Anda di halaman 1dari 4

Laporan “Kajian Kesiapan UMKM Ramah Lingkungan Dalam Mendapatkan Akses Pembiayaan”

di wilayah sentra usaha. Bahkan bila dilihat dari skala usahanya, skala mikro mayoritas berlokasi
di pemukiman (95%), dan merupakan merupakan home industry.
Dari hasil diskusi dengan pemangku kepentingan seperti dinas terkait, bahwa masalah
utama yang dihadapi usaha yang ramah lingkungan adalah masalah lokasi usaha. Oleh karena
itu, persoalan kelestarian lingkungan yang dihadapi dari sisi sektor industri utamanya adalah
persoalan pembuangan limbah produksi. Di sisi lain aspek produksi bersih yang menjadi salah
satu aspek yang dipersyaratkan oleh Disperindag sama sekali belum tersentuh. Hal ini akan
dipaparkan pada bagian berikutnya, sejauh mana usaha manufaktur ini siap menghadapi atau
menjalankan usaha sesuai dengan kriteria ramah lingkungan.

4.1.2.2. Kriteria Usaha Ramah Lingkungan Sektor Industri


Sektor Industri memiliki peran strategis di samping sebagai penyumbang utama PDRB,
juga sebagai pengguna sumberdaya alam dan penyerap tenaga kerja terbesar. Di sisi lain,
adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya alam dan keterbatasan daya dukung
lingkungan dalam menerima limbah dan emisi industri, maka pembangunan industri yang
berpedoman pada keberlangsungan nilai ekonomi, keterlibatan sosial, dan perlindungan
terhadap kualitas lingkungan hidup harus segera dilakukan. Atas dasar ini, munculah istilah
industri hijau yang mengarahkan agar industri mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat kepada
masyarakat.
Untuk mendorong pelaku usaha pada sektor industri (IKM), Kementerian Perindustrian
telah melakukan berbagai upaya guna mendorong berkembangnya Industri Hijau, salah satunya
melalui penerbitan pedoman Industri Hijau itu sendiri, serta sertifikasi kepada industri yang
telah melaksanakan program Industri Hijau. Upaya lain adalah dengan memberikan
penghargaan kepada pelaku industri yang telah melaksanakan upaya penghematan
penggunaan sumberdaya alam dan penggunaan sumberdaya ramah lingkungan dan terbarukan
Pada sektor industri, pedoman yang digunakan oleh kementerian Perindustrian dalam
mendorong atau melakukan penilaian ramah lingkungan suatu industri didasarkan pada 3
2
aspek yaitu:
a. Proses Produksi, meliputi bahan baku dan bahan penolong, energi, air, teknologi proses,
produk, sumberdaya manusia, dan lingkungan kerja.
b. Manajemen Perusahaan, meliputi program efisiensi produksi, community development
(CSR), penghargaan yang pernah diterima dan sistem manajemen.
c. Pengelolaan lingkungan Industri, meliputi pemenuhan baku mutu lingkungan, sarana
pengelolaan limbah dan emisi, dan kinerja pengelolaan lingkungan.

Pada Tabel 4.28 disajikan rincian komponen masing-masing aspek pedoman pelaksanaan
industri hijau.

2
Pedoman Penilaian Industri Ramah Lingkungan 2012

52
Tabel 4.28. Kriteria Usaha Ramah Lingkungan Sektor Industri

No Kegiatan Industri Hijau


A PROSES PRODUKSI
1 Bahan baku & Bahan
Penolong
a. Spesifikasi Bahan baku & Bentuk fisik
Bahan Penolong Sifat bahan baku
Asal Bahan baku
Sertifikasi bahan
Sistem penyimpanan dan Neraca bahan
b. Substitusi Bahan Baku Melakukan penggantian ke bahan baku yang
bersifat ramah lingkungan
c. Kepemilikan Sertifikasi Bahan baku dan penolong yang memiliki MSDS
Material safety Data
Sheet (MSDS)
d. Standard Operating Pemesanan Bahan Baku
Procedure (SOP) Penerimaan Bahan Baku
Penyimpanan Bahan Baku
Pengangkutan Bahan Baku
2 Energi
a. Jenis energi yang digunakan Penghematan energi yang telah dilakukan

b. Penggunaan Energi Baru Jenis EBT


Terbarukan (EBT)
c. Melakukan Audit Rutinitas Audit
Penggunaan Energi
3 Air
a. Upaya Penghematan Besarnya penghematan penggunaan air
b. Melakukan Audit Rutinitas Audit
Penggunaan Air
4 Teknologi Proses
a. Kepemilikan program Rutinitas pemeliharaan
pemeliharaan mesin atau
peralatan secara periodik
Tabel 4.28. Kriteria Usaha Ramah Lingkungan Sektor Industri (lanjutan)

