Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN UMUM TAHUNAN

EVALUASI PENERAPAN DAN


PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RSUD R. SYAMSUDIN, S.H.
KOTA SUKABUMI TAHUN 2015
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pelayanan publik semakin mendapat tekanan dari


berbagai pihak hal ini terjadi seiring dengan makain berkembang regulasi tentang
pelayanan publik. berbagai isu semakin merebak dan mencuat ke permukaan,
tuntutan masyarakat semakin tinggi dan kritis seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan modernisasi bahkan globalisasi saat ini.

Keadaan ini merupakan tantangan yang sekaligus merupakan beban


yang tidak ringan bagi RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi ini, Sehingga
relevan dan tepat jika pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, yang kemudian ditindak-lanjuti dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun
2014 Tentang Standar pelayanan.

Intinya adalah bagaimana pemerintah mencari solusi agar institusi


pelayanan publik bisa berkinerja tinggi sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini.
Pengelolaan keuangan yang kaku dan tatacara birokratis sudah dirasakan menjadi
penghambat dalam proses pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. Tidak
tepat waktu, tidak tepat sasaran dan tidak strategis, tidak disiplin, berkinerja buruk
bahkan memperlihatkan pendapatan yang buruk pula, merupakan inti permasalahan
yang mulai dicarikan solusinya.

Berkaitan dengan hal itu RSUD R. Syamsudin, SH merupakan salah satu


Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemeritah Kota Sukabumi yang memiliki
tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan
kinerja manfaat bagi masyarakat. Dan kinerja sangat erat kaitannya dengan standar
kinerja yang harus ditetapkan secara tepat, yang lambat laun ditargetkan
mendekati standar yang dibutuhkan atau yang diinginkan masyarakat pada
umumnya secara minimal.Oleh karena hal tersebut maka diperlukan adnya Standar
Pelayanan Minimal (SPM), merupakan perangkat penting agar kinerja tersebut dapat
diukur secara baik dan dapat dipertanggung gugatkan kepada masyarakat pengguna
secara transparan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Standar Pelayanan Minimal, bahwa SPM adalah ketentuan minimal tentang jenis
dan mutu pelayanan dasar, yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
peroleh setiap warga negara secara minimal. Sedangkan pelayanan dasar adalah
jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.

SPM lebih berbicara kewajiban ketimbang berbicara untung rugi, sebab


sudah merupakan kewajiban utama bahwa pemerintah adalah abdi masyarakat
yang memberikan pelayanan dan pengayoman secara menyeluruh kepada
masyarakat. Dengan demikian yang perlu dihitung bukanlah keuntungan secara
ekonomi akan tetapi bagaimana cost benefit rationya. Artinya sejauhmana biaya
yang dikeluarkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah yang dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Dengan kalimat lain bahwa SPM dapat dijadikan patokan mutu pelayanan
yang relatif dan minimal aman bagi para pelanggan untuk dimanfaatkan, dan relatif
dapat meningkatkan persepsi predikat berkelas atau peningkatan brand image di
masyarakat.

Namun untuk menimalkan bervariasinya penyusunan penyusunan Standar


Pelayanan Minimum diperlukan standarisasi penyusunan Standar Pelayanan Minimum
yang dalam hal ini Kementrian Kesehatan telah menerbitkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Rumah Sakit yang dijadikan Pedoman oleh setiap Rumah Sakit dalam penyusunan
Standar Pelayanan Minimum ( SPM).

B. Dasar :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk T eknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 741/MENKES/PER/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit.

C. Tujuan

Tujuan dilaksanakanya evaluasi penerapan dan pencapaian standar pelayanan


minimal RSUD R.Syamsudin, SH Kota Sukabumi tahun 2015 adalah :
1. Untuk mengetahui capaian kinerja pelayanan yang diperoleh dengan
membandingkanya dengan target yang tetapkan yang akan
menggambarkan tinggi rendahnya kinerja suatu unit kerja di RSUD R.
Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi;
2. Untuk mengetahui permasalan yang ada terkait dengan SPM yang
ditargetkan;
3. Untuk bahan persiapan evaluasi mutu pelayanan oleh BPJS;
4. Sebagai bahan tindak lanjut pengambilan Keputusan.

