Anda di halaman 1dari 40

SIH 17011.

1:2015

SIH
Standar Industri Hijau

INDUSTRI PULP
DAN PULP TERINTEGRASI KERTAS
SIH 17011.1:2015

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................. 1


Prakata ............................................................................................................... 2
1 Ruang Lingkup............................................................................................... 3
2 Acuan ........................................................................................................... 3
3 Definisi .......................................................................................................... 3
4 Simbol dan Singkatan Istilah ........................................................................... 5
5 Persyaratan Teknis......................................................................................... 5
6 Persyaratan Manajemen ............................................................................... 13
7 Blok Diagram Alir Proses Produksi Kertas ....................................................... 16
8 Acuan Penerapan Industri Hijau Kertas Budaya.............................................. 19

1/33 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Prakata

Standar Industri Hijau (SIH) Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas disusun dengan
tujuan memfasilitasi Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas di Indonesia dalam mengelola
ketersediaan sumber daya alam dan kelestarian fungsi lingkungan hidup secara
berkelanjutan sehingga dapat berdaya saing dan handal.

Standar ini disusun oleh Tim Teknis penyusunan SIH Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi
Kertas melalui pengumpulan dan pengolahan data, perumusan Rancangan Standar Industri
Hijau (RSIH) dan penetapan SIH yang melibatkan pemangku kepentingan, instansi
pemerintah, industri, asosiasi industri, dan akademisi.

2/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas

1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup SIH Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas ini bertujuan mengatur
persyaratan teknis dan manajemen yang mengikuti kaidah industri hijau di dalam kegiatan
proses produksinya. SIH Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas ini memuat definisi,
persyaratan kriteria, batasan, dan metode verifikasi untuk Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi
dengan aspek sebagai berikut:

A. Persyaratan Teknis
1. Bahan baku
2. Bahan penolong
3. Energi
4. Air
5. Proses produksi
6. Produk
7. Limbah
8. Emisi CO2

B. Persyaratan Manajemen
1. Kebijakan dan organisasi
2. Perencanaan strategis
3. Pelaksanaan dan pemantauan
4. Tinjauan manajemen
5. CSR
6. Fasilitas Ketenagakerjaan

2 Acuan

 SNI 0154:2010 dan revisinya: Kertas cetak salut


 SNI 8126:2014 dan revisinya: Kertas cetak tanpa salut
 SNI 6691:2015 dan revisinya: Kertas multiguna
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air Limbah
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah.

3 Definisi

3.1. Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan
upaya efisiensi dan efektifitas pemakaian sumber daya secara berkelanjutan
sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
3.2. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata
cara dan metode yang ditetapkan berdasarkan konsensus semua pihak yang
terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
3/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
3.3. Standar Industri Hijau adalah standar industri yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi
masyarakat yang memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis dan
manajemen.
3.4. Perusahaan Industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang
usaha industri yang berkedudukan di Indonesia.
3.5. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
3.6. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum
3.7. Bahan Baku adalah bahan yang dapat diolah untuk menghasilkan pulp dan
kertas budaya.
3.8. Bahan penolong (auxiliaries) adalah bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran
proses produksi
3.9. Lindi Hitam (Black Liquor) adalah cairan yang dihasilkan dari digester setelah
proses pemasakan kayu yang mengandung bahan-bahan organik kayu terlarut
dan sejumlah alkali aktif untuk kemudian dibakar di dalam recovery furnace pada
proses recovery sulfate.
3.10. Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non
kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semi-kimia, kimia). Pulp
terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas
atau rayon.
3.11. Industri Pulp adalah industri yang melakukan pemisahan serat dari bahan baku
berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya
(mekanis, semi-kimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan
hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas atau rayon.
3.12. Industri pulp terintegrasi kertas adalah industri pulp yang juga meproduksi
kertas dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
3.13. HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan
3.14. COA (Certificate of Analysis) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
pihak berwenang atau lembaga terakreditasi yang menjelaskan keaslian dan
kualitas dari suatu barang atau produk
3.15. SDS (Safety Data Sheet) adalah lembar data keselamatan (LDK) yang berisi
informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat
yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja,
digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang
bekerja dengan bahan kimia.
3.16. Reuse (Penggunaan Kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu
limbah dapat digunakan kembali untuk peruntukan yang sama.

4/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

3.17. Recycle (Daur Ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk
memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses melalui
perlakuan fisika dan atau kimia dan atau biologi.
3.18. Rekoveri (Recovery) adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material
penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau
dimanfaatkanuntuk proses ataukebutuhan lain
3.1. Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran
terhadap kinerja yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses,
produktivitas dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas
penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi
di industri.

4 Simbol dan Singkatan Istilah

ADt : Air Dryton


CoA : Certificate of Analysis
CoC : Certificate of Compliance
CSR : Corporate Social Responsibility
GRK : Gas Rumah Kaca
HTI : Hutan Tanaman Industri
IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLC : Izin Pembuangan Limbah Cair
KPI : Key Performance Indicator
Limbah B3: Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
kWh : KiloWatt Hour
MJ : Mega Joule
OEE : Overall Equipment Effectiveness
OHSAS : Occupational Health Safety Assessment Series
SOP : Standard Operating Procedure
SDS : Safety Data Sheet
SMK3 : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SVLK : Sistem Verifikasi Legalitas Kayu

5 Persyaratan Teknis

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


1 Bahan baku: 1.1. Sumber bahan Verifikasi
Diperoleh dari
baku pulp bukti/sertifikat asal
hutan tanaman
bahan baku, bukti
industri (HTI) atau
pernyataan tertulis
hutan yang dikelola
dari perusahaan
secara sah dan
industri dengan
berkelanjutan
menunjukkan
dibuktikan dengan
sertifikat dari pihak
memiliki dokumen
independen dengan
SVLK jika
skema SVLK atau
dipersyaratkan
sertifikasi lainnya
yang diakui secara
internasional

5/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Sumber bahan
baku kertas
1.2.1. Pulp Bahan baku berupa Verifikasi
pulp berasal dari bukti/sertifikat asal
industri yang bahan baku, bukti
menggunakan kayu pernyataan tertulis
dari hutan tanaman dari perusahaan
industri atau hutan industri dengan
yang dikelola secara menunjukkan
sah dan berkelanjutan sertifikat dari pihak
independen dengan
skema SVLK atau
sertifikasi lainnya
yang diakui secara
internasional

1.2.2. Kertas Daur Sumber dari dalam Verifikasi


Ulang (waste negeri: bukti/sertifikat asal
paper) Surat pernyataan bahan baku, sumber
tertulis asal bahan dari dalam negeri
baku dan/atau impor

Sumber dari Impor:


Memiliki dokumen izin
impor (self declaration)

1.3. Penanganan Tersedia SOP dalam - Verifikasi


bahan baku prosedur penanganan dokumen SOP
bahan baku yang bahan baku
dijalankan secara (prosedur
konsisten penerimaan,
penyimpanan,
pengangkutan dan
pemakaian) dan
pelaksanaannya di
lapangan
- Verifikasi
dokumen SDS dan
penanganannya di
lapangan

