Anda di halaman 1dari 55

URAIAN PENDEKATAN,

METODELOGI DAN PROGRAM


KERJA

5. URAIAN
PENDEKATAN, METODELOGI
DAN PROGRAM KERJA
5.1URAIAN PENDEKATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1.1. Latar Belakang
Kerangka Acuan yang diberikan kepada Konsultan telah disiapkan
dengan baik dan Konsultan sudah memahami sepenuhnya maksud dan tujuan,
ruang lingkup, serta hasil akhir dari pekerjaan. Untuk pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jalan Kendal, Kelurahan
Rorotan, Cilincing Jakarta Utara adanya pengawasan yang independen agar
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan sehingga hasilnya dapat berfungsi dengan baik.
Lokasi pembangunan RTH Taman yang merupakan sarana dan
prasarana yang diharapkan dapat mengendalikan dampak negative dari polusi
dan mencipatkan ruang publik ini berada di Jalan Kendal, Kelurahan Rorotan,
Cilincing Jakarta Utara. Berkaitan dengan hal itu, dipandang perlu adanya
pengawasan yang diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu Konsultan Pengawas,
dengan tugas utama melakukan pengawasan terhadap seluruh pekerjaan
teknis yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

5.1.2. Dasar Hukum


5.1.2.1. Peraturan (Dasar Hukum) yang digunakan
Dasar Hukum yang dipakai dan perlu dipahami adalah :
1. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2009 tentang Perubahan
Peneyelenggaraan Jasa Konstruksi beserta Perubahannya;
3. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta seluruh perubahannya terakhir
4. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
1
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

5. Peraturan Gubernur No. 142 tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Nomor 153
Tahun 2017 Tanggal 15 Desember 2017 Tentang Penetapan Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),
Pengelola Anggaran dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK),
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran di Lingkungan
Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2018
7. Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Nomor 156
Tahun 2017 tanggal 18 Desember 2017 Tentang Penetapan Pejabat
Pembuat Komitmen di Lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta
Tahun Anggaran 2018
8. Peraturan Iainnya yang dianggap perlu dan menunjang pelaksanaan
kegiatan ini.

5.1.3. Pendekatan Teknis


Untuk mencapai kerja yang maksimal dan dapat tercapai kondisi kerja yang
baik, maka diperlukan koordinasi yang baik antara konsultan pengawas
dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan itu, serta
hubungan antara konsultan dengan instansi lainnya yang membantu
Pengguna Jasa.
Konsultan sebagai pihak pengawas dan kontraktor sebagai pihak pelaksana,
masing-masing merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam penentuan
lancar tidaknya pelaksanaan pekerjaan. Konsultan harus dapat bekerja sama
sepenuhnya dengan lembaga pemerintah yang lain.
Tugas-tugas yang akan didelegasikan oleh Pemberi Kerja/Pengguna Jasa
adalah berupa tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah pengawasan
konstruksi, khususnya yang terkait dengan teknis dan kontrak.
Agar diperoleh hasil pengawasan pekerjaan yang maksimal dalam pekerjaan
ini, Team Pengawas akan melaksanakan sistem pengawasan dan pembagian
kerja yang sistematis dan terencana sebagaimana prinsip-prinsip dalam
Pengawasan Konstruksi. Untuk itu pemilihan personil yang berpengalaman
2
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

dan pengelompokan personil dalam team merupakan hal yang tak dapat
dipisahkan untuk mencapai sasaran diatas.
Pemahaman atas lingkup pengawasan yang akan dilaksanakan sangat mutlak
diperlukan, khususnya sifat jenis pekerjaan dalam kategori Task Concept
ataupun Assistance Concept.
Kategori Task Concept akan menuntut peranan dan tanggung jawab Konsultan
yang lebih mendalam dan berwenang penuh untuk penanganan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan mencakup diantaranya pekerjaan perencanaan dan
review design (jika diperlukan) berikut penyiapan gambar design dan
estimasi biaya konstruksinya serta terhadap pengawasan pekerjaan agar hasil
akhir mutu pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan. Disamping itu pada
akhir pekerjaan memeriksa dan menyiapkan hasil as built drawing yang
dibuat oleh Kontraktor.
Sedangkan kategori Assistance Concept, Konsultan cenderung akan lebih
banyak membantu Pihak Pemberi Kerja/Pengguna Jasa untuk pekerjaan
pengawasan/supervisi dalam usaha menyelesaikan pekerjaan kontruksi
sesuai dengan standar teknis yang diinginkan sesuai dengan dokumen yang
telah disiapkan oleh Pihak Pengguna Jasa.
Sebagai tugas utama dalam pelaksanaan Pengawasan/Supervisi adalah
mencapai sasaran yang diinginkan, yaitu :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
serta laju pencapaian volume.
2. Mengawasi pekerjaan serta produknya, ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi.
3. Mengisi Buku Harian Lapangan (BHL) yang harus selalu berada di
lapangan, secara lengkap tentang kemajuan pekerjaan konstruksi aetiap
hari.
4. Mengevaluasi dan membuat rekomendasi teknis terhadap
perubahanperubahan pekerjaan sepanjang masih tercantum dalam surat
perjanjian/ Kontrak. Terhadap perubahan tersebut dibuat gambar
perubahan (Shop Drawing).

3
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

5. Pengendalian Biaya Pekerjaan, dimana konsultan supervisi turut


mengendalikan sehingga biaya pekerjaan sesuai dengan kuantitas dan
kualitas bangunan yang dibuat dan secara keseluruhan tidak melampaui
dana yang telah disediakan.
6. Melaporkan kemajuan, Perkembangan, Penyimpanan dan hal-hal penting
lainnya kepada Pejabat Pengendali Teknis Kegiatan.
7. Ketepatan Cara Pelaksanaan, dilakukan dengan cara yang tepat.
8. Terjaminnya Keselamatan Kerja, dapat terjaga dengan baik.
9. Hasil Akhir Pelaksanaan, diselesaikan dengan rapi.
10. Diterima Lingkungan, tidak mengganggu lingkungan.
11. Pelaporan, laporan diserahkan tepat waktu dan dibuat dengan aturan yang
benar, teliti dan memuat semua catatan kemajuan serta hal -hal lain yang
berkaitan dengan kegiatan.
Disamping tugas utama tersebut, konsultan pengawas juga akan
melaksanakan kegiatan pelatihan, baik di ruangan maupun on the job training
langsung dilapangan kepada staff Pengguna Jasa, checking gambar konstruksi
yang dibuat kontraktor, evaluasi BOQ dan estimasi biaya konstruksi,
monitoringnkemajuan pekerjaan dan pembayaran, checking as built drawing,
dokumentasi dan pengarsipan administrasi pelaksanaan konstruksi dan lain-
lain. Bagan alir (flow chart) tentang tugas dan tanggung jawab Konsultan
dalam pelaksanaan Pekerjaan secara umum disajikan pada Gambar 5.1 dan
Gambar 5.2

4
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Gambar 5.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Konstruksi

5
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Gambar 5.2. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Konstruksi (Lanjutan)

6
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

5.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.2.1. Umum
1. Pengertian
a. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
b. Ruang Terbuka Hijau Publik
RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum.
c. Taman Kota
Lahan terbuka yang berfungsi social dan estetik sebagai sarana kegiatan
rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota.
d. Taman Lingkungan
Lahan terbuka yang berfungsi social dan estetik sebagai sarana kegiatan
rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan.

2. Fungsi RTH
RTH memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi utama yaitu fungsi ekologis;
Memberi jaminan oengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi
udara;pengatur iklim mikro agara sistem sirkulasi udara da air secara
alami dapat berlangsung lancar; sebagai peneduh; produsen oksigen;
penyerap air ujan; penyedia habitat satwa; penyerap polutan media udara,
air dan tanah, serta penahan angina.
b. Fungsi tambahan
Didalam bidang social budaya yaitu dapat menggambarkan ekspresi
budaya loka, media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, wadah dan
objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.
Sedangkan didalam bidang ekonomi yaitu dapat sebagai sumber produk
yang bias dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayor.

Selanjutnya, untuk mengetahui jenis-jenis RTH yang ada sesuai dengan


tipologi RTH sebagaimana tersedia pada gambar dibawah ini

7
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar
alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional serta RTH non alami atau
binaan seperti taman, lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-jalur hijau
jalan.

3. Penyediaan RTH
1. RTH pada Kawasan Lingkungan/Permukiman
a. RTH Taman Rukun Tetangga
Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan
2
sosial di lingkungan RT tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m per
2
penduduk RT, dengan luas minimal 250 m . Lokasi taman berada pada radius
kurang dari 300 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayani. Luas area yang
ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman.

8
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat
minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

b. RTH Taman Rukun Warga


RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman yang
ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja,
kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di
2
lingkungan RW tersebut. Luas taman ini minimal 0,5 m per penduduk RW,
2
dengan luas minimal 1.250 m . Lokasi taman berada pada radius kurang dari
1000 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya. Luas area yang
ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman,
sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan
berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman
sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari
jenis pohon kecil atau sedang.

c. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk
2
melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m per
2
penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m . Lokasi taman
berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan. Luas area yang ditanami
tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari luas taman, sisanya
dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai
aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai
keperluan, juga terdapat minimal 25 (duapuluhlima) pohon pelindung dari
jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50
(limapuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis
taman pasif.

d. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk
2
melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m per

9
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

2
penduduk kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m . Lokasi taman
berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan. Luas area yang ditanami
tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari luas taman, sisanya
dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai
aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai
keperluan, juga terdapat minimal 50 (limapuluh) pohon pelindung dari jenis
pohon kecil atau sedang untuk taman aktif dan minimal 100 (seratus) pohon
tahunan dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

2. RTH pada Kota/Perkotaan


a. RTH Taman Kota

RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu
kota atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk
2
dengan standar minimal 0,3 m per penduduk kota, dengan luas taman minimal
2
144.000 m . Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang
dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan
minimal RTH 80% - 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis
vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara
berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau
sebagai pembatas antar kegiatan.

b. Hutan Kota

Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah sebagai peyangga lingkungan kota yang
berfungsi untuk:

a. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;


b. Meresapkan air;
c. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dan
d. Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.

Hutan kota dapat berbentuk:

10
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

a. Bergerombol atau menumpuk: hutan kota dengan komunitas vegetasi terkonsentrasi


pada satu areal, dengan jumlah vegetasi minimal 100 pohon dengan jarak tanam
rapat tidak beraturan;
b. Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola bentuk tertentu, dengan luas
minimal 2500 m. Komunitas vegetasi tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam
bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil;
c. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) seluas 90% - 100% dari luas hutan
kota;
d. Berbentuk jalur: hutan kota pada lahan-lahan berbentuk jalur mengikuti bentukan
sungai, jalan, pantai, saluran dan lain sebagainya. Lebar minimal hutan kota
berbentuk jalur adalah 30 m.

Struktur hutan kota dapat terdiri dari:

a. Hutan kota berstrata dua, yaitu hanya memiliki komunitas tumbuh- tumbuhan
pepohonan dan rumput;
b. Hutan kota berstrata banyak, yaitu memiliki komunitas tumbuh- tumbuhan selain
terdiri dari pepohonan dan rumput, juga terdapat semak dan penutup tanah dengan
jarak tanam tidak beraturan.

Berikut beberapa contoh RTH Taman pada berbagai tingkatan.


1. RTH Taman Rukun Tetangga (RT)

11
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

2. RTH Taman Rukun Warga (RW)

12
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

3. RTH Taman Kelurahan

13
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

4. RTH Taman Kecamatan

5.2.2. Metode Pengawasan


Di dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan ada berbagai macam aktivitas
yang dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tersebut.
14
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Masing-masing tahapan secara garis besar dari kegiatan tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.6 : Tahapan Umum Kegiatan. Tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Studi.
2. Tahap Perencanaan.
3. Tahap Pelaksanaan.
4. Tahap Operasi dan Pemeliharaan.

Metode pelaksanaan kegiatan pengawasan yang yang digunakan


dijabarkan dalam Gambar 5.7. : Metodologi Pelaksanaan Pengawasan.
Metode kegiatan tersebut dibagi menjadi empat tahapan, adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan.
2. Tahap Koordinasi.
3. Tahap Pengendalian/ Pengawasan Lapangan.
4. Tahap Penyerahan Hasil.

15
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Gambar 5.6. : Tahapan Umum Kegiatan


16
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Gambar 5.7. : Bagan Alir Metodologi Pelaksanaan Pengawasan


5.2.2.1. Tahap Persiapan
17
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Pekerjaan persiapan merupakan tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan


yang akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi. Pekerjaan ini lebih bersifat
intern Konsultan dan dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang sekiranya akan dapat mendukung kelancaran pekerjaan. Pekerjaan
persiapan ini diantaranya adalah :
1) Persiapan Administrasi,
Persiapan administrasi lebih banyak berkaitan dengan penyelesaian
administrasi dengan pemberi tugas, perijinan yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain. Pekerjaan administrasi yang
dipersiapkan adalah:
Menyusun Program Kerja.
Memeriksa dan menyetujui Time Schedule/ Bar Chart/ S-
Curve/Network Planing yang diajukan oleh Kontraktor.
Evaluasi Studi terdahulu.
Peninjauan Kondisi Lapangan
Persiapan peralatan dan peminjaman/sewa (bila ada).
Penjadwalan personil dan koordinasi pelaksanaan.
2) Persiapan Teknis,
Persiapan teknis merupakan persiapan yang harus dilakukan sebelum
kegiatan pengumpulan data (primer dan sekunder) dilaksanakan, lebih
banyak berkaitan dengan hal mobilisasi personil. Persiapan teknis
meliputi:
A. Mobilisasi Personil
Jumlah dan kualifikasi personil yang diperlukan
berdasarkan pengalaman dan pendidikan.
Kemampuan fisik personil terutama untuk personil pada
pelaksanaan survei lapangan.
Penyusunan deskripsi tugas dan tanggung jawab personil.
B. Mobilisasi Bahan dan Peralatan
Persiapan peralatan yang akan digunakan
Persiapan bahan dan data yang akan digunakan
5.2.2.2. Tahap Koordinasi
Konsultan dalam hal ini Kantor Pusat akan selalu melakukan koordinasi
dengan Team Pelaksana, khususnya dengan Team Leader dan personil
tenaga ahli yang telah ditunjuk agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik.

