Anda di halaman 1dari 44

I.

KAJIAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin dalam rahim seorang
perempuan dimana serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau
pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan
fertilisasi, nidasi dan implantasi. Lama kehamilan dibagi menjadi tiga
Triwulan yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). ( Sulistyawati,
2012)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minngu (minngu ke-28 hingga ke-
40). (Prawirohardjo, 2010)
B. Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tanda tidak
pasti hamil dan tanda pasti hamil.
1.Tanda tidak pasti hamil (probable signs)
1. Amenorhe
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawain
mengeluh terlambat haid, maka perkiraan bahwa dia hamil, meskipun
keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula
mengakibatkan terlambat haid.

2. Mual dan muntah


Mual dan muntah merupakan gejala umum,mual dari rasa tidak enak
sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering
disebut dengan morning seckness karena sering muncul pada pagi
hari. Untuk mengatasinya penderita diberikan makan-makanan ringan,

1
mudah dicerna dan menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam
batas normal orang hamil.
3. Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan
payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus
berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesterone.
4. Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari
oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
5. Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan
karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke
cranial.
6. Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena
perubahan pola makan.
7. Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan
karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil
menjelang aterm.
8. Perubahan temperature basal
Kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan
tanda telah terjadinya kehamilan.
9. Perubahan warna kulit.
Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang kehitam-
hitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulut daerah tulang pipi,
terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul
setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan puting
payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan ini disebabkan
oleh stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pada kulit
daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang
disebut strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan
parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid.
10. Perubahan payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum,
biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu
11. Perubahan pada uterus

2
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.
Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular. Teraba
balotement, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga
rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak.
Balotement adalah tanda ada benda terapung/melayang dalam cairan.
12. Tanda piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang
dekat dengan implantasi plasenta.
13. Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya
kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
14. Terjadinya pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena pada
saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ
rongga perut.
2.Tanda pasti hamil
1. Adanya denyut jantung janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada
orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskope ultrasonic (Doppler),
DJJ dapat di dengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12.
Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-
bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan andi
ibu.Frekuensi: 120-160 denyut/menit, suara dobel menirukan detak
jam dibawah bantal.
2. Adanya gerakan dalam rahim
Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12
minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan
16-20 minggu karena diusia kehamilan tersebut, ibu hamil dapat
merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi diusia
kehamilan 16-18 minggu. Gerakan pertama bayi yang dapat
dirasakan ibu disebut dengan quikening, yang sering diartikan
sebagai kesan kehidupan.
3. Tanda braxton-hiks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uetrus yang membesar tetapi
tidak ada kehamilan misalnya mioma uteri, maka tanda ini tidak
ditemukan.

3
4. Ultrasonografi (USG)
Alat ini sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan kelainan
karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya.
Pada minggu ke-6 sudah terlihat adanya gestasional sac atau kantong
kehamilan, pada minggu 6-7 kutub janin, 7-8 denyut jantung, 8-9
gerakaan janin, 9-10 plasenta, 12 bipariental diameter

C. Perubahan Anatomi dan fisiologi kehamilan


1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya
menjadi higgroskopik, dan endometrium menjadi desidua.

TFU menurut penambahan pertiga jari


Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)

12 3 jari di atas simfisis


16 Pertengahan pusat – simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat–prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber : Sulistyawati, 2009

Posisi rahim dalam kehamilan


1) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau
retrofleksi.
2) Pada bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
4) Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile,lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.

4
b. Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan
anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengambang dan
bertambah
c. Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang
disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahnya
pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut dengan tanda
chedwick

