DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDRYAN
NIM : 1601056
KELAS : II-TK A
Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik
menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan
tersebut) untuk menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
bahan / komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang
baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi
kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Misalkan saja baja yang
sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja mempunyai sifat mekanik
yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu pemakaian tetapi mempunyai
sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal itu seringkali
dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki dengan cara
pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari bahan lain seperti
selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat
mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi. Berikut adalah
beberapa sifat mekanik yang penting untuk diketahui :
Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada
jenis beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser,
kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
Kekerasan (hardness), dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan
terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan
dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan
kekuatan.
Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu
logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi
waktu, pada saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya
relatif tetap.
Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar
berubah – ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut. Ini perlu dibedakan karena tingkah
laku bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan yang berbeda.
Sifat termal bahan adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan suhu. Sifat termal ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
1. Kandungan uap air
Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap konduktifitas
termal. Konduktifitas termal yang rendah pada bahan insulasi adalah selaras dengan
kandungan udara dalam bahan tersebut.
2. Suhu
Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara
umum dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu
meningkat.
Kata “Logam” berasal dari bahasa Yunani: “Metallon” yang berarti sebuah unsur kimia
yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan
bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga
kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid
dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium
(Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid,
kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas
adalah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak
terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga,
emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink. Alotrop logam cenderung
mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam biasanya rapuh (untuk
nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator.
Paduan logam merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih untuk
mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik. Contoh paduan
logam yang populer adalah baja tahan karat yang merupakan pencampuran dari baja (Fe)
dengan Krom (Cr).
Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih,
dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi
kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya
bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan
dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.
Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan pangan
mengandung logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah sindrom Minamata,
sebagai akibat akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan konsumsi.
Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki
kandungan raksa yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pernah ditolak importir dari
Jepang karena dinilai memiliki kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang melebihi
ambang batas. Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan limbah industri di
sekitarnya. Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang internasional
2. KOROSI
logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO2). Di dalam
medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara terlokalisasi.
Dengan demikian, apabila di dalam usaha pencegahan korosi dilakukan melalui
penggunaan inhibitor korosi (Muhammad Abduh, 2011).
Jenis serangan karat ini terjadi sangat cepat, dalam ukuran menit, yakni
jika semua persyaratan untuk terjadi nya karat regangan (tegangan) ini telah
terpenuhi pada saat tertentu yaitu adanya regangan internal dan terciptanya
kondisi korosif yang berhubungan dengan konsentrasi zat karat (corrodent) dan
suhu lingkungan. Contoh korosi tegangan pada pipa dapat dilihat pada gambar
2.6.
b. Karbondioksida (CO2)
korosifitas,
biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara umum reaksinya
adalah:
2.3.3 Faktor pH
Besi dan baja akan terkorosi dalam suasana asam, tetapi sedikit terkorosi
dalam suasan basa. Sifat ini dapat dijelaskan dengan rangkaian GGL (gaya gerak
listrik) yang tersusun dari elemen-elemen dimana akan terjadi pengurangan
potensial pada elektroda negatif jika elemen tersebut tercelup larutan asam.
Potensi saat logam mulai terkorosi dapat dihitung dengan persamaan Nernst:
E = E⁰ - 0,059 pH
Adapun korosi dalam lingkungan asam, basa, dan garam adalah sebagai
berikut:
\a. Asam
Korosi logam dalam asam biasanya menghasilkan gas
+ 2+
hydrogen. Fe + 2H → Fe + H2
b. Basa
- -
Basa adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion OH ion. OH tidak
beraksi langsung dengan logam. Reaksi akan terjadi setelah logam mengalami
oksidasi.
Fe + OH → Tidak bereaksi
-
Fe + 2OH → Fe(OH)2
mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S
atau besi sulfida. Bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang dapat
mengkonsumsi hidrogen. Contohnya: Thiobacillus thi-oxidans.
a. Klorida (Cl)
Klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel.
Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga
menyebabkan pecahnya alloys. Klorida biasanya ditemukan pada campuran
minyak-air dalam konsentrasi tinggi yang akan menyebabkan proses korosi.
Proses korosi juga dapat disebabkan oleh kenaikan konduktivitas larutan
garam, dimana larutan garam yang lebih konduktif dapat menyebabkan laju
korosinya menjadi lebih tinggi. Kandungan Klor dalam garam akan
menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Reaksi yang terjadi pada besi:
Fe + Cl2 → FeCl2
b. Karbonat (CO3)
Ion sulfat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfar
juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan,
dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfida yang korosif.
Pada korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion
+
(n ) dalam pelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai
contoh besi:
+
Fe → Fe2 + 2e
Menurut Haryono (2010) mekanisme korosi yang terjadi pada logam besi
(Fe) dituliskan sebagai berikut :
Fe(s) + H2O(l) + ½ O2(g) → Fe(OH)2(s)
yang dapat teroksidasi secara alami oleh air dan udara menjadi feri hidroksida
berwarna merah kecoklatan yang biasa kita sebut karat. Menurut Vogel (1979)
Reaksinya adalah:
sebagai katoda dengan reaksi yang umum terjadi adalah pelepasan H2 dan reduksi
+
O2, akibat ion H dan H2O yang tereduksi. Reaksi ini terjadi dipermukaan logam
c. Pelapisan Organik, dengan tiga metode proteksi, yaitu barrier effect, sacrificial
effect, dan inhibition effect.
Oxydizing anions, yang dapat membentuk lapisan pasif pada logam tanpa
kehadiran oksigen. Contohnya antara lain kromat, nitrit, dan nitrat.
Non-oxydizing ions, yang dapat membentuk lapisan pasif pada logam
dengan kehadiran oksigen. Contohnya antara lain phosphat, tungstat, dan
molybdat.
b. Inhibitor Presipitasi
Inhibitor presipitasi dapat membentuk presipitat di seluruh permukaan
suatu logam yang berperan sebagai lapisan pelindung untuk menghambat
reaksi anodik dan katodik logam tersebut secara tidak langsung. Contohnya
dari inhibitor jenis ini adalah silikat dan fosfat.
c. Inhibitor Katodik
d. Inhibitor Organik
DAFTAR PUSTAKA
http://4frizon.wordpress.com/2010/06/29/perawatan-dasar/ diakses pada
8 oktober 2017 pukul 22.10 wib.
http://lastmemoriesofkreshna.blogspot.com/2011/04/pengendaliam-
korosi.html diakses pada 8 oktober 2017 pukul 22.15 wib.
http://mechanicalengbov.wordpress.com/2012/12/24/langkah-langkah-
pengendalian-korosi-part-3-selesai/ diakses pada 10 oktober 2017 pukul
04.30 wib
http://navale-engineering.blogspotcom/2012/05/22/korek-lagi-yuuuuuukksz-
tentang-faktor-x-penyebab-korosi-dan-pengendaliannya-pada-alat-industri-
farmasi/ diakses pada 10 oktober 2017 pukul 06.00 wib.
http://zvcoluffv21.blogspot.com/2014/01/pengendalian-korosi.html diakses
pada 12 oktober 2017 pada 04.30 wib.