18
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Kerangka kerja dan urutan pekerjaan dibahas bersama, sehingga


diharapkan semua tenaga ahli dapat mengerti dan memahami tugasnya
masing masing. Koordinasi pekerjaan ini akan dilakukan juga dengan
pihak Pengguna Jasa dan jajaran terkait lainnya agar rencana
pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan serta selesai sesuai
dengan jadwal waktu yang disediakan.
1) Tujuan
Pada Gambar 5.9 terlihat sistem koordinasi yang merupakan tahapan
mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa
Pemborongan, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta pihak-
pihak lain yang dianggap berkaitan untuk bersama-sama melakukan
koordinasi sehubungan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan.
A. Hubungan Kerja dan Koordinasi dengan Pemberi Kerja
Team Supervisi/Pengawas akan berada dan berkantor di dekat
lokasi pekerjaan sebagai upaya untuk dapat memonitor secara
langsung pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan standard mutu
dan persyaratan/spesifikasi teknis yang ada. Team
supervisi/Pengawas akan membuat laporan kemajuan yang akan
disampaikan kepada Pemberi Kerja/Pengguna Jasa yang
mencakup aktivitas konsultan sendiri maupun aktivitas Kontraktor
sebagai Pelaksana fisik. Pekerjaan-pekerjaan ini mencakup hal-hal
seperti review desain, Contract Change Order, Menganalisa klaim
Kontraktor, memeriksa pengajuan Sertifikasi Pembayaran Bulanan
(Monthly Certificate) lengkap dengan back up datanya, serta
penyiapan Professional Hand Over (PHO) dan Final Hand Over
(FHO).
Disamping itu Konsultan Supervisi/Pengawas akan membantu
Pemberi Kerja/Pengguna Jasa dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat yang mungkin timbul dengan Kontraktor dan

19
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

memberikan pendapat yang diminta atau tidak berdasarkan


pertimbangan dan analisa obyektif terhadap semua tuntutan yang
mungkin diajukan oleh Kontraktor.
B. Hubungan Kerja dan Koordinasi dengan Kontraktor
Hubungan koordinasi dengan kontraktor dilakukan melalui
Pemberi Kerja atau Direksi yang ditunjuk. Dalam hubungan ini
konsultan adalah berupa “Tugas Pembantuan”, yang berarti
Konsultan bertugas membantu Direksi untuk melakukan
pengawasan terhadap Kontraktor dan memberikan saran-saran
kepada Pengguna Jasa/Direksi mengenai masalah-masalah yang
berkaitan dan timbul dengan di dalam pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu konsultan akan membantu Pengguna Jasa/Direksi
perihal instruksi dan saran-saran kepada Kontraktor mengenai
metode kerja, organisasi pelaksanaan, pemilihan dan penempatan
staf/tenaga, pemilihan dan penempatan peralatan kerja yang
digunakan dan membantu monitoring pelaksanaan kerja,
pemilihan bahan/material konstruksi, dll. Selain itu terhadap
masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul di dalam
pelaksanaan pekerjaan, akan didiskusikan secara bersama-sama
antara konsultan, kontraktor, dan direksi lapangan. Konsultan
akan memberikan saran, alternatif pemecahan masalah serta
rekomendasi di dalam upaya untuk pengambilan keputusan,
dimana keputusan ini nantinya harus disetujui oleh Pemberi
Kerja/Direksi sebelum dilaksanakan di lapangan.
Periodik meeting, sedikitnya sekali dalam seminggu diadakan
bersama- sama dengan Pengguna Jasa/Direksi dan bilamana
perlu dengan Kontraktor untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja
minggu sebelumnya, serta membuat program kerja minggu
berikutnya.
2) Ruang Lingkup
A. Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
20
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang


terkait, yaitu Penyedia Jasa Pemborongan, Pengguna Jasa,
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana perlu mengadakan
pertemuan guna mencari solusi dari setiap permasalah yang
ditemui di lapangan baik menyangkut bahan, metode kerja maupun
volume pekerjaan. Hasil keputusan dari pertemuan ini yang akan
diterapkan di lapangan guna mengatasi masalah-masalah
tersebut. Pertemuan-pertemuan atau koordinasi ini akan kontinu
dilakukan selama masa pelaksanaan konstruksi.
B. Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol
Dalam setiap awal pelaksanaan konstruksi suatu bangunan,
Konsultan Pengawas akan memberikan petunjuk secara tertulis
kepada Penyedia Jasa Pemborongan mengenai lokasi dan elevasi
titik kontrol tetap dan titik referensi berupa patok beton untuk
keperluan survey dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan.
3) Output
A. Notulen rapat koordinasi;
B. Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (addendum).

PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN (PPK)

TIM TEKNIS KONSULTAN


PENGAWAS

Gambar 5.8. : Bagan Alir Koordinasi Pengawasan


KONTRAKTO
5.2.2.3. Tahap Pengendalian
1) Pengendalian Mutu Pelaksanaan
A. Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan
spesifikasi teknis, gambar kerja dan kesepakatan yang telah
disetujui oleh semua pihak.
B. Ruang Lingkup
Pengendalian Mutu Bahan;
21
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Pengendalian Metode Kerja;


Pengendalian Volume dan Gambar.
C. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi
bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi baik itu bahan
bangunan maupun bahan pompa. Sebelum digunakan, bahan-
bahan ini akan diuji kualitasnya oleh Konsultan Pengawasan.
Pengendalian Metode Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang
digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan harus sesuai
dengan yang telah diberikan pada spesifikasi teknis. Konsultan
akan mengawasi cara-cara yang digunakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan tersebut dan memberikan masukan kepada
Penyedia Jasa Pemborongan apabila tidak begitu mengerti
tentang metode yang ada di dalam spesifikasi teknis.
Pengendalian Volume dan Gambar
Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan
konstruksi yang utama di lapangan. Oleh karena itu menjadi
tugas Konsultan Pengawas untuk mengecek apakah pelaksanaan
yang ada sudah sesuai dengan apa yang tercantum pada
gambar rencana dengan volume yang sesuai.
Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan
Pengawas akan memberikan laporan kepada Pengguna Jasa secara
berkala sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan
adanya permasalahan yang akan timbul di lapangan yang
disebabkan kondisi lokasi setempat baik mengenai metode kerja
dan gambar rencana. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian-
penyesuaian (revisi) terhadap sistem pengendalian di atas

22
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan spesifikasi


yang ada. Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawas dan
terhadap perubahan-perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa
Pemborongan akan dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari
perubahan tersebut.
2) Pengendalian Waktu Pelaksanaan
A. Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat
berlangsung seperti yang telah direncanakan atau tidak melebihi
waktu batas akhir kegiatan.
B. Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja
pelaksanaan.
C. Metodologi
Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang
memberikan permulaan tanggal dini atau lambat dari masing-
masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis
(critical path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal
pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal konstruksi.
Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap
waktu perlu dibuat juga jadwal kerja dalam pengawasan
pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari :

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Pembuatan jadwal ini yang mengacu pada jadwal kegiatan
Penyedia Jasa Pemborongan dibuat untuk rencana pelaksanaan
pekerjaan dan agar kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu
dapat dievaluasi ketepatan waktunya. Jadwal tersebut
diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan.
Jadwal Kedatangan Bahan Material
Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan dan dibuat terpisah. Dalam

