Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

Angka kejadian obesitas pada masa kanak-kanak meningkat secara cepat di


seluruh dunia. Rata-rata penyebabnya adalah karena anak-anak menghabiskan lebih
banyak waktu di depan TV, komputer atau perangkat video game daripada bermain
di luar ruangan. Ditambah dengan tipikal keluarga masa kini yang sangat sibuk dan
biasanya hanya punya sedikit waktu untuk menyiapkan makanan sehari-hari.
Asumsi (yang salah) bahwa untuk menyiapkan makanan buatan sendiri yang penuh
gizi membutuhkan waktu lama membuat makanan cepat saji yang biasanya tinggi
kalori dan rendah nilai gizinya menjadi pilihan banyak keluarga. Kecepatan dan
kemudahan merupakan kebutuhan yang dianggap penting oleh banyak orang, baik
tua maupun muda, di milenium ini.
Lebih dari sembilan juta anak di dunia berusia enam tahun ke atas mengalami
obesitas, lapor Dennis Bier dari Pediatric Academic Society (PAS). Sejak tahun
1970, obesitas kerap meningkat di kalangan anak, hingga kini angkanya terus
melonjak dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun, bahkan
meningkat tiga kali lipat pada anak usia 6-11 tahun. Dr. Damayanti R. Syarif,
Sp.A(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta bertutur senada, dari penelitian yang dilakukan di empat
belas kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong relatif
tinggi, antara 10-20% dengan nilai yang terus meningkat hingga kini. Edukasi
nutrisi anak pada orang tua terus digencarkan, mengingat negeri Indonesia masih
memiliki fenomena paradoks pediatrik yang unik, jutaan anak mengalami
malnutrisi, sementara di lain sisi jutaan anak pula yang mengalami obesitas. Faktor
makanan ringan selain makanan rumah (jajan) diduga sebagai kambing hitam.
Saat ini kegemukan (overweight) dan obesitas menjadi salah satu masalah
kesehatan yang mendunia bagi anak-anak dan orang dewasa. Tahun 1998, WHO
menyatakan obesitas sudah dalam dalam tingkat epidemik yang kalau dibiarkan
akan menjadi obesitas global. Menurut data WHO pada awal tahun 2000, sekitar 1
miliar orang mengalami kegemukan dan 30% diantaranya megalami kegemukan
berlebihan atau obesitas.
Di Amerika Serikat, menurut Asosiasi Obesitas Amerika, angka obesitas pada
anak-anak dan remaja terus meningkat. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada
anak-anak sudah meningkat menjadi 20% pada tahun 2003 dari sekitar 5-6% pada
tahun 1989.
Menurut WHO, obesitas sudah merupakan epidemi global dan menjadi problem
kesehatan yang harus segera diatasi. Di Indonesia, perubahan gaya hidup yang
menjurus ke westernisasi dan sedentary mengakibatkan perubahan pola makan
masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol,
sehingga berdampak meningkatkan risiko obesitas. Prevalensi obesitas pada anak
meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang
berkembang. Disamping itu, obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas di
masa dewasa dan berpotensi menderita penyakit metabolik dan penyakit
degeneratif di kemudian hari.
Anak-anak, tidak seperti orang dewasa, membutuhkan nutrisi dan kalori
tambahan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Jadi bila mereka
mengkonsumsi kolori dalam jumlah yang cukup untuk aktivitas sehari-hari,
pertumbuhan dan metabolisme mereka, maka pertambahan berat badan mereka
akan seimbang dengan pertambahan tinggi badannya. Akan tetapi, anak-anak yang
makan lebih banyak kalori daripada yang mereka butuhkan, akan menambah lebih
banyak berat daripada tinggi badan mereka. Pada kasus-kasus seperti ini,
pertambahan berat akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan masalah
kesehatan yang berhubungan dengan berat badan.
Obesitas pada anak-anak secara khusus akan menjadi masalah karena berat
ekstra yang dimilik anak tersebut pada akhirnya akan mengantarkannya pada
masalah kesehatan yang biasanya dialami oleh orang dewasa, seperti diabetes,
tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Salah satu strategi untuk memerangi
kelebihan berat pada anak-anak adalah dengan memperbaiki pola makan dan
membuat program olahraga untuk seluruh keluarga. Hal ini akan membantu
melindungi kesehatan anak-anak anda sekarang dan di masa yang akan datang.
BAB II
ISI

1. Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. (Mayer,
1973)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. (Hartono, 2004)
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas merupakan
keadaan indeks massa tubuh (IMT) anak yang berada di atas persentil ke-95 pada
grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya. Definisi ini relatif sama
dengan Institute of Medicine (IOM) di AS, sementara Center for Disease Control
(CDC) AS mengkategorikan anak tersebut sebagai ‘overweight’. CDC
berargumen bahwa seorang anak dikategorikan obesitas jika mengalami
kelebihan berat badan di atas persentil ke-95 dengan proporsi lemak tubuh yang
lebih besar dibanding komponen tubuh lainnya.
Obesitas atau kegemukan diartikan juga sebagai penimbunan jaringan
lemak tubuh secara berlebihan. Secara klinis obesitas secara mudah dapat
dikenali karena mempunyai tanda dan gejala yang khas antara lain wajah
membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada yang
menggembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak,
perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai umumnya
berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan
menyebabkan lecet.

2. Penyebab Obesitas
Meskipun masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi penyebab
terjadinya obesitas pada anak-anak, kebanyakan kasus kelebihan berat badan
disebabkan karena anak-anak makan terlalu banyak dan terlalu sedikit bergerak.
Bila anak-anak mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada kalori yang mereka
buang melalui olah gerak dan perkembangan fisik yang normal, mereka akan
mendapatkan kelebihan berat.
Penyebab lain selain gaya hidup adalah penyakit genetik yang dapat
menyebabkan seorang anak mengalami obesitas. Penyakit-penyakit seperti ini,
misalnya sindrom Prader-Willi dan sindrom Bardel-Biedl hanya terjadi pada
sebagian kecil anak-anak. Pada populasi umum, pola makan dan kebiasaan
berolahraga memainkan peran yang lebih besar atas terjadinya obesitas.
Peningkatan kasus obesitas pada anak-anak disebabkan oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan, diantaranya :
1. Faktor Keturunan
Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu telah lama diketahui.
Mungkin saja keadaan ini disebabkan oleh kebiasaan keluarga makan
banyak dan berkali-kali tiap harinya, susunan makanannya mengandung
banyak lemak, sering jajan, dan sebagainya. Dengan demikian masukan
energy tiap hari melebihi kebutuhannya. Akan tetapi adanya faktor
keturunan dapat dibuktikan misalnya dengan observasi pada anak kembar
yang dibesarkan terpisah akan tetapi menunjukkan berat badan yang sangat
berkolerasi satu sama lain. Penyelidikan lain memberi hasil sebagai berikut:
anak kembar monozigot walaupun dibesarkan terpisah mempunyai berat
badan yang lebih mendekati dibandingkan dengan anak kembar dizigot
walaupun dibesarkan bersama. Lagipula tidak terdapat korelasi antara berat
badan anak pungut dan orangtua yang memungutnya, akan tetapi ada
korelasi antara anak kandung dengan orangtuanya (McLaren, 1973).
Namun, faktor genetik saja tidak menyebabkan obesitas. Obesitas baru
terjadi jika si anak makan lebih banyak kalori daripada yang bisa dihabiskan
oleh tubuhnya.
2. Kebiasaan makan
Anak-anak jaman sekarang lebih banyak makan makanan instan, makanan
cepat saji, minuman yang mengandung tinggi gula serta makanan cemilan
yang sudah diproses yang tinggi kalori dan lemak namun rendah vitamin
lainnya dibandingkan makanan sehat dan segar seperti sayur dan buah-
buahan. Pola makan yang menyebabkan obesitas adalah makan tidak pada
saat lapar dan makan sambil menonton TV atau mengerjakan sesuatu seperti
pekerjaan rumah atau membaca. Mengkonsumsi makanan berkalori tinggi,
seperti makanan cepat saji, makanan yang dibakar dan kudapan memiliki
andil dalam peningkatan berat badan. Makanan tinggi lemak biasanya tinggi
kalori. Minuman bersoda, kudapan, permen dan makanan penutup dapat
juga menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Makanan dan
minuman seperti ini biasanya memiliki kandungan kalori dan gula atau
garam yang tinggi.
3. Status Sosial Ekonomi
Berkaitan dengan gaya hidup, sikap, dan perilaku. Di Indonesia, orang
cenderung salah kaprah mengasosiasikan gemuk adalah baik. Anak harus
gemuk, montok, baru dibilang anak yang sehat. Kalau anak tidak gemuk,
seolah-olah hal tersebut merupakan kegagalan dari si ibu yang notabene
penyandang tugas pengasuhan anak. Jadi tujuan makan bergeser dari
memenuhi kebutuhan anak ke menjadikan anak gemuk. Timbullah cara-cara
instan seperti mengkonsumsi susu khusus bahkan mengkonsumsi makanan
cair sebagai pengganti susu atau sarapan.
4. Penurunan Aktivitas Fisik
Kecanggihan tekonologi seperti televisi dan komputer menyebabkan banyak
anak-anak terpaku di depannya sehingga kurang melakukan permainan yang
melibatkan kegiatan fisik seperti bermain sepeda. Menonton televisi bukan
hanya menghabiskan kalori yang sangat sedikit, tetapi bahkan menambah
kalori karena makan cemilan selagi nonton. Kondisi keamanan yang kurang
menjamin sehingga banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya
bermain keluar rumah melakukan kegiatan olahraga atau bermain di
lapangan. Ruang yang terbatas di sekolah menyebabkan banyak sekolah
yang tidak memiliki lapangan bermain yang memadai bagi murid-muridnya
untuk melakukan kegiatan fisik. Kegemukan sering muncul di masa
pubertas, nafsu makan di usia remaja ini memang meningkat. Kegemukan
ini bisa menjadi lingkaran setan. Makin gemuk anak, makin malas ia
berolahraga. Makin sedikit ia bergerak makin banyak lemak ditimbun di
tubuhnya. Kalau anak kegemukan, ia sering tidak bisa ikut bermain dengan
teman-temannya. Akibatnya ia akan makin kesepian, dan makannya akan
semakin banyak. Begitulah seterusnya.
5. Bangsa atau Suku
Pada bangsa atau suku tertentu kadang-kadang terlihat lebih banyak
anggotanya yang menderita obesitas. Dalam hal ini sukar untuk menentukan
faktor yang lebih menonjol, keturunan atau latar belakang kebudayaannya
seperti biasa makan makanan yang mengandung banyak energy, tidak
berolahraga, dan sebagainya. Gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan
obesitas pada anak, yaitu:
1. Gangguan Emosi
Gangguan emosi merupakan sebab terpenting obesitas anak besar dan
remaja. Pada anak yang sedang bersedih hati dan memisahkan diri dari
lingkungannya timbul rasa lapar yang berlebihan sebagai kompensasi
terhadap masalahnya. Adakalanya kebiasaan makan yang terlampau
banyak ini akan menghilang dengan menyembuhnya gangguan emosi
yang dideritanya.
2. Gangguan Hormon
Walaupun sangat jarang, adakalanya obesitas disebabkan oleh tidak
adanya keseimbangan antar hormon, seperti pada Sindroma Cushing,
hiperaktivitas adrenocortikal, hipogonadisme, dan penyakit hormon lain.
Gejala Klinis Penderita Obesitas
1. Anak terlihat sangat gemuk
2. Wajah membulat
3. Pipi tembem
4. Leher relatif pendek
5. Dada membusung, dengan payudara yang membesar karena mengandung
jaringan lemak
6. Sering terlihat dagu yang berganda (double chin)
7. Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat
8. Pada umumnya anak demikian lebih tinggi daripada anak normal seumur
9. Perut menggantung ke bawah
10. Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh karena sebagian organ tersebut
tersembunyi dalam jaringan lemak pubis (burried penis)

