Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN

DALAM LINGKUP SISTEM INDUSTRI DAN USAHA/BISNIS

Kecenderungan sistem industri, perusahaan atau lingkungan bisnis secara


umum saat ini harus berwawasan dan acuh terhadap lingkungan hidup dalam aktivitas
operasinya untuk bisa tetap bertahan. Ada beberapa alasan untuk itu yaitu:
 Kecelakaan industri dan keselamatan kerja yang tidak terduga mencemari
lingkungan.
 Tekanan konsumen yang lebih suka produks yang akrab lingkungan
 Kehilangan pangsa pasar karena munculnya pesaing dengan inovasi produk
dan teknologi baru yang lebih akrab lingkungan.
Persaingan yang ketat sehingga mengancam pangsa pasarnya ini memberi
insentif yang efektif bagi lingkungan bisnis atau perusahaan untuk berubah. Misalnya
dari pada tekanan dari pemerintah melalui kebijakan lingkungan atau penerbitan
serangkaian peraturan mengenai pertimbangan lingkungan dalam keputusan investasi.
Aktivitas sistem industri dan bisnis-usaha secara umum memberi dampak pada
pencemaran air, udara dan tanah, menguras habis kekayaan sumber daya alam hayati
non hayati juga mengancam daya dukung bumi. Tetapi tampaknya sekarang
tumbuhnya tuntutan konsumen dan komitmen/agenda global untuk melindungi
lingkungan, menjadi ancaman bagi kelestarian aktivitas sistem industri itu sendiri.
Para manajer sekarang mulai sadar bahwa faktor lingkungan menjadi paramater
tambahan dan baru penting yang mesti diacuhkan dalam mengambil keputusan
strategis.
Dalam kuliah ini pengertian lingkungan dimaksudkan lingkungan sebagai
keseluruhan sumber daya alam yang dipergunakan mendukung kehidupan dan
menjadi basis untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Manajemen lingkungan dalam makalah ini diartikan sebagai peng-integrasi dari
usaha-usaha proteksi dan pelestarian lingkungan kedalam fungsi-fungsi manajemen
dengan tujuan untuk mencapai optimalisasi perfomance ekonomis dan ekologis dari
suatu aktivitas sistem industri.
1. Pengaruh Faktor Lingkungan Hidup.
Ada beberapa isue yang perlu diperjelas berkaitan faktor lingkungan hidup
dalam lingkup usaha atau aktivitas industri.
 Bagaimana pengaruh pentingnya perlindungan lingkungan terhadap suatu
sistem usaha atau industri.
 Apa relevansi pembangunan berkelanjutan dalam kaitannya dengan sistem
usaha
 Bagaimana kebijakan pemerintah dan penetapan standar lingkungan
mempenharuhi aktivitas usaha
 Bagaimana sistem usaha dan lingkup bisnis bisa mengatasi kebijakan
lingkungan.

1.1 Lingkungan Hidup: Kesempatan dan Ancaman Usaha.


Pertanyaan utama bagi seorang manajer adalah : "Bagaimana bisa memperoleh
untung dan sekaligus melestarikan lingkungan secara bersamaan " ?. Tentu saja ini
tidak hanya harus menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, atau "menghijaukan"
dan membersihkan aktivitas usahanya sekarang, tetapi perlu daya kreatifitas merubah
kendala lingkungan menjadi kesempatan usaha yang baru.
Ada banyak contoh bagaimana bisnis yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan menjadi bidang usaha baru dan mengeruk keuntungan di pasar bursa.
Tetapi banyak juga perusahaan yang menjadi terancam keberadaannya karena faktor
lingkungan hidup ( Elkington dan Burke 1990).
Bidang usaha baru yang tumbuh berkenaan dengan meningkatnya kesadaran
lingkungan misalnya: Konsultan lingkungan, Perusahaan pengelola limbah, Agen
pemasaran , auditor dan penasehat hukum tentang lingkungan, Teknologi bersih dan
sebagainya.
Jelas banyak bidang yang memang akan terancam dengan masuknya
pertimbangan lingkngan dalam aktivitas ekonomis, apalagi dengan kesadaran kosumer
global maupun lokal dan peraturan-peraturan lingkungan yang semakin ketat. Sektor-
sektor seperti itu misalnya industri kertas, makanan, besi baja, alumunium, produk
kimia , semen, energi dan sebagainya.
Kareanya pihak manajemen perlu mengenali bagaimana kondisi dan situasi
bisnisnya saat ini, apakah lingkungan akan menjadi kesemptan usaha baru atau malah
akan menjadi ancaman. Suatu "scanner" cepat yang dikembangkan oleh ILO- 1992
bahkan dapat mengevaluasi dan menjadi indikator dengan menggunakan berbagai
kriteria yang dievalusi.

