Anda di halaman 1dari 3

‘BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang
sudah dikenal. Kadang-kadang diantara produk tersebut ingin diketahui mana
yang lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
penerimaan konsumen (preference test). Yang termasuk ke dalam uji penerimaan
adalah uji kesukaan (hedonik). Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau
kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya (Sofyan dan
Herliyani 2011).
Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam
pemasaran. Jadi apabila sudah diperoleh hasil pengujian yang meyakinkan, tidak
dapat dipastikan bahwa produk akan laku keras di pasaran, sehingga harus
digunakan pengujian yang lain dalam tindak lanjutnya, misalnya uji konsumen
(Sofyan dan Herliyani 2011).
Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala
numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik
ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik ini sebenarnya
uji hedonik secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering diguankan untuk
menilai komoditi sejenis atau pengembangan produk secara organoleptik (Sofyan
dan Herliyani 2011).
Uji penerimaan dalam praktikum ini terdiri dari uji hedonik dan uji mutu
hedonik. Adapun uji hedonik dilakukan dengan cara panelis diminta tanggapan
pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap komoditi yang
dinilai, bahkan tanggapan dengan tingkatan kesukaan atau tingkatan
ketidaksukaannya dalam bentuk skala hedonik. Sedangkan untuk uji mutu
hedonik, kesan mutu hedonik lebih spesifik, yaitu tidak sekedar suka atau tidak
suka tetapi bersifat kesan spesifik dari sifat khas produk, misalnya kesan sepet
tidaknya minuman teh, pulen keras nasi, dan empuk keras dari daging (Sarastani
2012).
Uji hedonik merupakan salah satu jenis uji penerimaan atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut acceptance test atau preference test. Soekarto (1985)
mengatakan bahwa uji hedonik menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat
atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Menurut
Rahardjo (1998) bahwa pada uji hedonik, panelis mengemukakan tanggapan
pribadinya yaitu berupa kesan yang berhubungan dengan kesukanan atau
tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensori atau kualitas yang dinilai.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah memperkenalkan dan sekaligus ajang berlatih
bagi mahasiswa tentang tata cara penyelenggaraan uji penerimaan dan analisis
respon ujinya. Di samping itu, sebagai ajang latihan terus menerus mengenal sifat
indrawi berbagai contoh uji [produk pangan].

Anda mungkin juga menyukai