1.4. Rasio Produk -


terhadap
Penggunaan
Bahan Baku
1.4.1 Chip menjadi Minimum 40% Verifikasi
pulp pemenuhan
persyaratan dan
perhitungan rasio

6/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


produksi pulp
terhadap pemakaian
chip yang dibuktikan
dengan data proses
selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
disesuaikan dengan
acuan penerapan
yang tercantum
pada SIH Industri
Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

1.4.2. Pulp menjadi Minimum 85% Verifikasi


Kertas pemenuhan
persyaratan dan
perhitungan rasio
produksi kertas
terhadap pemakaian
pulp yang dibuktikan
dengan data proses
selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
disesuaikan dengan
acuan penerapan
yang tercantum
pada SIH Industri
Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

2 Bahan penolong 2.1. Sumber bahan Terdapat bukti Verifikasi bukti


penolong pengadaan bahan legalitas pengadaan
penolong secara legal bahan penolong

Spesifikasi bahan Memenuhi ketentuan Verifikasi pernyataan


penolong mengenai kandungan tertulis perusahaan
bahan berbahaya di industri tentang jenis
dalam bahan penolong bahan penolong
yang ditetapkan yang digunakan dan
peraturan kesesuaiannya
perundangan yang terhadap kriteria
berlaku kandungan bahan
berbahaya di dalam
bahan penolong
yang ditetapkan oleh
peraturan yang
berlaku

7/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Verifikasi pernyataan
tertulis dari pemasok
dan bukti notifikasi
dan registrasi jika
melakukan impor.
Melampirkan SDS
dan atau CoA

2.3. Penanganan Tersedia SOP dalam - Verifikasi


bahan prosedur penanganan dokumen SOP
penolong bahan penolong yang bahan penolong
dijalankan secara (prosedur
konsisten penerimaan,
penyimpanan,
pengangkutan dan
pemakaian) dan
pelaksanaannya di
lapangan
- Verifikasi
dokumen SDS dan
penanganannya di
lapangan

3 Energi 3.1. Konsumsi Energi panas spesifik


3.1.1. Pulp Maksimum 38 GJ/Ton Verifikasi laporan
Pulp perhitungan
pemakaian energi
panas spesifik
selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses
produksi pulp
disesuaikan dengan
acuan penerapan
yang tercantum
pada SIH Industri
Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

3.1.2. Pulp Maksimum 40 GJ/Ton Verifikasi laporan


terintegrasi Pulp perhitungan
Kertas pemakaian energi
panas spesifik
selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses
produksi pulp
terintegrasi kertas
disesuaikan dengan
8/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


acuan penerapan
yang tercantum
pada SIH Industri
Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

3.2. Konsumsi listrik


3.2.1. Pulp maksimum 1,05 Verifikasi laporan
MWh/Ton perhitungan
pemakaian listrik
selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses
produksi pulp
disesuaikan dengan
acuan penerapan
yang tercantum
pada SIH Industri
Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

3.2.2. Pulp maksimum 1,5 Verifikasi laporan


terintegrasi MWh/Ton perhitungan
Kertas pemakaian listrik
selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses
produksi pulp
terintegrasi kertas
disesuaikan dengan
acuan penerapan
yang tercantum
pada SIH Industri
Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

3.3. Persentasi Minimum 55% Verifikasi laporan


energy perhitungan energy
recovery recovery dan/atau
dan/atau EBT EBT selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses
produksi pulp dan
pulp terintegrasi
kertas disesuaikan
dengan acuan
penerapan yang
9/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


tercantum pada SIH
Industri Pupuk
Buatan Tunggal Hara
Makro Primer

4 Air 4.1. Pemakaian air untuk menunjang proses produksi


4.1.1. Pulp Maksimum 65 Verifikasi perhitungan
m3/ton pemakaian air spesifik
4.1.2. Pulp Maksimum 45 yang dibuktikan dengan
terintegrasi m3/ton data proses selama 12
kertas (dua belas) bulan
terakhir sesuai dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

4.2. Pemanfaatan Recycle: minimum Verifikasi perhitungan


air daur ulang 25% pemakaian air yang
pada proses didaur ulang yang
untuk produksi dibuktikan dengan data
pulp dan pulp proses selama 12 (dua
terigrasi kertas belas) bulan terakhir
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer
5 Proses produksi Kinerja peralatan Minimum 85% Verifikasi perhitungan
yang dinyatakan kinerja
dalam Overall peralatan/operasional
Equipment yang disediakan oleh
Effectiveness (OEE) perusahaan/industri
untuk pulp dan yang dibuktikan dengan
pulp terintegrasi data proses selama 12
kertas (dua belas) bulan
terakhir disesuaikan
dengan acuan
penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

6 Produk Standar mutu Parameter utama: Verifikasi mutu produk


sesuai dengan SNI dibuktikan dengan
pulp dan kertas laporan hasil uji dari

10/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


yang berlaku laboratorium yang
terakreditasi dengan
mengacu SNI atau
revisinya
7 Limbah 7.1. Pemenuhan Peraturan Menteri Verifikasi laporan hasil
parameter Lingkungan Hidup uji dari laboratorium
limbah cair Republik Indonesia terakreditasi, dan
terhadap baku Nomor 5 Tahun dokumen
mutu 2014 tentang Baku pengelolaan dan/atau
lingkungan Mutu Air Limbah. pemantauan limbah
sesuai Acuan Penerapan selama 2 (dua)
ketentuan XXXV Baku Mutu Air semester terakhir
peraturan Limbah bagi usaha dibandingkan dengan
perundang- dan/atau Kegiatan baku mutu lingkungan
undangan Pulp dan Kertas yang tercantum dalam
yang berlaku Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup
Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air
Limbah. Acuan
Penerapan XXXV Baku
Mutu Air Limbah bagi
usaha dan/atau
Kegiatan Pulp dan
Kertas

7.2. Sarana - Memiliki Izin Verifikasi keberadaan


Pengelolaan Pembuangan IPAL, kondisi
limbah cair Limbah Cair operasional IPAL
(IPLC) yang (berfungsi atau tidak),
dikeluarkan dan dokumen IPLC
Pemerintahan selama 1 (satu) tahun
Pusat, terakhir
Pemerintahan
Provinsi,
Pemerintahan
Kabupaten/Kota
- Memiliki IPAL
mandiri atau IPAL
yang dikelola
oleh pihak ketiga
yang memiliki izin

7.3. Sarana Memiliki izin Verifikasi pelaksanaan


Pengelolaan pengelolaan dan pengelolaan limbah B3
limbah B3 diserahkan pada dan izin
pihak ketiga yang pengelolaannya selama
memiliki izin. 1 (satu) tahun terakhir
yang mengacu
11/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

7.4. Sarana Mengacu pada Verifikasi cara


Pengelolaan rencana pengelolaan pengelolaan limbah
limbah padat limbah padat yang padat dan ketentuan
tertuang dalam yang tertuang dalam
dokumen dokumen pengelolaan
lingkungan yang lingkungan selama 1
telah disetujui (satu) tahun terakhir

7.5. Sarana Mengacu pada Verifikasi pelaksanaan


Pengelolaan rencana pengelolaan program dan data hasil
emisi gas kualitas udara pemantauan kualitas
buang dan (udara ambient dan udara (ambient dan
udara emisi gas buang) emisi), periksa
kesesuaiannya dengan
Peraturan Pemerintah
No. 41 tahun 1999
tentang Pengendalian
Pencemaran Udara dan
Peraturan Menteri
Negara Lingkungan
Hidup Nomor 12 Tahun
2010 tentang
Pelaksanaan
Pengendalian
Pencemaran Udara di
Daerah.

8 Emisi GRK Emisi CO2 Verifikasi hasil


equivalent spesifik : perhitungan emisi CO2,
dan/atau laporan
8.1. Pulp Maksimum 0,35 ton pengukuran atau
CO2/ton pulp pemantauan emisi GRK
yang dibuktikan dengan
data proses selama 12
(dua belas) bulan
8.2. Pulp Maksimum 1,5 ton terakhir disesuaikan
terintegrasi CO2/ton kertas dengan acuan
Kertas penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro
Primer

12/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

6 Persyaratan Manajemen

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


1 Kebijakan 1.1. Kebijakan Perusahaan wajib Verifikasi dokumen kebijakan
dan industri hijau memiliki kebijakan penerapan kaidah industri hijau,
organisasi tertulis penerapan minimum memuat target
industri hijau penghematan/efisiensi
penggunaan sumber daya:
bahan baku, energi, air dan
penurunan emisi CO2 dalam 1
(satu) tahun, yang ditetapkan
oleh pimpinan puncak

1.2. Organisasi a. Keberadaan Verifikasi dokumen organisasi


industri hijau organisasi dan dan tim pelaksana penerapan
tim pelaksana industri hijau yang ditetapkan
penerapan oleh pimpinan puncak
industri hijau di
perusahaan

b. Program Verifikasi sertifikat/bukti


pelatihan/ pelatihan/peningkatan kapasitas
peningkatan SDM tentang industri hijau
kapasitas SDM
tentang industri
hijau

1.3. Sosialisasi Terdapat kegiatan Verifikasi laporan kegiatan


kebijakan sosialisasi berikut dokumentasi atau
dan kebijakan dan fotokopi media sosialisasi
organisasi organisasi industri tentang kebijakan dan organisasi
industri hijau hijau di industri hijau di perusahaan
perusahaan dalam 1 (satu) tahun terakhir

2 Perencanaan 2.1. Tujuan dan Perusahaan Verifikasi dokumen renstra yang


strategis sasaran memiliki Rencana ditetapkan oleh pimpinan
industri hijau Strategis (Renstra) puncak disesuaikan dengan
dan program tujuan dan sasaran penerapan
untuk mencapai industri hijau di perusahaan
tujuan dan
sasaran dari
kebijakan
penerapan industri
hijau

2.2. Program Perusahaan Verifikasi dokumen program


kebijakan memiliki program yang ditetapkan pimpinan
penerapan untuk mencapai puncak dalam 1 (satu) tahun
industri hijau tujuan dan terakhir, minimum mencakup:
sasaran dari - Efisiensi penggunaan bahan
13/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


kebijakan baku
penerapan industri - Efisiensi penggunaan energi
hijau - Efisiensi penggunaan air
- Pengurangan emisi GRK
- Pengurangan limbah (B3 dan
Non B3)
- Jadwal pelaksanaan,
penanggung jawab, dan
alokasi dana

3 Pelaksanaan 3.1. Pelaksanaan Program Verifikasi bukti pelaksanaan


dan program dilaksanakan program:
pemantauan dalam bentuk - Laporan kegiatan pelaksanaan
kegiatan yang program secara berkala
sesuai dengan berikut dokumentasi selama 1
jadwal dan (satu) tahun terakhir,
dilaporkan secara minimum mencakup:
berkala kepada  Efisiensi penggunaan bahan
manajemen baku
 Efisiensi penggunaan energi
 Efisiensi penggunaan air
 Pengurangan emisi GRK
 Pengurangan limbah (B3
dan Non B3)
- Laporan realisasi alokasi
anggaran untuk pelaksanaan
program yang telah
direncanakan

3.2. Pemantauan Pemantauan - Verifikasi laporan hasil


program program pemantauan program dan
dilaksanakan bukti pendukung baik yang
secara berkala dan dilakukan secara internal
hasilnya maupun eksternal selama 1
dilaporkan sebagai (satu) tahun terakhir
bahan tinjauan
manajemen - Laporan yang dilakukan secara
puncak dan internal, divalidasi oleh
masukan dalam manajemen puncak
melakukan
perbaikan
berkelanjutan

4 Tinjauan 4.1. Pelaksanaan Perusahaan Verifikasi laporan hasil


manajemen tinjauan melakukan pelaksanaan tinjauan
manajemen tinjauan manajemen secara berkala
manajemen secara (minimum satu tahun sekali)
berkala

14/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


4.2. Konsistensi Perusahaan - Verifikasi laporan sebelum dan
perusahaan menggunakan sesudah tindak lanjut
terhadap laporan hasil perusahaan berupa
pemenuhan pemantauan, atau pelaksanaan perbaikan atau
persyaratan hasil audit, atau peningkatan kinerja standar
teknis dan hasil tinjauan industri hijau selama 1 (satu)
persyaratan manajemen tahun terakhir
manajemen sebagai - Dokumen pelaksanaan tindak
sesuai pertimbangan lanjut ditetapkan oleh
Standar dalam upaya pimpinan puncak
Industri Hijau perbaikan dan
(SIH) peningkatan
Industri Pulp kinerja industri
dan Pulp hijau secara
Terintegrasi konsisten dan
Kertas berkelanjutan

5 Tinjauan Peran serta Melaksanakan Verifikasi laporan pelaksanaan


tanggung perusahaan kegiatan tanggung kegiatan tanggung jawab
jawab terhadap jawab lingkungan lingkungan sosial selama 1
lingkungan lingkungan sosial sosial yang (satu) tahun terakhir.
sosial berkelanjutan.
6 Fasilitas Penyediaan Memenuhi dan Verifikasi bukti sertifikat dan
karyawan fasilitas karyawan sesuai dengan laporan audit terakhir SMK3
sistem manajemen dan/atau OHSAS.
K3 dan/atau
OHSAS.

15/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

7 Blok Diagram Alir Proses Produksi Kertas

7.1. Diagram alir proses produksi ammoniak (sumber: PT. Petrokimia Gresik)

7.2. Diagram alir proses produksi urea (sumber: PT. Petrokimia Gresik)

16/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

7.3. Diagram alir proses produksi ZA (sumber: PT. Petrokimia Gresik)


(a). Produksi ZA I/III

(b). Produksi ZA II

17/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

INDUSTRI PULP
DAN PULP TERINTEGRASI KERTAS

18/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

8 Acuan Penerapan Industri Hijau Kertas Budaya

A. Persyaratan Teknis

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


1 Bahan baku: 1.2. Sumber bahan Verifikasi bukti/sertifikat
Diperoleh dari
baku pulp asal bahan baku, bukti
hutan tanaman
pernyataan tertulis dari
industri (HTI) atau
perusahaan industri
hutan yang dikelola
dengan menunjukkan
secara sah dan
sertifikat dari pihak
berkelanjutan
independen dengan
dibuktikan dengan
skema SVLK atau
memiliki dokumen
sertifikasi lainnya yang
SVLK jika
diakui secara
dipersyaratkan
internasional

Sumber bahan
baku kertas
1.2.1. Pulp Bahan baku berupa Verifikasi bukti/sertifikat
pulp berasal dari asal bahan baku, bukti
industri yang pernyataan tertulis dari
menggunakan kayu perusahaan industri
dari hutan tanaman dengan menunjukkan
industri atau hutan sertifikat dari pihak
yang dikelola secara independen dengan
sah dan berkelanjutan skema SVLK atau
sertifikasi lainnya yang
diakui secara
internasional

1.2.2. Kertas Daur Sumber dari dalam Verifikasi bukti/sertifikat


Ulang (waste negeri: asal bahan baku,
paper) Surat pernyataan sumber dari dalam
tertulis asal bahan negeri dan/atau impor
baku

Sumber dari Impor:


Memiliki dokumen izin
impor (self declaration)

1.3. Penanganan Tersedia SOP dalam - Verifikasi dokumen


bahan baku prosedur penanganan SOP bahan baku
bahan baku yang (prosedur
dijalankan secara penerimaan,
konsisten penyimpanan,
pengangkutan dan
pemakaian) dan
pelaksanaannya di

19/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


lapangan
- Verifikasi dokumen
SDS dan
penanganannya di
lapangan

1.4. Rasio Produk -


terhadap
Penggunaan
Bahan Baku
1.4.1 Chip menjadi Minimum 40% Verifikasi pemenuhan
pulp persyaratan dan
perhitungan rasio
produksi pulp terhadap
pemakaian chip yang
dibuktikan dengan data
proses selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

1.4.2. Pulp menjadi Minimum 85% Verifikasi pemenuhan


Kertas persyaratan dan
perhitungan rasio
produksi kertas
terhadap pemakaian
pulp yang dibuktikan
dengan data proses
selama 12 (dua belas)
bulan terakhir
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

A. Perolehan Bahan Baku, Spesifikasi Bahan Baku dan Penanganan Bahan Baku

1. Penjelasan:
Verifikasi dengan menunjukan bukti/sertifikat asal bahan baku, baik dari sumber internal
(lokal) maupun eksternal (impor) adalah untuk memberikan kejelasan sumber dan
legalitasnya sesusai dengan peraturan yang berlaku. Sumber bahan bakuindustri pulp dan
kertas harus memiliki izin penggunaan bahan baku seperti sertifikat lacak balak dari pihak
independen dengan skema SVLK atau sertifikasi lainnya yang diakui secara internasional

20/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Bukti asal bahan baku (dokumen perolehan bahan baku antara lain: SVLK untuk lokal jika
dipersyaratkan dan dokumen izin impor/self declaration)
b. Dokumen prosedur penanganan bahan baku
c. Dokumen SDS bahan baku

Data primer
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait sumber perolehan bahan baku,
spesifikasi bahan baku dan penanganan bahan baku

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa bukti asal bahan baku (dokumen perolehan bahan baku)
b. Periksa kelengkapan dokumen SOP penanganan bahan baku dari level 1- 4 (manual,
prosedur, instruksi kerja dan pencatatan)
c. Periksa arsip dokumen penanganan bahan baku dan penerapannya yang meliputi
penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian
d. Periksa dokumen SDS bahan baku dan pelaksanaannya di lapangan

B. Rasio Produk terhadap Pemakaian Bahan Baku

1. Penjelasan:
a. Pemenuhan tingkat rasio produk terhadap pemakaian bahan baku merupakan sasaran
penerapan industri hijau.
b. Optimasi dan minimasi penggunaan bahan baku merupakan elemen terpenting dalam
penerapan konsep industri hijau di industri. Penggunaan bahan baku secara efisien akan
berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Data penggunaan bahan baku pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Data produksi aktual pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Diagram proses produksi

Data primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait rasio produk terhadap pemakaian
bahan baku

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa data penggunaan bahan baku pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Periksa data produksi aktual pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Periksa perhitungan rasio produk terhadap pemakaian bahan baku dengan formula berikut:

= × 100%

Dimana:
RPB : Rasio Produk terhadap Bahan Baku (%)
P : Jumlah produk akhir yang dihasilkan dalam satu periode1 tahun (adt)
B : Jumlah total pemakaian bahan baku dalam periode 1 tahun (adt)

21/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Verifikasi data
Perhitungan rasio produk pulp (adt) terhadap chip (adt) adalah tonase chip yang
diukur di chip meter (pengukuran dimulai dari conveyor digester)

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


2 Bahan penolong 2.2. Sumber bahan Terdapat bukti Verifikasi bukti legalitas
penolong pengadaan bahan pengadaan bahan
penolong secara legal penolong

Spesifikasi bahan Memenuhi ketentuan Verifikasi pernyataan


penolong mengenai kandungan tertulis perusahaan
bahan berbahaya di industri tentang jenis
dalam bahan penolong bahan penolong yang
yang ditetapkan digunakan dan
peraturan kesesuaiannya
perundangan yang terhadap kriteria
berlaku kandungan bahan
berbahaya di dalam
bahan penolong yang
ditetapkan oleh
peraturan yang berlaku

Verifikasi pernyataan
tertulis dari pemasok
dan bukti notifikasi dan
registrasi jika
melakukan impor.
Melampirkan SDS dan
atau CoA

2.3. Penanganan Tersedia SOP dalam - Verifikasi dokumen


bahan prosedur penanganan SOP bahan penolong
penolong bahan penolong yang (prosedur
dijalankan secara penerimaan,
konsisten penyimpanan,
pengangkutan dan
pemakaian) dan
pelaksanaannya di
lapangan
- Verifikasi dokumen
SDS dan
penanganannya di
lapangan

1. Penjelasan:
Cukup jelas

2. Sumber Data/Informasi:
22/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Data sekunder:
a. Bukti pemasok bahan penolong (dokumen perolehan bahan penolong dan pemasoknya)
b. Bukti sertifikat analisis bahan penolong (CoA dari pemasok atau hasil pengujian
laboratorium internal)
c. Dokumen prosedur penanganan bahan penolong
d. Dokumen SDS bahan penolong

Data primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait sumber bahan penolong, spesifikasi
bahan penolong dan penanganan bahan penolong

3. Cara Verifikasi:
a. Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber bahan penolong yang digunakan oleh
Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas secara langsung dan (jika memungkinkan)
bandingkan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-
lain)
b. Periksa bukti pemasok bahan penolong (dokumen perolehan bahan penolong dan
pemasoknya)
c. Periksa bukti sertifikat analisis bahan penolong (CoA dari pemasok atau hasil pengujian
laboratorium internal)
d. Periksa kelengkapan dokumen SOP bahan penolong dan pelaksanaannya di lapangan
e. Periksa dokumen SDS bahan penolong dan pelaksanaannya di lapangan

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


3 Energi 3.1. Konsumsi Energi panas spesifik
3.1.1. Pulp Maksimum 38 GJ/Ton Verifikasi laporan
Pulp perhitungan pemakaian
energi panas spesifik
selama 12 (dua belas)
bulan terakhir dalam
proses produksi pulp
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

3.1.2. Pulp Maksimum 40 GJ/Ton Verifikasi laporan


terintegrasi Pulp perhitungan pemakaian
Kertas energi panas spesifik
selama 12 (dua belas)
bulan terakhir dalam
proses produksi pulp
terintegrasi kertas
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

3.2. Konsumsi listrik


23/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


3.2.1. Pulp maksimum 1,05 Verifikasi laporan
MWh/Ton perhitungan pemakaian
listrik selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses produksi
pulp disesuaikan
dengan acuan
penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

3.2.2. Pulp maksimum 1,5 Verifikasi laporan


terintegrasi MWh/Ton perhitungan pemakaian
Kertas listrik selama 12 (dua
belas) bulan terakhir
dalam proses produksi
pulp terintegrasi kertas
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

3.3. Persentasi Minimum 55% Verifikasi laporan


energy perhitungan energy
recovery recovery dan/atau EBT
dan/atau EBT selama 12 (dua belas)
bulan terakhir dalam
proses produksi pulp
dan pulp terintegrasi
kertas disesuaikan
dengan acuan
penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

A. Penggunaan Energi Panas dan Listrik


1. Penjelasan:
Industri Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas umumnya menggunakan energi panas dan listrik.
Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar untuk
menghasilkan steam, tetapi tidak termasuk energi panas yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar untuk menghasilkan listrik pada pembangkit listrik sendiri. Energi listrik dapat
berasal dari PLN maupun pembangkit listrik sendiri yang berbahan bakar fosil seperti BBM
solar, gas alam dan sejenisnya.

24/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Batasan cakupan konsumsi energi panas dan listrik yang dihitung adalah konsumsi energi
panas dan listrik yang digunakan untuk proses produksi, tetapi tidak termasuk untuk utilitas
dan tidak termasuk yang digunakan untuk kantor.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Data penggunaan energi panas pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Data penggunaan energi listrik pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Data produksi aktual pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
d. Neraca energi

Data primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi (panas dan
listrik) dan penggunaan energi pada peralatan pemanfaat energi
b. Rekaman pengukuran pada alat ukur energi (flowmeter, kWh meter)

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa perhitungan penggunaan energi panas dan listrik pada periode 12 (dua belas)
bulan terakhir
b. Periksa data produksi pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Periksa perhitungan penggunaan energi panas dengan formula berikut:

∑( × )
= =

Dimana:
KEPP = Konsumsi energi panas spesifik atau energi panas per produk (GJ/ton produk)
KEP = Konsumsi energi panas (bahan bakar) dalam periode 12 (dua belas) bulan (GJ)
KBBi = Konsumsi bahan bakar jenis i (dalam satuan volume atau massa sesuai
dengan satuan NHV yang digunakan)
NHVi = Net Heating Value atau Lower Heating Value bahan bakar jenis i (dalam
satuan energi per volume atau energi per massa sesuai dengan satuan KBBi yang
digunakan)
P = Kuantitas produk dalam periode 12 (dua belas) bulan (ton)

d. Periksa perhitungan penggunaan energi listrik dengan formula berikut:

=
Dimana:
KELP = Konsumsi energi listrik per produk (MWh/ton produk)
KEL = Konsumsi energi listrik dalam periode 12 (dua belas) bulan (MWh)
P = Kuantitas produk dalam periode 12 (dua belas) bulan (ton)

B. Prosentase Energy Recovery dan/atau EBT


1. Penjelasan:
Pembuatan pulp secara kimiawi menghasilkan produk samping berupa black liquor. Black
liquor ini bias dimanfaatkan dalam incinerator untuk membangkitkan steam dan listrik sebagai
energy recovery.

25/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Data penggunaan energi dan sumber energi yang digunakan.
b. Data jumlah black liquor yang dimanfaatkan sebagai energi
c. Dokumen kajian, perencanaan, desain teknik, instalasi dan operasional implementasi
energy recovery
d. Neraca energi
Data Primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan jenis energi energi recoveri
yang digunakan.
b. Rekaman observasi alat pengukur energi

3. Cara/Verifikasi :
a. Pemeriksaan terhadap data pemakaian energi
b. Rasio penggunaan energi terbarukan dihitung dengan rumus:

RER = x 100%
RET : Rasio energi recoveri terhadap total energi (%)
ER : Jumlah konsumsi energi recoveri pada pada periode 1 tahun (GJ atau MWh)
TE : Jumlah total konsumsi energi recoveri (GJ atau MWh)

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


4 Air 4.1. Pemakaian air untuk menunjang proses produksi

4.1.1. Pulp Maksimum 65 Verifikasi perhitungan


m3/ton pemakaian air spesifik
4.1.2. Pulp Maksimum 45 yang dibuktikan dengan
terintegrasi m3/ton data proses selama 12
kertas (dua belas) bulan
terakhir sesuai dengan
acuan penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

4.2. Pemanfaatan Recycle: minimum Verifikasi perhitungan


air daur ulang 25% pemakaian air yang
pada proses didaur ulang yang
untuk produksi dibuktikan dengan data
pulp dan pulp proses selama 12 (dua
terigrasi kertas belas) bulan terakhir
disesuaikan dengan
acuan penerapan yang
26/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

1. Penjelasan:
Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber
daya air dan keberlanjutan industri. Efisiensi penggunaan air dapat diartikan dengan
penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah produk yang sama yang ditunjukkan
oleh kriteria pemakaian air untuk menunjang proses produksi. Selain itu, efisiensi penggunaan
air juga ditunjukkan oleh kriteria rasio daur ulang (recycle, reuse) air.

Batasan cakupan penggunaan air yang dihitung adalah penggunaan air untuk proses produksi
(termasuk utilitas) dan fasilitas pendukung (kantor dan taman di lingkungan pabrik). Jenis air
yang digunakan dan termasuk dalam komponen perhitungan penggunaan air dapat berupa
fresh water, recycle water dan reuse water. Fresh water adalah volume air yang digunakan
dari sumber air (sungai, embung, air tanah, dll) untuk menambahkan volume air yang hilang
pada sistem produksi (termasuk make-up water), maupun yang digunakan sebagai bagian
proses, dan juga untuk fasilitas pendukung (kantor dan taman di lingkungan pabrik). Recycle
water adalah volume air yang telah mendapatkan treatment baik fisika, kimia maupun biologi
untuk digunakan kembali dalam proses produksi dan kebutuhan lainnya. Reuse water adalah
volume air yang digunakan kembali dalam proses produksi dan kebutuhan lainnya tanpa
mendapatkan treatment baik fisika, kimia maupun biologi.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Data penggunaan air untuk proses produksi (termasuk utilitas) dan fasilitas pendukung
pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir (mencakup fresh water, recycle water dan
reuse water)
b. Data produksi aktual pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Neraca air (mencakup fresh water, recycle water dan reuse water)
d. Laporan pelaksanaan program efisiensi air pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
(mencakup fresh water, recycle water dan reuse water)

Data primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air (sumber,
peruntukan dan jumlah kebutuhan air), termasuk penggunaan fresh water, recycle water
dan reuse water

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa data penggunaan air pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Periksa data produksi pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Periksa perhitungan pemakaian air untuk menunjang proses produksi dengan formula
berikut:

+ +
= =

Dimana:
27/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

KAP = Pemakaian air untuk menunjang proses produksi dalam bentuk intensitas
penggunaan air atau konsumsi air per produk (m3/ton)
KA = Konsumsi air dalam periode 12 (dua belas) bulan (m 3)
KFW = Konsumsi fresh water dalam periode 12 (dua belas) bulan (m3)
KRCW = Kuantitas recycle water (air yang di-recycle) dalam periode 12 (dua belas) bulan
(m3)
KRUW = Kuantitas reuse water (air yang di-reuse) dalam periode 12 (dua belas) bulan
(m3)
P = Kuantitas produk dalam periode 12 (dua belas) bulan (ton)

d. Periksa perhitungan rasio daur ulang (recycle, reuse) air dengan formula berikut:

( + )
= × 100% = × 100%
( + + )

Dimana:
RDUA = Rasio daur ulang (recycle, reuse) air (%)
KADU = Kuantitas air daur ulang (recycle, reuse) dalam periode 12 (dua belas) bulan (m 3)
KA = Konsumsi air dalam periode 12 (dua belas) bulan (L)
KFW = Konsumsi fresh water dalam periode 12 (dua belas) bulan (m3)
KRCW = Kuantitas recycle water (air yang di-recycle) dalam periode 12 (dua belas) bulan
(m3)
KRUW = Kuantitas reuse water (air yang di-reuse) dalam periode 12 (dua belas) bulan
(m3)

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


5 Proses produksi Kinerja peralatan Minimum 85% Verifikasi perhitungan
yang dinyatakan kinerja
dalam Overall peralatan/operasional
Equipment yang disediakan oleh
Effectiveness (OEE) perusahaan/industri
untuk pulp dan yang dibuktikan dengan
pulp terintegrasi data proses selama 12
kertas (dua belas) bulan
terakhir disesuaikan
dengan acuan
penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

1. Penjelasan:
Overall Equipment Effectiveness atau biasa dikenal dengan singkatan OEE merupakan metode
untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi. Proses yang sempurna adalah
proses yang hanya menghasilkan output yang baik, dalam waktu secepat mungkin, tanpa ada
down time. OEE adalah matriks yang mengidentifikasi persentase waktu produktif dari
keseluruhan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktivitas produksi. Komponen
perhitungan OEE mencakup:
28/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

a. Availability Index, yaitu waktu produksi sebenarnya dibandingkan dengan waktu produksi
yang direncanakan. Nilai Availability Index 100% menunjukkan bahwa proses selalu
berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak
pernah ada down time).
b. Production Performance Index, yaitu tingkat produksi sebenarnya dibandingkan dengan
tingkat produksi yang terbaik (best demonstrated production rate).
c. Quality Performance Index, yaitu kualitas produk sebenarnya dibandingkan dengan target
kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumlah produk reject dan scrap. Nilai Quality
Performance Index 100% menunjukkan bahwa proses produksi tidak menghasilkan produk
reject sama sekali. Produk reject adalah produk yang tidak memenuhi target kualitas yang
tidak dapat di-recycle atau di-reuse ke dalam proses produksi.

Nilai OEE tersebut terpenuhi pada kondisi proses normal/tidak ada gangguan kapasitas. Jika
ada gangguan kapasitas maka nilai OEE dihitung berdasarkan data-data kapasitas produksi
pada saat periode penilaian.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Data jam atau hari operasional pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Data produksi dan jumlah produk reject pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Data penentuan Best Demonstrated Production (BDP)
d. Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness

Data primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan kinerja mesin/peralatan,
produksi dan kualitas produk

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa data jam atau hari operasional pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Periksa data produksi dan jumlah produk reject pada periode 12 (dua belas) bulan terakhir
c. Periksa data penentuan Best Demonstrated Production (BDP)
d. Periksa perhitungan Overall Equipment Effectiveness dengan formula berikut:

OEE = AI x PPI x QPI

AI =
( / )
( / )
x 100%

PPI =
( / )
( / )
x 100%

QPI =
( / )
( / )
100%

Dimana:
AI = Availability Index
PPI = Production Performance Index
QPI = Quality Performance Index
OEE = Overall Equipment Effectiveness

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi

29/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


6 Produk Standar mutu Parameter utama: Verifikasi mutu produk
sesuai dengan SNI dibuktikan dengan
pulp dan kertas yang laporan hasil uji dari
berlaku laboratorium yang
terakreditasi dengan
mengacu SNI atau
revisinya

1. Penjelasan:
Kualitas produk yang dihasilkan merupakan salah satu persyaratan teknis dalam penerapan
konsep industri hijau di industri. Kualitas produk yang dihasilkan ditunjukkan oleh kriteria
standar mutu produk kertas budaya. Terdapat beberapa standar mutu produk kertas budaya
sesuai dengan jenis produknya.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Hasil uji laboratorium terhadap komposisi produk kertas budaya untuk 12 (dua belas) bulan
terakhir

Data primer:
a. Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait standar mutu produk dan mutu
produk yang dihasilkan

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa hasil uji produk kertas budaya dari laboratorium yang terakreditasi untuk 12 (dua
belas) bulan terakhir dan bandingkan dengan standar yang diacu

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


7 Limbah 7.1. Pemenuhan Peraturan Menteri Verifikasi laporan hasil
parameter Lingkungan Hidup uji dari laboratorium
limbah cair Republik Indonesia terakreditasi, dan
terhadap baku Nomor 5 Tahun 2014 dokumen
mutu tentang Baku Mutu Air pengelolaan dan/atau
lingkungan Limbah. Acuan pemantauan limbah
sesuai Penerapan XXXV Baku selama 2 (dua)
ketentuan Mutu Air Limbah bagi semester terakhir
peraturan usaha dan/atau dibandingkan dengan
perundang- Kegiatan Pulp dan baku mutu lingkungan
undangan Kertas yang tercantum dalam
yang berlaku Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup
Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air
Limbah. Acuan
Penerapan XXXV Baku
Mutu Air Limbah bagi
usaha dan/atau
30/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Kegiatan Pulp dan
Kertas

7.2. Sarana - Memiliki Izin Verifikasi keberadaan


Pengelolaan Pembuangan IPAL, kondisi
limbah cair Limbah Cair (IPLC) operasional IPAL
yang dikeluarkan (berfungsi atau tidak),
Pemerintahan Pusat, dan dokumen IPLC
Pemerintahan selama 1 (satu) tahun
Provinsi, terakhir
Pemerintahan
Kabupaten/Kota
- Memiliki IPAL
mandiri atau IPAL
yang dikelola oleh
pihak ketiga yang
memiliki izin

7.3. Sarana Memiliki izin Verifikasi pelaksanaan


Pengelolaan pengelolaan dan pengelolaan limbah B3
limbah B3 diserahkan pada pihak dan izin pengelolaannya
ketiga yang memiliki selama 1 (satu) tahun
izin. terakhir yang mengacu
Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

7.4. Sarana Mengacu pada rencana Verifikasi cara


Pengelolaan pengelolaan limbah pengelolaan limbah
limbah padat padat yang tertuang padat dan ketentuan
dalam dokumen yang tertuang dalam
lingkungan yang telah dokumen pengelolaan
disetujui lingkungan selama 1
(satu) tahun terakhir

7.5. Sarana Mengacu pada rencana Verifikasi pelaksanaan


Pengelolaan pengelolaan kualitas program dan data hasil
emisi gas udara (udara ambient pemantauan kualitas
buang dan dan emisi gas buang) udara (ambient dan
udara emisi), periksa
kesesuaiannya dengan
Peraturan Pemerintah
No. 41 tahun 1999
tentang Pengendalian
Pencemaran Udara dan
Peraturan Menteri
Negara Lingkungan
Hidup Nomor 12 Tahun
31/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


2010 tentang
Pelaksanaan
Pengendalian
Pencemaran Udara di
Daerah.

