1
2
2016 didapatkan angka CDR yang menurun yaitu dari 53% di tahun 2014
menjadi 49% di tahun 2015. Data proporsi suspek juga menurun dari 54%
di tahun 2014 menjadi 52% di tahun 2015. (Dinkes Banyuwangi, 2016).
Puskesmas Bajulmati merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten
Banyuwangi yang berada di Kecamatan Wongsorejo dengan jumlah
penduduk yang sebesar 48.106 jiwa. Dari data mini lokakarya puskesmas
Bajulmati tahun 2017 didapatkan penemuan suspek TB tidak memenuhi
target. Dari target 392 orang hanya terpenuhi 101 orang. Penemuan BTA
positif juga tidak memenuhi target, dari 39 orang hanya terpenuhi 16
orang. (Mini Lokakarya Puskesmas Bajulmati, 2017)
Desa Bimorejo merupakan salah satu desa di wilayah kerja puskesmas
Bajulmati. Menurut data formulir TB 6 didapatkan penemuan suspek TB
menurun dari 17 orang menjadi 9 orang. Sedangkan penemuan BTA positif
meningkat dari 1 orang menjadi 2 orang. (Form TB 6 Puskesmas
Bajulmati, 2015 dan 2016)
Masalah yang ditemukan dari data jumlah kasus dan angka penemuan
kasus TB Puskesmas Bajulmati pada tahun 2016 :
1. Angka penjaringan suspek sebesar 101 dari target 392 (25,7%)
2. Angka penemuan kasus TB paru BTA(+) (CDR) hanya sebesar
41,02% dari target 90%
3. Proporsi pasien BTA (+) diantara suspek sebesar 15,8% dari target 5-
15%
Menurut wawancara dengan PJ P2M TB penyebab masalah yang
ditemukan utamanya adalah tenaga kesehatan yang kurang komunikasi,
edukasi dan informasi ke pasien dan kader yang kurang.
Menurut survei lingkungan yang dilakukan di desa Bimorejo,
ditemukan permasalahan kesehatan lain yang terdapat pada masyarakat
Bimorejo yakni kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB, masalah
ekonomi masyarakat, dan cakupan BPJS yang sedikit.
Program TB di Puskesmas Bajulmati antara lain :
1. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course)
2. Imunisasi BCG
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu menjalankan pelayanan kesehatan paripurna mengenai upaya
promotif dan preventif TB dengan memanfaatkan ilmu-ilmu kedokteran
secara multidisiplin pada masyarakat di daerah tertentu dengan tinggal
bersama masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat. Selain itu mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan melakukan kedokteran komunitas di lapangan dengan menggunakan
sumber daya setempat dan menggerakkan peran serta masyarakat, serta
menjalankan pelayanan kesehatan dengan menggunakan konsep
kedokteran keluarga dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengenalan medan di wilayah kerja Puskesmas Bajulmati,
Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.
b. Menentukan diagnosis komunitas di wilayah kerja Puskesmas
Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi dengan
cara mengidentifikasi masalah, pemecahan masalah, pengembangan
solusi, pembentukan model, dan pengembangan program.
4
1.3 Kepustakaan
1.3.1 Definisi TB Paru
Tuberculosis adalah infeksi bakteri kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, biasanya di tandai dengan terbentuknya
granuloma secara patologis. Predileksinya biasanya pada paru, namun
organ lain dapat terkena juga (CDC, 2009)
Bakteri TB menular lewat udara, biasanya pada TB paru menular
lewat batuk, berbicara atau bernyanyi, baik itu ke keluarga, teman, ataupun
teman kerja. Ketika seseorang menghirup kuman TB, bakteri dapat
tinggal di paru dan mulai tumbuh, kemudian menyebar lewat pembuluh
darah ke organ-organ tubuh manusia, seperti ginjal,tulang belakang dan
otak . TB tidak menyebar dengan memegang tangan penderita, berbagi
makanan atau minuman, memegang sprei pasien atau tempat duduk toilet,
berbagi sikat gigi, atau pun berciuman. (CDC,2016)
1.3.2 Faktor Resiko TB
Pada salah satu penelitian di Purwokerto mengatakan bahwa ada
hubungan antara riwayat keluarga yg menderita TB, perilaku merokok
keluarga, kondisi lingkungan rumah yang buruk dengan kejadian TB pada
balita dan menyebabkan risiko sebesar 6,786; 5,091; 4,210 kali terhadap
kejadian TB di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. (Aan Sunani dan
Ratifah, 2014) Faktor paling dominan terhadap terjadinya tuberculosis
pada anak adalah status anak pernah kontak TB serumah dari keluarga
miskin. Adapun faktor lainnya seperti status anak dengan gizi kurang, dan
status ekonomi keluarga miskin juga mempengaruhi kejadian tuberculosis
pada anak di Kabupaten Purworejo. (Setya, A.R., 2009)
5
Gambar 1.2 Faktor Risiko Infeksi dan Penyakit TB (Narasimhan et al, 2012)
7
1.3.3 Diagnosis TB
1.3.3.1 Anamnesis
Anamnesis dari TB dengan mencari gejala-gejala seperti : berat badan
turun tidak jelas, keringat malam, demam malam hari, cepat lelah, batuk
lebih dari 3 minggu dan berdarah, nyeri dada, kurang nafsu makan, apakah
ada riwayat terpapar TB, melihat dari mana orang tersebut untuk mencari
endemis TB atau tidaknya (negara asal, umur Ras dan pekerjaan) yang
dapat meningkatkan risiko terkena TB, melihat apakah ada penyakit lain
yang membuat lebih mudah terinfeksi TB; contohnya HIV dan DM, serta
apakah ada riwayat penggunaan obat TB.
