Anda di halaman 1dari 2

Pengelolaan Bayi Prematur

A. Manajemen persalinan preterm bergantung pada beberapa faktor:


1. Keadaan selaput ketuban. Pada umumnya persalinan tidak dihambat jika selaput
ketuban sudah pecah.
2. Pembukaan serviks. Persalinan akan sulit dicegah bila pembukaan mencapai 4 cm.
3. Umur kehamilan. Makin muda usia kehamilan, upaya mencegah persalinan makin
perlu dilakukan. Persalinan dapat dipertimbangkan berlangsung bila TBJ > 2.000 atau
kehamilan > 34 minggu.
4. Penyebab / komplikasi persalinan preterm.
5. Kemampuan neonatal intensive care facilities.
B. Tokolisis
Alasan pemberian tokolisis pada persalinan preterm:
a. Mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi prematur.
b. Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir surfaktan
paru janin.
c. Memberi kesempatan transfer intrauterin pada fasilitas yang lebih lengkap.
d. Optimalisasi personel.

Beberapa macam obat tokolitik:

 Kalsium antagonis: Nifedipin 10mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap


jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul kontraksi
berulang.
 Obat β mimetik: tarbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol, dapat
digunakan tetapi nifedipin memiliki efek samping lebih kecil.
 Sulfas magnesikus dan antiprostaglandin (indometasin): jarang dipakai karena
efek samping pada ibu taupun janin.
 Untuk menghambat proses persalinan preterm selain tokolisis,perlu membatasi
aktivitas atau tirah baring.
C. Kortikosteroid
Pemberian terapi kortikosteroid untuk pematangan surfaktan paru janin, menurunkan
insidensi RDS, mencegah perdarahan intraventrikular, yang akhirnya menurunkan
kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan jika usia kehamilan < 35 minggu.
Obat yang diberikan: deksametason atau betametason. Pemberian steroid tidak boleh
diulang karena risiko pertumbuhan janin terhambat.
Pemberian siklus tunggal kortikosteroid:
Betametason : 2 x 2mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jam
Deksametason : 4 x 6mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam
D. Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan jika kehamilan mengandung risiko terjadinya infeksi
seperti pada kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang dianjurkan adalah: eritromisin
3x500mg selama 3 hari. Pilihan lain ampisilin 3x500mg selama 3 hari, atau dapat
meggunakan klindamisin.
Penderita dengan KPD dilakukan pengakhiran persalinan pada usia kehamilan 36
minggu. Untuk usia 32-35 minggu jika ada bukti hasil pemeriksaan maturitas paru, maka
kempampuan rumah sakit (tenaga dan fasilitas perinatalogi) sangat menentukan kapan
sebaiknya kehamilan diakhiri.
Akan tetapi, bila ditemukan adanya bukti infeksi (klinik atau laboratorik), maka
pengakhiran persalinan dipercepat / induksi, tanpa melihat usia kehamilan.
Persiapan persalinan preterm perlu pertimbangan berdasarka:
 Usia gestasi
- Usia gestasi 34 minggu tau lebih: dapat melahirkan di tingkat
dasar/primer, mengingat prognosis relatif baik,
- Usia gestasi kurang dari 34 minggu: harus dirujuk ke rumah sakit dengan
fasilitas perawatan neonatus yang memadai.
 Keadaan selaput ketuban
Bila didapat KPD dengan usia kehamilan < 28 minggu, maka ibu dan keluarga
dipersilakan untuk memilih cara pengelolaan setelah diberi konseling dengan
baik.
E. Cara Persalinan
Bila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervaginam. Seksio sesarea
tidak memberi prognosis yang lebih baik bagi bayi, bahkan merugikan ibu. Prematuritas
jangan dipakai sebagai indikasi untuk melakukan seksio sesarea. Seksio sesarea hanya
dilakukan atas indikasi obstetrik.
Pada kehamilan letak sungsang 30-34 minggu, seksio sesarea dapat dipertimbangkan.
Setelah kehamilan lebih dari 34 minggu, persalinan dibiarkan terjadi karena morbiditas
dianggap sama dengan kehamilan aterm.
F. Perawatan neonatus
Untuk perawatan bayi preterm baru lahir perlu diperhatian keadaan umum, biometri,
kemampuan bernafas, kelainan fisik, da kemampuan minum.
Keadaan kritis bayi prematur yang harus dihindari adalah kedinginan, pernafasan
yang tidak adekuat, atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk mencegah hipotermia
pada neonatus (suhu badan di bawah 36,5°C), bila mungkin bayi sebaiknya dirawat cara
KANGURU untuk mengindarkan hipotermia. Kemudian dibuat perencanaan pengobatan
dan asupan cairan.
ASI diberikan lebih sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde atau
dipasang infus. Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan
dan kondisi bayi.
Sebaiknya persalinan bayi terlalu muda tau terlalu kecil berlangsung pada fasilitas
yang memadai, seperti pelayanan perinatal dengan personel dan fasilitas yang adekuat
termasuk perawatan perinatal intensif.

Sumber: Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai