Integral
A.Pengertian dan Sejarah Perkembangannya
Konsep Integral
Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara
berkesinambungan dalam matematika, dan bersama dengan inversnya
yaitu diferensiasi adalah satu dari dua operasi utama dalam kalkulus.
Integral dikembangkan menyusul dikembangkannya masalah dalam
diferensiasi di mana matematikawan harus berpikir bagaimana
menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi.
Integral juga merujuk pada antiturunan, mis. sebuah fungsi F memiliki
turunan yaitu fungsi f maka fungsi F adalah antiturunan dari fungsi f.
Integral dilambangkan dengan ∫ dan integral terdiri dari integral tentu
dan taktentu.
Integral adalah kebalikan dari turunan (diferensial). Oleh karena itu integral
disebut juga anti diferensial. Ada 2 macam integral, yaitu integral tentu dan
integral tak tentu. Integral tentu yaitu integral yang nilainya tertentu,
sedangkan integral tak tentu, yaitu integral yang nilainya tak tentu. Pada
integral tentu ada batas bawah dan batas atas yang nanti berguna untuk
menentukan nilai integral tersebut. Kegunaan integral dalam kehidupan sehari-
hari banyak sekali, diantaranya menentukan luas suatu bidang, menentukan
voluem benda putar, menentukan panjang busur dan sebagainya. Integral tidak
hanya dipergunakan di matematika saja. Banyak bidang lain yang
menggunakan integral, seperti ekonomi, fisika, biologi, teknik dan masih
banyak lagi disiplin ilmu yang lain yang mempergunakannya.
Turunan suatu fungsi konstan adalah 0 atau integral 0 adalah suatu fungsi
konstan, biasanya diwakili oleh notasi c.
a n 1
Rumus umum integral dari y ax n adalah x c atau ditulis :
n 1
a n 1
ax dx x c untuk n 1
n
n 1
Pengembangan Rumus Integral
2x
3
a. dx
5 x
3 x 3 6 x 2 7 x 2 dx
4
b.
Penyelesaian :
2 4 1
2x dx x c x4 c
3
a.
4 2
5x 3 4 7
b. 4
3x 3 6 x 2 7 x 2 dx x 5 x 2x 3 x 2 2x c
4 2
Pada integral tak tentu terdapat nilai konstanta c yang tidak tentu nilainya.
Untuk menentukan fungsi f dari suatu fungsi turunan, maka harus ada data
yang lain sehingga harga c dapat diketahui.
10 6 c 18
16 c 18
c2
5
Jadi f ( x) x 2 3x 2
2
Contoh 2 : Jika gradien garis singgung di titik (x,y) pada sebuah kurva yang
dy
melalui titik (3,4) ditentukan 3 x 2 8 x 5 , maka tentukan persamaan
dx
kurva tersebut !
Penyelesaian :
f ( x) (3x 2 8 x 5)dx x 3 4 x 2 5 x c
f (3) 4 33 4.3 2 5.3 c 4
27 36 15 c 4
c 2
Jadi f(x) = x 3 4 x 2 5 x 2
Kita telah mempelajari turunan fungsi trigonometri yang secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut :
No F(x) F’(x) = f(x)
1 sin x cos x
2 cos x -sin x
3 tan x sec2 x
4 cotan x -cosec2 x
5 sec x tan x . sec x
6 cosec x -cotan x . cosec x
∫ sin x dx = −cos x + C
∫ cos x dx = sin x + C
∫ sec2 x dx = tan x + C
∫ csc2 x dx = −cot x + C
∫ sec x . tan x dx = sec x + C
∫ csc x . cot x dx = −csc x + C
Untuk mengerjakan integral fungsi trigonometri akan digunakan kesamaan-
kesamaan sebagaiberikut ini:
1
1. sin2x +cos2x = 1 4. sinx. cosx = sin 2x
2
1 1
2. sin2x = (1-cos 2x) 5. 1 –cosx =2 sin2 2 x
2
1 1
3. cos2x = (1 + cos 2x ) 6. 1+cosx = 2 cos2 2 x
2
Perluasan Rumus
∫sinaxdx=−1acosax+C
∫sin(ax+b)dx=−1acos(ax+b)+C
Contoh : Tentukan :
a. (5 sin x 2 cos x) dx
b. (2 cos x 4 sin x 3) dx
Penyelesaian :
a. (5 sin x 2 cos x) dx 5 cos x 2 sin x c
b. (2 cos x 4 sin x 3) dx 2 sin x 4 cos x 3x c
Luas dan Volume
1) misalkan fungsi f terdefinisikan dalam interval tetutup [a,b] atau integral
tertentu f dari a ke b dilambangkan
2) dinyatakan dengan
=F(b) – F(a)
3) luas daerah di bawah kurva
a)
Dengan integral tetentu
=F(b) – F(a)
b)
P Q
R S
f(x) f(x+h)
T h U X
0 a x x+h b
Untuk h 0 maka :
Lim Lim L( x h) L( x) Lim
f(x) f(x+h)
h0 h0 h h0
f ( x ) L' ( x ) f ( x ) L' ( x ) f ( x )
L( x) f ( x) dx F ( x) c
(3x x 1) dx
2
Contoh 1 : Hitunglah
1
Penyelesaian:
4 x 1) dx x 3 2 x 2 x 1 33 2.3 2 3 13 2.12 1 12
3
(3x
2 3
C.Tehnik Pengintegralan
1. Integral dengan Substitusi
2 x(4 x 1) dx
2 10
a.
2 sin x cos x dx
5
b.
Penyelesaian :
a. Misal : u 4 x 2 1
Maka:
du
8x
dx
du
dx
8x
Sehingga :
du 1 1 11 1
2 x(4 x 1) 10 dx 2 x.u 10 . u 10 du u c (4 x 2 1)11 c
2
8x 4 4.11 44
b. Misal u = sin x
du
cos x
dx
du
dx
cos x
Sehingga :
du 2 1
2 sin x cos x dx 2u 5 . cos x 2u 5 du u 6 c sin 6 x c
5
cos x 6 3
2. Integral Parsial
Bagaimana jika dua bagian pada suatu integral tidak ada kaitan turunan antara
bagian yang satu dengan bagian lainnya ? Untuk itu perlu ada cara lain untuk
menyelesaikannya yaitu dengan integral parsial.
Seperti telah kita ketahui pada turunan jika y = uv maka y ‘ =u ’ v + uv ’. Jika
kita integralkan kedua rua, maka akan didapat :
u dv uv v du
Pengintegralan parsial integral tak tentu: Pengintegralan parsial integraltertentu:
b b
u v′ = uv - u′v u v′ = uv -b
a u′v u dv = uv - v du
a a
b b
u dv = uv -
b
a v du
a a
Contoh 1 : Tentukan :
2 x(5x 1)
6
a. dx
b. x sin x dx
Penyelesaian : a. Misal 2x = u maka 2 dx = du
Misal dv = 5 x 1 6 dx v . 5 x 1 7
1 1 1
(5 x 1) 7
5 7 35
1 1
2 x(5 x 1) dx 2 x. (5 x 1) 2 (5 x 1)7 .2 dx
6
35 35
2x 2 1 1
(5 x 1)7 . . (5 x 1)8 c
35 35 5 8
2x 1
(5 x 1)7 (5 x 1)8 c
35 700
b. Misal x = u maka dx = du
Misal dv = sin x dx maka v = -cos x
Latihan
1.Hasil dari ∫(8x3 + 2x + 3) dx = ...
A. 24x2 + 2 + C
B. 8x2 + 2 + C
C. 2x4 + 2x2 + 3x + C
D. 2x4 + x2 + 3x + C
E. 3x4 + 2x2 + 3x + C
A. x2 sin x + 2x cos x + C
1
B. cos6 x sin x + C
6
2 1
C. –sin x + sin3 x + sin5 x + C
3 5
2 1
D. sin x – sin3 x + sin5 x + C
3 5
2 1
E. sin x + sin3 x + sin5 x + C
3 5
3 1
9.Diketahui ∫𝑎 (3𝑥 2 + 2x + 1) dx = 25 Nilai a = …
2
A. – 4
B. – 2
C. – 1
D. 1
E. 2
2 2
10. Hitunglah cos 2 x dx= 1 (1 cos 2 x) dx =
0
2 0
𝜋
A.