Pemeriksaan dan Diagnostik


Sebagai bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa
tubuh (Body Mass Index = BMI) dan menentukan dimana posisinya pada tabel
pertumbuhan sesuai usia. Indeks masa tubuh menunjukkan bila anak mengalami
kelebihan berat untuk usia dan tinggi badannya.
Untuk menghitung index massa tubuh anak, bagi beratnya dengan tinggi
badannya yang dipangkat 2, atau BB/TB2 (Penting: untuk menggunakan formula
penghitungan indeks massa tubuh ini, berat badan harus dihitung dalam kilogram
dan tinggi badan harus dihitung dalam meter. Bila anda menggunakan ukuran
pound dan inci, kalikan hasil penghitungan dengan faktor konversi 703). Cara yang
lebih mudah untuk mendapatkan indeks massa tubuh adalah dengan menggunakan
kalkulator indeks massa tubuh.
Dengan menggunakan tabel pertumbuhan, dokter dapat menentukan persentil
anak, artinya bagaimana perkembangan anak dibandingkan dengan anak lain
dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Jadi, misalnya, diberitahu bahwa
anak berada dalam persentil 80. Ini artinya, dibandingkan dengan anak-anak lain
dengan jenis kelamin dan usia yang sama, 80 persennya memiliki indeks massa
tubuh yang lebih rendah dari anak.
Penghitungan dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit di Amerika (Center for Disease Control and Prevention =
CDC). Anak anda akan dimasukkan dalam salah satu dari 4 kategori berikut :
1. BMI – berdasarkan usia dibawah persentil 5 – kekurangan berat
2. BMI – berdasarkan usia antara persentil 5-85 – berat normal
3. BMI – berdasarkan usia antara persentil 85-95 – memiliki risiko kelebihan
berat
4. BMI – berdasarkan usia di atas persentil 95 – kelebihan berat
BMI bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada
beberapa keadaan dimana penghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah.
Contohnya, orang yang sangat berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi
walaupun tidak mengalami kelebihan berat (karena otot tambahan dapat menambah
berat badan seseorang tapi tidak menambah lemak). Sebagai tambahan, BMI
seringkali sulit untuk dijelaskan masa pubertas dimana seorang anak mengalami
periode pertumbuhan yang sangat cepat. Penting untuk diingat bahwa BMI
biasanya adalah indikator yang baik (tapi bukan pengukuran secara langsung) kadar
lemak dalam tubuh. Dokter juga akan memperhitungkan pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam penilaian berat secara keseluruhan. Ini akan membantu
untuk menentukan apakan berat badan anak membutuhkan perhatian medis.
Sebagai tambahan selain BMI dan memposisikan berat badan pada tabel
pertumbuhan, dokter juga akan mengevaluasi :
1. Sejarah obesitas dalam keluarga dan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan berat badan, seperti diabetes
2. Kebiasaan makan dan asupan kalori anak
3. Tingkat aktivitas anak
4. Kondisi kesehatan lain yang mungkin dimiliki oleh anak
Bila khawatir anak atau anak usia remaja mengalami kelebihan berat, buat
perjanjian dengan dokter anak. Bila anak kelebihan berat, dokter akan menanyakan
mengenai kebiasaan makan dan aktivitas sehari-hari anak dan akan memberikan
saran-saran mengenai bagaimana membuat perubahan ke arah yang positif. Ia
mungkin juga akan memutuskan untuk melakukan pemeriksaan atas beberapa
kondisi medis yang dapat diasosiasikan dengan obesitas. Tergantung dari nilai
BMI, umur dan kondisi kesehatan, dokter mungkin akan merujuk pada seorang ahli
gizi untuk saran-saran tambahan. Untuk anak-anak tertentu yang memiliki
kelebihan berat, dokter juga akan merekomendasikan program penurunan berat
badan yang komprehensif.
Komplikasi
Anak yang kelebihan berat badan dapat menderita masalah kesehatan yang
cukup serius, seperti diabetes dan penyakit jantung, dan sering kali juga membawa
kondisi ini sampai ke masa dewasanya. Anak yang kelebihan berat badan memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk menderita:
Diabetes tipe 2, resisten terhadap insulin
Sindrom metabolisme: kegemukan terutama di daerah perut, kadar lemak yang
tinggi, tekanan darah tinggi, resistensi terhadap insulin, kerentanan terhadap
terbentuknya sumbatan pembuluh darah, dan kerentanan terhadap proses
peradangan (American Heart Association).
Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan tingkat blood lipid yang abnormal
Asma dan masalah saluran pernapasan lainnya (misalnya, napas pendek yang dapat
membuat olah raga, senam atau aktivitas fisik lainnya sulit untuk dilakukan)
1. Masalah tidur
2. Penyakit liver dan kantong empedu
3. Pubertas atau menarche dini: anak yang kelebihan berat badan dapat tumbuh
lebih tinggi dan secara seksual lebih matang dari anak-anak sebayanya,
membuat orang-orang berharap mereka dapat berlaku sesuai dengan ukuran
tubuh mereka, bukan sesuai dengan usia mereka; gadis-gadis yang mengalami
kelebihan berat badan seringkali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur
dan menghadapi masalah fertilitas pada usia dewasanya.
4. Masalah makan
5. Infeksi kulit
6. Masalah pada tulang dan persendian

Faktor risiko yang ada pada masa kanak-kanak (termasuk tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi, dan diabetes) dapat menyebabkan terjadinya masalah medis saat
mereka beranjak dewasa seperti penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.
Mencegah atau menangani obesitas pada anak-anak dapat mengurangi risiko
terjadinya masalah kesehatan seperti ini saat mereka dewasa.
Kelebihan berat juga dapat menyebabkan terjadinya masalah yang menyangkut
perkembangan sosial dan emosional anak seperti:
1. Percaya diri rendah dan rawan diganggu anak lain. Anak-anak seringkali
mengganggu atau mencela kawan mereka yang kelebihan berat badan, yang
seringkali mengakibatkan anak tersebut kehilangan rasa percaya diri dan
meningkatkan risiko terjadinya depresi.
2. Problem pada pola tingkah laku dan pola belajar. Anak-anak yang kelebihan
berat badan cenderung lebih sering merasa cemas dan memiliki kemampuan
bersosialisasi yang lebih rendah daripada anak-anak dengan berat normal. Pada
satu sisi yang ekstrim, masalah-masalah ini akan menyebabkan anak tersebut
meledak dan mengganggu ruang kelas. Pada sisi ekstrim yang lain, anak
tersebut akan menarik diri dari pergaulan sosial. Stress dan kecemasan juga
akan mengganggu proses belajar. Kecemasan yang berhubungan dengan
masalah sekolah dapat menimbulkan lingkaran setan dimana didalamnya rasa
khawatir yang terus meningkat akan menyebabkan menurunnya pencapaian
akademis.
3. Depresi. Isolasi sosial dan rendahnya rasa percaya diri menimbulkan rasa
perasaan tidak berdaya pada sebagian anak yang kelebihan berat. Bila anak-
anak kehilangan harapan bahwa hidup mereka akan menjadi lebih baik, pada
akhirnya mereka akan mengalami depresi. Seorang anak yang mengalami
depresi akan kehilangan rasa tertarik pada aktivitas normal, lebih banyak tidur
dari biasanya atau seringkali menangis. Pada beberapa anak yang mengalami
depresi, mereka dapat menyembunyikan kesedihan mereka sehingga emosi
mereka justru kelihatan datar saja. Bagaimanapun, depresi adalah masalah yang
serius baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa.

Penanganan
Anak-anak, tidak seperti orang dewasa, membutuhkan nutrisi dan kalori untuk
perkembangan dan pertumbuhan mereka. Meskipun demikian, berat badan
merupakan suatu keseimbangan antara kalori yang masuk dengan kalori yang
dibuang. Anak-anak yang makan sejumlah kalori yang mereka butuhkan untuk
aktivitas sehari-hari dan pertumbuhan yang normal, akan mengalami penambahan
berat badan yang sesuai dengan pertambahan tinggi badan mereka. Akan tetapi
anak-anak yang makan lebih banyak kalori daripada yang mereka butuhkan, akan
mendapatkan penambahan berat badan lebih banyak daripada yang dibutuhkan
untuk menopang penambahan postur tubuh mereka. Pada kasus-kasus seperti ini,
penambahan indeks massa tubuh sesuai umur akan berbanding lurus dengan
bertambahnya risiko obesitas dan timbulnya masalah kesehatan yang berhubungan
dengan berat badan.
Untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun yang tidak memiliki masalah kesehatan
lainnya, tujuan penanganan ini adalah untuk menjaga berat badan bukan
mengurangi berat badan. Strategi ini menyebabkan anak-anak tetap menambah
tinggi badan mereka tanpa harus menambah berat badan, sehingga indeks massa
tubuh akan terus menurun seiring dengan bertambahnya waktu sampai pada kisaran
normal. Meskipun demikian, untuk anak yang mengalami obesitas, menjaga berat
badan sambil menunggu pertambahan tinggi badan dapat menjadi sama sulitnya
dengan menurunkan berat badan pada orang-orang dewasa.
Penurunan berat badan biasanya direkomendasikan untuk anak-anak berusia di
atas 7 tahun atau untuk anak-anak dengan usia yang lebih muda yang memiliki
masalah kesehatan. Penurunan berat badan harus dilakukan secara teratur dan
sedikit demi sedikit. Biasanya dengan kisaran antara 1 pound (0,45 kg) dalam
seminggu sampai dengan 1 pound dalam sebulan, tergantung pada kondisi anak
anda.
Metode-metode yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau menurunkan
berat badan adalah sama yaitu anak anda harus makan dengan pola makan yang
sehat dan meningkatkan aktivitas fisiknya. Kesuksesan metode ini sangat
bergantung pada komitmen orangtua untuk membantu anak anda melakukan
perubahan ini. Orangtua harus memikirkan pola makan dan pola olahraga sebagai
satu koin dengan dua sisi yang berbeda.
Makan dengan Pola Makan yang Sehat
Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan
dan mereka juga yang menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan
perubahan sekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar pada kesehatan
anak.
1. Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran
dibandingkan makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat. Dan
jangan pernah menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.
2. Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman yang
memiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisi
dibandingkan dengan kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini juga
dapat membuat anak anda merasa terlalu kenyang untuk makan makanan yang
lebih sehat.
3. Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikit
mungkin. Contohnya, memanggang ayam bukan menggorengnya.
4. Sajikan makanan berwarna-warni di atas meja: sayuran hijau dan kuning, buah
aneka warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian karbohidrat
berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan penutup).
5. Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan bersama
sebagai kebiasaan – saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan di
depan televisi atau komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa
berpikir.
6. Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji. Banyak
pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.
7. Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau video
game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-buru dan
menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan.
Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang
baik:
1. Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak yang
berkelakuan baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari solusi lain
untuk mengubah perilaku mereka.
2. Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya. Anda harus
menyadari seberapa lapar anak anda. Bayipun akan menolak botol susu atau
ASI sebagai tanda bahwa mereka sudah kenyang. Bila anak-anak sudah
cukup kenyang, jangan paksa mereka untuk melanjutkan makan. Orangtua
harus menguatkan pikirannya, bahwa anak hanya akan makan bila mereka
lapar.
3. Jangan berbicara soal “makanan yang jelek” atau sama sekali melarang
adanya permen dan makanan favorit dari menu makanan anak yang
mengalami kelebihan berat badan. Anak-anak bisa berontak dan
mengkonsumsi makanan terlarang tersebut dalam jumlah banyak di luar
rumah atau menyelundupkan makanan tersebut ke dalam rumah.

Meningkatkan Aktivitas Fisik


Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama
pada anak-anak, adalah aktivitas fisik. Kegiatan ini tidak hanya akan membakar
kalori, tapi juga dapat memperkuat tulang dan otot dan membantu anak-anak tidur
dengan nyenyak di malam hari dan terjaga di siang hari. Kebiasaan seperti ini yang
dibangun sejak masa kanak-kanak akan membantu mereka menjaga berat badan
pada kisaran yang sehat pada masa dewasanya, meskipun mereka mengalami
pertumbuhan yang pesat, perubahan hormon dan mengalami perubahan sosial yang
seringkali menyebabkan mereka terlalu banyak makan. Dan anak-anak yang aktif
akan cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat.
Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak:
1. Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari.
Satu cara yang jitu untuk meningkatkan aktivitas anak adalah dengan
membatasi waktu mereka untuk menonton televisi setiap harinya.
Aktivitas diam lainnya (main video games dan komputer atau bicara di
telepon) juga harus dibatasi.
2. Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. Aktivitas anak tidak harus
berupa program olahraga yang terstruktur, tujuannya hanya agar mereka
tetap bergerak. Aktivitas bermain bebas seperti bermain petak-umpet,
tarik tambang atau lompat tali dapat menjadi cara yang jitu untuk
membakar kalori dan meningkatkan stamina.
3. Temukan aktivitas yang disukai oleh anak. Contohnya, bila anak
cenderung berjiwa seni, ajaklah pergi ke alam untuk jalan-jalan dan
mengumpulkan daun dan batu-batuan yang dapat dikoleksi oleh anak-
anak. Bila anak suka memanjat, bisa pergi ke mencari tempat bermain
disektiar rumah, dimana anak-anak dapat melewatkan waktu dengan
memanjat alat permainan atau tembok. Bila anak suka membaca, bisa
mengajaknya jalan kaki atau naik sepeda ke perpustakaan disekitar rumah.
4. Bila ingin memiliki anak yang aktif, orangtua harus aktif. Gunakan tangga
bukan lift atau eskalator dan parkir mobil di tempat yang agak jauh dari
toko. Jangan buat kegiatan olah gerak sebagai hukuman atau kewajiban.
Temukan aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan oleh seluruh
anggota keluarga.
5. Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga. Siapa yang
banyak mencabut rumput dari kebun sayuran? Siapa yang paling banyak
mengumpulkan sampah.
6. Buat aktivitas yang bervariasi. Biarkan anak-anak secara bergantian
memilih aktivitas apa yang akan mereka lakukan hari atau minggu ini.
Latihan memukul, boling, dan renang, semua ikut dihitung.