Tabel 1. Evaluasi Indikator Pengaruh Dimensi Lingkungan Hidup


Pada Performnce Sistem Industri atau Usaha.

Skore Evaluasi
Kriteria Klasifikasi Sistem Industri Klasifikasi
Industri yang terancam 1 2 3 4 5 Industri Prospektif
Sektor Ekonomi Sumber Pencemaran Sumber Pencemaran Rendah
Tinggi
Produks Material: Terbarukan dan Material : Terbarukan dan daur
bukan daur ulang ulang
Mencemari, boros bahan Tidak mencemari, hemat bahan
dan energi dan energi
Proses Mencemari Bersih
Mengandung BBB Tidak mengandung BBB
Konsumsi Energi Tinggi Konsumsi Energi Rendah
Resiko Kesehatan Kerja Aman Kesehatan Kerja
Kesadaran Kesadaran lingkungan Kesadaran lingkungan
Lingkungan konsumennya rendah konsumennya tinggi
Ambang Baku Ambang baku mutu Memenuhi ambang baku mutu
Mutu Lingkungan rendah dan tidak lingkungan yang tinggi
memenuhi ambang baku
Komitmen Tidak ada komitmen Memiliki komitment tinggi
manajemen dan
staf
Tingkat Rendah dan sangat Tinggi, memiliki pendidikan
ketrampilan staf spesialist pada teknologi yang lebih baik
dan pegawai konvensionel
Kapasitas R & D Rendah dan pengembangan Kreatif dan pengembangannya
Lambat cepat
Permodalan Kelangkaan dana untuk Mencukupi dana untuk proteksi
proteksi lingkungan lingkungan

Sumber: "The environmental Chellenge Scan"(ILO-Management Developement series No.30, 1992)


.Catatan:

*Nilai = 1 adalah sistem industri atau usaha yang akan sangat terancam adanya isue
lingkungan.
*Nilai = 5 adalah sistem industri atau usaha yang tetap tumbuh dan prospektif .

Tabel 1 diatas menjadi indikator awal apakah suatu unit bisnis akan
memperoleh manfaat dari tekanan isue lingkungan hidup atau malah akan terancam.
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan penilaian akan diuraikan berikut ini:

a. Sektor Ekonomi.
Sektor mana sistem usaha/industi itu beraktivitas akan menentukan terancam
tidaknya usahanya menghadapi isue lingkungan hidup. Sedemikian pula biaya-biaya
tambahan untuk mengantisipasi tekanan ligkungan hidup.
Misalnya "Brundlanland Report " (World Council of Economic Develepment,
1987) membuat daftar seperti terlampir, sebagai sektor-sektor industri yang potensial
memberi intensitas sumber pencemaran yang berbeda-beda.
Setelah revolusi hijau, ada tanda-tanda sektor pertanian berpotensi terhadap
pencemaran, disamping tentu saja sektorrumah tangga dan transportasi

b. Jenis Produks.
Jenis produk sangat menentukan kepekaan suatu bisnis harus berwawasan
lingkungan atau tidak. Pertimbangannya:
 Produk tersebut dibuat dari bahan baku renewable/recycle product
 Produk itu hemat energi dalam pemakaiannya
 Dampak terhadap sektor lain
 Pengurangan/pemanfaatan produk daur ulang
c. Proses Produksi.
Proses produksi yang berwawasan lingkungan harus paling tidak mendekati
objektif seperti:
 Zero pollution/limbah
 Zero accident dan resiko kesehatan pada karyawan
 Konsumsi Energi yang Rendah
 Efisiensi penggunaan bahan baku
Untuk bisa menilai apakah suatu sistem usaha/perusahaan memenuhi paradigma
diatas ( dalam neraca lingkungan) perlu dikaji:
 Identifikasi dan monitoring semua kebutuhan input dan hasil output
produksi :ketidak pastian jangka panjang polusi yang belum diketahui;
pembakuan standart buangan limbah yang tidak akurat.
 Ditetapkan produks limbah persatuan produk: limbah CO2 per ton
produksi baja, Kg-BOD per produksi ton kertas.

d. Kesadaran dan Ambang Baku Lingkungan.