1. Penjelasan:
Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, emisi udara) merupakan
upaya pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Minimasi dampak limbah terhadap
lingkungan dilakukan dengan mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja
perusahaan akan terlihat dari bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu
lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu
yang telah ditetapkan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
a. Dokumen pengelolaan lingkungan periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk
pada parameter baku mutu limbah cair)
c. Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah padat (dokumen hasil pengujian yang merujuk
pada parameter baku mutu limbah padat)
d. Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah gas dan debu (dokumen hasil pengujian yang
merujuk pada parameter baku mutu limbah gas dan debu)
e. Izin pembuangan limbah cair periode 12 (dua belas) bulan terakhir
f. Izin pengelolaan limbah B3 periode 12 (dua belas) bulan terakhir

Data Primer:
a. Observasi lapangan dan wawancara terkait upaya pengelolaan limbah cair, padat dan gas
b. Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah
cair
c. Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah
padat
d. Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah
gas dan debu

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa dokumen pengelolaan lingkungan periode 12 (dua belas) bulan terakhir
b. Periksa laporan pemenuhan baku mutu limbah cair
c. Periksa laporan pemenuhan baku mutu limbah padat
d. Periksa laporan pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu
e. Periksa bukti kepemilikan izin pembuangan limbah cair periode 12 (dua belas) bulan
terakhir
f. Periksa bukti kepemilikan izin pengelolaan limbah B3 periode 12 (dua belas) bulan terakhir

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


8 Emisi GRK Emisi CO2 Verifikasi hasil
equivalent spesifik : perhitungan emisi CO2,
dan/atau laporan
32/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


8.1. Pulp pengukuran atau
Maksimum 0,35 ton
pemantauan emisi GRK
CO2/ton pulp
yang dibuktikan dengan
data proses selama 12
(dua belas) bulan
8.2. Pulp terakhir disesuaikan
Maksimum 1,5 ton
terintegrasi dengan acuan
CO2/ton kertas
Kertas penerapan yang
tercantum pada SIH
Industri Pulp dan Pulp
Terintegrasi Kertas

1. Penjelasan:
Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di
antaranya emisi CO2 yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.

2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:
a. Target penurunan CO2 perusahaan
b. Program penurunan emisi GRK
c. Laporan pelaksanaan program (Laporan Emisi CO2 perusahaan 12 (dua belas) bulan
terakhir)

Data primer:
a. Rekaman wawancara terkait kebijakan, program dan implementasi program penurunan
emisi GRK
b. Perhitungan emisi CO2

3. Cara Verifikasi:
a. Periksa kebijakan dan program penurunan emisi GRK yang dilakukan perusahaan
b. Periksa laporan evaluasi pelaksanaan program penurunan emisi GRK
c. Periksa perhitungan emisi GRK sesuai Petunjuk Teknis Penghitungan CO 2 di Industri
d. Emisi CO2 dapat disesuaikan perhitungannya dengan menyesuaikan jenis bahan bakarnya

Secara umum perhitungan emisi gas rumah kaca dilakukan dengan menggunakan konsep
neraca massa. Untuk menyederhanakan dan mempermudah perhitungan, digunakan suatu
faktor pengali yang disebut dengan faktor emisi, yaitu suatu nilai representatif yang
menghubungkan kuantitas emisi yang dilepas ke atmosfer dengan aktivitas yang berkaitan
dengan emisi tersebut. Emisi untuk industri secara garis besar dihasilkan oleh sumber-sumber
yang berasal dari pemakaian energi berupa bahan bakar dan listrik, proses produksi dan
limbah. Khusus untuk penggunaan listrik, dikategorikan sebagai emisi tidak langsung.

Untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena perubahan iklim, perlu dihitung jumlah
emisi karbon (CO2) dari kegiatan industri. Perhitungan emisi karbon untuk industri meliputi
beberapa kegiatan, antara lain:
- Identifikasi ruang lingkup emisi dari industri
- Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses di industri
33/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

- Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses pembakaran


- Identifikasi sumber-sumber emisi pada penggunaan listrik
- Identifikasi sumber-sumber emisi dari limbah, dan
- Penetapan metode perhitungan emisi yang digunakan
Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai tolok ukur perencanaan pengembangan industri
dan untuk mengetahui keberlanjutan kegiatan industri.

Gambar 1. Neraca Massa Emisi di Industri dari Penggunaan Energi

Gambar 2. Neraca Massa Emisi di Industri dari Proses Produksi

Pada SIH ini, emisi CO2 yang dihitung dibatasi hanya emisi CO2 yang bersumber dari penggunaan
energi panas (pembakaran bahan bakar) dan listrik untuk proses produksi di Industri Pulp dan
Pulp Terintegrasi Kertas.

Emisi CO2 dihitung dengan menggunakan faktor emisi dalam IPPC Guidelines 2006 dan formula
berikut:

Emisi CO2 = Data Aktivitas (AD) x Faktor Emisi (EF)

Panduan ringkas perhitungan emisi GRK (tCO2) dari penggunaan energi dapat dilihat pada Tabel 1
dan Tabel 2. Metode selengkapnya terkait perhitungan emisi CO2 dapat dilihat pada referensi
fGRK di Sektor Industri - Kemenperin 2012.

