0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan8 halaman
Bab ini menjelaskan proses produksi biobutanol dari tandan kosong kelapa sawit melalui 3 tahap, yaitu: (1) pretreatment tandan kosong kelapa sawit, (2) hidrolisis dan fermentasi menggunakan Clostridium acetobutylicum, (3) distilasi biobutanol. Juga dijelaskan spesifikasi bahan baku dan produk, konsep proses, diagram alir proses, neraca massa dan panas, serta tata letak pabrik dan peralatan proses.
Bab ini menjelaskan proses produksi biobutanol dari tandan kosong kelapa sawit melalui 3 tahap, yaitu: (1) pretreatment tandan kosong kelapa sawit, (2) hidrolisis dan fermentasi menggunakan Clostridium acetobutylicum, (3) distilasi biobutanol. Juga dijelaskan spesifikasi bahan baku dan produk, konsep proses, diagram alir proses, neraca massa dan panas, serta tata letak pabrik dan peralatan proses.
Bab ini menjelaskan proses produksi biobutanol dari tandan kosong kelapa sawit melalui 3 tahap, yaitu: (1) pretreatment tandan kosong kelapa sawit, (2) hidrolisis dan fermentasi menggunakan Clostridium acetobutylicum, (3) distilasi biobutanol. Juga dijelaskan spesifikasi bahan baku dan produk, konsep proses, diagram alir proses, neraca massa dan panas, serta tata letak pabrik dan peralatan proses.
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku 1. Tandan Kelapa Sawit (Olisa dan Kotingo, 2014) Wujud (Fasa) : Padat Warna : Coklat Bulk Density : 112,04 kg/m3 Lower Heating Value : 19.250 kJ/kg Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit No Komponen Kimia Komposisi (%) 1 Lignin 22,23 2 Selulosa 38,76 3 Holoselulosa 65,45 4 Pentosan 26,69 5 Kadar Abu 6,59 6 Zat Ekstraktif 6,47 Sumber: Darnoko, 1995
Gambar 2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit (Erwinsyah, 2015)
2. Clostridium acetobutylicum 3. Ciric acid monohydrate (C6H8O7) 4. Aquades 5. NaOH 2.1.2 Spesifikasi Produk 1. Biobutanol Densitas energi : 29.2 MJ/L Air-fuel ratio : 11.2 Panas penguapan : 0.43 MJ/kg Research octane number : 96 Motor octane number : 78 Lee et. al., 2008 dalam Gottumukkala, 2014 2. 2.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) Kadar air (%wt) : 8,34 Volatilitas (%wt) : 79,82 Fixed carbon (%wt) : 13,31 Kadar abu (%wt) : 6,87 Karbon (%wt) : 43,80 Hidrogen (%wt) : 6,20 Oksigen (%wt) : 42,65 Sulfur (%wt) : 0,09 Bulk density (kg/m3) : 112,04 Lower heating value (kJ/kg) : 19,250 2. Asam sulfat (H2SO4) 3. Natrium hidroksida (NaOH) 2.3 Konsep Proses 2.3.1 Preparasi Bahan 2.3.2 Perlakuan Pendahuluan (Pretreatment) 2.3.3 Enzimatik dan Hidrolisis Tandan Kosong Kelapa Sawit 2.3.4 Mikroorganisme dan Kondisi Kultur 2.3.5 Sakarifikasi dan Fermentasi 2.3.6 Proses Produksi 2.3.7 Analisa Butanol 2.3.8 2.4 Diagram Alir Proses 2.4.1 Diagram Proses 2.4.2 Deskripsi Proses 2.5 Diagram Alir Neraca Massa dan Neraca Panas 2.4.1 Neraca Massa 2.4.2 Neraca Panas 2.6 Tata Letak Pabrik dan Peralatan Proses 2.5.1 Tata Letak Pabrik Layout/tata letak pabrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga penggunaan area pabrik menjadi efisien dan kelancaran proses terjamin. Dalam penentuan tata letak pabrik, penempatan alat-alat produksi harus dipikirkan secara matang sehingga keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi karyawan dapat dipenuhi. Selain peralatn yang tercantum dalam flow sheet process beberapa bangunan fisik antara lain seperti kantor, laboratorium, bengkel, fire safety, pos penjagan, poliklinik, tempat ibadah, kantin, dan sebagainya hendaknya ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu dan ditinjau dari segi lalu lintas barang, control, dan keamanan. Secara umum hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah: a. Luas area yang tersedia Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia serta diperlukan efisiensi dalam pemakaian ruangan maupun penempatan peralatan diatur sedemikian rupa agar menghemat tempat. b. Keamanan Tata letak pabrik harus memperhatikan dari segi keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan, asap ataupun gas beracun, serta gempa bumi. Oleh karena itu harus dilakukan penempatan alat-alat pengaman sseperti hidran, penampungan air yang cukup, alat penahan ledakan serta sensor gas beracun. Tangki penyimpanan bahan baku ataupun produk berbahaya harus diletakkan di area khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan satu dengan lainnya guna memberikan ruang yang leluasa untuk keselamatan serta disediakannya muster point untuk area titik kumpul apabila terjadi kondisi darurat. c. Instalasi dan utilitas Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam, dan listrik akan membantu kemudahan kerja dan perawatannya. Penempatan proses sedemikian rupa sehingga petugas dapat dengan mudah mencapainya dan dapat menjamin kelancaran operasi serta perawatannya. d. Kemungkinan perluasan pabrik dan penambahan bangunan Area perluasan pabrik harus direncanakan sejak awal agar masalah kebutuhan tempat tidak baru terpikirkan di masa depan. Sejumlah area khusus perlu dipersiapkan