23
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan,


rencana produksi bahan di pabrik/sumber bahan, jadwal
rencana pengiriman, pengujian, peng-ambilan sampel dan
persetujuan dari Pengguna Jasa.
Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja
Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh
Penyedia Jasa Pemborongan pelaksana di lapangan. Dari sini
nantinya akan dilihat perkembangan dan kecenderungan
kebutuhan tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan.
Jadwal Penggunaan Peralatan
Untuk membantu pelaksanan pekerjaan, biasa digunakan
berbagai peralatan baik itu peralatan ringan maupun alat-alat
berat. Untuk itu, sangat perlu dilakukan penjadwalan atas
penggunaan alat-alat yang ada untuk melihat tingkat efisien alat-
alat tersebut.
Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di
atas yang disesuaikan dengan jadwal-jadwal Penyedia Jasa
Pemborongan untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan
pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang
bersangkutan.
D. Output
Diagram jaringan (network diagram).
Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan
perbaikan.
Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan
bahan material.
Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga
kerja.
Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan
peralatan.
3) Pengendalian Biaya Pelaksanaan
A. Tujuan

24
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan


agar dapat memaksimalkan keuangan kegiatan yang ada untuk
mencapai hasil seperti yang diharapkan.
B. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui Kurva-S yang dikembangkan dari Bar
Chat/Giant Chart.
C. Metodologi
Seperti diketahui, Kurva - S bertujuan memberikan gambaran
kemajuan pekerjaan dengan waktu yang direfleksikan terhadap
bobot penyerapan biaya.
Pengawasan kegiatan dilakukan dengan membandingkan Kurva - S
rencana (yang dibuat Penyedia Jasa Pemborongan) dengan Kurva - S
aktual sehingga dapat diketahui apakah pekerjaan terlambat,
sesuai atau mendahului jadwal rencana. Dari sini kemudian dapat
dilihat bobot biaya yang telah dikeluarkan Penyedia Jasa
Pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi sampai
dengan kemajuan yang ada. Dengan Kurva - S ini, Penyedia Jasa
Pemborongan dapat mengajukan pembayaran yang akan diterima
sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan.
D. Output
Kurva - S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva - S Rencana.
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia
Jasa Pemborongan.
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada
perubahan pekerjaan.

5.2.2.4. Tahap Penyerahan Hasil


1) Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan
Konsultan terhadap pelaksanaan konstruksi oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
2) Ruang Lingkup

25
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

A. Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan


kelengkapan hasil pengawasan.
B. Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak
oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
C. Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.
3) Output
A. Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
B. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan
C. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

5.3 PROGRAM KERJA


Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu
program kerja yang konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja
untuk mencapai target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program
kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR). Penyusunan program kerja ini dilakukan
berdasarkan :
1. Ruang lingkup pekerjaan;
2. Volume pekerjaan;
3. Batas waktu;
4. Keahlian personil;
5. Jumlah personil;
6. Peralatan yang dipakai;
7. Schedule mobilisasi;
8. Arahan Pengguna Jasa;
9. Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan,
maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan
urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas
yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan

26
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan
pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya
kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Koordinasi;
3. Tahap Pengawasan/Pengendalian;
4. Tahap Penyerahan Hasil;

5.3.1. Tahap Persiapan


5.3.1.1. Persiapan pelaksanaan
Kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari :
1. Mobilisasi Tim Konsultan dan Membuka Kantor Proyek
2. Membuat sistem Prosedur Proyek
3. Selama masa mobilisasi memberi saran kepada Kontraktor
4. Rapat Pra Konstruksi
5. Review dan Menyetujui Rencana Kerja yang disampaikan Kontraktor
6. Memeriksa Peralatan yang akan digunakan oleh Kontraktor
7. Rencana Pengelolaan Lalulintas
8. Rencana K3
9. Penyiapan Format-format standar
Sebelum kegiatan pengawasan dimulai, konsultan juga melakukan mobilisasi Team
Konsultan yang akan dilibatkan dalam pekerjaan tersebut. Mobilisasi Team
Konsuntan dimaksudkan untuk menugaskan personil konsultan yang terlibat dalam
kegiatan pekerjaan, dimana Team Konsultan tersebut akan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan jadwal penugasannya.
27
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Susunan Tim Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Gambar.5.9. Susunan Tenaga Ahli yang ditugaskan

Setelah konsultan mengadakan mobilisasi sesuai Manning Schedule dan kebutuhan


aktivitas pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal untuk
pekerjaan ini, yang kegiatannya antara lain meliputi :
1. Menyiapkan peralatan dan material pendukung pengawasan.
2. Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.
3. Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan pihak-
pihak terkait.

28
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

4. Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan/digunakan selama


periode pekerjaan.
5. Pengumpulan data yang tersedia.
6. Studi/analisa data yang tersedia.
7. Field reconnaisance/ site visit.
8. Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.

Konsultan juga menyediakan peralatan kantor dan lapangan selama periode kontrak,
yang digunakan untuk kelancaran operasional pekerjaan. Peralatan itu antara lain :
Peralatan dan material tersebut adalah :
a) Komputer/Laptop
b) Printer
c) Kamera digital
d) Alat Ukur (meteran 50 m)

5.3.1.2. Studi terdahulu


Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan
konstruksi adalah berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-
spesifikasi, baik teknis maupun umum yang akan dikumpulkan/dicari
konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan. Data
tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.

5.3.2. Tahap Persiapan


Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan
koordinasi secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan,
instansi terkait dan koordinasi intern konsultan, kegiatan tersebut dapat
dilihat pada gambar 5.10. Struktur Koordinasi Sistem Pekerjaan.

5.3.2.1. Koordinasi Dengan Pemimpin Pekerjaan


29
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan


dengan frekuensi yang cukup.

5.3.2.2. Koordinasi Dengan Unsur Pekerjaan


Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara
Konsultan, Penyedia Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa
dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :
1) Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-
raguan atau kesalahan dalam pelaksanaan.
2) Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
3) Kemajuan pekerjaan.
4) Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan dan atau sebaliknya
5) Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
6) Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu
diada-kan pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan
secara periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam
rentang 2 - 3 harian.
5.3.2.3. Koordinasi Dengan Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu
melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang
berhubungan dengan scope pekerjaan.

5.3.2.4. Koordinasi Dengan Intern Konsultan

30
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan


tugasnya sesuai dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara
ketua tim dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak terbatas pada :
1) Rapat bulanan antara ketua tim dan staff, membahas :
Laporan bulanan.
Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
Masalah lapangan dan pemecahannya.
Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
2) Pengawasan Pekerjaan (Supervisi)
Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau
secara berkala ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik
sesuai dengan dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau
antar staf Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai
kebutuhan, agar terjadi komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.
Menyusun semua prosedur-proedur yang diperlukan antara lain
prosedur lapangan,prosedur keamanan dan keselamatan
kerja,prosedur pengajuan shop drawing dan pengajuan material yang
akan digunakan
Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas
mengahdirkan dan mencatat semua hasil rapat/pertemuan dengan
kontraktor,Pemberi Tugas dan Instansi Pemerintahan lain serta
menyedakan bantuan teknis bila dan kapan diperlukan dalam
kaitanya dengan pelaksanaan proyek dan masalaha – maslah
kontrak

