Anda di halaman 1dari 2

Pengendalian Busuk

Buah Kakao
Oleh Administrator
Kamis, 03 Juli 2014 14:04
Penyakit busuk buah kakao (BBK) disebabkan oleh
Phytophthora palmivora yang merupakan penyakit
utama pada tanaman kakao. Kerugian yang
diakibatkan dapat mencapai 50%. Gejala buah
kakao yang terserang memiliki bercak coklat
kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau
pangkal buah. Bercak berkembang dengan cepat
menutupi jaringan internal dan seluruh permukaan
buah, termasuk biji. Buah yang terinfeksi akan
menjadi busuk total dan menjadi hitam. Jamur dapat
masuk ke dalam buah dan menyebabkan biji menjadi busuk dan menurunkan kualitasnya..
Teknologi pengendalian BBK meliputi sanitasi kebun, kultur teknis, menanam jenis tanaman
kakao yang tahan, dan kimiawi. Sanitasi kebun dilakukan dengan cara membuang semua buah
yang menunjukkan gejala serangan/ busuk yang ada di pohon. Tujuannya ialah untuk menekan
sumber infeksi sekecil mungkin. Buah terinfeksi dikumpulkan kemudian dibenam dalam tanah
minimal sedalam 30 cm dari atas permukaan tanah. Pada saat pembenaman, buah-buah busuk
dicampur terlebih dahulu dengan kotoran ayam, hijauan daun, dan ditambah dengan EM-4 atau
Urea kemudian ditutup dan dimampatkan dengan tanah.

Pengendalian kultur teknis dilakukan dengan cara pengaturan pohon pelindung,


pemangkasan tanaman kakao, dan pengaturan drainase. Pengaturan pangkasan tanaman kakao
dengan pengaturan pohon penaung pada saat menjelang musim hujan perlu dilakukan agar
kelembaban kebun tidak tinggi. Di lokasi yang sering tergenang air
dibuatkan saluran drainase.

Penggunaan tanaman yang tahan/toleran untuk mengatasi


penyakit busuk buah merupakan salah satu alternatif pengendalian
penyakit tanaman yang paling murah dan ramah lingkungan.
Penanaman varietas atau klon kakao yang tahan di daerah basah
dapat mengurangi masalah serangan penyakit. Klon DRC 16
merupakan kakao yang cukup tahan untuk kakao mulia,
Pengendalian Busuk Buah Kakao sedangkan untuk kakao lindak,
ada beberapa hasil persilangan yang menunjukkan ketahanan yang cukup tinggi, antara lain Sca
6, Sca 12,dan hibrida Sca 6 x DRC 16, Sca 89 x DRC 16, ICS 60 x DRC 16, ICCRI 03, ICCRI
04 (Puslitkoka).

Penyakit yang disebabkan oleh jamur P. palmivora ini sulit dikendalikan secara kuratif.
Oleh karena itu, tindakan preventif sangat ianjurkan agar perkembangan penyakit tidak meluas.
Salah satu tindakan preventif adalah dengan penggunaan fungisida. Fungisida yang dianjurkan
untuk pengendalian penyakit busuk buah kakao, antara lain, adalah yang berbahan aktif tembaga
(Copper Sandoz, Cupravit, Vitigran Blue, Cobox, Nordox 56 WP) dengan konsentrasi formulasi
0,3% dengan interval 2 minggu. Fungisida kimia juga diaplikasikan biofungisida yaitu jamur
antagonis Trichoderma spp. Diharapkan jamur ini akan dapat digunakan secara luas sebagai
pengganti fungisida kimia. Teknologi pengendalian busuk buah kakao (BBK) pada tahun 2012
telah dilaksanakan di Kelompok Tani Andum Rezeki, Desa Banjarharjo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.
LAST_UPDATED2

Disclaimer
Best Viewed on
Hak Cipta © 2011 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta
Jl. Stadion Maguwoharjo No. 22 Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta - Indonesia
Telp. (0274) 884662 Fax. (0274) 4477052 e-mail: bptp-diy@litbang.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai