Anda di halaman 1dari 8

DESAIN PRODUK DAN JASA

DISUSUN OLEH :

Andi Tenri Dettya Uleng Pangerang A012181005

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
I. DESAIN PRODUK
Dalam perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen perusahaan secara
berkelanjutan mengeluarkan produk baru ke pasar. Desain produk merupakan hal
yang paling penting bagi kesuksesan banyak perusahaan. Desain produk berbeda
secara signifikan, tergantung pada industrinya. Perusahaan yang berspesialisasi
dalam pendesainan produk menerapkan proses yang sangat maju untuk mendukung
aktivitas yang dibutuhkan dalam sebuah industry. Saat ini, perusahaan sering kali
lebih memilih mengalihdayakan (outsource) fungsi-fungsi utamanya daripada
mengembangkan fungsi-fungsi tersebut di tempat (in-house), termasuk desain
produk. Perusahaan yang berspesialisasi dalam pendesainan dan pembuatan
produk untuk perusahaan lain menjadi sangat sukses. Perusahaan semacam ini
disebut sebagai perusahaan manufaktur kontrak (contract manufacturer).
Definisi sederhana dari perusahaan manufaktur kontrak adalah sebuah
perusahaan yang melakukan proses manufaktur dan/atau pembelian yang
diperlukan untuk memproduksi suatu produk atau perangkat sebagai pelayanan
yang diberikan kepada perusahaan lain, Bukan untuk perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan situasinya, perusahaan manufaktur kontrak akan mengambil berbagai
peranan untuk sebuah perusahaan. Contohnya : perusahaan dalam bidang bisnis
travel dan trour, biasanya setiap travel telah memiliki partner sendiri untuk
mengsupply perlengkapan dan peralatan untuk ibadah haji dan umroh.
Dengan adanya keuntungan potensial dari pemanfaatan perusahaan
manufaktur kontrak untuk memproduksi produk dan pemanfaatan perusahaan
desain khusus untuk mendesain produknya, perusahaan yang memanfaatkan hal
tersebut harus memutuskan kompetensi utama yang harus dimilikinya. Kompetensi
utama (core competency) suatu perusahaan adalah suatu hal yang dapat dilakukan
perusahaan secara lebih baik daripada pasaingnya. Kompetensi utama dapat berupa
apa saha, mulai dari desain produk hingga dedikasi berkelanjutan dari karyawan
perusahaan. Tujuan dari kompetensi utama ini adalah menghasilkan keuntungan
kompetitif jangka panjang untuk perusahaan tersebut. Kompetensi utama memiliki
tiga karakteristik:
1. Menyediakan akses potensial ke berbagai pasar
2. Meningkatkan manfaat yang diperoleh pelanggan
3. Sulit bagi pesaing untuk menirunya.
A. Proses Pengembangan Produk
Proses pengembangan produk umum adalah yang mendiskripsikan langkah-
langkah dasar yang diperlukan untuk mendiseain sebuah produk. Proses ini
mempresentasikan urutan dasar dari langkah-langkah atau aktivitas-aktivitas yang
diterapkan perusahaan untuk menyusun, mendesain, dan menjual produk ke pasar.
Sebagaian besar tugas ini lebih banyak melibatkan aktivitas intelektual dari pada
fisik. Proses pengembangan produk umum terdiri atas enam tahap, yaitu:

Tahap 0: Perencanaan, aktivitas perencanaa atau disebut “tahap 0”. Tahap ini
dimulai dimulai dengan strategi perusahaan mencakup penilaian pengembangan
teknologi dan tujuan pasar.

Tahap 1: Pengembangan Konsep, kebutuhan dari target pasar teridentifikasi, konsep


produk alternative dihasilkan dan dievaluasi, dan satu konsep atau lebih dipilih utnuk
pengembangan dan pengujian lebih lanjut.

