Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN RESMI

MATERI : WETTED WALL COLUMN


KELOMPOK : 8/SELASA
ANGGOTA : 1. ENDAH BUDIARTI 21030115120092
2. TEGUH PAPRA E. 21030115120094
3. VALERIA IRMA CHRISTIANI 21030115130152

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
Materi : Wetted Wall Column
Kelompok : 8/Selasa
Anggota : 1. Endah Budiarti 2103011512009
2. Teguh Papra E. 21030115120094
3. Valeria Irma Christiani 21030115130152

Semarang, Mei 2018


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Ir. Hantoro Satriadi, M.T.


NIP. 196001151988101001

ii
RINGKASAN
Perpindahan massa antar fase hampir dijumpai di setiap proses dalam
Teknik Kimia. Dengan adanya kontak antara gas dan cairan, maka terjadi
perpindahan massa antara gas dan cairan.
Humidifikasi adalah proses perpindahan atau penguapan air dari fase cair
ke dalam campuran gas yang terdiri dari udara dan uap air karena adanya kontak
antara cairan yang suhu lebih tinggi dari campuran. Bilangan Schmidt merupakan
rasio momentum dan difusivitas massa. Bilangan Reynold adalah rasio antara gaya
inersia terhadap gaya viskos. Teori penetrasi dinyatakan oleh Trey Ball. Ketika
dinding kolom dibasahi dan terisolasi dari ruangannya,sistem operasi merupakan
sistem adiabatik.
Bahan yang digunakan adalah udara dan air. Alat yang digunakan adalah
stopwatch dan thermometer. Variabel tetap adalah waktu kalibrasi air 10 detik,
volume wet gas meter adalah 10 ml, laju alir udara tetap adalah 800, 900, 1000,
1100, dan 1200 ml/s; laju alir air tetap adalah 40 50, 60, 70, dan 80 ml/s. Langkah
percobaan antara lain tahap persiapan yang terdiri dari kalibrasi rotameter udara
dan air. Selanjutnya yaitu tahap operasi yang terdiri dari mengalirkan air dan
mengalirkan udara pada penunjukan skala rotameter, lalu mengukur suhu wet bulb,
membaca dan mencatat suhu pada thermometer setelah 10 menit.
Dari data yang dihasilkan, didapatkan bahwa nilai kgl sebanding dengan
laju alir, nilai laju alir juga sebanding dengan bilangan Reynold baik air maupun
udara, dan nilai bilangan Reynold berbanding lurus dengan bilangan Sherwood.
Dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan laju alir, nilai koefisien
perpindahan massa juga bertambah, nilai laju alir sebanding dengan bilangan
Reynold, dan bilangan Reynold nilainya berbanding lurus dengan bilangan
Sherwood.

iii
SUMMARY
Mass transfer phase can be found in every process in Chemical
Engineering. Contact from air with liquid can make a mass transfer.
Humidification is a transfer process or evaporation water from liquid to
mixed gases that contains air and bubble air. It can be happened because of Commented [W1]: Ga di bold
contact from liquid higher with temperature than solution. Schmidt number is a
ratio momentum ratio per mass difution. Reynold number is a ratio inertia per
viscosity. Penetration theory is said by Treyball. When wall column is wetted an
isolated from operation system, the operation can called adiabatic operation.
Thw equipment that used is air and water, stopwatch, and thermometer.
The variabel for water rotameter calibration is 10 second, wet gas volume is 10
ml, rate of air 800, 900, 1000, 1100, 1200 ml/s. Rate of water is 40, 50, 60, 70, and
80 ml/s. The first step is calibration for water and air rotameter. Operation
process consist of draining the water and air, measuring temperature of wet bulb,
and take notes for each 10 minutes.
From the result, the value of kgl is proportional with flow rate and Reynold
number for water and air. Reynold number is proportional with Sherwood
number.
The conclusion and flow rate is proportional with Reynold number and flow
rate and Reynold number is proportional with Sherwood number.

iv
PRAKATA
Puji syukur dihaturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Commented [W2]: Perpanjang prakata

dapat diselesaikan laporan resmi berjudul Wetted Wall Column. Laporan ini disusun
untuk memenuhi syarat praktikum.
Pada kesempatan ini diucapkn terima kasih kepada Ir. Hantoro Satriadi, M.T.
selaku dosen pembimbing materi Wetted Wall Column, serta semua pihak yang
terkait mulai dari penyusunan proposal hingga laporan resmi.
Laporan resmi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat khususnya untuk mahasiswa Teknik Kimia.

Penyusun

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
SUMMARY ....................................................................................................... iv
PRAKATA ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum ....................................................................... 1
1.4 Manfaat Praktikum ..................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Humidifikasi ............................................................................... 2
2.2 Wetted Wall Column ................................................................... 3
2.3 Bilangan Tak Berdimensi ........................................................... 4
2.4 Pengertian Tentang Koefisien Perpindahan Massa .................... 5
2.5 Perpindahan Massa pada Wetted Wall Column .......................... 8
2.6 Teori Penetrasi ............................................................................ 11
2.7 Teori Film ................................................................................... 12
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Percobaan ................................................................. 14
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ................................................ 15
3.3 Gambar Rangkaian Alat.............................................................. 15
3.4 Prosedur Praktikum..................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Laju Alir Air dan Udara terhadap Koefisien Perpindahan
Massa .......................................................................................... 16
4.2 Hubungan Laju Alir Air dan Udara terhadap Bilangan Reynold 18
4.3 Hubungan Antara Bilangan Reynold dan Bilangan Sherwood .. 19

vi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 20
5.2 Saran ........................................................................................... 20
Daftar Pustaka .................................................................................................. 21
Lampiran

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Wetted wall column ..................................................................... 3
Gambar 2.2 Pengaruh koefisien perpindahan massa dari fase gas ke cair atau dari
fase cair ke gas.......................................................................... 6
Gambar 2.3 Penampang Membujur dari wetted wall column untuk bagian
dima8na perpindahan massa fasa diukur telaah ....................... 8
Gambar 2.4 Teori penetrasi ............................................................................ 11
Gambar 2.5 Teori film .................................................................................... 12
Gambar 3.1 Alat praktikum WWC ................................................................. 13
Gambar 4.1 Hubungan laju alir air terhadap koefisien perpindahan massa ... 16
Gambar 4.2 Hubungan laju alir udara terhadap koefisien perpindahan massa 16
Gambar 4.3 Hubungan laju alir air terhadap bilangan Reynold ..................... 17
Gambar 4.4 Hubungan laju alir udara terhadap bilangan Reynold ................ 18
Gambar 4.5 Hubungan bilangan Reynold terhadap bilangan Sherwood pada laju
alir air tetap ............................................................................... 18
Gambar 4.6 Hubungan bilangan Reynold terhadap bilangan Sherwood pada laju
alir udara tetap .......................................................................... 19

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Laporan sementara ........................................................................................... A-1
Lembar perhitungan ......................................................................................... B-1
Referensi Commented [W3]: Dikasi nomer halaman

Prosedur Analisa .............................................................................................. C-1


Lembar Asistensi

ix
Wetted Wall Column

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpindahan massa antar fase hampir dijumpai di setiap proses dalam
teknik kimia, sebagai contoh: ekstraksi cair-cair, leaching, distilasi, absorbsi,
pengeringan, dan pendinginan.
Kontak antar fase gas dan cairan dapat terjadi dalam berbagai cara,
misalnya: peristiwa dimana cairan dilewatkan ke dalam bentuk lapisan film
yang bergerak melalui cairan gas dilewatkan melalui tray tower.
Dengan adanya kontak antar gas dan cairan, maka akan terjadi
perpindahan massa antara gas dan cairan. Oleh karena itu, diperlukan
koefisien perpindahan massa dari fase gas ke cairan (kgg) atau sebaliknya
(kgl).
1.2 Perumusan Masalah
Praktikum WWC (Wetted Wall Column) merupakan praktikum yang
membahas tentang perpindahan massa antar fasa, yaitu gas dan cairan. Pada
praktikum ini akan didapatkan besarnya koefisien perpindahan massa (kgl),
kondisi operasi (temperature, tekanan, laju alir udara, dan laju alir air) yang
mempengaruhi besarnya kgl dan nilai bilangan tak berdimensi yaitu pengaruh
bilangan Reynold terhadap bilangan Sherwood.
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya kgl pada berbagai variabel operasi.
2. Menentukan pengaruh bilangan tak erdimensi bilangan Reynold
terhadap bilangan Sherwood.
1.4 Manfaat Praktikum
1. Mengetahui kondisi operasi yang mempengaruhi kgl.
2. Mengetahui fenomena yang terjadi pada saat praktikum wetted wall
column.

Laboratorium Operai Teknik 1


Kimia
Wetted Wall Column

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Humidifikasi
Humidifikasi adalah proses perpiindahan atau penguapan air dari fase
cair ke dalam campurangas yang terdiri dari udara dan uap air karena adanya
kontak antara cairan yang temperaturenya lebih tinggi dengan campurannya.
Dalam proses humidifikasi, tergantung pada beberapa parameter, di antaranya:
 Temperature dry bulb
Temperature dry bulb adalah temperature yang terbaca
pada thermometer terkena udara bebas namun terlindung dari
radiasi dan kelembapan. Temperature dry bulb sering disebut
sebagai temperature udara, sehingga tidak menunjukkan adanya
jumlah uap air di udara.
 Temperature wet bulb
Temperature wet bulb adalah temperature kesetimbangan
yang dicapai apabila sejumlah kecil cairan diuapkan ke dalam
jumlah besar campuran uap gas yang tidak jenuh.
Metode yang dapat digunakan untuk mengukur temperature
wet bulb adalah dengan menggunakan thermometer yang
diselubungi kapas atau kaiin basah kekmudian dialirkan gas yang
mempunyai properties T dry dan humidity H. Pada keadaan
steady state, air akan menguap ke dalam aliran gas. Kapas atau
kain basah akan mengalami pendinginan hingga suhu konstan.
Suhu inilah yang disebut T wet bulb. Dalam penerapannya, T wet
bulb digunakan untuk menentukan humidity dari campuran air-
udara.
 Dew point
Dew point adalah temperature udara saat saturasi atau
temperature dimana uap ar mulai mengembun ketika campuran
udara dan uap air didinginkan.

Laboratorium Operai Teknik 2


Kimia
Wetted Wall Column

 Enthalpi
Enthalpi adalah banyaknya kalor (energi) yang ada dalam
udara setiap satuan massa.
 Relative humidity
Relative humidity adalah perbandingan antara fraksi mol
uap dengan raksi mol udara basah pada suhu dan tekanan yang
sama (%).
 Persen humidity
Persen humidity adalah besarnya kandungan uap air dalam
udara kering.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 (𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
%ℎ𝑢𝑚𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟
× 100%
Humidity dinyatakan dengan y. nilai y dapat dicari dengan
menggunakan diagram psikometrik, dengan mengetahui nilai
temperature dry bulb dan temperature wet bulb.
2.2 Wetted Wall Column

Gambar 2.1 Wetted wall column


Ketika dinding kolom dibasahi dan terisolasi dari lingkungannya
sehingga sistem operasi merupakan sistem adiabatic dan cairan diresrikulsi
dari bgian dasar kolom melalui reservoir ke puncah kolom, sistem operasi Commented [W4]: Benerin footernya

Laboratorium Operai Teknik 3


Kimia
Wetted Wall Column

digambarkan sebagai humidifikasi adiabatic. Dalam keadaan ini, hubungan


antara komposisi gas dan suhu gas dan cairan dapat dihitung dari
termodinamika property dan neraca massa dan energi. Berdasarkan
pertimbangan, dinding kolom yang dibasahi sebagai humidifier adiabatic
dengan ketentuan untuk kontrl suhu cairan di reservoir dan penambahn “make
up” cairan ke reservoir pada suhu terkontrol. Asumsikan bahwa gas dan
cairan seluruh sistem pada awalnya pada suhu yang sama. Massa dari cairan
ditransfer sebagai proses penguapan, penurunan suhu yang diperlukan
sebagai panas laten penguapan. Suhu cairan yang jatuh di bawah suhu gas,
panas ditransfer dari gas ke cairan. Dengan cara ini gas didinginkan dan
dilembabkan.
Jika cairan masuk ke puncak kolom, harus dipertahankan pada suhu
cairan keluar, tingkat suhu menurun cair, dan gradient suhu cairan melalui
kolom menurunan sedangkan suhu dan kelembaban gas yang masuk tetap
konstan. Suhu gas yang keluar akan menurun karena suhu cairan berkurang
karena kecepatan transfer panas yang lebih besar diperoleh dengan perbedaan
besar dalam suhu antara gas dan cairan. Suhu gas buang akan selalu lebih
tinggi dari cairan masuk. Proses pendinginan ini aka berlanjut sampai laju
transfer panas dari gas ke cairan hanya setara dengan pans laten yang
dibutuhkan untuk menguapkan cairan.
2.3 Bilangan Tak Berdimensi
Terdapat beberapa faktor bilangan yang mempengaruhi koefisien
perpindahan massa (kgl) di antaranya meliputi:
 Bilangan Reynold (NRe)
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynold adalah rasio
antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk
mengidentifikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar
dan turbulen. Dengan perumusan nilai bilangan sebagai berikut:
𝜌𝑣𝑠 𝐿 𝑣𝑠 𝐿 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎
𝑅𝑒 = = =
𝜇 𝑣 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠

Laboratorium Operai Teknik 4


Kimia
Wetted Wall Column

Dimana:
vs : kecepatan fluida
L : panjang karakteristik
μ : viskositas absolut fluida dinamis
v : viskositas kinematic fluida: v=μ/ρ
ρ : kerapatan (densitas) fluida
 Bilangan Schmidt
Bilangan Schmidt merupakan rasio dari momentum dan
difusivitas massa. Bilangan ini digunakan untuk menentukan sifat
aliran-aliran fluida dimana pada aliran tersebut proses konveksi-
difusi momentum dan massa berlangsung secara simultan.
Dengan perumusan sebagai berikut.
𝑉 𝜇
𝑆𝑐 = =
𝐷 𝜌𝐷
Dimana:
V : viskositas kinematis (μ/ρ) dalam satuan unit (m2/s)
D : difusivitas massa (m2/s)
μ : viskosistas dinamis dari aliran fluida (N.s/m2)
ρ : densitas dari fluida (kg/m3)
 Bilangan Sherwood
Bilangan Sherwood (Nusslet) merupakan bilangan tak
berdimensi yang digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
transfer massa (kgl) dimana merupakan rasio dari koefisien
konveksi transfer massa dengan difusivitas transfer massa.
𝐾. 𝐿
𝑆ℎ =
𝐷
Dimana:
L : panjang kolom perpindahan massa (m)
D : difusivitas massa (m2/s)
K : koefisien transfer massa (m/s)
2.4 Pengertian tentang Koefisien Perpindahan Massa

Laboratorium Operai Teknik 5


Kimia
Wetted Wall Column

Koefisien perpindahan massa merupakan besaran empiris yang


diciptakan untuk memudahkan persoalan-persoalan perpindahan massa antar
fase, yang akan dibahas di sini adalah koefisien perpindahan massa dari fase
gas ke fase cair, atau sebaliknya dari suatu zat. Untuk menelaah hal ini dapat
diperhatikan pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Pengaruh koefisien perpindahan massa dari fase gas ke


fase cair atau dari fase cair ke fase gas
Koefisien perpindahan massa dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya:
 Kondisi operasi
Kondisi operasi dapat berupa laju alir, temperature, dan tekanan.
 Kondisi alat
Kondisi alat meliputi diameter dan tinggi/panjang alat.
 Sifat bahan
Sifat bahan dapat berupa densitas, viskositas, difusivitas.
Bila terjadi perpindahan massa dari fase cair ke fase gas pada
bidang selang film cair-gas dalam hal ini adalah penguapan air dari
permukaan cairan ke permukaan atau aliran udara, maka kecepatan
perpindahan massa per satuan luas permukaan perpindahan massa
dalam arah y dinyatakan oleh Hukum Fich kedua sebagai berikut:
NAy = JAy + XA (NAy + NBy) ................................................................................. (1)
Dimana:
NAy : fluks massa komponen A (dalam hal ini air) dalam arah y karena
terbawa aliran fluida (gram mol/cm2 detik)
NBy : fluks massa komponen B (dalam hal ini udara) dalam arah y
karena di mana aliran fluida (gram mol/cm2 detik)

Laboratorium Operai Teknik 6


Kimia
Wetted Wall Column

XA : fraksi mol uap air di fase gas yang merupakan fungsi dari y dan
z
JAy : fluks massa komponen A dalam arah y karena difusi molekuler
(gram mol/cm2 detik)
Maka persamaan (1) dapat ditulis kembali sebagai berikut:
NAy – XA (NAy + NBy) = JAy................................................................. (2)
Menurut Hukum Fich pertama, maka
JAy = -C DAB XA/y .............................................................................. (3)
Pemecahan persamaan (3) untuk menentukan besarnya JAy
memerlukan persyarat bahwa XA/y diketahui terlebih dulu. Guna
memecahkan persoalan-persoalan yang rumit pada alirannya, maka
penggunaan persamaan (3) akan sangat menyulitkan. Oleh karena itu,
didefinisikan koefisien perpindahan massa sebagai berikut:
JAyα=kg. loC (XAo-XA) ............................................................ (4)
Dimana (XAo-XA) adalah beda konsentrasi dan dinyatakan
dengan fraksi mol dalam arah perpindahan massa y. Pendefinisian
(XAo-XA) ini menentukan definisi yang tepat dari kg.loC (tanda LoC
dari fase fas diganti huruf g). pernyataan lokal di sini dimaksudkan
untuk menunjukkan bahwa kg dapat berbeda-beda dari satu posisi lain
pada permukaan bidang selang dimana perpindahan massa terjadi.
Agar lebih memudahkan pemakaian, maka didefinisikan kg rata-
rata yang dinyatakan dengan kgl sebagai berikut:
𝑠 𝑘𝑔.𝐿𝑜𝐶 𝑑𝑠
𝑘𝑔𝑙 = ∫𝑠 𝑠 ...................................................................(5)
𝑜 ∫𝑠 𝑑𝑠
𝑜

Menurut definisi di atas maka kgl = harga rata-rata kg.LoC untuk


seluruh permukaan perpindahan massa s. tentang (XAo-XA) pada
umumnya dilakukan pendefinisian sebagai berikut:
XAo : fraksi mol komponen A pada fase gas tepat dipergunakan bidang
selang
XA : fraksi mol rata-rata komponen A di fase gas atau dengan rumus:
𝑋𝐴 𝐿𝑜𝐶 𝑑𝐴
𝑋𝐴 = ...................................................................................(6)
𝑑𝐴

Laboratorium Operai Teknik 7


Kimia
Wetted Wall Column

A : luas penampang aliran gas yang tegak lurus terhadap permukaan


perpindahan massa
XA : seperti didefinisikan di atas juga sebagai “cup-mixing average”
dari XA.LoC
2.5 Perpindahan Massa pada Wetted Wall Column
Guna menelaah perpindahan massa dalam wetted wall column,
perhatikan gambar 2.3

Gambar 2.3 Penampang membujur dari wetted wall column untuck


bagian dimana perpindahan massa fasa diukur/ditelaah
Kita tinjau sistem setinggi dz. Neraca material komponen A yang
dilakukan terhadap segmen tersebut menghasilkan persamaan differensial
sebagai berikut:
𝑑(𝑊.𝑋𝐴 )
= 𝐽𝐴𝑌 . 𝜋. 𝐷 .............................................................................. (7)
𝑑𝑧

Dimana W= laju alir massa gas dalam arah z (gram mol/detik)


Dengan menggunakan kenyataan bahwa penambahan laju alir massa
dalam arah z hanyalah karena adanya fluks massa JAY maka dapat dituliskan
hubungan sebagai berikut:
𝑑(𝑊)
= 𝐽𝐴𝑌 . 𝜋. 𝐷 .................................................................................. (8)
𝑑𝑧

Persamaan (7) dan (8) akan menghasilkan hubungan:


𝑑𝑋𝐴
𝑊 = (1 − 𝑋𝐴 )𝐽𝐴𝑌 . 𝜋. 𝐷 ................................................................ (9)
𝑑𝑧

Dengan menggunakan persamaan (4) maka persamaan (9) dapat diubah


menjadi:
𝑑𝑋𝐴 𝑘𝑔.𝐿𝑜𝐶.𝜋.𝐷
(1−𝑋𝐴 )(𝑋𝐴𝑜 −𝑋𝐴 )
= 𝑊
𝑑𝑧 .......................................................... (10)

Laboratorium Operai Teknik 8


Kimia
Wetted Wall Column

Dalam menyelesaikan persamaan (10) maka perlu penganggapan


bahwa XA rata-rata (lihat persamaan (6)), maka anggapan tersebut dapat
digunakan.
Selanjutnya dengan mengabaikan perubahan total dari W sepanjang
kolom, maka integrasi persamaan (10) untuk Z=0 sampai Z=L menghasilkan:
𝑍=𝐿 𝑍=𝐿
∫𝑍=0 𝑘𝑔.𝐿𝑜𝐶.𝜋.𝐷 𝑑𝑧 𝑊 ∫𝑍=0 𝑑𝑋𝐴
= ............................................... (11)
𝜋.𝐷.𝐿 𝐷.𝐿 (𝑋𝐴𝑜 −𝑋𝐴 )(1−𝑋𝐴 )

Ruas kiri adalah definisi kgl sedang ekspansi parsiil, ruas kanan dapat
dengan mudah diintegrasikan.
𝑘𝑔𝑙.𝐷𝑋 𝐿
𝑘𝑔𝑙 = = 𝑓(𝑁𝑅𝑒 , 𝑁𝑆𝑐 , ) ......................................................... (12)
𝐶.𝐷𝐴𝐵 𝐷

NRe : bilangan Reynold untuk aliran gas


NSc : bilangan Schmidt untuk fasa gas
L/D : perbandingan panjang kolom terhadap diameter kolom
Suatu proses dimana terjadi suatu perpindahan suatu unsur pokok dari
daerah yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dinamakan
perpindahan massa. Perpindahan massa yang terjadi dari suatu usur yang
berkonsentrasi tinggi ke konsentrai rendah dipengaruhi oeh ciri aliran liquid,
seperti ada kasus heat transfer, mekanisme perpindahan massa terjadi dengan
cepat. Jika sejumlah campuran gas yang terdiri dari dua jenis molekul atau
lebih, dimana konsentrasi masing-masing berbeda, maka masing-masing
molekul ini cenderung menuju ke komposisi yang sama seragam. Proses ini
terjadi secara alami. Perpindahan massa mikroskopis ini tidak tergantung
pada konveksi dalam sistem. Proses ini didefinisikan sebagai difusi molekul.
Pada persamaan perpeindahan massa ditunjukkan hubungan antara flux
dari substan yang terdifusi dengan gradient konsentrasi.
𝑑𝜏𝐴
𝐽𝐴,𝑍 = −𝐷𝐴𝐵 ................................................................................ (14)
𝑑𝑍

Dimana JA,Z merupakan molar flux pada Z, merupakan perubahan


konsentrasi serta DAB adalah diffusivitas massa atau koefisien diffusivitas
komponen A yang terdifusi melalui komponen B. Karena perpindahan massa
atau diffuse hanya terjadi dalam campuran, maka pengaruh dari tiap
komponen harus diperhitungkan. Misalnya, untuk mengetahui laju diffuse

Laboratorium Operai Teknik 9


Kimia
Wetted Wall Column

dari setiap komponen relative terhadap kecepatan campuran. Kecepatan


campuran harus dihitung dari kecepatan rata-rata tiap komponen.
Persamaan di atas dikenal dengan persamaan Hukum Frek’s, dimana
DAB adalah koefisien diffusivitas. Koefisien diffusivitas tergantung pada:
 Tekanan
 Temperature
 Komposisi sistem
Koefisien diffusivitas masing-masing fase berbeda-beda. Koefisien
diffusivitas untuk gas lebih tinggi, yaitu antara 5.10-6-10-5 m2/s, untuk liquid
10-10-10-9 m2/s dan untuk solid 10-14-10-10 m2/s.
Perpindahan massa konvektif termasuk perpindahan antar fluida yang
berferak atau dua fluida yang bergerak yang tidak tercampur. Model ini
tergantung pada mekanisme perpindahan dan karakteristik gerakan fluida.
Persamaan laju perpindahan massa konvektis sebagai berikut:
𝑁𝐴 = 𝑘𝜏 . ∆𝜏𝐴 ..................................................................................... (15)
Dimana:
NAZ : laju peprindahan molar
DAB : diffusivitas
P : tekanan
R : konstanta gas
T : temperature
Z : jarak
Persamaan ini diperoleh dari teori lapisan film atau film theory dimana
gas melewati permukaan liquid. Teori lapisan ini didasarkan pada model
dimana tahanan untuk berdifusi dari permukaan liquid ke aliran gas
diasumsikan terjadi dalam suatu stagnan film atau laminar film tebal. Dengan
kata lain, menunjukkan tebal lapisan liquid.
 Transfer massa dari gas ke film falling liquid.
 Transfer massa dalam wetted wall column.
Kebanyakan data dari transfer massa antara permukaan ipa dan aliran
fluida telah ditentukan dengan menggunakan wetted wall column. Alasan
mendasar untuk menggunakan kolom-kolom ini untuk penyelidikan transfer