d. Ovarium
Kedua ovarium terletak dalam cavitas peritonealis pada cekungan kecil
dinding posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada
ujung tuba fallopi yang mengandung fimbriae pada kir-kira setinggi
pintu masuk pelvis. Ovarium merupakan organ yang kecil berbentuk
seperti buuuah kenari berwarna putih dan permukaan bergerigi. Dengan
ukuran 3 cm x 2 cm x 1 cm dan beratnya 5-8m gr. Organ ini berfungsi
untuk menghasilakan ovum untuk fertilisasi, serta menghasilkan
hormon esterogen dan progesteron. Di dalam ovarium terjadi siklus
perkembangan folikel dari folikel primordial menjadi folikel de Graff
dimana pada fase ovulasi akan muncul ke permukaan ovarium dan
mengeluarkan ovum. Sisa dari folikel de Graff yang ada di ovarium
akan berkembang menjadi korpus luteum yang akan mengahasilkan
progesteron dan berdegenerasi, jika tidak terjadi pembuahan maka akan
menjadi korpus albikan. (Ummi, 2010)
e. Vagina dan vulva
Selama kehamilan peningkatan hormon esterogen, terjadi
hypervaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada bagian
tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut dengan
tanda Chadwick ( Sulistyawati, 2009)
2. Payudara
Karena adanya peningkatan suplai darah dibawah pengaruh aktivitas
hormon, jaringan glandular dari payudara membesar dan puting lebih
efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi

5
pada waktu menjelang persalinan. Esterogen menyebabkan pertumbuhan
tubulus lactiferous dan ductus juga menyebabkan penyimpanan
lemak.Progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih
tervaskularisasi dan mampu bersekresi. Hormon pertumbuhan dan
glukokortikoid juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan ini.
Prolaktin merangsang produksi kolostrum dan air susu ibu.
(Jannah, 2012)
Sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang
dapat di amati oleh ibu adalah sebagai berikut:
a. Selama kehamilan payudara bertambah besar,tegang dan berat
b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar hipertrofi
c. Bayangan vena-vena lebih membiru
d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
e. Kalu di peras akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning
(Sulistyawati, 2009)
3. Sistem integumen
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan
pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada
kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali
pada payudara, abdomen, vulva dan wajah. Ketika terjadi pada kulit dan
muka dikenal sebagaim chloasma atau topeng kehamilan. Bila terjadi pada
muka biasanya pada daerah pipi dan dahi dan dapat mengubah penampilan
wanita tersebut.
Linea Alba, garis putih tipis yang membentang dari shimpisis pibis
sampai umbilicus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Linea nigra.
Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit setelah
masa kehamilan. Tingginya kadar hormon yang tersirkulasi dalam darah
dan peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha, dan payudara
bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang berwarna merah muda
atau kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal dengan
nama striae gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap atau hitam. Striae

6
gravidarum ini kan berkurang setelah masa kehamilan danbiasanya
nampak seperti garis-garis yang berwarna keperakan pada wanita kulit
putih atau warna gelap/hitam yang mengkilap.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu
hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior, hipofisi. Kadang-
kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung yang disebut
chloasma gravidarum. Esterogen dan progesteron telah dilaporkan
menimbulkan efek perangsangan melanosit (Jannah, 2012)
4. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HEG dari plasenta janin mengubah
organ endokrin secra langsung. Peningkatan kadar estrogen
menyebabkan produksi globulin meningkatkan dan menekan produksi
tiroksin, kostikosteroid dan steroid. Akibat plasma yang mengandung
hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya, tetapi kadar hormon
bebas tidak mengalami peningkatan yang besar.
b. Kelenjar Hipofisis
Berat kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30-50 % yang
menyebabkan wanita hamil menderita pusing. Sekresi hormon
prolaktin, adrenokortikotropik, tirotropik, dan melanocyt stimulating
hormon meningkat. Produksi hormon perangsang folikel dan LH
dihambat oleh esterogen dan progesteron plasenta. Efek meningkatnya
sekresi prolaktin adalah ditekannya produksi esterogen dan progesteron
pada masa kehamilan
c. Kelenjar Tiroid
Dalam kehamilan, normal ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira-kira 13 % karena adanya hyperplasia dari jaringan
glandula dan peningkatan vaskularisasi secara fisiologis akan terjadi
peningkatan ambilan iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal
terhadap iodine yang meningkatkan laju filtrasi glomerulus. Walaupun
kadang-kadang kehamilan dapat menunjukan hipertiroid, fungsi tiroid
biasanya normal. Namun, peningkatan konsentrasi T4 (tiroksin), T3

7
(Triodotironin) juga dapat merrangsang peningkatan laju basal. Hal ini
disebabkan oleh produksi esterogen stimulated hepatic dari tiroksin
yang menekan glubolin.

d. Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon esterogen, kelenjar adrenal
memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga
kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal ini terjadi usiakehamilan12
sampai dengan aterm. Peningkatan konsentrasi kortisol bebas pada saat
masa kehamilan juga menyebabkan hiperglikemia pada saat setelah
makan. Peningkatan plasma kortikol bebas juga dapat menyebabakan
ibu hamil mengalami kegemukan di bagian-bagian tertentu karena
adanya penyimpanan lemak dan juga dapat merangsang adanya striae
gravidarum. (Jannah, 2012)
5. Sistem Urinaria
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih),yang puncaknya
terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum
persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan
rahim yang membesar) dalam keadaan normal, aktivitas meningkat ketika
berbaring dan menurun ketika berdiri, keadaan ini semakin menguat pada
saat kehamilan karena itu wanita hamil sering ingin merasa berkemih
ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan,
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil
yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena
yang membawa darah dari tungkai sehingga sehingga terjadi perbaikan
aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan
curah jantung. (Sulistyawati,2009)
6. Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu,
peningkatan asupan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting
bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat
berperan dalam perkembangan janin , dan berpuasa saat kehamilan akan

8
memperbanyak ketosis yang dikenal denagn “cepat merasakan lapar” yang
mungkin berbahaya pada janin.
Kebutuhan zat besi wanita kurang lebih 1.000 mg, 500 mg
dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg
dibutuhkan untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12
minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari
tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
Pada metabolism lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai
350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan
dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya
tersimpan di badan, perut, paha, dan lengan.
7. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung yang
di pompa setiap menitnya atau biasa di sebut sebagai curah jantung (cardiac
autput) meningkat sampai 30-50% peningkatan ini mulai terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan16-28
minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung
pada saat istirahat juga meningkat. Setelah mencapai usia kehamilan 30
minggu curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan
vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Peningkatan curah
jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan
dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah
lebih banyak di kirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim
menerima seperlima dari seluruh darah ibu (Sulistyawati, 2009).
8. Sistem Respirasi
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru-paru
berfungsi sedikit bebeda dari biasanya. Wanita hamil benafas lebih cepat
dan lebih dalam karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan untuk
dirinya. Lingkaran dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran
pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan

9
mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas
suara wanita hamil gak berubah. (Sulistyawati, 2009)
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira
20 %, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah
toraksnya juga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang
menetap jika tidak dirawat denagn baik. (Prawirohardjo, 2006)
9. Perubahan berat badan
Perkiraan peningkatan berat badan :
a. 4 kg dalam kehamilan trimester I
b. 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III
c. Totalnya sekitar 15-16 kg (Sulistyawati, 2009).
D. Kebutuhan ibu hamil
1. Diet Makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.


Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia
uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan makan
untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre-eklamsi, janin terlalu
besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya
adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan
berpedoman pada pedoman umum gizi seimbang. Bidan sebagai pengawas
kecukupan gizinyadapat melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat
badan selama hamil.
Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama hamil
merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius
pada ibu dan bayi. Yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan
rendah, kelahiran prematur, serta kematian neonatal dan prenatal. Padahal,

10
usaha perbaikan status gizi ibu hamil telah banyak dilakukan diberbagai
negara.

2. Kebutuhan energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil
untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal perhari. Tambahan
energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi
kebutuhan janin. Pada trimester I kebutuhan energi meningkat pada
trimester II dan III untuk pertumbuhan janin .
Protein, ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak
68% Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk
menambah asupan protein menjadi 12% perhari atau 75-100 gram
Zat Besi, Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisinsi zat besi, oleh
karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat
besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama
hamil meningkat sebesar 300%(1.040 mg selama hamil )dan peningkatan
ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil
melainkan ibu perlu ditunjang dengan suplemen zat besi yang diberikan
sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama
kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia
postpartum.
Asam Folat, Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat
berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi energi, pematangan
sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme,
jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu
mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani
maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan
bentuk tulang janin(spina bifida)
Kalsium, Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan
yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis
sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil

11
olahannya,udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa
bahan makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk mengkonsumsi oleh ibu
hamil, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan
akan dapat membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidk
sehat atau bebahaya bagi janin diantaranya dalah sebagai berikut.
a. Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang
bersifat teratognetik (menyebabkan cacat pada janin)
b. Makanan mentah atau setengah matang karena beresiko
toksoplasma.
c. Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti
hiu, marlin, yang dapat menggagu sistem saraf janin).
d. Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, kola dibatasi 300
mg perhari. Efek yang dapat terjadi diantaranya adalah insomnia,
refluks, dan frekuensi berkemih yang meningkat.
e. Vitamin A dalam dosis >20.000-50.000 IU/hari dapat menyebabkan
kelainan bawaan. (Sulistyawati, 2009)
3. Lingkungan yang bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang
sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih,karena kemungkinan
terpapar dan zat toksis yang berbahaya bagi ibu dan janin. Lingkungan
yang bersih di sini adalah termasuk adlah bebas dari polusi udara seperti
asap rokok. Selain udara, prilaku hidup bersih dan sehat juga perlu di
laksanakan seperti menjaga kebersihan diri, makanan yang di makan,
buang air besar di jamban dan mandi menggunakan air yang bersih
(Sulistyawati, 2009)
4. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan karena dengan
perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran
keringat. Keringat yang menempel di kulit dan memungkinkan menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisme. jika tidak di bersihkan (dengan
mandi) maka ibu hamil sangat mudah untuk terkena penyakit ibu hamil
sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil
terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan selain dengn mandi,

12
mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali sehari sangat di
anjurkan (Sulistyawati, 2009).
5. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi sering terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh
pembesaran janin yang menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan
pencegahanyang dapat di lakukan adalah mengkonsumsi makanan tinggi
serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung kosong.
Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan
maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum di rasakan
ibu hamil, terutama pada trimester I dan III, hal ini tersebut adalah kondisi
yang fisiologi, ini terjadi karena awal kehamilan terjadi pembesaran uterus
yang mendesak kantong kemih sehingga kapasiatasnya berkurang,
sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga
menyebabkan desakan kada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak di anjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati, 2009).
6. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak di larang selam tidak ada
riwayat penyakit sebagai berikut :
a. Sering abortus dan kelahiran prematur,
b. Perdarahan pervaginam
c. Koitus harus di lakukan dengan hati0hati terutama pada minggu
terakhir kehmilan,
d. Bila ketuban sudah pecah, koitus di larang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri (Sulistyawati, 2009)
E. Perubahan Psikologi Ibu Hamil
1. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester I
a. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penurunan
kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti
khawatir yang berlebihan.

13
b. Perlindungan pada janin meningkat, mudah merasa takut atau tersinggung,
terisolir dan minta perhatian lebih. Perubahan body image mempengaruhi
sikap ibu terhadap
c. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia
sedang mengandung, dan ini merupakan tugas psikologis yang paling
penting pada trimester I.
d. Hampir 80%, wanita kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan murung
terutama terjadi pada wanita yang belum menikah atau yang tidak
merencanakan kehamilan.
e. Kebingungan secara normal akan berakhir setelah wanita mampu menerima
kehamilannya. Perasaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester I.
f. Perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh adanya rasa mual dan muntah,
rasa lelah, perubahan selera makan, emosional mungkin mencerminkan
konflik dan depresi dan pada waktu yang bersamaan akan teringat akan
kehamilannya.
g. Penambahan berat badan merupakan bagian dari masalah psikologis dimana
seorang wanita ingin menyembunyikan layaknya seperti remaja yang belum
menikah.
h. Perubahan keinginan hubungan seksual menurun (libido menurun), hal ini
dipengaruhi oleh kelelahan, mual, depresi, dan kekhawatiran
2. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester II
Trimester II adalah periode dimana ibu sudah menerima kehamilannya.
Dalam trimester II alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna.
Perubahan psikologis pada kehamilan trimester kedua yaitu :
a. Ibu sudah siap dan konsentrasi terhadap kehamilan.
b. Ibu memilih berkonsul atau diserahkan kepada orang tua (ibu).
c. Ibu telah menerima kehamilannya dan dia menggunakan pikiran dan
energinya yang lebih konstruktif.
d. Hubungan sosial meningkat dengan orang lain
e. Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilan, kelahiran dan
persiapan peran barunya
f. Perasaan cenderung menjadi lebih stabil.
g. Kedua pasangan lebih sering tampak sehat dan bersemangat untuk
menyiapkan kelahiran bayinya.
h. Cenderung mencintai dirinya sendiri atau pasif, tertutup karena
berkonsentrasi pada kebutuhannya sendiri yaitu bayinya.
3. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester III
Perubahan psikologis yang sering terjadi pada trimester III yaitu :