 Ketidak tahuan konsumen tentang lingkungan memberi kesempatan sistem
usaha untuk lunak terhadap lingkungan
 Jangka panjang konsumen akan berubah pendukung lingkungan, akan
menghilangkan pangsa pasar
 Pemberlakuan standart lingkungan negara tujuan export semakin ketat :
ISO-1401, EMAS, Ecolabelling.

e.Komitmen Manajemen dan Para Staf.


Menjadi faktor yang penting dan paling menentukan dalam perubahan
management terhadap lingkungan.
Pendekatan TQM juga QFD dari konsumer sering dipergunakan sebagai cara
efektif untuk menjaring perubahan.
Sebagian besara berupa komitmen diatas kertas tanpa action riel yang berarti.

f. Tingkat Ketrampilan Staf dan Pegawai.


Komitmen tidak cukup harus didukung oleh peningkatan ketrampilan:
 Standart lingkngan yang semakin ketat memerlukan instalasi pencegahan
lingkungan yang semakin kompleks, proses produks hars di analisa dan
dimonitor dengan toleransi yang semakin ketat
 Perubahan produk dan proses harus dilakukan secara efisien.

g. Kapasitas R & D.
 Kemampuan adaptasi secara cepat terhadap perubahan pasar dan peraturan
lingkunga
 Riset untuk pengembangan teknologi, substitusi material yang daur ulang,
pengurangan limbah, pengembangan pengetahuan untuk jasa konsultan .

h. Pemodalan.
 Kecukupan pemodalan untuk investasi lingkungan bukan "quick yielding
project", tanpa jelas "pay back periode" dan sering kali "non prifitable".
 Investasi yang besar bisa melakukan "lobby" untuk mengatur kebijakan
atau sebaliknya, kelangkaan investasi akan menyebabkan berhentinya
produks.
1.2 Penyesuaian Kebijakan Pembangunan Internasional.
Ada kesadaran bahwa ada yang salah dalam pembangunan dunia:
 Pengurasan dan deplesi SDA, energi, kemiskinan, pencemaran dan
ancaman resiko lingkungan terhadap dunia : pemanasan global, mencairnya
kutub, terkuaknya lubang ozone, kelaparan, pembakaran hutan tropis dst.
 Insinden pencemaran dunia; Bhopal, Exxon Valdex, Chernobyl dstnya.
Komisi Brundtland (Report) mencoba mengkoreksi arah perkembangan
pembangunnan dunia dengan "sustainable development": Pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan genarasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuan
generasi masa depan memenuhi kebutuhannya.
Reorientasi untuk bisa "sustainable" rekomendasi yang dipertimbangkan oleh
Komisi dalam "Brundtland Report" adalah :
 Pendefinsian kembali pertumbuhan dalam pembangunan
 Perubahan kualitas pertumbuhan
 Pemenuhan kebutuhan dasar : pangan, pekerjaan, energi air dan sanitasi
 Menjamin pertumbuhan penduduk yang terkendali
 Konservasi dan peningkatan efisiensi penggunaan SDA
 Reorientasi teknologi dan pengelolaan resiko
 Integrasi lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan
Tabel Ketidak-merata-andistribusi dan konsumsi dunia

Komiditi Konsumsi Negara Maju/Industri Negara Sedang Berkembang


Perkapita
Persentase Perkapita Persentase Perkapita
Konsumsi Dunia Konsumsi Dunia
Kalori K-kal/hari 34 3395 66 2389
Protein gram/hari 38 99 62 58
Daging gram/hari 53 127 47 40

Kertas Kg/tahun 85 123 15 8


Baja Kg/tahun 79 455 21 43
Logam Kg/tahun 86 26 14 2
Energi MTCE/tahun 80 5.8 20 0,5

Sumber: Estimasi dari WCED (1987)

Berbagai isue internasional lain yang memungkinkan akan mempengaruhi dan


menyebabkan perubahan struktur industri dan usaha misalnya adalah KTT- Bumi di
Rio de Jainero (1992) yang memberi agenda dan kesepakatan penting.

Isue Penting Kebijakan Lingkungan dalam KTT- Bumi di Rio Janeiro, 1992
1. Lingkungan dan Pembangunan.
2. Perlindungan Atmoshphere
3. Perlindungan Lautan
4. Manajemen Limbah
5. Per-tanahan
6. Diversity-Biologi
7. Sumber daya air
8 . Bioteknologi

1.3 Perubahan Struktur Industri.


Konsep pembangunan berkelanjutan membawa dampak terhadap sektor
industri, produk dan proses:
 Pembatasan industri yang berdampak lingkungan
 Pungutan Biaya lingkungan (Polluter Pays Principle)
 Perlunya inovasi industri untuk bertahan
 Penyesuaian pembangunan ekonomi dan meningkanya persaingan
international.
Beberapa kesempatan bisnis baru yang muncul berkaitan dengan lingkungan
hidup antara lain seperti:

Contoh Kesempatan Bisnis Baru Yang Muncul Dari Perubahan Kebijakan Lingkungan

* Jasa Konsultasi:

Managemen kualitas air dan pengolahannya, manajemen limbah;daur ulang; konservasi


habitat langka; R&D teknologi akrab lingkunga; pelatihan dan konsultant operator
pengendalian pencemaran di industri; transport publik.

* Produksi Peralatan:
Filter penyaring limbah, scrubber, unit pengaolahan lilbah, peralatan untuk pengumpulan
dan transport limbah; peralatan monotoring dan penegendalian, bahan bangunan; jasa
perencanaan, engineering dan disain.

* Produks Akrab Lingkungan:


Zat pengganti CFC (Chloro fluorocarbon); plastik yang terdegradasi; sabun/detergen yang
tak mencemari; kataliser; bensin bebas timbal, industri cat non toksit, mobil berbahan bakar
non fosil; pemanas berenergi surya.

Berkaiatan dengan perubahan struktur industri menghadapi perubahan


kebijakan lingkungan beberapa pertimbangan strategi yang perlu dipertimbangkan
antara lain:
1. Relokasi Industri
2. Barier Perdagangan Internasional
3. Faktor Ketenaga Kerjaan
4. Perspektif jangka panjang vs jangka pendek

1.4 Tantangan Managemen.


Sistem usaha dan perusahaan yang tak mengabaikan ingkungan melakukan
perubahan tidak hanya dalam hal cara-cara berproduksi (proses) maupun produk
akhirnya, bahkan perbaikan kualitas manajemen secara umum perlu dilakukan.
Manajemen yang buruk jarang yang berhasil mengatasi tantangan lingkungan
dalam sistem usaha, sebaliknya manajemen yang baik akan bertindk sekeras mungkin
untuk menrunkan dampak aktivitasnya, mampu merubah ancaman lingkungan
menjadi kemungkinan untuk tumbuh. Karenanya perlu: inovasi, kreatif,
memperpendek daur hidup suatu produks untuk lebih adaptif dengan keinginan
pasar;mampu meyakinkan bank akan kemungkinan pertumbuhannya menghadapi
perubahan kebijakan lingkungan.
Misalnya "Business Charter for Sustainable Development" (1990),
menterbitkan prinsip-prinsip manajemen lingkungan seperti berikut:

