Anda di halaman 1dari 8

BAB II

DESKRIPSI PROSES

2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Tandan Kelapa Sawit (Olisa dan Kotingo, 2014)
 Wujud (Fasa) : Padat
 Warna : Coklat
 Bulk Density : 112,04 kg/m3
 Lower Heating Value : 19.250 kJ/kg
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit
No Komponen Kimia Komposisi (%)
1 Lignin 22,23
2 Selulosa 38,76
3 Holoselulosa 65,45
4 Pentosan 26,69
5 Kadar Abu 6,59
6 Zat Ekstraktif 6,47
Sumber: Darnoko, 1995

Gambar 2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit (Erwinsyah, 2015)


2. Clostridium acetobutylicum
3. Ciric acid monohydrate (C6H8O7)
4. Aquades
5. NaOH
2.1.2 Spesifikasi Produk
1. Biobutanol
Densitas energi : 29.2 MJ/L
Air-fuel ratio : 11.2
Panas penguapan : 0.43 MJ/kg
Research octane number : 96
Motor octane number : 78
Lee et. al., 2008 dalam Gottumukkala, 2014
2.
2.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk
1. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
Kadar air (%wt) : 8,34
Volatilitas (%wt) : 79,82
Fixed carbon (%wt) : 13,31
Kadar abu (%wt) : 6,87
Karbon (%wt) : 43,80
Hidrogen (%wt) : 6,20
Oksigen (%wt) : 42,65
Sulfur (%wt) : 0,09
Bulk density (kg/m3) : 112,04
Lower heating value (kJ/kg) : 19,250
2. Asam sulfat (H2SO4)
3. Natrium hidroksida (NaOH)
2.3 Konsep Proses
2.3.1 Preparasi Bahan
2.3.2 Perlakuan Pendahuluan (Pretreatment)
2.3.3 Enzimatik dan Hidrolisis Tandan Kosong Kelapa Sawit
2.3.4 Mikroorganisme dan Kondisi Kultur
2.3.5 Sakarifikasi dan Fermentasi
2.3.6 Proses Produksi
2.3.7 Analisa Butanol
2.3.8
2.4 Diagram Alir Proses
2.4.1 Diagram Proses
2.4.2 Deskripsi Proses
2.5 Diagram Alir Neraca Massa dan Neraca Panas
2.4.1 Neraca Massa
2.4.2 Neraca Panas
2.6 Tata Letak Pabrik dan Peralatan Proses
2.5.1 Tata Letak Pabrik
Layout/tata letak pabrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga penggunaan
area pabrik menjadi efisien dan kelancaran proses terjamin. Dalam penentuan tata letak
pabrik, penempatan alat-alat produksi harus dipikirkan secara matang sehingga
keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi karyawan dapat dipenuhi. Selain
peralatn yang tercantum dalam flow sheet process beberapa bangunan fisik antara lain
seperti kantor, laboratorium, bengkel, fire safety, pos penjagan, poliklinik, tempat
ibadah, kantin, dan sebagainya hendaknya ditempatkan pada bagian yang tidak
mengganggu dan ditinjau dari segi lalu lintas barang, control, dan keamanan. Secara
umum hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah:
a. Luas area yang tersedia
Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia serta diperlukan
efisiensi dalam pemakaian ruangan maupun penempatan peralatan diatur
sedemikian rupa agar menghemat tempat.
b. Keamanan
Tata letak pabrik harus memperhatikan dari segi keamanan terhadap
kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan, asap ataupun gas beracun, serta
gempa bumi. Oleh karena itu harus dilakukan penempatan alat-alat pengaman
sseperti hidran, penampungan air yang cukup, alat penahan ledakan serta sensor
gas beracun. Tangki penyimpanan bahan baku ataupun produk berbahaya harus
diletakkan di area khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan satu dengan
lainnya guna memberikan ruang yang leluasa untuk keselamatan serta
disediakannya muster point untuk area titik kumpul apabila terjadi kondisi darurat.
c. Instalasi dan utilitas
Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam, dan listrik akan
membantu kemudahan kerja dan perawatannya. Penempatan proses sedemikian
rupa sehingga petugas dapat dengan mudah mencapainya dan dapat menjamin
kelancaran operasi serta perawatannya.
d. Kemungkinan perluasan pabrik dan penambahan bangunan
Area perluasan pabrik harus direncanakan sejak awal agar masalah kebutuhan
tempat tidak baru terpikirkan di masa depan. Sejumlah area khusus perlu
dipersiapkan untuk perluasan pabrik, penambahan peralatan, serta menambah
kapasitas pabrik ataupun mengolah produk samping lainnya.
e. Area pengolahan limbah
Pabrik harus memperhatikan aspek social dan ikut menjaga kelestarian
lingkungan dengan turut memperhatikan masalah buangan limbah hasil produksi.
Batas maksimal kandungan komponen berbahaya pada limbah harus diperhatikan
dengan baik serta penambahan fasilitas pengolahan limbah sangat diperlukan.
Sehingga, buangan limbah tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar.
Secara garis besar layout pabrik dibagi menjadi beberapa daerah utama sebagai
berikut:
1. Daerah perkantoran atau administrasi
Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan
yang mengatur kelancaran operasi. Daerah ini ditempatkan di bagian depan
pabrik agar kegiatan administrasi tidak mengganggu kegiatan produksi
maupun dari segi keamanan dimana terletak jauh dari area proses yang
berbahaya.
2. Daerah proses
Daerah proses adalah daerah dimana proses produksi berlangsug, serta
tempat untuk meletakkan alat-alat proses dan pengendali proses. Daerah
proses ini terletak di bagian tengah pabrik yang lokasinya tidak mengganggu.
Letak aliran proses direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemindahan bahan baku dari tangki penyimpanan dan pengiriman produk e
daerah penyimpanan dan pengiriman produk ke daerah penyimpanan serta
memudahkan pengawasan dan pemeliharaan terhadap alat-alat proses.
3. Daerah laboratorium dan ruang kontrol
Daerah ini digunakan sebagai pusat pengendalian proses, kualitas, dan
kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual. Daerah
ruang kontrol merupakan pusat kontrol atau pengendali jalannya proses yang
diinginkan. Laboratorium ditujukan untuk mengontrol kualitas bahan baku,
produk, dan limbah proses. Daerah laboratorium dan ruang control
diletakkan di dekat daerah proses untuk mempercepat akses apabila terjadi
suatu masalah berkaitan dengan proses.
4. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk
Daerah ini terdiri dari area tangki penyimpanan bahan baku dan produk
yang terletak di lingkungan terbuka dan berada di dalam daerah yang dapat
terjangkau oleh angkutan pembawa bahan baku dan produk. Daerah ini
biasanya ditempatkan di dekat area proses supaya suplai bahan baku proes
dan penyimpanan menjadi lebih mudah.
5. Daerah pemeliharaan
Daerah pemeliharaan merupakan tempat penyimpanan suku cadang alat
proses dan untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan, atau perawatan semua
peralatan yang dipakai di dalam proses.
6. Daerah utilitas
Daerah ini merupakan tempat untuk penyediaan keperluan yang
menunjang berjalannya proses produksi berupa penyediaan air, steam, dan
listrik. Daerah ini ditempatkan dekat dengan daerah proses agar sistem
pemipaan lebih ekonomis.
7. Daerah pengolahan limbah
Daerah pengolahan limbah adalah daerah untuk pengolahan dan
pembuangan limbah hasil produksi.
Gambar 2.? Tata letak pabrik
2.5.2 Tata Letak Peralatan Proses
Dalam penentuan layout pabrik, area proses produksi harus ditetapkan terlebih
dahulu. Dalam penentuan letak peralatan proses terdapat beberapa pertimbangan
kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Jarak antar alat proses
Jarak antar peralatan proses utama berjarak sekitar 20-30 meter dengan alat
pendukung lainnya. Apabila alat bersifat memiliki resiko tinggi misal mudah
meledak atau terbakarmaka jarak dengan alat pendukung dapat menjadi lebih
besar.
b. Aliran bahan baku dan produk
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan
ekonomi yang besar serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi.
c. Operasi
Peralatan proses yang memerlukan pengawasan intensif operator harus
diletakkan di posisi yang mudah untuk diakses atau dekat dengan ruang
kontrol. Alat-alat pendukung seperti valve, titik untuk sampling, serta
instrument kontrol lainnya juga harus diletakkan pada posisi yang mudah
untuk dijangkau.
d. Lalu lintas manusia
Dalam perancangan layout perlu memperhitungkan jalan akses ke unit-unit
produksi lain untuk mempermudah pembangunan, operasional, serta
pengawasan atau perbaikan alat. Keamanan pekerja selama menjalani
tugasnya juga diprioritaskan.
e. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan supaya
lancar. Hal ini bertujuan apabila terjadi stagnan udara pada suatu tempat
dapat dilakukan pencegahan dengan akumulasi bahan kimia.
f. Cahaya
Cahaya menjadi salah satu faktor penting karena penerangan seluruh pabrik
harus memadai dan pada tempat-tempat proses yang berbahaya dan beresiko
tinggi perlu diberi penerangan tambahan.
g. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses perlu ditata supaya biaya konstruksi
minimal.
Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga:
- Kelancaran proses produksi dapat terjamin.
- Dapat mengefektifkan luas lahan yang tersedia.
- Karyawan mendapat kepuasan kerja sehingga produktifitas meningkat.
- Keamaan dapat terjamin.

Anda mungkin juga menyukai