tahap perkembangan seksual


b) Tinggi badan saat itu
c) Usia tulang

Penyimpangan proses pubertas :

a) Pubertas prekoks
 Pria : satu atau lebih gejala mulai sebelum umur 9 tahun
 Wanita : sebelum umur 8 tahun
 Dapat bersifat :
o Lengkap (komplet) : jika tanda pubertas tumbuh lengkap
o Inkomplet : hanya sebagian
b) Pubertas terlambat
 Belum mulai pada umur 14 tahun (LK) dan 13 tahun (PR)

22

Anda mungkin juga menyukai