D. Pengukuran Indikator Kinerja

Pengukuran indikator kinerja dilakukan dengan menentukan :


1. Pembilang (numerator) : besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus
2. Penyebut (denominator) : besaran sebagai nilai indikator kinerja
BAB IV
PENUTUP

E. Kesimpulan

Dari analisa permasalahan yang ada terhadap realisasi capaian indikator kinerja,
dimana indikator kinerja yang belum tercapai dari delapan belas indikator kinerja
standar pelayanan minimal (SPM) yang ada sebanyak tujuh indikator kinerja, dapat
kami sampaikan sebagai berikut :
1. Target capaian indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal Klinis yang belum
tercapai terdapat 16 Indikator yang belum tercapai dari total 58 Indikator Kinerja
SPM Klinis atau 27.58%, diantaranya realisasi :
1) komplain / layanan rawat inap yang tidak sesuai dapat ditindaklanjuti (Rawat
Inap) 85.50% dari target 90%;
2) Waktu tunggu hasil pelayanan pemeriksaan laboraturium a. Sederhana < 120
menit b. Kompleks < 6 jam (Lab. Patologi Klinik) 83.55% dari target 100%;
3) Kepuasan pelanggan (Lab. Patologi Klinik) 0 dari target 80% dikarenakan
belum melaksanakan survey;
4) Jumlah pasien dengan waktu tunggu hasil diagnosa PA a. Biasa < 3 hari
permintaan per tahun (Lab. Patologi Anatomi) 53.39% dari target 72%;
5) Jumlah pelayanan dengan waktu tunggu pelayanan : a. Obat jadi <1 jam per
tahun (Farmasi) 67.50% dari target 82%;
6) b. Obat racikan <1,5 jam per tahun (Farmasi) 80% dari target 81%;
7) Kepuasan pelanggan (Farmasi) 68.71% dari target 75%;
8) Ketepatan waktu pemberian makanan (Gizi) 89.10% dari target 99%;
9) Ketepatan pemberian diet pasien (Gizi) 95% dari target 98%;
10) 90% Penyediaan dokumen rekam medik pasien rawat jalan dan UGD dapat di
selesaikan dalam waktu <15 menit (Rekam Medik) 75% dari target 90%;
11) Kejadian kehilangan linen (CSSD) 3% dari target 4.5%;
12) Menekan kejadian kematian ibu karena persalinan -Perdarahan sampai <1%
kematian per tahun (Kamar Bersalin) 0.70% dari target 0.90%;
13) -Pre Eklamsia sampai <30% kematian per tahun (Kamr Bersalin) 18.21% dari
target 30%;
14) Sepsis sampai 0,2% kematian per tahun (Kamar Bersalin) 0.15% dari target
0.20%;
15) Penanganan komplikasi dalam waktu maksimal 5 menit pada seluruh kejadian
komplikasi HD (Haemodialisa) 75% dari target 100%;
16) Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi (Bank Darah) 89.58% dari
target 97%.

2. Target capaian indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal Manajerial yang belum
tercapai terdapat 10 Indikator yang belum tercapai dari total 52 Indikator Kinerja
SPM Klinis atau 19.23%, diantaranya realisasi :
1) Imbalan Investasi (ROI) (Sub. Bag. Anggaran) 40% dari target 43%;
2) Perputaran total aset (Sub. Bag. Anggaran) 115% dari target 117%;
3) Rasio Lancar (Sub. Bag. Perbendaharaan) 98% dari target 99%;
4) 95% modul software SIMRS sesuai dengan kebutuhan Users (Sub. Bag.
SIMRS) 76% dari target 100%;
5) Tindak lanjut komplain pelayanan medik <24 jam (Sub. Bid Pelayanan Medik)
85% dari target 90%;
6) Tindak lanjut komplain pelayanan penunjang medik <24 jam (Sub. Bid.
Penunjang Medik) 75% dari target 95%;
7) Kesesuaian Dokumentasi Keperawatan (manual/komputerisasi) dilaksanakan
perawat sesuai dengan pedoman dokumentasi keperawatan (Sub. Bid.
Pengembangan Pelayanan Keperawatan) 905 dari target 00%;
8) Monitoring dan supervisi mutu (Sub. Bid. Pengembangan Mutu) 85% dari
target 90%;
9) Tercapainya Sertifikasi CI Kedokteran (Sub. Bid. Pendidikan) 58.06% dari
target 75%;
10) Kredensialing perawat lama dan baru (Komite Keperawatan) 88.60% dari
target 100%
Sukabumi, Juli 2016

Direktur RSUD R. Syamsudin, S.H.


Kota Sukabumi

dr. Bahrul Anwar, M.KM


Pembina Utama Muda
NIP. 19611212 199103 1 010

Anda mungkin juga menyukai