31
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar kerja dan


gambar terlaksanakan (shop drawing & as Build drawing )
termasuk metode pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan oleh
kontraktor
Menyusun dan menetapkan hasil perubahan pekerjaan pekerjaan
(change order) setelah memperoleh persetujuan dari Pemebri
Tugas
Memeriksa dan merekomendasikan material/perlatan yang
diajukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas
Melakukan pemeriksanaan rutin atas laporan harian,mingguan dan
bulanan dari kontraktor
Membuat dan menyusunan mingguan dan laporan-laporan bulanan
tentang kegiatan pelaksanaan pekerjaan
Membantu penyusunan laporan tentang kegiatan pelaksanaan
pekerjaan sesuia yang diminta oleh Pemebri Tugas
Mebuat laporan-laporan sebagaimana yang tertuang dalam
dokumen kontrak
Melakukan monitoring dan pengecekan secara kontinu terhadap
segala kegiatan yang berhubungan dengan penegndalian mutu dan
volume pekerjaan.
Melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap semua
pengukuran dan perhitungan volume/kemajuan pekerjaan yang
akan dipakai sbagaimana dasar pemebayaran sebagaimana
persyaratan dalam perjanjian kontrak
Melaporkan kepada Pemberi Tugas semua masalah yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan baik teknis,
administratife termasuk keterlambatan pencapaian target

32
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

fisik,serta usaha-usaha penangulangan dan tindakan yang


diperlukan
Mengevaluasi dan menganalisa klaim yang diajukan oleh
Kontraktor
Menyusun dan menetapkan harga satuan pekerjaan yang belum
tertampung dalam dokumen kontrak dengan persetujuan Pemberi
Tugas
Memberikan laporan secara periodek kepada Pemebri Tuga tentang
mutual check
Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan pekerjaan tambah
kurang sehingga perubahan –perubahan kontrak dapat dibuat
secara optimal dengan mempertimbangan seluruh aspek
biaya,waktu dan mutu
Membuatan dokumentasikan kegaiatan pelaksanaan pekerjaan
Memeriksaan dan meyetujui kuantitas dan mutu material yang
disediaknan oleh kontraktor.
Melaksanakan penegndalikan pekerjaan Mengantisipasikan sebab-
sebab yang akan berpengaruh pada pelaksanaan pekerjaan seperti
melengkapi data curah hujan dan data lainya.
Menyelenggarakan tes dilaborotrium dan tes dilapangan untuk
pekerjaan tanah,material yang akan digunakan dan metode kerja
untuk mendapatkan kepastian bahwa material atau bahan sudah
sesuai dengan persyaratan.
Menjaga dan mempengarauhi secara berkala daftar tenaga kerja
dan peralatan yang digunakan kontraktor dengan mengacu pada
daftar yang sudah disetuji oleh Pemebri Tugas saat pengajuan
penawaran.
3) Pemeliharaan

33
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol perbaikan


pekerjaan kontraktor sesuai dengan defect list.
Mengarahkan dan memeriksa as build drawing (gambar yang
sesuai dengan yang dilaksanakan Kontraktor.
Menyiapkan dan memeriksa Berita Acara serah terima pekerjaan
Kontraktor kepeda Pemeberi Tugas

DINAS KEHUTANAN
PROVINSI DKI JAKARTA

PENGENDALI INSTANSI/MASYARAKAT

KONSULTAN PELAKSANA

KOORDINASI

JALUR INSTRUKSI
JALUR KOORDINASI

Gambar. 5.10. Struktur Koordinasi Sistem Pekerjaan

5.3.3. Tahap Pengawasan


Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan,
bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan
guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat
34
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan berdasarkan
dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan
meliputi melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun
oleh pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian
sasaran fisik hasil konstruksi, serta penyediaan dan penggunaan sumber
daya berupa : tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance/Quality Control, dan program
kesehatan dan keselamatan kerja (K3);
2) Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) hasil
konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;
3) Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;
4) Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik;
5) Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
a) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume;
b) Mengawasi setiap tahapan dan keseluruhan pekerjaan serta
produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan
konstruksi;
c) Menyiapkan/menyediakan Buku Harian Lapangan (BHL) dan setiap
harinya harus selalu berada di lapangan;
35
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

d) Mengisi Buku Harian Lapangan (BHL) yang memuat tentang jumlah


tenaga kerja/personil, kondisi lapangan, kondisi bahan, kondisi
peralatan, penyimpangan/perubahan pekerjaan (kalau ada) dan
kemajuan pekerjaan konstruksi di lapangan setiap hari terkait jadwal
pelaksanaan;
e) Mengusulkan perubahan-perubahan dan penyesuaian- penyesuaian di
lapangan dan memerikasa gambar kerja (Shop Drawing) kepada
Direksi atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, untuk memecahkan
persoalan- persoalan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Terhadap perubahan pekerjaan tersebut harus dibuat
gambar perubahan akhir (As Built Drawing);
f) Memeriksa dan menandatangani Berita Acara Bobot Pekerjaan yang
diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, selanjutnya Berita Acara Bobot
Pekerjaan tersebut harus disahkan oleh Kepala Suku Dinas Sumber
Daya Air bersama Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
g) Menyelenggarakan rapat-rapat di lapangan/ lokasi secara berkala
maupun insidentil sesuai kebutuhan;
h) Mengkoordinasikan tersedianya gambar shop drawing dan as built
drawing.
i) Membuat laporan mingguan dan bulanan bersama Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan mengenai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang
meliputi masukan hasil rapat-rapat di lapangan, penyimpangan yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi yang sudah diperbaiki
maupun yang belum diperbaiki dan hal-hal lain yang terjadi di
lapangan.;
j) Penyimpangan-penyimpangan tersebut pada huruf i di atas
sebelumnya harus dicatat oleh Pengawas Teknis dalam Buku Harian
Lapangan (BHL);

36
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

k) Dalam melaksanakan tugas pengawasan, konsultan pengawas bekerja


berdasarkan syarat – syarat teknis dalam dokumen kontrak fisik
konstruksi
l) Memeriksa dan Menandatangani Berita Acara Bobot pekerjaan yang
diajukan oleh penyedia jasa konstruksi sesuai prestasi pekerjaan yang
telah dicapai.

Untuk lebih jelas pada tahap ini secara rinci yang dilakukan pada tahap pengawasan
adalah sebagai berikut :
5.3.3.1. Pre Construction Meeting
Penyelenggaraan pre construction meeting, dimaksudkan untuk mempelajari
lebih dalam hal-hal yang kurang atau tidak jelas tentang isi dokumen kontrak
beserta kelengkapannya serta penjelasan dari kontraktor atas Rencana Mutu
Pekerjaan (RMP) atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang dianggap belum
jelas. kontraktor sekurang-kurangnya menjelaskan tentang uraian singkat
pekerjaan, organisasi pelaksana kontraktor, rencana kerja pelaksanaan oleh
kontraktor dilengkapi dengan bagan alurnya, standar prosedur dan standar
desain yang akan digunakan, inspeksi dan test yang akan dikerjakan.

5.3.3.2. Pekerjaan Persiapan


Dalam pekerjaan persiapan ini, Konsultan akan melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap kegiatan kontraktor menyangkut :
Penyiapan Kantor Lapangan Kontraktor, termasuk system sanitasi,
penerangan, gudang penyimpanan material konstruksi dan bengkel
peralatan.
Ruang kerja pengawas (Direksikeet)
Penyiapan papan nama proyek.
Penyiapan jalan kerja dan bangunan sementara.
Mobilisasi peralatan dan SDM.
37
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Penyiapan gambar kerja.