Tahap 2: Perancangan tingkat sistem, meliputi penetapan sturktur produk serta


dekomposisi produk menjadi beberapa subsistem dan komponen. Skema perakitan
akhir untuk sistem produksi biasanya juga ditetapkan selama tahap ini.

Tahap 3: Perancangan terperinci, rencana proses ditentukan dan peralatan


dirancang untuk masing-masing komponen yang akan dibuat dalam sistem produksi.

Tahap 4: Pengujian dan penyempurnaan, yang melibatkan konstruksi dan evaluasi


dari berbagai versi produk sebelum diproduksi. Proses uji guna untuk menentukan
apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang diinginkan dan apakah produk
tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan.

Tahap 5: Production Ramp-UP, dalam tahapan peningkatan produksi. Produk dibuat


menggunakan sistem produksi yang direncanakan. Tujuan dari ramp-up ini adalah
melatih tenaga kerja dan menyelesaikan masalah yang masih terdapat dalam proses
produksi.

i. Produk Yang Didukung Teknologi


Dalam pengembangan produk yang didukung teknologi, perusahaan memulai
dengan menemukan teknologi baru dan mencari pasar yang sesuai untuk penerapan
teknologi yang dibutuhkan.
ii. Produk Platform
Produk platform dibuat tidak jauh dari subsistem teknologi yang sudah ada.
Dalam beberapa hal, produk platform sangat mirip dengan produk yang didukung
teknologi.

iii. Produk Intensif Proses (Process – Intensive Product)


Contoh dari produk intensif proses adalah semikonduktor, makanan, bahan
kimia, dan kertas. Proses porduksi untuk produk-produk tersebut berpengaruh
terhadap dari produk, sehingga desain produk yang tidak dapat dipisahkan dari
desain produksi.

iv. Produk Yang Diubah Suai (customized product)


Produk yang diubah suai merupakan sedikit variasi dari konfigurasi standar
dan biasanya dikembangkan sebagai respon terhadap pesanan khusus seorang
pelanggan. Perusahaan dapat bekerja sangan baik pada proses produksi produk
yang diubah suai secara cepat dengan menggunakan desain dan prsoses
pengembangan yang sangat terstruktur yang dibuat tidak jauh dari kapabilitas proses
yang digunakan.

v. Produk Berisiko Tinggi (high – risk product)


Produk berisiko tinggi adalah produk yang memiliki ketidakpastian besar
terkait dengan teknologi dan pasar, sehingga terdapat risiko teknis atau pasar yang
substansial. Proses pengembangan produk umum dimodifikasi untuk menghadapi
situasi berisiko tinggi dengan mengambil langkah-langkash untuk menangani risiko-
risiko terbesar ditahap awal pengembangan produk.

vi. Produk Yang Dibuat Dengan Cepat (quick-build product)


Untuk pengembangan beberapa produk seperti perangkat lunak dan produk-
produk elektronik, pembuatan dan pengujian model prototype merupakan proses
cepat, sehingga silkus pembuatan desain produksi pengujian dapat diulangi
beberapa kali.

vii. Sistem Kompleks


Ketika pengembangan sistem yang kompleks, modifikasi terhadap proses
pengembangan produk umum menghasilkan sejumlah permasalahan tingkat sistem.
Tahap pengembangan konsep menilai rancangan dari keseluruhan sistem dan
rancangan ganda mungkin dinilai sebagai konsep yang bertentangan dengan
keseluruhan sistem. Desain komponen yang mendetail merupakan proses yang
sangat pararel, sering kali disebut rekayasa serempak (concurrent engineering),
dengan banyak tim pengembangan yang terpisah bekerja secara bersamaan.