Laboratorium Operai Teknik 10


Kimia
Wetted Wall Column

massa adalah untuk mengontakkan luas area antara dua fase sehingga dapat
dihitung dengan tepat.
Koefisien transfer massa konvektif untuk jatuhnya liquid film
dikorelasikan oleh Vivian dan pecamenet denga korelasi:
1
1
𝐾𝐿 𝑍 𝜌2 𝑔𝑍 3 6
= 0,433(𝑆𝑐) [2 ] (𝑅𝑒)0,4 .................................................. (17)
𝐷𝐴𝐵 𝜇2

Dimana:
Z : panjang
DAB : diffusivitas massa antara komponen A dan B
ρ : densitas liquid B
μ : viskositas liquid B
g : percepatan gravitasi
Sc : Schmidt number (dievaluasikan pada temperature liquid film)
Re : Reynold number
2.6 Teori Penetrasi
Teori penetrasi yang dinyatakan oleh Trey Ball menyatakan kontak dua
fluida. Pada gambar (a) gelembung gas membesar melalui liquid yang
mengabsorbsi gas. Partikel liquid mula-mula berada di puncak gelembung
dimana partikel liquid siap sepanjang permukaan gelembung. Pada gambar
(b) terlihat dimana liquid dengan gerakan turbulen memperlihatkan arus Eddy
constant.

Gambar 2.4 Teori penetrasi


Mula-mula partikel gas terlarut tidak seragam dan mula-mula arus Eddy
dianggap diam, jika arus Eddy dibiarkan berkontak dengan gas pada
permukaannya, konsentrasi liquid permukaan gas CA yang berada pada
kelarutan keseimbangan gas dari liquid selama partikel liquid menjadi
penentu difusi unsteady state atau penetrasi solute pada arah Z.

Laboratorium Operai Teknik 11


Kimia
Wetted Wall Column

Untuk waktu yang pendek dan difusinya berlangsung pelan di dalam


molekul solute yang larut tidak pernah mencapai kedalaman Zp sesuai dengan
ketebalan arus Eddy. Keadaan puncak yang ada pada fenomena transfer
massa dalam dinding kolom yang dibasahi adalah:
CAo pada 9=0, untuk semua Z
CA pada Z=0,9 > 0
CAo pada Z=, untuk semua 9
2.7 Teori Film
Gambar di berikut ini memperlihatkan cairan yang sedang jatuh pada
lapisan (film) dengan aliran laminar ke dasar pada pemukan rotameter yang
vertical berkontak dengan gas A yang larut ke dalam cairan dengan
konsentrasi A yang seragam CAo daripada A pada puncaknya.

Gambar 2.5 Teori film


Pada permukaan cairan, konsentrasi gas terlarut CA, yang berada dalam
keseimbangan dengan tekanan A pada fase gas karena CA>CAo gas terlarut ke
dalam cairan. Koefisien perpindahan massa Kgl dengan sejumlah gas terlarut
setelah liquid terjenuh sejau L dan dihitung.
Masalah ini dapat dipecahkan dengan enyelesaian simultan persamaan
kontinuitas. Untuk komponen A dengan persamaan yang menggambarkan
liquid yaitu persamaan laminar.
Persamaan simultan dan jumlah persamaan differensial partikel
menjadi lebih mudah dengan beberapa asumsi:
1. Tidak ada reaksi kimia
2. Pada arah A kondisinya tidak berubah
3. Kondisinya steady state

Laboratorium Operai Teknik 12


Kimia
Wetted Wall Column

4. Kecepatan adsorbs gas sangat kecil


5. Difusi A pada arah yang diabaikan dibandingkan dengan gerakan
ke dasar
6. Sifat-sifat fisiknya konstan
BAB III
METODE PRAKTIKUM Commented [W5]: Rapiin formatnya

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Rancangan Praktikum

3.1.2 Penetapan Variabel


Variabel tetap : Waktu kalibrasi air : 10 detik
Volume wet gas meter : 10 ml
Laju alir udara tetap : 1000 ml/s
Laju alir air tetap : 60 ml/s
Variabel berubah : Laju alir rotameter udara : 800; 900; 1000;
1100; 1200 ml/s
Laju alir rotameter air : 40; 50; 60; 70; 80
ml/s
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan:
 Udara
 Air
Alat:
 Stopwatch
 thermometer
3.3 Gambar Rangkaian Alat

Laboratorium Operai Teknik 13


Kimia
Wetted Wall Column

Gambar 3.1 Alat praktikum WWC


Keterangan:
1. Blower
2. Rotameter udara
3. Rotameter air
4. Kolom perpindahan massa
3.4 Prosedur Praktikum
Pelaksanaan pekerjaan dapat dibagi dalam dua tahap yaitu tahap
persapan dan tahap operasi.
3.4.1 Tahap persiapan
1. Kalibrasi rotameter udara
a. Menjalankan rotameter udara
b. Mengisi wet gas meter dengan air sampai level tertentu
sehingga putaran jarum konstan
c. Menghubungkan wet gas meter dengan pipa keluaran udara
d. Mengatur skala rotameter udara
e. Menghitung waktu yang diperlukan untuk jarum pada wet
gas meter melakukan satu putaran
f. Mengulangi sampai 3x
g. Mengulangi langkah di atas untuk skala rotameter udara
yang lain
2. Kalibrasi rotameter air
a. Mengalirkan air dengan membuka kran pada jarak tertentu
b. Mengatur skala rotameter air
c. Mengalirkan air selama 10 detik dan menampung airnya
untuk mengetahui volumenya
d. Mengukur volume air
e. Mengulangi sampai 3x
f. Mengulangi langkah di atas untuk skala rotameter air yang
lain
3.4.2 Tahap operasi

Laboratorium Operai Teknik 14


Kimia
Wetted Wall Column

1. Mengalirkan air dari kran air pada penunjukkan skala rotameter


tertentu
2. Mengalirkan udara pada penunjukkan skala rotameter udara
tertentu
3. Mengukkur suhu wet bulb (ujung thermometer diselubungi kapas
basah) dan dry bulb pada puncak dasar kolom
4. Membaca dan mencatat suhu pada thermometer setelah 10 menit
5. Mengulangi langkah 1-4 sebanyak 4 skala lainnya