1. Prioritas Kebijakan Perusahaan.


Untuk mengidentifikasi manajemen lingkungan adalah salah satu prioritas objektif
terpenting usaha dan menjadi faktor yang menentukan dari pembangunan yang lestari ,
tetapkan kebijakan, program dan langkah praktis berkaitan kegiatan yang akrab
lingkungan.
2. Integrasi Management..
Untuk mengintegrasikan kebijakan diatas, program dan langkah praktis secara penuh
hal -hal itu sebagai dasar-dasar fungsi manajemen.
3. Proses Perbaikan.
Untuk melanjutkan perbaikan kebijakan usaha, programe dan kinerja lingkungan,
dengan memepertimbangkan perkembangan teknologi, pemahaman ilmiah, kebutuhan
pasar dan ekspekatasi masyarakat dan dengan pijakan hukum yang kuat and mencoba
menerapkannya untuk standart kriteria lingkungan internasional.
4; Pendidikan Bagi Karyawan.
Melakukan pendidikan, pelatihan, dan memotivasi karyawan untuk melakukan
aktivitasnya dengan berwawasan lingkungan secara bertanggung jawab.
5. Persyaratan Assesment Pendahuluan.
Melakukan penilaian dampak lingkungan sebelum melakukan suatu kegiatan
baruu atau projek baru dan juga sebelum meninggalkan atau mengakhiri penggunaan
fasilitas site.
6.Produksi dan Jasa.
Mengembangkan dan memberikan produks atau jasa yang tak menimbulkan
dampak lingkungan dan aman bagi penggunaannya, yang efisien dalam penggunaan
energi, bahan dan dapat didaur ulang atau dibuang ke tempat yang aman..
7.Pendidikan Customer.
Memberi konseling dan memberi pendidikan kepada pelanggan, distributor dan
masyarakat umum dalam penggunaan yang aman dari transportasi, penyimpanan dan
pembuangan produks akhir.
8. Fasilitas dan Operasi.
Mengembangkan, mendisain dan mengopersikan fasilitas dan melakukan
aktivitas yang mempertimbangkan efisiensi penggunaan nergi dan material , SDA
yang terbarukan, minimisasi dampak lingkungan dan munculnya limbah, juga
pembuangan dan penyimpangan limbah yang aman secara bertanggung jawab.
9.Penelitian.
Melakukan dukungan riset dampak lingkungan dari matarial, produks akhir,
proses, emisisi dan limbah berkaitan dengan perusahaan dan diminimalisasi-kan
dampak negatifnya.
10. Pendekatan Preventif.
Memodifikasi pemabrikan, pemasaran atau pemanfaatan produks atau jasa
untuk suatu aktivitas yang secara ilmiah konsistenn dan secara teknologi dapat
dikuasai untuk mencegah secara serius terdegradasinya lingkungan hidup.
11. Kontraktor dan Supplier.
Mempromosikan dan mengadopsi prinsip-prinsip manajemen lingkungan pada
kontraktor dan supplier, mendukung peningkatan kualitas praktik manajemen
berwawasan yang konsisten dengan perusahaan juga diarahkan untuk rekanan.
12. Kesiapan Kondisi Darurat.
Mengembangkan dan merawat dimana teridentifikasi adanya BBB, persiapan
perencanaan bila ditemui kondisi dan pelayanan darurat dengan pejabat lokal,
masyarkat dan berkaitan dengan dampak yang meluas.
13. Transfer Teknologi.
Memberikan kontribusi transfer teknologi akrab lingkungan dan metoda metoda
pengelolaan melalui sektor-sektor industri dan publik.
14. Kontribusi pada Usaha Publik.
Memebrikan kontribusi pada peningkatan kebijakan publik dan bisnis, program
pemerintah atau LSM dan initisiatif pendidikan yang meningkatkan kesadaran dan
perlindungan terhdapa lingkungan
15.Membuka Wawasan Luas dan Terbuka
Memperkuat keterbukaan dan melakukan dialog antara pengusaha dan
masyarakat publik, mengantisipaso munculnya dampak dan BBB saat menggunakan
produk dan memproses produk juga penanganan limbah yang dihasilkan .
16. Sistem Kinerja dan Pelaporan.
Mengukur kinerja lingkungan, secara routine melakukan audit lingkungan dan
evaluasi dampak juga pemenuhan persyaratan perusahaan dalam hukum, standarisasi
emisi dan amabang baku lingkungan, secara periodik memberikan laporan/informasi
kepada manajemen puncak, pemegang saham, pegawai, pemilik, penguasa juga
masyarakat umum.

Keuntungan Penerapan Manajemen Lingkungan Dalam Perusahaan.

1.Keuntungan Ekonomis:
a.Penghematan Biaya :
 Penghematan dengan turunnya konsumsi energi dan bahan baku
 Penghematan berkaitan dengan pendaur-ulang produks, penjualan produks setengah jadi dan
limbah, pengurangan biaya pengolahan limbah.
 Penurunan pungutan limbah, denda lingkugan, biaya ganti rugi
b. Kenaikkan Pendapatan:
 Kenaikan pendapatan marjinal akibat menaiknya harga penjualan produks akrab lingkungan
 Menaiknya pangsa pasar akibat inovasi produk dan pesaing yang semakin sedikit
 Produks baru menciptakan pangsa di dalam asar
 Meningkatnya permintaan produk konvensional yang tidak menimbulkan dampak

2. Keuntungan strategis:
 Meningkatnya citra berwawasan lingkungan dalam masyarakat
 Memberikan renovasi produk yang baik
 Peningkatan produktivitas
 Peningkatan komitmen staf manajemen dan hubungan industrial yang baik
 Kreatifitas dan keterbukaan pada tantangan baru
 Hubungan dan komunikasi yang baik dengan pejabat, masyarakat dan LSM
 Menjamin akses memasuki pasar luan negeri
 Mempermudah mencapai standart/ambang baku lingkungan yang dipersyaratkan.

Anda mungkin juga menyukai