Pengadaan dan pengujian bahan konstruksi.
5.3.3.3. Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Uitzet)
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan baik untuk pengukuran ulang maupun
pengukuran tambahan untuk memperoleh gambaran yang lebih realistis atas
keadaan lapangan kondisi terakhir. Sebelum melaksanakan pengukuran,
kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan
untuk memulai pekerjaan.
Kontraktor harus memelihara benchmark (BM) yang telah ditunjuk dan
bilamana diperlukan harus membuat penambahan patok-patok tetap sebagai
patok bantu dalam melakukan kegiatan pengukuran.
Selanjutnya hasil dari pengukuran ini akan digunakan untuk pembuatan
Gambar Kerja serta pembuatan Mutual Check 0% (MC–0).
5.3.3.4. Pembuatan dan Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing, Working
Drawing, Detail Drawing)
Yang dimaksud dengan Gambar Kerja (shop drawing, working drawing,
detail drawing) adalah gambar dari bagian-bagian disain konstruksi yang
dibuat lebih jelas dengan skala gambar yang lebih besar, sehingga dapat
memperlihatkan bagian-bagian yang terkecil, yang harus dikerjakan dan
dapat digunakan secara langsung sebagai tuntunan para tenaga kerja trampil
untuk melaksanakan pekerjaannya.
Gambar Kerja yang dibuat harus mengikuti ketentuan atau mengacu pada
pedoman membuat gambar teknik yang berlaku (bentuk simbul-simbul
gambar, ukuran huruf dan angka, maupun tanda-tanda lainnya).
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Gambar Kerja tersebut harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan.
5.3.3.5. Penyiapan Buku Harian Lapangan, Buku Pengawasan
Yang dimaksud dengan Buku Harian Lapangan (BHL) adalah buku yang
disediakan oleh Kontraktor yang digunakan untuk mencatat kegiatan,
38
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

peristiwa, kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan, yang terjadi


setiap hari di lapangan pekerjaan.
Yang dimaksud dengan Buku Pengawasan adalah buku yang disediakan oleh
Kontraktor yang digunakan oleh Pengawas Pekerjaan untuk mencatat
kegiatan, peristiwa atau kejadian yang menyangkut pengawasan pekerjaan
yang terjadi setiap hari di lapangan. Termasuk disini adalah pemberian
petunjuk dan pengarahan dari Konsultan agar pelaksanaan pekerjaan benar-
benar berlangsung sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dan dapat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
Dalam Buku Harian, Kontraktor harus mencatat semua kegiatan, diantaranya
adalah:
1) Penerimaan material konstruksi
2) Kegiatan pekerjaan konstruksi yang dilakukan
3) Penggunaan alat-alat kerja
4) Jumlah tenaga kerja
5) Progres pekerjaan yang telah dicapai
6) Kejadian-kejadian baik yang mengganggu maupun yang tidak
mengganggu kegiatan lapangan
7) Keadaan cuaca atau hari hujan
8) Dan lain-lain kegiatan
Dalam Buku Pengawasan, Pengawas Pekerjaan / Konsultan akan mencatat
semua kegiatan atau peristiwa yang berkaitan dengan pengawasan dan
pengendalian pekerjaan, diantaranya adalah:
1) Persetujuan rencana kerja kontaktor yang rinci, metode
pelaksanaan, setting out/uitzet, pekerjaan yang selesai dan
memenuhi persyaratan.
2) Petunjuk atau arahan bagi pelaksana pekerjaan, agar pelaksanaan
pekerjaan atau mutu pekerjaan jangan sampai menyimpang.

39
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

3) Teguran atau peringatan kalau terjadi penyimpangan atau


keterlambatan.
4) Penolakan terhadap bahan material yang akan digunakan atau
hasil kegiatan yang tidak sesuai dengan persyaratan.
Disamping hal tersebut diatas, Konsultan akan menyiapkan format Laporan
harian, Mingguan, Bulanan maupun checklist Pengawasan Pekerjaan untuk
diisi oleh Kontraktor maupun Pengawas Pekerjaan, termasuk komentar
Konsultan.
5.3.3.6. Monitoring dan Sistem Pelaporan
Monitoring kegiatan Kontraktor merupakan salah satu tugas utama Konsultan
Supervisi agar pekerjaan konstruksi dapat berjalan sebagaimana ditetapkan
dalam kontrak. Monitoring akan dilakukan diantaranya melalui sistem
pelaporan agar berjalan sesuai dengan ketentuan dan standar isian yang telah
ditentukan. Konsultan akan memberi perhatian khusus terhadap tingkat
kecermatan informasi, ketepatan dan waktu pendistribusian laporan.
Monitoring dan sistem pelaporan laporan ini meliputi :
1) Menyiapkan / menyerahkan laporan bulanan tepat pada
waktunya, teliti dan menunjukan secara fisik dan finansial
kemajuan Kegiatan.
2) Melaporkan dengan segera secara tertulis terhadap semua
kesulitan- kesulitan yang mungkin akan terjadi dalam
pelaksanaann pekerjaan sehubungan dengan kondisi Kegiatan
dalam waktu mendatang dan lain sebagainya yang diperkirakan
dapat menyulitkan/merugikan pelaksanaan pekerjaan. Laporan
ini juga harus memuat usulan pemecahannya terhadap hal-hal
yang dikuatirkan tersebut diatas.
3) Melaporkan secara lengkap dan tertulis serta saran
pemecahanya terhadap hal-hal yang akan menyebabkan
keterlambatan pekerjaan.
40
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

4) Selalu membuat catatan harian tentang pekerjaan yang telah


selesai, bahan-bahan/material yang telah dipakai,tenaga kerja
dilapangan, keterlambatan peralatan, keadaan cuaca dan
peristiwa-peristiwa lainnya.
5) Membuat file yang baik sehubungan dengan korespondesi/surat-
menyurat dengan pihak kontraktor, Direksi Pekerjaan, Pemberi
Kerja/PPK, Projek Manager dan lain-lainnya.
6) Membuat catatan-catatan dan memyimpan filenya secara baik
terhadap hasil pekerjaan, hasil test material, Sertifikat
Pembayaran (Pay Certificates), pengukuran volume pekerjaan
7) Melaksanakan inspeksi sebelum inspeksi akhir dan membuat
laporan tentang kekurangan-kekurangan/kerusakan hasil
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dalam suatu
daftar.dilapangan, back-up perhitungan dan As-built drawing.
8) Menyiapkan laporan penyelesaian pekerjaan untuk Pemberi Kerja,
yang memuat masalah yang dihadapi selama pekerjaan dan
penyelesaiannya serta lampiran-lampirannya yang meliputi: file
Change-Order, file As-built Drawing dan file hasil test.
9) Membuat dokumentasi atas pelaksanaan pekerjaan Kontraktor
ataupun atas pelaksanaan kegiatan Konsultan sendiri.
10) Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan kontraktor di lapangan
sesuai dengan pengawasan mutu sesuai dengan Kontrak.
11) Membuat laporan kegiatan pengawasan masing-masing tenaga ahli
mengenai tugas dan wewenang, schedule kerja serta langkah-
langkah yang telah diambil.
12) Pekerjaan Sementara atau Darurat
13) Konsultan supervisi akan melakukan pengawasan dan pengarahan
kepada Kontraktor atas pekerjaan sementara atau darurat yang
dilaksanakan.
41
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

14) Berbagai pekerjaan sementara yang mungkin terjadi.