Laboratorium Operai Teknik 15


Kimia
Wetted Wall Column

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Laju Alir Air dan Udara terhadap Koefisien Perpindahan
Massa (kgl)
-9.1
-1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-9.2

y = 0.8614x - 8.4483
-9.3
log Nsh

-9.4

-9.5

-9.6

-9.7

-9.8
log Nre

Gambar 4.1 Hubungan laju alir air terhadap koefisien perpindahan massa
-7.3
2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8 2.85
-7.4

-7.5

-7.6
log Nsh

-7.7
y = 1.6612x - 12.104
-7.8

-7.9

-8

-8.1

-8.2
log Nre

Gambar 4.2 Hubungan laju alir udara terhadap koefisien perpindahan massa
Berdasarkan grafik yang dihasilka ndapat dikatakan bahwa semakin
besar laju alir air atau laju alir udara makanilai koefisien perpindahan massa
(kgl) jug semakin besar. Hal ini disebabkan oleh semakin besar laju alir air
atau dara maka kontak fase antara gas dan cairan bertambah, sehingga jumlah
gas yang dapat berpindah dari fase gas ke fase cairan juga semakin besar
(Kumoro, 2000).

Laboratorium Operai Teknik 16


Kimia
Wetted Wall Column

Pada variabel laju alir udara, pengaruh laju alir terhadap nilai koefisien
perpindahan massa (kgl) dapat diketahui dari persamaan:
𝑄𝑢. 𝜌𝑢
𝑊=
𝐵𝑀𝑢. (1 + 𝑦 ′ )
𝑊 ln 𝑋𝐴1′ − 𝑋𝐴1
𝑘𝑔𝑙 = ×
𝜋. 𝐷. 𝐿 𝑋𝐴2′ − 𝑋𝐴2
Dimana:
kgl : koefisien transfer massa udara (mol/m3s)
W : laju alir gas (mol/s)
D : diameter kolom (meter)
L : panjang kolom (meter)
Qu : laju alir volumetrik (m3/s)
ρu : densitas udara (kg/m3)
BMu : berat molekul udara (kg/mol)
y' : Td in saturasi (100% humidity)
Jika dilihat dari persamaan , semakin besar laju alir volumetric udara
(Qu) maka laju alir gas (W) semakin besar, maka nilai koefisien transfer massa
(kgl) juga semakin besar.
4.2 Hubungan Laju Alir Air dan Udara terhadap Bilangan Reynold (NRe)
0.0003

0.00025

0.0002
kgl

0.00015
Rotameter Udara
0.0001

0.00005

0
0 0.00000020.00000040.00000060.00000080.000001
Laju alir

Gambar 4.3 Hubungan laju alir air dengan bilangan Reynold

Laboratorium Operai Teknik 17


Kimia
Wetted Wall Column

0.16

0.14

0.12

0.1
Nre

0.08
Rotameter Udara
0.06

0.04

0.02

0
0 0.00000020.00000040.00000060.00000080.000001
Laju alir

Gambar 4.4 Hubungan laju alir udara dengan bilangan Reynold


Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa semakin besar laju alir maka
bilangan Reynold juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan:
4. 𝜌𝑢. 𝑄𝑢
𝑁𝑅𝑒 =
(𝐷 − 2𝛿). 𝜋. 𝜇𝑢
𝑁
4.3 Hubungan Antara Bilangan Reynold (NRe) terhadap Bilangan Sherwood
(NSh)
0.0003

0.00025

0.0002
kgl

0.00015
Rotameter Udara
0.0001

0.00005

0
0 0.00000020.00000040.00000060.00000080.000001
Laju alir

Gambar 4.5 Hubungan NRe dan NSh pada laju alir air tetap

Laboratorium Operai Teknik 18


Kimia
Wetted Wall Column

0.0035

0.003

0.0025

0.002
kgl

0.0015 Rotameter Air

0.001

0.0005

0
0 0.000005 0.00001 0.000015 0.00002 0.000025
Laju alir

Gambar 4.6 Hubungan NRe dan NSh pada laju alir udara tetap
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan ketika laju alir naik maka nilai
NRe dan NSh juga bertambah. Hubungan antara NRe dan NSh dapat dirumuskan
sebagai dengan:
𝑁𝑆ℎ = 𝑎 (𝑁𝑅𝑒 )𝑏
Nilai a dan b didapatkan dengan metode Least square.
Maka, untuk laju alir air tetap didapatkan persamaan:
𝑁𝑆ℎ = 4,2105 × 10−9 (𝑁𝑅𝑒 )0,8975
Untuk laju alir udara tetap didapatkan persamaan:
𝑁𝑆ℎ = 7,8705 × 10−13 (𝑁𝑅𝑒 )1,6612

Laboratorium Operai Teknik 19


Kimia
Wetted Wall Column

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan:
1. Semakin besar laju alir, maka nilai koefisien perpindahan massa semakin
besar.
2. Hubungan laju alir dengan bilangan Reynold adalah berbanding lurus.
3. Hubungan bilangan Reynold dengan bilangan Sherwood adalah
berbanding lurus, dan dari percobaan didapatkan:
a. Persamaan untuk laju alir udara tetap adalah
𝑁𝑆ℎ = 4,2105 × 10−9 (𝑁𝑅𝑒 )0,8975
b. Persamaan untuk laju alir air tetap adalah
𝑁𝑆ℎ = 7,8705 × 10−13 (𝑁𝑅𝑒 )1,6612
5.2 Saran
1. Saat melakukan pengukuran Td dan tw usahakan thermometer tidak
bersentuhan.
2. Thermometer diusahakan tidak menyentuh dinding pipa.
3. Kapas basah diganti setiap pengukuran variabel.

Laboratorium Operai Teknik 20


Kimia
Wetted Wall Column

DAFTAR PUSTAKA

Bird, R. B. Stewart, W.T. and Light Foote, E. N. Transport Phenomena. John


Willey and Jason. 1958
Brown, G. G. Unit Operation. John Willey and Sons, Inc. New York. 1950.
Mc Cabe and J. Smith. Unit Operation. Mc Graw Hill. New York.1956.
Treyball, R. E. Mass Transfer Operation 3rd ed. Mc Graw Hill Book Co., Book of
Japan. 1980.