Buat sebagai Komitmen Keluarga


Anak-anak tidak dapat mengubah sendiri pola makan dan pola aktivitas
mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan dorongan dari keluarga dan pengasuh
mereka. Untuk meningkatkan tingkat kesuksesan anak anda:
1. Buat komitmen untuk melakukan kebiasaan sehat dalam keluarga, di mana
semua anggota keluarga harus tetap mengikuti pola yang sudah
ditentukan. Bila tidak, anak akan merasa disisihkan, direndahkan atau
dibenci.
2. Bersiaplah untuk melakukan perubahan. Perubahan yang kecil tapi
berkesinambungan akan lebih mudah untuk diikuti dan dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Fokus pada program perubahan pola makan dan aktivitas untuk jangka
panjang, jangan gunakan pola diet yang sudah ditentukan atau pola diet
yang sedang tren yang bertujuan untuk mengurangi berat badan secara
cepat. Tujuan yang harus dicapai adalah pola makan sehat dan perubahan
gaya hidup, bukan jumlah kilogram yang sudah bisa dihilangkan.
4. Tentukan sasaran yang dapat dicapai oleh anak dan juga seluruh anggota
keluarga. Contohnya, sasaran untuk anak adalah mengurangi konsumsi
minuman yang mengandung gula. Sasaran keluarga adalah makan
bersama di meja setiap malam bukan di depan televisi.

Pembedahan dan Penggunaan Obat


Bila anak telah bergelut dengan masalah berat badannya untuk waktu yang
cukup lama, orangtua mungkin berpikir pembedahan atau penggunaan obat
mungkin dapat membantu masalahnya. Akan tetapi penggunaan obat jarang sekali
dilakukan pada anak-anak.
Pembedahan untuk Mengurangi Berat Badan
Karena faktor risiko dan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi jangka
panjang, operasi untuk mengurangi berat badan (bariatic) jarang sekali dilakukan
pada remaja. Efek dilakukannya pembedahan pada pemikiran dan tubuh remaja
yang sedang berkembang secara garis besar memang belum diketahui. Meskipun
demikian, pada kasus di mana berat badan anak sangat berlebihan dan
menimbulkan lebih banyak ancaman pada kesehatannya dibandingkan risiko
potensial dilakukannya pembedahan, dokter mungkin akan mempertimbangkan
dilakukannya pembedahan untuk mengurangi berat badan sebagai satu pilihan.
Meskipun demikian, pembedahan bukanlah jawaban termudah untuk
menghilangkan masalah kelebihan berat badan. Pembedahan tidak menjamin anak
anda akan kehilangan semua kelebihan beratnya atau bahwa anak anda dapat
menjaga agar tubuhnya tidak kelebihan berat badan untuk jangka waktu yang lama.
Pembedahan juga tidak menggantikan kebutuhan akan pola makan yang sehat dan
program aktivitas fisik yang harus dilakukan secara reguler.
Penggunaan Obat-obatan
Ada dua jenis obat untuk mengurangi berat badan yang dapat digunakan oleh
para remaja: sibutramine (Meridia) dan orlistat (Xenical). Sibutramine yang sudah
disetujui untuk pengobatan bagi para remaja berusia di atas 16 tahun, berfungsi
mengubah susunan kimiawi di otak sehingga membuat tubuh merasa lebih cepat
kenyang. Orlistat, yang sudah disetujui untuk digunakan pada para remaja berusia
diatas 12 tahun, mencegah penyerapan lemak di dalam usus.
Meskipun ada, obat-obatan seperti itu jarang sekali digunakan untuk para
remaja. Risiko penggunaan obat-obatan seperti dalam jangka panjang masih tidak
diketahui, dan efek yang ditimbulkannya pada pengurangan berat badan dan untuk
menjaga berat badan pada anak-anak usia remaja masih dipertanyakan. Dan, sekali
lagi, obat untuk mengurangi berat badan tidak menggantikan kebutuhan akan pola
makan yang sehat dan program aktivitas fisik yang harus dilakukan secara reguler.

