Anda di halaman 1dari 6

PENATALAKSANAAN

LARINGITIS
No. :
Dokumen
No. Revisi :0

Tanggal :
SOP Terbit
Halaman :
UPT PUSKESMAS
BLOOTO
Ttd Ka Puskesmas
PEMERINTAH Farida Mariana
KOTA NIP. 19781104 200501 2 014
MOJOKERTO
1.Pengertian Laringitis adalah peradangan pada laring yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Laringitis juga
merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan,
pajanan terhadap polutan eksogen, atau infeksi pada pita
suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia juga
dapat menyebabkan laringitis. Laringitis pada anak sering
diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya
disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut
sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali disebabkan
oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus
influenza A dan B, RSV, dan virus campak. Selain itu, M.
pneumonia juga dapat menyebabkan croup. .
2.Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan laringitis di Puskesmas
Blooto.
3.Kebijakan
4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5.Prosedur 1. Anamnesis
Keluhan
1. Pasien datang dengan keluhan suara serak atau hilang
suara (afonia).
2. Gejala lokal seperti suara parau, seperti suara yang kasar
atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih
rendah dari suara yang biasa/normal bahkan sampai tidak
bersuara sama sekali (afoni). Hal ini terjadi karena gangguan
getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara
kiri dan kanan.
3. Sesak nafas dan stridor.
4. Nyeri tenggorokan, terutama nyeri ketika menelan atau
berbicara.
5. Gejala radang umum, seperti demam, malaise.
6. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak
kental.
7. Gejala common cold, seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok
hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion),
nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak
mengalami peningkatan dari 38o C.
8. Obstruksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti
edema subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan
biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi
gelisah, nafas berbunyi, air hunger, sesak semakin bertambah
berat.
9. Laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten.
Pada pagi hari, biasanya tenggorokan terasa sakit namun
membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan
batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat
juga dipicu oleh udara dingin atau minuman dingin.
Faktor Risiko
1. Penggunaan suara yang berlebihan.
2. Pajanan terhadap zat iritatif seperti asap rokok dan minum-
minuman alkohol.
3. Adanya refluks laringofaringeal, bronkitis, dan pneumonia.
4. Rhinitis alergi.
5. Perubahan suhu yang tiba-tiba.
6. Malnutrisi.
7. Keadaan menurunnya sistem imun atau daya tahan tubuh.

2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


Pemeriksaan Fisik
Laringoskopi indirek (khusus untuk pasien dewasa):
1. Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang
hiperemis dan membengkak terutama di bagian atas dan
bawah pita suara.
2. Biasanya terdapat tanda radang akut di hidung atau sinus
paranasal.
3. Pada laringitis kronik, dapat ditemukan nodul, ulkus dan
penebalan mukosa pita suara.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap.

3. Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Klasifikasi:
1. Laringitis Akut
Laringitis akut adalah radang akut laring, dapat disebabkan
oleh virus dan bakteri. Keluhan berlangsung <3 minggu dan
pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A
dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirusdan adenovirus.
Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae,
Branhamellacatarrhalis, Streptococcus pyogenes,
Staphylococcus aureus, dan Streptococcuspneumoniae.
2. Laringitis Kronik
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang
berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis,
deviasi septum berat, polip hidung, bronkitis kronik, refluks
laringofaring, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat
konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis
kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara
serak, dan terdapat edema pada laring. Mungkin juga
disebabkan penyalahgunaan suara (vocal abuse) seperti
berteriak-teriak atau bicara keras.
3. Laringitis Kronik Spesifik
a. Laringitis tuberkulosa
Penyakit ini disebabkan tuberkulosis paru. Setelah diobati,
biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis
tuberculosis menetap (membutuhkan pengobatan yang lebih
lama), karena struktur mukosa laring sangat lekat pada
kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru.
b. Laringitis luetika
Radang menahun ini jarang ditemukan.
Diagnosis Banding
Benda asing pada laring, Faringitis, Bronkiolitis, Bronkitis,
Pneumonia, Tumor pada laring, Kelumpuhan pita suara
Komplikasi
Obstruksi jalan napas atas, Pneumonia, Bronkhitis

4. Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa
a. Istirahat suara (vocal rest).
b. Rehabilitasi suara (voice therapy), bila diperlukan.
c. Meningkatkan asupan cairan.
d. Bila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa
endotrakea, atau trakeostomi.
2. Medikamentosa
a. Parasetamol atau Ibuprofen sebagai antipiretik dan
analgetik.
b. Pemberian antibiotik dilakukan bila peradangan dari paru
dan bila penyebab berupa Streptokokus grup A ditemukan
melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat digunakan
yaitu golongan Penisilin.
c. Proton Pump Inhibitor pada laringitis yang disebabkan oleh
refluks laringofaringeal.
d. Kortikosteroid dapat diberikan jika laringitis berat.
e. Laringitis tuberkulosis: obat antituberkulosis.
f. Laringitis luetika: penisilin dengan dosis tinggi.

Rencana Tindak Lanjut


Pemeriksaan laringoskopi indirek kembali untuk memeriksa
perbaikan organ laring.

Konseling dan Edukasi


Memberitahu pasien dan keluarga untuk:
1. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan
bergizi dan olahraga teratur.
2. Menghentikan merokok.
3. Mengistirahatkan pasien berbicara dan bersuara atau tidak
bersuara berlebihan.
4. Menghindari makanan yang mengiritasi atau meningkatkan
asam lambung.

Kriteria Rujukan
Indikasi rawat rumah sakit apabila:
1. Terdapat tanda sumbatan jalan nafas atas.
2. Usia penderita dibawah 3 tahun.
3. Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau exhausted.
4. Ada kecurigaan tumor laring.

Petugas
Petugas melakukan
anamnesa memberikan
(dokter/pera
6. Diagram alir
dan Penatalaksana
wat) pemeriksaan
an/terapi
memberi Fisik
sesuai klinis
salam

Untuk kasus yang Petugas


ringan setelah memberikan
diresepi bilang rujukan bila
semoga cepat terdapat
sembuh indikasi
7.Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait

Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

Anda mungkin juga menyukai