1.1. Pembangunan berkelanjutan (Sustainable development) adalah pembangunan yang
berlangsung terus menerus dan konsisten menjaga kualitas hidup atau dengan kata lain pembangunan yang menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan 1.2. Kebijakan industri hijau tertuang dalam UU No.3 Tahun 2014. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kebijakan tersebut mencakup : 1. Upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya 2. Pembangunan industri berwawasan lingkungan 1.3. Pembangunan industri hijau nasional diprakarsai oleh isu global terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Isu global merupakan permasalah lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan yang mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Salah satu konvensi dan perjanjian internasional yang membahas tentang isu global diantaranya: 1. Kyoto Protocol membahas tentang perubahan iklim (Convention on Climate Change). 2. Deklarasi Rio membahas tentang pembagunan berkelanjutan 3. Paris Climate Conference membahas perubahn iklim 1.4. Karakteristik dari industri hijau : 1. Hemat dalam penggunaan bahan baku, bahan penolong, energi dan air 2. Menggunakan energi alternatif yang dapat diperbaharui (renewable energy) 3. Menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang dan ekonomis 4. Dampak limbah yang dihasilkan relatif kecil dengan upaya 4R 1.5. Dua jenis Instentif yang diharapkan dapat mendukung penerapan industri hijau di Indonesia yaitu: 1. Insentif Fiskal a) Perpajakan 1. Pembebasan pajak penghasilan waktu tertentu (tax holiday) 2. Pengurangan pajak penghasilan (tax allowance) 3. Bea masuk penanaman modal
a) Kepabeanan 1. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) 2. Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)
b) Dukungan Penerapan Teknologi Industri berupa kredit dan keringanan
1. suku bunga guna peremajaan mesin produksi 2. Insentif Non Fiskal, yang merupakan faktor yang memacu peningkatan kinerja, seperti: a. Pemberian penghargaan b. Bantuan promosi tingkat nasional maupun internasional c. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia d. Bantuan informasi e. Fasilitas kepabeanan f. Kemudahan izin keimigrasian bagi Tenaga Kerja Asing 1.6. Salah satu kaidah praktis yang harus diterapkan dalam penerapan konsep industri hijau adalah penerapan prinsip 4R 1. Reduce : Pengurangan sumber daya (bahan baku, energi dan air) melalui pemanfaatan semaksimal mungkin sumber daya yang digunakan mulai tahap persiapan sampai saat digunakan sebagai material input pada proses industri. 2. Reuse : Penggunaan kembali sumber daya yang ada (bahan baku, energi dan air) yang merupakan keluaran dari proses atau utilitas pada sistem atau fasilitas industri tanpa mengalami perlakuan fisika/kimia/biologi. 3. Recycle : Penggunaan kembali sumber daya yang merupakan keluaran dari proses reaksi atau utilitas dari suatu sistem atau fasilitas pada industri dengan modifikasi beberapa rangkaian sistem dan teknologi (fasilitas dan peralatan) untuk melakukan proses kembali ke bentuk semula yang dapat dicapai melalui perlakuan fisika/kimia/biologi. 4. Recovery : Pemisahan potensi sumber daya (bahan, energi dan air) dari suatu tahapan tertentu dengan memprosesnya kembali ke bentuk semula yang dicapai melalui perlakuan fisika/kimia/biologi. 1.7. Pengeloaan industri hijau adalah pengelolaan yang bersifat berkelanjutan dengan pendekatan siklus PDCA. 1. Plan, merencanakan atau mebuat visi, misi, tujuan, sasaran serta program tentang industri hijau. 2. Do, merubah teknologi yang ramah lingkungan 3. Check, memeriksa target yang dicapai dan dibandingkan dengan realisasi yang ada. 4. Action, Menerapkan continuous improvement 1.8. Ciri-ciri proses industri jenis Continuous process : 1. Produksi besar, variasi sedikit, tersdandarisasi 2. Product layout 3. Special purpose machine 4. Mesin bekerja secara otomatis 5. Proses terhenti jika salah satu mesin rusak 6. Struktur pekerjaan sedikit, tenaga kerja sedikit 7. Persediaan bahan mentah lebih rendah 8. Bahan dipindahlan dengan mesin 1.9. Dalam implementasi pengembangan industri hijau pada perusahaan, perlu mendapat dukungan penuh dari top management (manajemen puncak). Peran dan tanggung jawab top management dalam industri hijau adalah 1. Menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran 2. Menjalankan setiap komitmen yang telah direncanakan berkaitan dengan industri hijau 1.10. Ruang lingkup yang terdapat dalam standar industri hijau meliputi 1. Bahan baku 2. Bahan penolong 3. Air 4. Teknologi proses 5. Manajemen Bagian ke-2 2.1 Menyangkut Pra-Audit A. Tahapan Pra-Audit Tahapan ini merupakan tahapan sebelum auditor industri hijau melakukan kegiatan audit di lapangan. Kegiatan pra-audit meliputi antara lain: 1) Persiapan Rencana Audit 2) Persiapan Administrasi 3) Persiapan Dokumen dan Instrumen Kerja 4) Persiapan Koordinasi dan Komunikasi Rencana Audit B. Persiapan Dokumen dan Instrumen Kerja Persiapan dokumen meliputi informasi profil perusahaan, layout dan diagram alir proses produksi, informasi penunjang lain yang disampaikan dalam prasyarat yang ditetapkan (neraca masa energi, neraca energi dan air, realisasi produksi, penggunaan sumber daya, pengelolaan lingkungan dan dokumen teknis lainnya). Disamping itu, auditor mempersiapkan instrument kerja di lapangan berupa lembar observasi dan pemeriksaan dalam pelaksanaan audit di lapangan. C. Rencana Audit Rencana audit minimal meliputi informasi terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan audit industri hijau yang akan dilakukan. Rencana audit ini sebagai acuan bagi industri hijau dalam menunjang efektivitas pelaksanaan audit pada objek audit (perusahaan industri). Pada lembar rencana audit minimal meliputi informasi tentang tanggal & hari pelaksanaan, nama dan alamat perusahaan industri, uraian kegiatan dan waktu, peserta/PIC, nama tim (ketua dan anggota auditor) dan lain-lain. 2.2 Menyangkut Pelaksanaan audit a. Pertanyaan yang mendukung verifikasi dari data yang disampaikan 1. Apakah saudara pernah di audit tentang industri hijau? 2. Bagaimana cara memperoleh data konsumsi energi per tahun? 3. Apakah saudara mempunyai laporan realisasi produksi 4. Saudara mempunyai rekaman montitoring dan realisasi data konsumsi energi 3 tahun terakhir? b. Siapkan Standar baku mutu udara 1. Meminta data hasil laporan monitoring buangan gas beberapa tahun terakhir 2. Bandingkan laporan data hasil monitoring terhadap standar baku mutu udara c. Penjelasan parameter bahan baku, energi, air, dan emisi 1. Telah melakukan efisieni penggunaan bahan baku, energi, air. 2. Telah melakukan subtitusi penggunaan bahan baku, energi terbarukan. 3. Melakukan daur ulang air. Dokumen yang dibutuhkan dari pihak perusahaan 1. ISO 14064-1 2. Neraca massa, panas (energi), dan neraca air. 3. Laporan pelaksanaan manajemen energi dan air (sistem manajemen, audit energi). 4. Laporan pengelolaan dan monitoring lingkungan (UKL/UPL, AMDAL/RKL/RPL).