untuk perluasan pabrik, penambahan peralatan, serta menambah kapasitas pabrik ataupun mengolah produk samping lainnya. e. Area pengolahan limbah Pabrik harus memperhatikan aspek social dan ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan turut memperhatikan masalah buangan limbah hasil produksi. Batas maksimal kandungan komponen berbahaya pada limbah harus diperhatikan dengan baik serta penambahan fasilitas pengolahan limbah sangat diperlukan. Sehingga, buangan limbah tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Secara garis besar layout pabrik dibagi menjadi beberapa daerah utama sebagai berikut: 1. Daerah perkantoran atau administrasi Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan yang mengatur kelancaran operasi. Daerah ini ditempatkan di bagian depan pabrik agar kegiatan administrasi tidak mengganggu kegiatan produksi maupun dari segi keamanan dimana terletak jauh dari area proses yang berbahaya. 2. Daerah proses Daerah proses adalah daerah dimana proses produksi berlangsug, serta tempat untuk meletakkan alat-alat proses dan pengendali proses. Daerah proses ini terletak di bagian tengah pabrik yang lokasinya tidak mengganggu. Letak aliran proses direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemindahan bahan baku dari tangki penyimpanan dan pengiriman produk e daerah penyimpanan dan pengiriman produk ke daerah penyimpanan serta memudahkan pengawasan dan pemeliharaan terhadap alat-alat proses. 3. Daerah laboratorium dan ruang kontrol Daerah ini digunakan sebagai pusat pengendalian proses, kualitas, dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual. Daerah ruang kontrol merupakan pusat kontrol atau pengendali jalannya proses yang diinginkan. Laboratorium ditujukan untuk mengontrol kualitas bahan baku, produk, dan limbah proses. Daerah laboratorium dan ruang control diletakkan di dekat daerah proses untuk mempercepat akses apabila terjadi suatu masalah berkaitan dengan proses. 4. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk Daerah ini terdiri dari area tangki penyimpanan bahan baku dan produk yang terletak di lingkungan terbuka dan berada di dalam daerah yang dapat terjangkau oleh angkutan pembawa bahan baku dan produk. Daerah ini biasanya ditempatkan di dekat area proses supaya suplai bahan baku proes dan penyimpanan menjadi lebih mudah. 5. Daerah pemeliharaan Daerah pemeliharaan merupakan tempat penyimpanan suku cadang alat proses dan untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan, atau perawatan semua peralatan yang dipakai di dalam proses. 6. Daerah utilitas Daerah ini merupakan tempat untuk penyediaan keperluan yang menunjang berjalannya proses produksi berupa penyediaan air, steam, dan listrik. Daerah ini ditempatkan dekat dengan daerah proses agar sistem pemipaan lebih ekonomis. 7. Daerah pengolahan limbah Daerah pengolahan limbah adalah daerah untuk pengolahan dan pembuangan limbah hasil produksi. Gambar 2.? Tata letak pabrik 2.5.2 Tata Letak Peralatan Proses Dalam penentuan layout pabrik, area proses produksi harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam penentuan letak peralatan proses terdapat beberapa pertimbangan kriteria yang perlu diperhatikan antara lain: a. Jarak antar alat proses Jarak antar peralatan proses utama berjarak sekitar 20-30 meter dengan alat pendukung lainnya. Apabila alat bersifat memiliki resiko tinggi misal mudah meledak atau terbakarmaka jarak dengan alat pendukung dapat menjadi lebih besar. b. Aliran bahan baku dan produk Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan ekonomi yang besar serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi. c. Operasi Peralatan proses yang memerlukan pengawasan intensif operator harus diletakkan di posisi yang mudah untuk diakses atau dekat dengan ruang kontrol. Alat-alat pendukung seperti valve, titik untuk sampling, serta instrument kontrol lainnya juga harus diletakkan pada posisi yang mudah untuk dijangkau. d. Lalu lintas manusia Dalam perancangan layout perlu memperhitungkan jalan akses ke unit-unit produksi lain untuk mempermudah pembangunan, operasional, serta pengawasan atau perbaikan alat. Keamanan pekerja selama menjalani tugasnya juga diprioritaskan. e. Aliran udara Aliran udara di dalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan supaya lancar. Hal ini bertujuan apabila terjadi stagnan udara pada suatu tempat dapat dilakukan pencegahan dengan akumulasi bahan kimia. f. Cahaya Cahaya menjadi salah satu faktor penting karena penerangan seluruh pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat proses yang berbahaya dan beresiko tinggi perlu diberi penerangan tambahan. g. Pertimbangan ekonomi Dalam menempatkan alat-alat proses perlu ditata supaya biaya konstruksi minimal. Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga: - Kelancaran proses produksi dapat terjamin. - Dapat mengefektifkan luas lahan yang tersedia. - Karyawan mendapat kepuasan kerja sehingga produktifitas meningkat. - Keamaan dapat terjamin.