3.1.2. Tujuan
Tujuan dari percobaan adalah untuk menetukan besar berat jenis dari tanah
berdasarkan nilai yang ditujukkan pada data data yang telah dianalisa..
3.2. Dasar Teori
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah. Dalam dasar
ilmu tanah, dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi dan Berat jenis
partikel. Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas dan bahan organik.
Selain itu, dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat jenissangat mempengaruhi
infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa Berat jenis masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah
yang lain. Oleh karena itu, Berat jenis partikel sangat penting untuk dipelajari
sehingga pengetahuan mengenai Berat jenis partikel semakin bertambah. Dan
kita dapat menghitung dan menentukan Berat jenis suatu tanah. Data sifat-sifat
fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air,
pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman
tertentu. tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan
kemampuan akar tanaman menembus tanah. Berat jenis tanah juga diperlukan
dalam perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur dan pembenah tanah
untuk satu satuan luas lahan. Hal ini karena pada luas lahan dengan kedalaman
tertentu menggunakan satuan volume (m3), sedangkan pupuk, kapur atau
pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus diubah
terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton). Untuk mengubah menjadi
satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah. Oleh karena itu sangat
diperlukan pemahaman tentang berat jenis tanah.
(https//:nabilussalam.workspos.com)
Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organik pada
berbagai tingkat pelapukan, termasuk humus, dan bahan mineral serta dengan
adanya ruang pori yang berisi udara dan air.
Bahan padat dan ruang pori tanah mempengaruhi dan berat jenis partikel,
sehingga setiap jenis tanah mempunyai berat isi dan berat jenis yang berbeda
pula. Maka dari itu, perlu adanya analisa dan praktikum tentang berat jenis
partikel tanah pada penggunaan lahan yang berbeda.
Berat jenis tanah dapat ditentukan dengan cara membandingkan antara berat butir
tanah tersebut dengan berat air (aquades) yang mempunyai isi sama pada suhu
standart. Berat jenis didefenisikan sebagai rasio (perbandingan) dari berat isi
bahan terhadap berat isi air. Table 3.1. menunjukkan daftar berat jenis dari
sejumlah bahan yang biasa terdapat dalam tanah. Sebagian besar tanah (butiran –
butiran individu yang terkumpul) mengandung banyak kwarsa (quarts) dan
feldspart dan dalam jumlah yang lebih kecil mika (mica) dan mineral – mineral
berdasarkan besi.
Hasil – hasil penentuan berat jenis dari sebagian besar tanah menunjukkan bahwa
nilai-nilai dari 2,5 sampai 2,80 merupakan nilai – nilai yang biasa terdapat,
diamana nilai-nilai antara 2,6 dan 2,75 merupakan nilai yang paling banyak
terdapat. Pada kenyataannya, uji berat jenis jarang dilakukan, dan nilai – nilai
diambil secara kasar sebagai berikut :
Nilai kasar tersebut diperoleh dari sampel antara lain pasir, kerikil, lempung,
lanau, dan sebagainya.
Nilai dari berat jenis dihitung dengan menggunakan persamaan :
| NATALIUS PANJAITAN III-3
15307021
W .S .
SG .g
W4 WS W3
Dimana :
WS = Weight of soil ( berat asli tanah )
W4 = Weight of bottle + water
SG = Specific gravity
W3 = Weight of bottle + soil + water
𝛼 = Densitas air
g = gravitasi
Tabel 3.1. Nilai – nilai khas berat jenis untuk mineral-mineral tanah
Gipsum 2,30
Montmorilonite 2,40
Ilite 2,00
Kwarsa 2,60
Dolomite 2,87
Argonite 2,92
Anhydrite 3,00
Limonite 3,8
Suatu petunjuk akan adanya kesalahan perhitungan dalam angka pori apabila nilai
Gs = 2,65 digunakan apabila nilai sebenarnya sebesar 2,60 akan didapatkan dari
uji laboratorium yang dihitung sebagai berikut :
Diberikan γd = 1,80 g/cm3 (dapat merupakan wakil dari nilai sebenarnya
walaupun masih memungkinkan kesalahan sampai ± 0,005 g/cm3). Dari defenisi
berat jenis :
Ws
Gs =
Vs x γw
Keterangan :
SG = Specific gravity
WS = Weight of soil ( berat asli tanah )
Vs = volume soil
Maka volume butir adalah :
1,80
Vs = = 0,629 cm3 (benar)
2,60 (1)
1,80
Vs = = 0,679 cm3 (asumsi)
2,65 (1)
Volume rongga Vv untuk kedua kasus diatas adalah ;
0,308
Vv = 1 - 0,0692 = 0,308 e = = 0,445
0,692
Angka pori 6 persen lebih besar akibat pemakaian nilai 2,65 yang salah. Karena
penyelesaiannya juga tergantung pada d = 1,80 yang secara statistic benar, maka
terdapat kesalahan yang lebih kecil. Apabila perhitungan yang sama dilakukan
untuk d = 2,0 dan 1,5 g/cm3. Persentase pertambahannya menjadi masing-
masing 8,2 dan 4,5 persen. Juga nilai yang “benar” sebesar 2,60 itu dapat
dianggap benat hanya apabila sejumlah kecil tanah (biasanya sekitar 150 g) yang
digunakan untuk menentukana Sg benar-benar mewakili massa tanah yang hendak
diteliti.