5.3.3.7. Pemeriksaan dan Pemasangan Setting Out (Uitzet)


Pemasangan setting out/uitzet ini didasarkan pada gambar situasi dan
denah serta gambar potongan dari bangunan yang akan dibangun.
Kontraktor harus selalu memelihara kedudukan setting out/uitzet yang telah
didirikan dan telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
5.3.3.8. Pengawasan kuantitas Bahan/ Material
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang
ditempatkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan, yaitu :
1) Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan tentang tempat
asal/sumber dan macam bahan bangunan yang dipesan untuk
digunakan dalam pekerjaan, yaitu : koral, split, pasir, besi beton, PC
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

2) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai


sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material
yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan

3) Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan


contoh- contoh yang telah disetujui Pengawas

4) Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan


memberikan kepada Pengawas "certificate test" dari bahan-bahan
besi dan portland cement dari produsen/pabrik.

5.3.3.9. Pengawasan Mutu dan Pelaksanaan Konstruksi

1) Pengawasan Mutu

Konsultan pengawas akan melakukan kunjungan pabrikasi dan meminta


kontraktor pelaksana untuk melakukan pengujian dalam hal ini pengujian

42
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

terhadap mutu beton yang digunakan kontraktor pelaksana. Pengujian


mutu juga dilakukan terhadap peralatan yang digunakan sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi keterlambatan akibat peralatan yang
tidak sesuai ataupun rusak. Keselamatan kerja juga dipengaruhi oleh
kondisi peralatan yang digunakan, sehingga kontraktor pelaksana wajib
terlebih dahulu mengajukan peralatan yang akan digunakan kepada
konsultan pengawas.

2) Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi

Pada setiap pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana wajib terlebih


dahulu mengajukan foam request dan memberikan berita acara rencana
kerja yang akan dilaksanakan. Konsultan pengawas akan melakukan
pengawasan terhadap elevasi dan dimensi konstruksi yang akan
dikerjakan.

5.3.3.10. Pengawasan Pekerjaan Mekanikal dan kelengkapannya

1) Bahan Baku (Materil)

Material (bahan baku) yang digunakan harus baru dan mempunyai


nilai kualitas nomor satu bebas dari cacat dan ketidak sempurnaan,
serta sesuai dengan tingkatan klasifikasi pada desain.

Semua pengadaan komponen ukuran, dimensi dan spesifikasinya harus


sesuai dengan gambar desain yang telah disetujui pemilik proyek.
Untuk semua komponen mekanik lainnya seperti ulir baut, mur dan
pipa harus dalam ukuran matriks.

Semua hasil pengecoran harus memenuhi persyaratan ketebalan, bebas


terhadap porosity, blow holes, shrinkage, crack dan lain- lain.
Kesalahan pengecoran tidak boleh diperbaiki dengan cara penambahan
atau pengelasan tanpa ijin dari Pemilik Proyek.
43
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

2) Pabrikasi

Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu gambar-gambar yang jelas


untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik Proyek/Pengawas
Lapangan sebelum pekerjaan fabrikasi dimulai, baik untuk pekerjaan
yang perlu difabrikasi di luar area proyek maupun di dalam area proyek.
Hasil pekerjaan fabrikasi tersebut, akan diperiksa oleh Pemilik
Proyek/Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum
dikirim ke lokasi/pemasangan.

5.3.3.11. Pengawasan Pekerjaan Elektrikal

1) Persyaratan Pekerjaan Elektrikal

Pelaksanaan instalasi harus dilakukan sesuai dengan peraturan


undang-undang instalasi listrik yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan Jawatan Keselamatan Kerja.

Material ataupun pelaksana instalasi listrik harus mengacu pada


standar atau ketentuan pokok, seperti :

 PUIL, PLN.

 Peraturan Keselamatan Kerja.

 Aturan lain, seperti : VDE/DIN dan IEC.

Material fabrikasi seperti panel, sebelum dibuat gambar-gambar


fabrikasi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari bagian
perencana. Gambar-gambar rencana menjadi tanggung jawab
kontraktor pelaksana.

Kalau terjadi hal-hal yang saling bertentangan antar gambar dan


spesifikasi teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis/biaya yang lebih tinggi.

44
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Semua akibat dari pekerjaan, berupa kerusakan harus diganti dan


dirapikan dan hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

2) Pengujian

Seluruh pengujian harus disaksikan oleh pejabat yang berwenang


dan dibuat laporan hasil pengujian dan berita acaranya.

Pengujian ini terbagi 2 (dua), yaitu :

 Pengujian di lapangan

 Pengujian di pabrik

Pengujian di pabrik mutlak dilaksanakan. Pengerjaan di pabrik ini harus


disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus mengundang
untuk menyaksikan pengujian paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
hari pengetesan.

5.3.3.12. Garansi

Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila


peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang
disyaratkan didalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan
tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

5.3.3.13. The Job Training kepada Staff Pemberi Kerja

45
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Pelatihan ini akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi pada saat


pelaksanaan konstruksi dan langsung dilakukan dilapangan. Hal ini
menyangkut cara pengawasan konstruksi, prosedur pemeriksaan mutu
konstruksi, dan lain sebagainya.

5.3.3.14. Catatan-catatan teknis

Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk


memberikan petunjuk-petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna
meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode kerja/construction
methode dan lain-lain.

Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk


pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

5.3.4. Tahap Penyerahan Hasil

5.3.4.1. Perhitungan Progres Pekerjaan Selesai (MC-100%)

Evaluasi progress pekerjaan yang terakhir atau MC-100%, dilakukan


bersama-sama antara Pihak Proyek, Konsultan maupun Kontraktor dengan
melakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu dan setelah itu dilakukan
pembahasan atas progress yang telah dicapai.

Dalam MC-100% hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1) Kemungkinan adanya kelebihan/kekurangan volume pekerjaan pada


bagian pekerjaan tertentu.

2) Kemungkinan adanya keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan.

3) Kemungkinan adanya bagian pekerjaan yang belum selesai 100 %, tetapi


telah dianggap selesai.

4) Kemungkinan adanya pekerjaan yang telah selesai, tetapi belum dapat


diterima Pengawas Pekerjaan, tetapi telah dihitung volumenya.

46
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

5) Kebersihan dan kerapihan lapangan yang dipersyaratkan belum


terpenuhi.

6) Kemungkinan adanya pembongkaran dan pembersihan pekerjaan


sementara yang belum dilakukan atau diselesaikan.

7) Kemungkinan adanya klaim sub-kontraktor yang belum diselesaikan oleh


Kontraktor.

5.3.4.2. Pemeriksaan As-Built Drawings

Setelah pelaksanaan konstruksi selesai dikerjakan, sebagaimana mestinya


kontraktor menyiapkan As-Built Drawings dari masing-masing bangunan.
Dalam hal ini Konsultan supervisi akan melakukan pemeriksaan terhadap as-
built drawings tersebut agar benar-benar sesuai dengan kondisi bangunan
dilapangan baik itu mencakup dimensi, posisi, elevasi maupun detail-detail
bagian bangunan lainnya. As-Built Drawings yang dibuat akan berperanan
cukup penting karena akan dipakai sebagai dasar untuk pembayaran
maupun keperluan dimasa mendatang.

5.3.4.3. Pekerjaan dalam Masa Pemeliharaan

Yang dimaksud dengan “ Pekerjaan dalam masa pemeliharaan “ adalah :


kegiatan yang harus dilakukan oleh Kontraktor, selama masa pemeliharaan
yang bertujuan untuk tetap menjaga atau memelihara agar supaya bangunan
beserta kelengkapannya yang telah diserahkan dalam tahap pertama, tetap
dalam kondisi yang baik sesuai dengan yang telah disetujui.