Produksi steam dan TOH menghasilkan emisi, dan perhitungannya tCO 2 mengikuti jumlah bahan
bakar yang digunakan untuk menghasilkan steam dan TOH.
34/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Tabel 1. Tabel Konversi Emisi GRK (tCO2) berdasarkan Sumber Bahan Bakarnya

Faktor Emisi Faktor


Bahan bakar fosil Belum Terkoreksi EmisiTerkoreksi
kg CO2/TJ* kg CO2/TJ
Minyak mentah 73.300 72.600
Bensin 69.300 68.600
Minyak tanah 71.900 71.200
Minyak diesel 74.100 73.400
Minyak residu 77.400 76.600
LPG 63.100 62.500
Petroleum coke 100.800 99.800
Batubata Anthrasit 98.300 96.300
Batubara Bituminous 94.600 92.700
Batubara Sub-bituminous 96.100 94.200
Lignit 101.200 99.200
Peat 106.000 104.900
Gas alam 56.100 55.900
* Faktor-faktor ini diasumsikan karbon tidak teroksidasi (Sumber : NCASI, 2005 )

Tabel 2. Faktor Emisi Sistem Ketenagalistrikan Sesuai dengan Provinsi

Tabel 3. Konversi Satuan untuk Energi


Kandungan Energi
Jenis Energi Sumber Energi Besaran Satuan
Listrik Tenaga Air (Hidro) 3,6 MJ/kWh
Tenaga Nuklir 11,6 MJ/kWh
Uap 2,33 MJ.kg
Gas Alam 37,23 MJ/m3
LPG Ethana (cair) 18,36 MJ/lt
Propana (cair) 25,53 MJ/lt
Batu Bara Antrasit 27,7 MJ/kg
Bituminus 27,7 MJ/kg
Sub-bituminus 18,8 MJ/kg
Lignit 14,4 MJ/kg

35/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

Jenis Energi Sumber Energi Besaran Satuan


Rata-rata yang 22,2 MJ/kg
digunakan di dalam
negeri
Produk BBM Avtur 33,62 MJ/lt
Gasolin (bensin) 34,66 MJ/lt
Kerosin 37,68 MJ/lt
Solar (diesel) 38,68 MJ/lt
Liht fuel oil (no.2) 38,68 MJ/lt
Heavy fuel oil (no.6) 41,73 MJ/lt

Faktor Konversi untuk Satuan Energi


1 Gigajoule (GJ) = 0,001 Terajoule (TJ)
= 1000 Megajoule (MJ)
= 1x109 Joule (J)
= 277,8 Kilowatt-hours (kWh)
= 948170 BTU

36/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

B. Persyaratan Manajemen

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


1 Kebijakan 1.1. Kebijakan Perusahaan wajib Verifikasi dokumen kebijakan
dan industri hijau memiliki kebijakan penerapan kaidah industri hijau,
organisasi tertulis penerapan minimum memuat target
industri hijau penghematan/efisiensi
penggunaan sumber daya:
bahan baku, energi, air dan
penurunan emisi CO2 dalam 1
(satu) tahun, yang ditetapkan
oleh pimpinan puncak

1.2. Organisasi a. Keberadaan Verifikasi dokumen organisasi


industri hijau organisasi dan dan tim pelaksana penerapan
tim pelaksana industri hijau yang ditetapkan
penerapan oleh pimpinan puncak
industri hijau di
perusahaan

b. Program Verifikasi sertifikat/bukti


pelatihan/ pelatihan/peningkatan kapasitas
peningkatan SDM tentang industri hijau
kapasitas SDM
tentang industri
hijau

1.3. Sosialisasi Terdapat kegiatan Verifikasi laporan kegiatan


kebijakan sosialisasi berikut dokumentasi atau
dan kebijakan dan fotokopi media sosialisasi
organisasi organisasi industri tentang kebijakan dan organisasi
industri hijau hijau di industri hijau di perusahaan
perusahaan dalam 1 (satu) tahun terakhir

Penjelasan:

Sudah jelas

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


2 Perencanaan 2.1. Tujuan dan Perusahaan Verifikasi dokumen renstra yang
strategis sasaran memiliki Rencana ditetapkan oleh pimpinan
industri hijau Strategis (Renstra) puncak disesuaikan dengan
dan program tujuan dan sasaran penerapan
untuk mencapai industri hijau di perusahaan
tujuan dan
sasaran dari
kebijakan
penerapan industri
hijau
37/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi

2.2. Program Perusahaan Verifikasi dokumen program


kebijakan memiliki program yang ditetapkan pimpinan
penerapan untuk mencapai puncak dalam 1 (satu) tahun
industri hijau tujuan dan terakhir, minimum mencakup:
sasaran dari - Efisiensi penggunaan bahan
kebijakan baku
penerapan industri - Efisiensi penggunaan energi
hijau - Efisiensi penggunaan air
- Pengurangan emisi GRK
- Pengurangan limbah (B3 dan
Non B3)
- Jadwal pelaksanaan,
penanggung jawab, dan
alokasi dana

Penjelasan:

Sudah jelas

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


3 Pelaksanaan 3.1. Pelaksanaan Program Verifikasi bukti pelaksanaan
dan program dilaksanakan program:
pemantauan dalam bentuk - Laporan kegiatan pelaksanaan
kegiatan yang program secara berkala
sesuai dengan berikut dokumentasi selama 1
jadwal dan (satu) tahun terakhir,
dilaporkan secara minimum mencakup:
berkala kepada  Efisiensi penggunaan bahan
manajemen baku
 Efisiensi penggunaan energi
 Efisiensi penggunaan air
 Pengurangan emisi GRK
 Pengurangan limbah (B3
dan Non B3)
- Laporan realisasi alokasi
anggaran untuk pelaksanaan
program yang telah
direncanakan

3.2. Pemantauan Pemantauan - Verifikasi laporan hasil


program program pemantauan program dan
dilaksanakan bukti pendukung baik yang
secara berkala dan dilakukan secara internal
hasilnya maupun eksternal selama 1
dilaporkan sebagai (satu) tahun terakhir
bahan tinjauan
manajemen - Laporan yang dilakukan secara
38/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s
SIH 17011.1:2015

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


puncak dan internal, divalidasi oleh
masukan dalam manajemen puncak
melakukan
perbaikan
berkelanjutan

Penjelasan:

Sudah jelas

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


4 Tinjauan 4.1. Pelaksanaan Perusahaan Verifikasi laporan hasil
manajemen tinjauan melakukan pelaksanaan tinjauan
manajemen tinjauan manajemen secara berkala
manajemen secara (minimum satu tahun sekali)
berkala

4.2. Konsistensi Perusahaan - Verifikasi laporan sebelum dan


perusahaan menggunakan sesudah tindak lanjut
terhadap laporan hasil perusahaan berupa
pemenuhan pemantauan, atau pelaksanaan perbaikan atau
persyaratan hasil audit, atau peningkatan kinerja standar
teknis dan hasil tinjauan industri hijau selama 1 (satu)
persyaratan manajemen tahun terakhir
manajemen sebagai - Dokumen pelaksanaan tindak
sesuai pertimbangan lanjut ditetapkan oleh
Standar dalam upaya pimpinan puncak
Industri Hijau perbaikan dan
(SIH) peningkatan
Industri Pulp kinerja industri
dan Pulp hijau secara
Terintegrasi konsisten dan
Kertas berkelanjutan

5 Tinjauan Peran serta Melaksanakan Verifikasi laporan pelaksanaan


tanggung perusahaan kegiatan tanggung kegiatan tanggung jawab
jawab terhadap jawab lingkungan lingkungan sosial selama 1
lingkungan lingkungan sosial sosial yang (satu) tahun terakhir.
sosial berkelanjutan.
6 Fasilitas Penyediaan Memenuhi dan Verifikasi bukti sertifikat dan
karyawan fasilitas karyawan sesuai dengan laporan audit terakhir SMK3
sistem manajemen dan/atau OHSAS.
K3 dan/atau
OHSAS.

Penjelasan:

Sudah jelas

39/34 | S I H P u l p d a n P u l p T e r i n t e g r a s i K e r t a s

Anda mungkin juga menyukai