Laboratorium Operai Teknik 21


Kimia
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA

MATERI : WETTED WALL COLUMN


KELOMPOK : 8/SELASA
ANGGOTA : 1. ENDAH BUDIARTI 210301151200092
2. TEGUH PAPRA E. 21030115120094
3. VALERIA IRMA CHRISTIANI 21030115130152

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

A-1
A. KALIBRASI ROTAMETER
ROTAMETER UDARA
Volume Waktu
Skala (ml) (sekon)
800 10 47.3
900 10 36
1000 10 19
1100 10 14
1200 10 11
ROTAMETER AIR
Volume Waktu
Skala (ml) (sekon)
40 98 10
50 146.7 10
60 180 10
70 210 10
80 245 10
B. PERHITUNGAN Td dan Tw
ROTAMETER UDARA
Skala Td in Td out Tw in Tw out
800 29 26 25.4 26
900 30.5 26.3 25.5 26.1
1000 31 26.5 25.6 26
1100 30.5 26.5 25.7 26
1200 31.4 26.9 25.7 26.7
ROTAMETER AIR
Skala Td in Td out Tw in Tw out
40 31.5 26.4 26.2 27
50 31.8 27.1 26.2 26.9
60 31.9 27.7 26.1 26.3
70 32 27.4 26 26.6
80 31.9 27.4 26.3 26.6
Semarang, 13 Maret 2017
Praktikan Asisten

Irma, Endah, Teguh Irwan Chendra Tinambunan


NIM. 21030114120092

A-2
LEMBAR PERHITUNGAN
Diameter kolom : 0,06 meter
Panjang kolom : 0,65 meter
Densitas air : 995,6 kg/m3
Densitas udara : 1,165 kg/m3
Viskositas air : 0,00083 kg/m.s
Viskositas udara : 0,00018 kg/m.s

A. Perhitungan Ym dan Yk
- Rotameter udara
Skala Td in Td out Tw in Tw out Ym=Xa1 Yk=Xa2
800 29 26 25.4 26 0.03074 0.03412
900 30.5 26.3 25.5 26.1 0.03042 0.03509
1000 31 26.5 25.6 26 0.02994 0.0346
1100 30.5 26.5 25.7 26 0.0301 0.0346
1200 31.4 26.9 25.7 26.7 0.02929 0.03557
- Rotameter air
Skala Td in Td out Tw in Tw out Ym=Xa1 Yk=Xa2
40 31.5 26.4 26.2 27 0.03122 0.0367
50 31.8 27.1 26.2 26.9 0.03074 0.03637
60 31.9 27.7 26.1 26.3 0.03058 0.03428
70 32 27.4 26 26.6 0.03058 0.03621
80 31.9 27.4 26.3 26.6 0.03042 0.03621
B. Perhitungan Quk dan Qum
- Rotameter udara
Skala Volume Waktu Quk Qum
800 10 47.3 2.1142E-07 2.3504E-07
900 10 36 2.7778E-07 3.20685E-07
1000 10 19 5.2632E-07 6.12913E-07
1100 10 14 7.1429E-07 8.18522E-07
1200 10 11 9.0909E-07 1.05474E-06
- Rotameter air
Skala Volume Waktu Quk Qum
40 98 10 0.0000098 1.16315E-05
50 146.7 10 0.00001467 1.71207E-05
60 180 10 0.000018 2.0655E-05

B-1
70 210 10 0.000021 2.43922E-05
80 245 10 0.0000245 2.83642E-05

C. Perhitungan NRe air


- Rotameter udara
Td Q air saat
Skala Td in out Vm/Vk skala 60 Nre air do
800 29 26 1.11174 0.00018 4581.8254 0.000624626
900 30.5 26.3 1.15447 0.00018 4581.8254 0.000624626
1000 31 26.5 1.16454 0.00018 4581.8254 0.000624626
1100 30.5 26.5 1.14593 0.00018 4581.8254 0.000624626
1200 31.4 26.9 1.16021 0.00018 4581.8254 0.000624626
- Rotameter air
Td
Skala in Td out Vm/Vk Qair Nre air do
40 31.5 26.4 1.18688 0.0000098 249.454939 0.00023674
50 31.8 27.1 1.16705 0.00001467 373.41877 0.000270815
60 31.9 27.7 1.1475 0.000018 458.18254 0.000289926
70 32 27.4 1.16153 0.000021 534.546297 0.000305212
80 31.9 27.4 1.15772 0.0000245 623.637347 0.000321305
D. Perhitungan NRe udara dan W
- Rotameter udara
Skala Nre udara y' 1+y' W Xa1' Xa2'
800 0.03296798 0.00043 1.00043 8.4983E-06 0.0204 0.022
900 0.04498103 0.00047 1.00047 1.1165E-05 0.0204 0.022
1000 0.08597051 0.00048 1.00048 2.1155E-05 0.0205 0.022
1100 0.11481025 0.00047 1.00047 2.8711E-05 0.0205 0.022
1200 0.14794314 0.00048 1.00048 3.6541E-05 0.0205 0.0225
- Rotameter air
Skala Nre udara y' 1+y' W Xa1' Xa2'
40 1.61022905 0.00048 1.00048 0.00039391 0.0221 0.0228
50 2.37285853 0.00049 1.00049 0.00058965 0.0221 0.0228
60 2.86455007 0.00049 1.00049 0.0007235 0.0221 0.022
70 3.38458191 0.00049 1.00049 0.00084408 0.0221 0.0226
80 3.93785879 0.00049 1.00049 0.00098476 0.0222 0.0226

B-2
E. Perhitungan kgl
- Rotameter udara
Skala kgl PA1 PA2 Pm (Nsh)h
800 6.51104E-05 2025.61 2219.8 52474835.16 1.90667E-10
900 7.76647E-05 2025.61 2219.8 52474835.16 2.2743E-10
1000 0.000150864 2035.34 2219.8 55240010.53 4.65064E-10
1100 0.000205983 2035.34 2219.8 55240010.53 6.34976E-10
1200 0.000243419 2035.34 2269.14 43550912.95 5.91596E-10
- Rotameter air
Skala kgl PA1 PA2 Pm (Nsh)h
40 0.001352642 2190.76 2298.73 -94196398.12 -7.11034E-09
50 0.002173741 2190.76 2298.73 -94196398.12 -1.14265E-08
60 0.002187408 2190.76 2219.8 -350530406.5 -4.27886E-08
70 0.003261008 2190.76 2279.01 -115277446.9 -2.09782E-08
80 0.004055695 2200.45 2279.01 -129502704.5 -2.93101E-08
F. Perhitungan NSh dan persen error
- Rotameter udara
Skala log Nre (x) logh Nsh (y)
800 -1.48190771 -9.719725491
900 -1.34697065 -9.64315209
1000 -1.06565048 -9.332487433
1100 -0.94001934 -9.197242403
1200 -0.82990517 -9.22797489
-9.1
-1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
y = 0.8614x - 8.4483
-9.2

