Anda di halaman 1dari 1

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Dermatitis kontak alergi (DKA) tidak berhubungan dengan atopi. DKA merupakan
reaksi hipersensitivitas tipe lambat, atau reaksi imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh
limfosit yang sebelumnya tersensitisasi, yang menyebabkan peradangan dan edema pada kulit.1
DKA adalah reaksi imun yang cenderung melibatkan kulit di sekitarnya (spreading
phenomenon) dan bahkan dapat menyebar di luar area yang terkena. Pada DKA dapat terjadi
penyebaran yang menyeluruh.2

Epidemiologi

Epidemiologi DKA sering terjadi. Penyakit ini terhitung sebesar 7% dari penyakit yang
terkait dengan pekerjaan di Amerika Serikat.2 Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan,
insiden dan tingkat prevalensi DKA dipengaruhi oleh alergen-alergen tertentu. Dalam data
terakhir, lebih banyak perempuan (18,8%) ditemukan memiliki DKA dibandingkan laki-laki
(11,5%). Namun, harus dipahami bahwa angka ini mengacu pada prevalensi DKA dalam
populasi (yaitu, jumlah individu yang potensial menderita DKA bila terkena alergen), dan ini
bukan merupakan angka insiden (yaitu, jumlah individu yang menderita DKA setelah jangka
waktu tertentu).2 Tidak ada data yang cukup tentang epidemiologi dermatitis kontak alergi di
Indonesia, namun berdasarkan penelitian pada penata rias di Denpasar, sekitar 27,6 persen
memiliki efek samping kosmetik, dimana 25, 4 persen dari angka itu menderita DKA.

Etiologi

Penyebab DKA adalah alergen / kontaktan / sensitizer. Biasanya berupa bahan logam berat,
kosmetik, bahan perhiasan, obat-obatan, karet, plastik dan lainnya, yang merupakan bahan
kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (<1000 dalton), merupakan alergen
yang menembus belum diproses dan dalam bentuk yang disebut hapten, yang bersifat
lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis
di bawahnya (sel hidup).2 Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya DKA misalnya
potensi sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi,
suhu, dan kelembaban lingkungan, vehikulum, dan pH. Juga faktor individu misalnya
keadaan kulit pada lokasi kontak, status imunologik. Alergen-alergen ini biasanya tidak
menyebabkan

Anda mungkin juga menyukai