1.3.3.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik general seperti biasa dan juga pemeriksaan yang
menunjang sakit TB yang terkena pada organ tsb, semisal TB paru
terdapat kelainan pada paru.
1.3.3.3 Tes TB
8
Rumus :
Jumlah pasien TB BTA positif (baru + kambuh) X 100%
Jumlah seluruh pasien TB (semua tipe)
Angka ini sebaiknya jangan kurang dari 65%. Bila angka ini jauh
lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah, dan kurang memberikan
prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif).
1.3.8.4 Proporsi pasien TB Anak diantara seluruh pasien TB
Adalah prosentase pasien TB anak (<15 tahun) diantara seluruh
pasien TB tercatat.
Rumus :
Jumlah pasien TB Anak (<15 thn) yg ditemukan X 100%
Jumlah seluruh pasien TB yg tercatat
Angka ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan
ketepatan dalam mendiagnosis TB pada anak. Angka ini berkisar 15%.
Bila angka ini terlalu besar dari 15%, kemungkinan terjadi
overdiagnosis.
1.3.8.5 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate = CDR)
Adalah prosentase jumlah pasien baru BTA positif yang
ditemukan dan diobati dibanding jumlah pasien baru BTA positif yang
diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.
Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien
baru BTA positif pada wilayah tersebut.
Rumus :
Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang dilaporkan dalam TB.07 X 100%
Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA Positif
Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh
berdasarkan perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA positif
dikali dengan jumlah penduduk. Target Case Detection Rate Program
Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%.
1.3.8.6 Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate = CNR)
Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang
ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah
23
untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari 4% untuk daerah
yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari
10% untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat.
1.3.8.9 Angka Keberhasilan Pengobatan
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan prosentase
pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik
yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB
paru BTA positif yang tercatat.
Dengan demikian angka ini merupakan penjumlahan dari angka
kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Cara perhitungan untuk pasien baru BTA positif dengan pengobatan
kategori 1.
Jumlah pasien baru TB BTA positif (sembuh + pengobatan lengkap) X 100%
Jumlah pasien baru TB BTA positif yg diobati
1.3.8.10 Angka Kesalahan Laboratorium
Pada saat ini Penanggulangan TB sedang dalam uji coba untuk
penerapan uji silang pemeriksaan dahak (cross check) dengan metode
Lot Sampling Quality Assessment (LQAS) di beberapa propinsi. Untuk
masa yang akan datang akan diterapkan metode LQAS di seluruh UPK.
a. Metode LQAS
Perhitungan angka kesalahan laboratorium metode ini
digunakan oleh propinsi-propinsi uji coba.
b. Metode 100 % BTA Positif & 10 % BTA Negatif
Sebagian besar propinsi masih menerapkan metode uji silang
perhitungan sebagai berikut :
Error rate atau angka kesalahan baca adalah angka kesalahan
laboratorium yang menyatakan prosentase kesalahan pembacaan
slide/ sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa pertama
setelah di uji silang (cross check) oleh BLK atau laboratorium
rujukan lain.
Angka ini menggambarkan kualitas pembacaan slide secara
mikroskopis langsung laboratorium pemeriksa pertama. Angka
26
Gambar 1.6 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate) Indonesia, 2012 -
2014
Dari data yang ada ditemukan juga Case Notification Rate semua
kasus TB di tingkat nasional sejak 1999 cenderung meningkat, namun
CNR mengalami stagnansi dalam empat tahun terakhir. Data yang ada juga
menyebutkan adanya peningkatan kasus TB seiring dengan peningkatan
HIV-AIDS dan proporsi rumah berlokasi di daerah kumuh.
Gambar 1.7 Case Notification Rate (CNR) Semua Kasus TB, Antar Provinsi, 2014
28
1.4 Metode
1.4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Data yang dikumpulkan merupakan data yang diperlukan untuk mengukur
variabel pengetahuan dan perilaku terhadap penyakit TB. Semua data yang
didapatkan melalui penelitian kemudian diskor dan dianalisis.
1.4.2 Analisis Data
Analisis data menggunakan software statistik SPSS 24 for Windows.
Variabel-variabel disajikan secara deskriptif. Data deskriptif tersebut
kemudian dikategorisasi menurut kriteria yang telah direncanakan, yaitu
berdasarkan skoring untuk masing-masing subvariabel.
1.6 Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dua variabel yaitu variabel
pengetahuan, dan perilaku. Variabel pengetahuan diketahui melalui 12
pertanyaan. Variabel perilaku diketahui melalui 4 pertanyaan.
1.7 Kerangka Konseptual
29
1.9 Hasil
1.9.1 Gambaran Umum Responden
Survei tentang penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas
Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi,
menghasilkan gambaran mengenai pengetahuan dan perilaku terhadap
penyakit TB. Didapatkan data berupa responden berjenis kelamin
perempuan lebih banyak, rata-rata pendidikan terakhir tamat SLTP,
mayoritas berusia 21 - 30 tahun, pekerjaan paling banyak adalah petani,
penghasilan masyarakat sebagian besar <1.000.000, pembiayaan kesehatan
terbanyak dengan uang pribadi.
31
1.10 Pembahasan
41
1.11 Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan masalah-masalah yang
ditemukan dari survei adalah sebagai berikut.
42