-9.3
log Nsh

-9.4

-9.5

-9.6

-9.7

-9.8
log Nre

log a -8.3753 a 4.21405E-09


b 0.8795

B-3
Skala Nshp logh Nshh %error
800 2.1E-10 -9.719725491 1.98455
900 2.8E-10 -9.64315209 4.22264
1000 4.9E-10 -9.332487433 0.94006
1100 6.3E-10 -9.197242403 0.22004
1200 7.8E-10 -9.22797489 6.53403
- Rotameter air
Skala log Nre (x) logh Nsh (y)
800 2.396992106 -8.148109806
900 2.572196144 -7.942084959
1000 2.661038536 -7.368671553
1100 2.727985325 -7.678230921
1200 2.794932115 -7.532983004
-7.3
2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8 2.85
-7.4
y = 1.6612x - 12.104
-7.5
-7.6
log Nsh

-7.7
-7.8
-7.9
-8
-8.1
-8.2
log Nre

log a =-12.104 a=7.87046E-13


b =1.6612
Skala Nshp Nshh %error
40 5.4057E-0.7 -8.148109806 20.26306655
50 7.7081E-07 -7.942084959 20.29648213
60 9.2275E-07 -7.368671553 20.927417
70 1.0567E-06 -7.678230921 20.39704157
80 1.2102E-06 -7.532983004 20.48440007

B-4
PROSEDUR ANALISA

Dari percobaan didapatkan data waktu untuk 1 kali putaran jarum wet gas meter
(sekon), volume air selama 10 detik (ml), Td dan Tw pada input, serta Td dan Tw
pada output
1. Dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄𝑢𝑘 =
𝑡
𝑉𝑚
𝑄𝑢𝑚 = . 𝑄𝑢𝑘
𝑉𝑘
𝑇𝑑𝑖𝑛 1
𝑉𝑚 = . . (1 + 𝑌𝑚). 22,4
273 𝑃𝑘
𝑇𝑑𝑜𝑢𝑡 1
𝑉𝑘 = . . (1 + 𝑌𝑘). 22,4
273 𝑃𝑘
Dalam persamaan ini:
Quk : debit air keluar (m3/s)
Qum : debit air masuk (m3s)
Vm : volume udara masuk (m3)
Vk : volume udara keluar (m3)
Tdin : suhu dry bulb masuk (K)
Tdout : suhu dry bulb keluar (K)
Pm : tekanan udara masuk (N/m2)
Pk : tekanan udara keluar (N/m2)
Ym : molal humidity udara masuk (mol air/mol udara kering)
Yl : molal humidity udara keluar (mol air/mol udara kering)
Karena pada percobaan ini Pm=Pk= 1 atm, maka persamaan menjadi:
𝑉𝑚 𝑇𝑑𝑖𝑛 1 + 𝑌𝑚
= .
𝑉𝑘 𝑇𝑑𝑜𝑢𝑡 1 + 𝑌𝑘
Ym dan Yk dapat dicari pada diagram psikometrik:
- Tw diplotkan pada 100% humidity kemudian ditarik garis sejajar
garis saturasi adiabatis ke Td maka diperoleh Y.
- Tw in Td in Ym
- Tw out Td out Yk

C-1
2. Perhitungan bilangan Reynold
𝜌. 𝐷. 𝑣
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
𝑄
𝑉=
𝐴
4. 𝜌𝑎. 𝑄𝑎
𝑁𝑅𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
𝐷. 𝜋. 𝜇𝑎
D=diameter kolom
3. Perhitungan tebal lapisan film
1
3. 𝜇𝑎. 𝑄𝑎 3
𝛿=[ ] ; 𝑔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 = 9,8 𝑚/𝑠
𝜌𝑎. 𝑔. 𝜋. 𝐷
4. Perhitungan bilangan Reynold udara
4. 𝜌𝑢. 𝑄𝑢𝑚
𝑁𝑅𝑒 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 =
(𝐷 − 2𝛿). 𝜋. 𝜇𝑢
5. Perhitungan koefisien perpindahan massa (kgl)
𝑊 𝑋 ∗𝐴1 − 𝑋𝐴1
𝑘𝑔𝑙 = 𝑙𝑛 ( ∗ )
𝜋. 𝐷. 𝐿 𝑋 𝐴2 − 𝑋𝐴2
XA1 plot Twin; XA1=Ym
XA2 plot Twout; XA2=Yk
Dimana:
𝑄𝑢𝑘. 𝜌𝑢
𝑊=
𝐵𝑀𝑢(1 + 𝑌 ′ )
BM udara = 28.97 gram/mol
Y’ = Tdin 100% relative humidity
6. Perhitungan bilangan Sherwood
𝑘𝑔𝑙. 𝑃𝑚. 𝑅. 𝑇. 𝐷
𝑁𝑆ℎ =
𝑃𝑡 2 . 𝐷𝐴𝐵
Dimana:
Kgl : koefisient ransfer massa udara (mol/m2.s)
Pm : tekanan parsiil rata-rata udara (N/m2)
Pt : tekanan total = 1,0132 x 105 N/m2
R : konstanta gas ideal = 8,314 Nm/kmol.K
T : temperature absolut = 303 K

C-2
DAB : diffusivitas udara, interpolasi dari data yang didapat pada
Treyball tabel 2-1 yaitu 2,6834 x 105 m2/s
YA1 : X*A1
YA2 : X*A2
1 − 𝑃2
𝑃𝑚 =
𝑃1
ln ( )
𝑃2
𝑋 ∗𝐴1
𝑃𝐴1 = . 𝑃𝑡
(1 + 𝑌𝐴1 )
𝑋 ∗𝐴2
𝑃𝐴2 = . 𝑃𝑡
(1 + 𝑌𝐴2 )
𝑃1 = 𝑃𝑡 − 𝑃𝐴1
𝑃2 = 𝑃𝑡 − 𝑃𝐴2
b
Nsh=a(NRe) ; a dan b dicari dengan persamaan Least square.
7. Perhitungan persentase kesalahan
(𝑁𝑠ℎ)𝑝 − (𝑁𝑠ℎ)ℎ
(𝑁𝑠ℎ)𝑝
% 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | . 100%
𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

C-3
Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No. Hari, Tanggal

C-2

Anda mungkin juga menyukai