Pencegahan
Tanpa melihat apakah anak memiliki risiko mengalami kelebihan berat badan
atau saat ini anak memiliki berat badan yang ideal, orangtua tetap dapat mengambil
langkah proaktif untuk mendapatkan atau untuk menjaga agar semua tetap berada
pada jalur yang benar. Mulailah memberikan contoh yang baik dengan cara
memperhatikan makanan yang keluarga makan sehingga anak dapat tetap konsisten
menjaga berat badan ideal. Kemudian, orangtua harus aktif dan mengundang anak
untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang sehat bersama-sama.
Cobalah untuk tidak beradu otot mengenai masalah makanan dengan
anak. Orangtua mungkin secara tidak sengaja telah meletakkan dasar untuk hal
tersebut dengan menyediakan atau melarang makanan tertentu, contohnya permen,
sebagai hadiah atau hukuman bagi anak. Umumnya, makanan bukanlah suatu hal
yang direkomendasikan sebagai pengubah perilaku pada anak-anak.
Cobalah untuk selalu mengingat bahwa banyak anak yang kelebihan berat
badan yang menjadi gemuk saat mereka bertambah tinggi. Orangtua juga harus
menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan berat
badan anak dapat memberi efek terbalik dimana si anak makan terlalu banyak, atau
mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola makan.
Orangtua tidak perlu menjadi terlalu kritis, hanya perlu menekankan pada apa
yang baik, seperti senangnya bisa bermain di luar rumah, berbagai variasi buah
segar yang bisa didapatkan sepanjang tahun. Tekankan juga keuntungan dari
banyak beraktivitas selain dari membantu mereka untuk menjaga berat badan,
contohnya, banyak bergerak membuat jantung, paru-paru dan otot-otot lain menjadi
lebih kuat. Bila orangtua terus memupuk kebiasaan alami anak-anak anda untuk
berlari, menjelajah dan hanya makan saat mereka lapar, bukan karena bosan, secara
otomatis mereka akan mendapatkan berat badan yang sehat.
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan
Obesitas pada anak telah menjadi masalah yang serius di Indonesia. Susahnya,
perubahan yang dilakukan harus secara sosial dan besar-besaran. Literatur
kedokteran yang ada pun tidak ada yang dengan tepat mencantumkan bagaimana
cara terbaik untuk melakukan perubahan di bidang ini.
Orangtua yang memiliki pola makan yang baik dan berolahraga secara rutin dan
dapat memasukkan kebiasaan yang sehat dalam kegiatan keluarga sehari-hari,
berarti telah membentuk gaya hidup yang sehat bagi anak yang dapat berlangsung
terus hingga ia beranjak dewasa. Bicarakan pada anak mengenai pentingnya pola
makan yang baik, dan pentingnya kegiatan fisik, tapi buatlah kedua hal tersebut
sebagai kegiatan keluarga sehingga menjadi kebiasaan yang baik bagi orangtua dan
anak-anak. Terakhir, biarkan anak-anak mengetahui bahwa keluarga mencintai
mereka, tidak peduli berapapun berat badan mereka, dan ingin membantu mereka
menjadi sehat dan bahagia.

Saran

Orangtua dapat membantu mendietkan anak, misalnya dengan tidak


memberinya makanan yang manis-manis. Jangan menyediakan kue-kue kering,
coklat, permen di rumah. Sajikan makanan yang tidak berlemak. Sediakan buah-
buahan, sehingga jika ia kelaparan ia bisa makan buah-buahan ini untuk
menghilangkan rasa laparnya. Jika anak ingin diet, bawalah ia ke dokter, sehingga
kedaannya lebih terkontrol. Jangan memberi anak obat-obat penurun berat badan di
luar pengetahuan dokter.

Anda mungkin juga menyukai