II. KRITERIA DESAIN PRODUK

A. Pendesainan Untuk Pelanggan

i. Penyebaran Fungsi Mutu


Satu pendekatan untuk mempertimbangkan keinginan para pelanggan dan
memasukkannya kedalam spesifikasi desain dari sebuah produk adalah penyebaran
fungsi mutu (quality function deployment – QFD). Proses QFD dimulai dengan
mempelajari dan mendengarkan pelanggan untuk menentukan karakteristik dari
produk unggulan. Setelah kebutuhan pelanggan ditentukan, kebutuhan pelanggan
tersebut dikaji berdasarkan kepentingan secara relative terhadap pelanggan.
Selanjutnya pelanggan diminta untuk membandingkan dan menilai produk
perusahaan dengan produk lainnya.

ii. Analisis Nilai / Rekayasa Nilai


Tujuan dari analisis nilai / rekayasa nilai (value analysis / value engineering –
VA/VE) adalah untuk menyederhanakan produk dan proses. Tujuannya adalah untuk
mencapai kinerja yang setara atau yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah
dengan tetap mempertahankan seluruh kebutuhan fungsional yang ditentukan oleh
pelanggan. Analisis nilai / rekayasa nilai berperan dalam mengidentifikasi dan
menghapus biaya yang tidak penting. Secara teknis VA berhubungan dengan produk
dan persyaratan yang ditunjukkan dalam dokumen produksi dan permintaan
pembelian.

iii. Pendesainan Produk untuk Manufaktur dan Perakitan


Kata desain memiliki berbagai arti. Bagi beberapa orang, desain bermakna
estetika suatu produk. Interpretasi lain dari kata desain adalah perincian bahan,
ukuran, dan toleransi dari masing-masing bagian produk. Umumnya sikap dari
desainer adalah “Kami mendesainnya: anda membuatnya”. Teknisi rekayasa
manufaktur tersebut kemudian kemudian harus menghadapi permasalahan yang
muncul karena mereka tidak dilibatkan dalam proses pendesaianan. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah ini dengan berkonsultasi dengan teknisi manufaktur
selama tahap pendesainan. Analisis dalam pendesainan produk terbagi dua:
1. Design for manufacturing and assembly – DFMA
Perbaikan terbesar yang berhubungan dengan DFMA berasal dari
penyederhanaan produk dengan mengurangi sejumlah bagian yang terpisah.
Sebagai pedoman untuk desainer dalam pengurangan jumlah bagian,
metodologinya memberikan tiga kriteria untuk memeriksa masing-masing bagian
ketika bagian tersebut ditambahkan pada produk selama perakitan.
2. Design ramah lingkungan (ecodesign)
Desain ramah lingkungan adalah suatu upaya yang dilakukan dengan
mempertimbangkan lingkungan dalam desain dan pengembangan produk dan
jasa. Dimana pengembangan atas persyaratan penting lain dalam proses desain,
seperti kualitas, biaya, kemampuan manufaktur, fungsionaltas, ketahanan,
ergonomika dan estetika.

III. PENDESAINAN PRODUK JASA


Produk jasa sangat berbeda karena keterlibatan pelanggan secara langsung
dalam proses mengakibatkan variabilitas yang besar dalam proses pemberian
layaan dari segi waktu yang digunakan untuk melayani pelanggan maupun tingkat
pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan perusahaan. Persoalan penting ketika
pengembangan sebuah layanan baru atau mengubah layanan yang sudah ada
adalah apa perbedaan antar layanan baru dibandingkan dengan layanan yang
dipertimbangkan oleh perusahaan saat ini. Berikut ada tiga factor umum yang perlu
dipertimbangkan ketika menentukan hal tersbut:
1. kesamaan dengan layanan yang dijalankan saat ini
2. kesamaan dengan proses yang dijalankan saat ini
3. pertimbangan finansial

i. Kompleksitas dan Perbedaan


Satu cara yang tepat untuk menganalisis kesamaan proses untuk
pengembangan layanan baru adalah dengan menspesifikasikan kompleksitas dan
perbedaan proses pelayanan yang diajukan terkait proses pelayanan dasar.
Kompleksitas (complexity) adalah banyaknya tahapan yang ada dalam sebuah
layanan dan kemungkinan tindakan yang dapat di ambil disetiap tahapannya.
Perbedaan (divergence) adalah banyaknya variasi cara interaksi
pelanggan/penyedia layanan pada setiap tahapan menurut kebutuhan dan
kemampuannya masing-masing.
IV. ANALISIS EKONOMI TERHADAP PROYEK – PROYEK PENGEMBANGAN
PRODUK
Dalam analisis ekonomi, hanya dapat menangkap factor-faktor yang dapat
diukur, dan bahwa proyek sering kali memiliki implikasi positif dan negative yang
sulit diukur. Selain itu, sulit pula bagi seorang analisis ekonomi untuk menangkap
karakteristik lingkungan yang dinamis dan kompetitif. Karakteristik ekonomi
berperan penting setidaknya pada dua lingkungan yang berbeda, yaitu:
1. Kepuasan ya/tidak
2. Desain operasional dan keputusan pengemang.

i. Pembuatan Proses Model Keuangan Kasus Dasar


Penyusunan model keuangan kasus dasar terdiri atas penentuan estimasi
waktu dan besarnya arus kas masa depan, kemudian perhitungan nilai tunai bersih
(net present value – NPV) arus kas. Tingkat perincian arus kas harus cukup umum
supaya mudah digunakan, tetapi berisi perincian yang mencukupi untuk
mempermudah pengambilan keputusan yang efektif. Berikut merupakan kategori
paling mendasar dari arus kas untuk proyek pengembangan produk baru secara
umum:
 Biaya pengembangan (seluruh biaya desain, pengujian, perbaikan, sampai
biaya production ramp-up)
 Biaya ramp-up
 Biaya pemasaran dan dukungan
 Biaya produksi
 Pendapatan penjualan

Salah satu metode sederhana untuk menyusun arus kas proyek, yaitu
dengan sebuah spreadsheet. Baris pada spreadsheet merupakan kategori arus kas
yang berbeda, sedangkan kolom menyajikan periode waktu secara berurutan.
Perhitungan NPV mensyaratkan ditentukannya arus kas bersih untuk setiap periode,
kemudian arus kasd ini dirubah ke nilainya sekarang (nilai dalam nilai dollar saat ini).

ii. Analisis Sensitivitas untuk Memahami Trade Off Proyek


Dengan membut perubahan tambahan, pada biaya pengembangan,
sedangkan factor-faktor lainnya konstan, akan terlihat dampak tambahan pada biaya
pengembangan. Banyak scenario lain yang dapat dikembangkan, antara lain:
 Waktu pengembangan proyek
 Volume penjualan
 Biaya produk atau harga penjualan biaya pengembangan

V. PENGUKURAN KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK


Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang, menyusun upaya
pengembangan, dan memasarkan produk dan proses baru ke pasar merupakan hal
yang sangat penting. Kerena semakin meningkatnya jumlah produk dan teknologi
pemborosan yang baru, sementara masa pakai model dan siklus hidup berkurang,
perusahaan harus menambah lebih banyak pengembangan dibandingkan
sebelumnya, dan proyek-proyek ini harus menggunakan lebih sedikit sumber daya
untuk masing-masing proyek. Ukuran keberhasilan pengembangan produk dapat
dikategorikan dalam ukuran yang berhubungan dengan kecepatan dan frekuensi
peluncuran produk baru secara online, sampai produktivitas proses pengembangan
actual, serta kualitas produk actual yang diperkenalkan. Apabila digabungkan, waktu,
produktivitas, dan kualitas akan menentukan kinerja pengembangan, dan jika
digabungkan dengan aktivitas lain – penjualan, manufaktur, pengiklanan, dan
layanan pelanggan – akan menentukan dampak pasar dari proyek tersebut dan
profitabilitasnya.

Anda mungkin juga menyukai