No Kegiatan Industri Hijau


b. Pelaksanaan efisiensi Reduce (mengurangi penggunaan bahan baku atau
bahan penolong, termasuk energi, air dan
kemasan produk dll.)
Reuse (menggunakan kembali bahan baku dan bahan
penolong termasuk energi, air dan kemasan produk
yang terbuang)
Recycle (memanfaatkan kembali bahan baku dan bahan
penolong termasuk energi, air dan kemasan produk
yang terbuang melalui proses daur ulang)
c. Melakukan penggantian Rutinitas pergantian
atau modifikasi peralatan
mesin sebagai upaya
meningkatkan efisiensi
proses produksi.
d. Ketersediaan SOP Operasional Mesin
Material input bahan baku
Pemeliharaan mesin
5 Produk
a. Jenis Produk dan kapasitas Jenis produk yang dihasilkan
Kapasitas produksi
Sertifikasi produk
b. Kepemilikan eco product Jenis sertifikat atau dokumen pendukung
Kapasitas produksi
c. Penggunaan bahan baku Jumlah bahan baku
dan penolong dan Produk Jumlah bahan penolong
dihasilkan Hasil Produksi
6 Sumberdaya Manusia Jumlah tenaga kerja keseluruhan
Jumlah tenaga kerja di proses produksi
Jumlah tenaga kerja yang sudah mengikuti
pendidikan atau pelatihan
Jumlah tenaga kerja yang sudah memiliki
sertifikat
7 Lingkungan Kerja
a. Parameter K3L yang sudah Parameter K3L sesuai Kepmenaker No. 51 1999
terpenuhi Iklim kerja, kebisingan, getaran, frekuensi radio
atau gelombang mikro, radiasi ultra violet atau
gelombang mikro, radiasi ultra violet
b. Pemantauan dan penilaian Khusus untuk IKM
kinerja K3L Memasang rambu-rambu K3L
Menyediakan alat K3L
Menyediakan alat perlindungan diri (APD)
Memiliki sistem ventilasi yang baik di ruangan
proses produksi.
Tabel 4.28. Kriteria Usaha Ramah Lingkungan Sektor Industri (lanjutan)

No Kegiatan Industri Hijau


B MANAJEMAN PERUSAHAAN
1 Kebijakan Perusahaan dalam Komitmen manajemen dalam menjalankan
menerapkan Efisiensi keijakan peningkatan efiensi produksi
Produksi Keberhasilan pelaksanaan kebijakan
2 a. Pelaksanaan CD/CSR Adanya program kegiatan yang memberikan
manfaat kepada masyarakat sekitar
Realisasi pelaksanaan CD/CSR
Intensitas pelaksanaan CD/CSR
b. Besarnya alokasi dana Besarnya alokasi dana
untuk CD/CSR dari Ada tidaknya peningkatan jumlah alokasi
keuntungan Bersih
3 Penghargaan terkait Industri Pernah tidaknya menerima penghargaan Industri
Hijau Hijau
4 Sistem manajemen Sertifikat sistem manajeman yang telah dimiliki
ISO 1400S, ISO 9000S, SMK3, OHSAS, GMP,
HACCP, lainnya
C PENGELOLAAN
LINGKUNGAN INDUSTRI
1 Pemenuhan Baku Mutu Persentase pemenuhan baku mutu limbah cair
Lingkungan dalam 5 tahun terkahir
Persentase pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu
dalam 5 tahun terkahir
2 a. Sarana Pengelolaan Limbah IPAL
dan Emisi, dan lama Incenator
pengoperasiannya Bak Sampah
dll.
b. Ada tidaknya limbah B3 Sarana pengelolaan limbah B3
Perizinan yang dimiliki dalam pengelolaan B3
3 Keikutsertaan dalam PROPER Tahun perolehan

Berdasarkan kriteria tersebut, Kemenperin menyusun secara lebih terstruktur sebanyak


72 komponen untuk menilai tingkat kehijauan suatu industri, di mana masing-masing aspek
memiliki bobot yang berbeda, aspek Proses Produksi memiliki bobot 70%, Manajemen
Perusahaan 10% dan Pengelolaan Lingkungan Industri 20%.

4.1.2.3. Pemahaman dan Aktivitas Ramah Lingkungan UMKM Sektor Industri


Pemahaman pelaku usaha pada sektor industri terhadap kegiatan usaha yang ramah
lingkungan disajikan pada Tabel 4.29a dan 4.29b. Secara umum tampak bahwa dari 7 aspek
kriteria ramah lingkungan dari sektor industri bahwa proses produksi merupakan aspek yang
lebih dominan dikaitkan dengan kegiatan ramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat bahwa semua
jawaban responden yang terkait dengan usaha ramah lingkungan seluruhnya merupakan

Anda mungkin juga menyukai