Permukaan Specific
Permukaan specific menghubungkan luas permukaan suatu bahan dengan berat
atau volume bahan tersebut, dimana volume biasanya lebih banyak dipilih.
Dengan menggunakan defenisi yang terakhir, permukaan specific adalah :
luas permukaan
Permukaan Specific =
Volume
Secara fisik, kegunaan permukaan spesifik ini dapat diperlihatkan dengan
menggunakan kubus 1 x 1 x1 cm sebagai berikut :
Luas Permukaan
Permukaan specific =
Volume
6
= = 6
1
Jumlah kubus = 2x2x2x2 = 8
Luas permukaan = (0,5)2 (6) (8) = 12 cm 2
12
Permukaan specific = = 12
1
Sekarang membagi sifat-sifat tersebut dengan 10 :
Jumlah kubus = 10 x 10 x 10 = 1000
Luas permukaan = (0,1)2 (6) (1000) = 60 cm2
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggi bulk density nya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di tembus
akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air
untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk
memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan
2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 2003).
Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah
mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah
dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-
tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki
nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9
gr
/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak
mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,
kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno,
2003).
Partikel density dinyatakan dalam berat (gram tanah persatuan volume cm3)
tanah. Jadi bila 1 cm3 padatan tanah beratnya 2,6 gram, maka partikel density
tanah tersebut adalah 2,6 gr/cm3 (Pairunan,1985).
Pada umumnya kisaran partikel density tanah-tanah mineral kecil adalah 2,6-2,93
gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarsa, feldspart, dan silikat koloida yang
merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah terdapat
mineral-mineral berat seperti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline, dan
hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. Besar ukuran dan cara
teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaruh dengan particle density
(penetapan berat jenis). Ini salah satu penyebab tanah lapisan atas mempunyai
nilai partikel density yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya
karena banyak mengandung bahan organik ( Hakim, 1986).
(cerdas-berbagi.blogspot.vo.id)
Vacum pump
Gambar 3.2. Alat – alat dalam percobaan spesific gravity
Determination No 1 2 3
Bottle No 1 2 3
Piknometer I
WS .
SG .g
W4 WS W3
83,3 gr x 1
.10
693,8 gr 83,3 gr 728,4 gr
17,2
Piknometer II
WS .
SG .g
W4 WS W3
88,5 grx 1
.10
688,7 gr 88,5 gr 727,4 gr
17,7 gr
87,9 grx1
.10
691,0 gr 87,9 gr 729,1gr
17,6 N/ml
SG I SG II SG III
Average
3
17,2 gr 17,7 gr 17,6 gr
3
17,5 N/ml
Berdasarkan percobaan analisa berat jenis tanah semakin kejil jumlah dari berat
tanah, maka semakin besar berat jenis tanahnya, dan sebalik nya semakin besar
jumlah berat tanah nya semakin kecil pula berat jenis tanah nya (berbanding
terbalik)
Tanah yang terlihat kering dan padat, ternyata memiliki udara pada pori-pori
tanah, yang dapat kita ketahui dengan melakukan percobaan berat jenis, dari
hasil percobaan ini kita dapat menentukan jenis tanah yang layak untuk di
jadikan menjadi lahan pembangunan