Anda di halaman 1dari 15

Learning Obyektif

1. Patofisiologi sehingga timbul gejala crazy pavement dermatosis


Jawab:

2. Penatalaksanaan
Jawab:

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Bagan tatalaksana anak gizi
buruk buku I. Jakarta: Departemen kesehatan RI

3. Perbedaan marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-kwashiorkor


Jawab:
Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari atau disebabkan oleh
gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KEP
merupakan istilah umum yang meliputi malnutrition yaitu gizi kurang dan gizi buruk
termasuk marasmus dan kwashiorkor.

Marasmus
Salah satu bentuk kekurangan gizi yang paling sering ditemui pada balita berusia 0-2
tahun yang tidak mendapatkan cukup Air Susu Ibu (ASI). Penyebabnya antara lain
karena masukan makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas,
penyakit pada masa neonates serta kesehatan lingkungan. Si kecil yang mengalami
marasmus biasanya memiliki berat badan sangat rendah kurang dari 60% berat badan
sesuai dengan usianya, ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh, mudah
terkena infeksi penyakit, rambut tipis dan mudah rontok, anak menjadi berwajah lonjong
dan tampak lebih tua (old man face), kulit kering dan berlipat () bersamaan dengan
hilangnya lemak subkutan, tingkat kesadaran menurun, dan bentuk perut cekung sering
disertai diare kronik (terus menerus) atau malah susah buang air kecil.
Gejala klinis KEP berat/gizi buruk yang dapat ditemukan pada marasmus yaitu tampak
sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng, kulit keriput, perut cekung, rambut tipis,
jarang dan kusam, tulang iga tampak jelas (iga gambang), pantan kendur dan keriput
(baggy pants) serta tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang.

Kwashiorkor
Kondisi ini banyak ditemukan pada anak usia 1-3 tahun yang kurang mendapatkan
asupan protein. Si kecil yang mengalami kwashiorkor sering kali mengalami
pembengkakan (edema) pada di seluruh tubuh hingga tampak gemuk, wajah anak
membulat dan sembab (moon face), bengkak pada bagian punggung kak. Bila bagian
punggung kaki ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan
menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LLA-nya kurang dari 14 cm, serta
munculnya ruam yang berwarna merah muda pada kulit kemudian berubah menjadi
coklat kehitaman dan mengelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis
berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit,
sering disertai infeksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis, perut yang
membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah
gejala kemungkinan menderita “busung lapar”.
Pada kwashiorkor yaitu adanya edema diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau
anggota badan lain, wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu, rambut tipis,
kemerahan seperti rambut jagung, perubahan status mental: cengeng, rewel, pembesaran
hati, otot mengecil, kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas, diare, anemia.

Marasmik-kwarshiorkor
Hanger oedema disebabkan cara bersama atau salah satu dari simtoma marasmus dan
kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit di Indonesia disa diakibatkan karena
kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara
lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi (terutama tidak mengandung cukup
energy dan protein), anak tidak mendapay asupan gizi yang memadai dan anak mungkin
menderita infeksi penyakit. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah busung lapar.
Gambaran klinik marasmik-kwarshiorkor merupakan campuran dari beberapa gejala
klinik kwashiorkor dan marasmus disertai dengan edema yang tidak mencolok.
Sumber: Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi kesehatan
anak balita di Indonesia. Jakarta: KEMENKES
Nadila, F., Anggraini, D.I. 2016. Manajemen Anak Gizi Buruk Tipe Marasmus dengan
TB Paru. Jurnal Medula Unila. 6 (1); 36-43. Viewed 23 Agustus 2018. From <
http://repository.lppm.unila.ac.id >

4. Defisiensi vitamin
Jawab:
Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk kesehatan kulit, kesehatan indera penglihatan, sebagai
antioksidan, untuk pendukung perkembangan janin di dalam kandungan, dan untuk
sistem imunitas. Sumber vitamin A bias ditemukan pada susu, ikan, sayuran berwarna
hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel,
pisang, pepaya, dll).
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A : rabun senja, katarak, infeksi
saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

Vitamin D
Fungsi vitamin D adalah pembentuk tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D
menyebabkan diabetes dan osteoporosis. Vitamin D terdapat pada minyak ikan, susu,
telur, keju. Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D : gigi akan
lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal
yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah pengontrol asam lemak berlebih dan kesehatan kulit. sumber
yang mengandung vitamin E : ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-
tumbuhan, havermut, dsb. Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E:
bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll

Vitamin K
Fungsi vitamin K adalah untuk pencegah diabetes, dan pencegah osteoporosis. Vitamin K
bisa didapatkan pada susu, kuning telur, sayuran segar. Penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin K antara lain :darah sulit membeku bila terluka /berdarah /luka
/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh

Vitamin B
Vitamin B1 (Thiamine)
vitamin B1 berfungsi untuk kesehatan jantung dan fungsi syaraf, serta mencegah penyakit
beri-beri. sumber yang mengandung vitamin B1 bisa didapatkan pada gandum, daging,
susu, kacang hijau, ragi, beras, telur. Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan
vitamin B1 antara lain: kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh
berkurang.

Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 berfungsi untuk kesehatan kulit dan perkembangan system tubuh. Vitamin
B2 bisa didapatkan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan
banyak lagi lainnya.
Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2, antara lain: turunnya
daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan
sebagainya.

Vitamin C
Kegunaan vitamin C adalah untuk meningkatkan system imun tubuh, pembentuk sel-sel
darah merah, untuk antioksidan, untuk kesehatan gigi dan gusi. sumber yang
mengandung vitamin C : jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar.
Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain: mudah infeksi
pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian

Sumber: Samin, C. 2015. Vitamin (Pengertian, Jenis/ Macam, Fungsi, Sumber). Viewed
23 Agustus 2018. From < http://www.artikelmateri.com >

5. Indikasi Rujukan
Jawab:
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Bagan tatalaksana anak gizi
buruk buku I. Jakarta: Departemen kesehatan RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Bagan tatalaksana anak gizi buruk
buku I. Jakarta: Departemen kesehatan RI

6. Antropometri
Jawab:
Sumber: Menteri Kesehatan. 2010. Standar antropometri penilaian status gizi anak.
Viewed 23 Agustus 2018. From < http://gizi.depkes.go.id >
7. Cara membaca KMS
Jawab:
KMS adalah alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang
mudah dilakukan oleh para ibu. Pertumbuhan Balita dari KMS dapat diketahui apabila
setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik
berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan
ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan
anak. Pada Balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita
pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
Berdasarkan hubungan 2 titik di grafik KMS, terdapat 5 kemungkinan pertumbuhan,
yaitu : Catch Up, Normal Growth, Growth Faltering, Flat Growth, dan Loss of Growth.
Dari kelima kemungkinan pertumbuhan tersebut, yang dikatakan naik (N) adalah 1 atau
2. Sedangkan dikatakan tidak naik adalah poin 3, 4, dan 5.
Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan.
Pengetahuan seseorang diperoleh dari berbagai macam sumber. Pengetahuan seseorang
dinyatakan baik bila > 80 % (skor 9 – 10), cukup bila 60–80 % (skor 6 – 8), dan kurang
bila < 60 % (skor 1 – 5).

Sumber: Meiranny, A. 2017. Pengetahuan ibu tentang kartu menuju sehat (kms)
mempengaruhi pertumbuhan balita. 4 (2); 9-17. Viewed 23 Agustus 2018. From <
http://stikesyahoedsmg.ac.id >
Departemen Kesehatan. Kartu Menuju Sehat (KMS). From < http://www.depkes.go.id >

Anda mungkin juga menyukai