4
B. 2
C. 3
D. 0
E. 8
Pembahasan :
NO.1
No.2
∫(4x3 - 6x2 + 4x + 3) dx = 4/4 . x4 - 6/3 x3 + 4/2 x2 + 3/1 x1 + C
∫(4x3 - 6x2 + 4x + 3) dx = x4 - 2x3 + 2x2 + 3x + C
Jawaban: E
No.3
Misal U = 2x + 3 maka dU/dx = 2 sehingga dx = dU/2
No.5
3
∫𝑝 (3𝑥 2 – 2x + 2) dx = x3 – x2 + 2x
p3 – p2 + 2p = 27 – 9 + 6 – 40
p3 – p2 + 2p + 16 = 0
(p + 2)(p2 + p + 7) = 0
p = -2 atau p2 + p + 7 = 0
1
jadi p = -1
2
JAWABAN : C
No.6
Misal U = 5x maka dU/dx = 5 atau dx = dU/5
∫5 sin 5x dx = ∫5 sin U dU/5 = ∫sin U dU = - cos U + C
Ganti U = 5x
∫5 sin 5x dx = - Cos 5x + C
Jawaban: E
No.7
u = x2 + 1 ⟹ du = 2x dx
dv = cos x dx ⟹ v = sin x
∫ u dv = uv – ∫ v du
m = 2x ⟹ dm = 2 dx
dn = sin x dx ⟹ n = -cos x
Jawaban : B
No.8
= ∫ (1 – 2u2 + u4) du
2 1
= u – u3 + u5 + C
3 5
substitusi u = sin x,
2 1
= sin x – sin3 x + sin5 x + C
3 5
JAWABAN : D
No.9
3
∫𝑎 (3𝑥 2 + 2x + 1) dx = x3 + x2 + x
25 = (33 + 32 + 3) – (a3 + a2 + a)
a3 + a2 + a = 27 + 9 + 3 – 25
a3 + a2 + a – 14 = 0
(a – 2)(a2 + a + 7) = 0
a = 2 atau a2 + a + 7 = 0
1
jadi a = 1
2
JAWABAN : D
No.10
2 2
1
cos x dx= 2 (1 cos 2 x) dx
2
0 0
1 1 2
= 2 x 4 sin 2 x
0
1
= 1 .
1
sin 2( ) = 1
( 0) (0 0)
2 2 4 2 2 2 4 4
Jawaban : A
Essay
Jawab :
Jawab:
Jawab :
Jawab :
6. 2 3(x + 1)(x − 6) dx
adalah ….
Jawab:
Fungsi yang diintegral kita kalikan dulu.
3(x + 1)(x − 6)
= 3(x2 − 5x − 6)
= 3x2 − 15x − 18
= 23 − (15)/2 ∙ 22 − 18 ∙ 2
= 8 − 30 − 36
= −58
= u 3 du
1 4
= u C
4
1
= sin 4 x C
4
2
1 3 2
2
10. ( x 2 4 x) dx = 3 x 2 x
0 0
1 3 2 1 3 2
= 3 (2) 2(2) 3 (0) 2(0)
2
= (8/3 + 8 ) – ( 0 + 0 ) = 10
3
Titik-titik yang diperoleh dari langkah ini adalah (2, 0) dan titik (−2, 0)
Titik potong pada sumbu y, berarti x diberi harga nol, x = 0
y = −x2 + 4
y = −02 + 4
y=4
Menentukan Batas-batas
Jika diputar pada sumbu x, terlihat dari gambar batas-batasnya adalah 0
dan 2
Jika diputar pada sumbu y, terlihat batas-batasnya adalah 0 dan 4
Kali ini akan dihitung untuk putar sumbu y, sehingga batas yang
diambil 0 dan 4
Dari rumus volume benda putar pada sumbu y untuk dua buah kurva:
→ Ubah bentuk "y =... " menjadi "x =..." atau "x2 =..." ,
y = −x2 + 4
x2 = 4 − y
y = − 2x + 4
2x = 4 − y
x = 2 − 1/2 y
x2 = 4 −2y + y2/4
sehingga
Dari rumus volume benda putar pada sumbu y untuk satu buah kurva:
V = π o∫2 x2 dy
V = π o∫2 y4 dy
V = π [ 1/5 y5 ]02 = 1/5 π [ y5 ]02
V = 1/5 π [ (25) − (05) ] = 32/5 π = 6 2/5 π satuan volume
13. Pembahasan
Volume benda putar pada sumbu Y.
Kurva I
x = 2√2 y2
x2 = 8y4
Kurva II
x2 + y2 = 9
x2 = 9 − y
Tentukan titik potongnya dulu
8y4 = 9 − y2
8y4 + y2 − 9 = 0
Faktorkan
(8y2 + 9)(y2 - 1) = 0
Ambil y2 - 1 = 0
y2 = 1→ y = ± 1
Terlihat Volumenya