Selama masa ini Konsultan supervisi akan melakukan kegiatan-kegiatan :

1) Melakukan pemeriksaan untuk semua pekerjaan yang perlu diperlihara


dan dicatat hal-hal yang ada perubahan bentuk, misalnya retak-retak,
penurunan, longsor pengapuran atau pengecatan yang mengelupas.

47
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

2) Membuat catatan-catatan agar Kontraktor melakukan perbaikan atau


penyempurnaan atau penggantian bagian-bagian yang dianggap
mengalami kerusakan atau perubahan atau yang belum sempurna dan
harus diperbaiki selama masa pemeliharaan.

3) Membantu Pemberi Kerja dalam menyusun dokumen penyerahan


pekerjaan.

4) Sebelum dilakukan penyerahan kedua, kondisi bangunan dan


kelengkapannya harus dalam kondisi masih baik tanpa ada perubahan
atau kerusakan.

5.3.4.4. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Professional Hand Over)

Pada akhir pekerjaan konstruksi, maka kontraktor akan mengajukan


permintaan PHO (Professional Hand Over) kepada Pemberi Kerja.
Keterlibatan Team Supervisi dalam hal ini adalah membantu memberikan
penjelasan-penjelasan teknis mengenai pekerjaan, saran-saran teknis,
informasi mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan, gambar-gambar
desain/revisi desain dll. Disamping itu Team Supervisi/Pengawas juga akan
membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang perlu diperbaiki oleh kontraktor
dalam bentuk daftar kerusakan yang masih menjadi tanggung jawab
kontraktor selama periode pemeliharaan (biasa disebut “Defect and
Defeciacies”) dan penyerahan berkas-berkas teknis dan administrasi kepada
Pemberi Kerja.

5.3.4.5. Serah Terima Akhir (FHO) Pekerjaan

Sebagai tahap akhir pelaksanaan konstruksi adalah Serah Terima Akhir


Pekerjaan (FHO) yang akan dilakukan dari Kontraktor kepada Pemberi Kerja
setelah masa pemeliharaan selesai. Sebelum dilakukan Serah Terima Akhir
Pekerjaan (FHO), Konsultan Supervisi akan menyusun dokumen penyerahan

48
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

pekerjaan yang telah sempurna dilaksanakan oleh Kontraktor, termasuk


perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan.

5.3.4.6. Administrasi Pekerjaan

Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi harus


diselenggarakan dengan tertib, karena prosedurnya administrasi ini sangat
penting artinya didalam mendapatkan catatan-catatan secara tertulis
mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dalam kaitan ini, Team
Supervisi berkewajiban membuat seluruh prosedur pekerjaan fisik
mengikuti dan mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan
pekerjaan oleh kontraktor (Request of Work), catatan-catatan hasil
pengawasan pengawasan baik secara visual di lapangan maupun hasil test
laboratorium, termasuk juga perhitungan quantitas hasil pekerjaan sebagai
bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus disimpan dan
diarsipkan dengan tertib. Surat-menyurat dengan Kontraktor baik yang
menyangkut

administrasi biasa maupun administrasi teknis akan diselenggarakan dengan


baik dan tertib sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen kontrak.
Pengajuan Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) oleh kontraktor akan
dicocokkan dan dipelajari dengan melihat catatan-catatan harian inspektor
lapangan dan hasil pengukuran dan perhitungan bersama (joint
measurement). Diagram alir pengajuan dana pembayaran oleh kontraktor
disajikan pada Gambar 5.14. di bawah ini :

49
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Pembuatan Contract Change Order (perubahan Kontrak) akan disiapkan dan


dibuat sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi yang dilengkapi alasan-
alasan dan argumentasi dilakukan perubahan, perhitungan- perhitugan,
sket/gambar-gambar, dan usulan mengenai perpanjangan waktu (apabila
diperlukan) yang berkaitan dengan perubahan tersebut. Seluruh dokumen
kontrak, gambar-gambar hasil survei, gambar desain/redesain serta gambar-
gambar kerja dan gambar terlaksana, catatan-catatan hasil pekerjaan
pengawasan, test laboratorium, akan disimpan rapi di kantor Team Leader
dan dapat dilihat apabila diperlukan setiap saat.

50
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Setiap klaim yang diajukan oleh kontraktor, seperti permintaan


perpanjangan waktu pelaksanaan, permintaan pembayaran atas hasil
pekerjaan akan selalu dipelajari dan dichek terhadap hasil monitoring
pekerjaan, serta didiskusi terlebih dahulu sebelum diambil keputusan.
Saran-saran teknis, rekomendasi, serta alternatif-alternatif terhadap
pemecahan setiap masalah yang timbul, akan selalu diberikan oleh Team
supervisi kepada Pemberi Kerja baik secara lisan maupun tertulis. Semua
dokumen administrasi baik dokumen administrasi biasa maupun
administrasi teknis termasuk kelengkapan-kelengkapannya akan diserahkan
kepada Pemberi Kerja pada akhir dari masa layanan konsultasi pekerjaan
Team Supervisi. Bagan Aliran (flow chart) Prosedur Perubahaan Kontrak
(CCO) seperti terlihat pada Gambar 5.15, sedangkan Bagan Aliran (flow
chart) Prosedur perpanjangan waktu dapat dilihat pada Gambar 5.16.

51
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

52
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

53
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

5.3.4.7. Pelaporan

Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari


pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan akan membuat laporan, yaitu :

1. Laporan bulanan dan

2. Laporan akhir.

Secara rinci, isi laporan adalah sebagai berikut :

1. Laporan Bulanan

Laporan ini harus dibuat oleh konsultan setelah 30 hari kalender sejak
SPMK ditandatangani atau 30 hari kalender sejak dimulainya pekerjaan
konstruksi oleh penyedia. Dilaporkan secara berkala setiap bulannya,
dan laporan bulanan ini memuat resume dari laporan mingguan dan
laporan monitoring kendali mutu termasuk pemeriksaan laboratorium.

Laporan bulanan antara lain berisi:

1) Laporan umum beserta permasalahannya.

2) Laporan kemajuan pekerjaan dalam periode 1 (satu) bulan.

3) Time Schedule berupa realisasi pelaksanaan terhadap rencana.

4) Laporan pemakaian alat dan bahan.

5) Laporan hasil pemeriksaan laboratorium.

6) Foto dokumentasi kegiatan.

2. Laporan Akhir

Laporan ini harus dibuat dan disampaikan oleh konsultan setelah


berakhirnya SPMK atau berakhirnya waktu pelaksanaan konstruksi oleh
penyedia, dan laporan akhir ini memuat resume dari laporan bulanan dan
menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat- cacat pekerjaan
selama masa pemeliharaan.
54
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan
URAIAN PENDEKATAN,
METODELOGI DAN PROGRAM
KERJA

Laporan akhir antara lain berisi:

1) Pendahuluan

2) Uraian umum kegiatan:

 Lokasi kegiatan

 Gambar site layout, tampak, dan potongan

 Administrasi kontrak

 Data kegiatan

 Bar Chart dan Time Schedule

3) Laporan Laboratorium (lampiran test material)

4) Foto Dokumentasi

5) Keadaan cuaca

6) Kesimpulan

55
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman di Jl. Kendal Rorotan

Anda mungkin juga menyukai