14
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir cukup waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terlukan (sensitive)
h. Libido menururun
F. Penyulit dan Komplikasi Kehamilan
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa:
a. Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Berikut adalah klasifikasi dari abortus :
a. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks, terdapat perdarahan
pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi, dan serviks masih
tertutup.
b. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi
serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam
uterus, terdapat perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama
makin kuat makin sering, dan serviks terbuka.
c. Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus, terdapat perdarahan yang banyak, disertai
kontraksi, serviks terbuka, dan sebagian jaringan keluar.
d. Abortus Komplit

15
Abortus komplit adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh
jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. terdapat
perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup,
ada keluar jaringan, dan tidak ada sisa dalam uterus. Diagnosis komplit
ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.
b. Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa ditandai oleh kelainan vili korialis, yang terdiri dari
proliferasi trofoblastik dangan derajat yang bervariasi dan edema sroma
vilus. Mola biasanya menempati kavum uteri, tetapi kadang-kadang tumor
ini ditemukan dalam tuba falopii dan bahkan dalam ovarium. Tanda dan
gejala yang biasanya timbul yaitu amenore dan tanda-tanda kehamilan,
perdarahan pervaginam berulang berwarna coklat, pembesaran uterus lebih
besar dari usia kehamilan, tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan
tidak terdengarnya DJJ sekalipun, uterus sudah membesar setinggi pusat
atau lebih, hiperemesis lebih sering terjadi, kadar hCG positif, kadar
gonadotropin tinggi dalam darah serum pada hari ke 100 atau lebih sesudah
periode menstruasi terakhir, dan saat USG ada gambaran seperti bola salju.
c. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi
terjadi diluar endometrium kavum uteri. Tanda dan gejala yang ditemui
seperti nyeri perut, shock karena hypovolaemia, nyeri goyang porsio dan
perut kembung, amenorhoe, perdarahan pervaginam, dan nyeri bahu dan
leher karena perangsangan digfragma. (Prawirohardjo, 2007)
2. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum. Gejalanya berupa kehamilan 28 minggu atau lebih dengan
perdarahan pervaginam yang sifatnya tidak nyeri, darah segar, keadaan umum
sesuai dengan banyaknya perdarahan yang terjadi, sering disertai dengan
kelainan letak janin, dan bagian terendah masing tinggi/tidak masuk pintu atas
panggul (PAP). (Sastrawinata, 1981)
3. Solusio placenta
Solusio placenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan
desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Disertai

16
dengan perdarahan pervaginam warna kehitaman, nyeri perut, kontraksi
uterus, perut kaku seperti papan, gerak anak menurun sampai hilang, syok,
sulit teraba bagian-bagian janin, DJJ didengarkan, dan terjadi gangguan
hemosistosis. (Sastrawinata, 1981)
4. Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi yang menyertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada
sebelum kehamilan. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah
hipertensi esensial dan penyakit ginjal. Klasifikasinya meliputi :
a. Hipertensi kronik, timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu
dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
b. Hipertensi esensial, disebabkan faktor herediter atau faktor lingkungan dan
emosi yang labil, tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/100 mmHg.
Dalam jangka panjang, barulah hipertensi esensial memberikan gejala pada
alat-alat vital, seperti jantung, kelainan ginjal, arterisklerosis atau terjadi
serangan perdarahan. Bila dijumpai tekanan darah sekitar 140/90 mmHg
sudah harus mendapat perhatian bidan untuk mengukur ulang dengan
tenggang waktu 6 jam. Apabila dalam waktu 6 jam tekanan darah masih
sama, sebaiknya ibu hamil dikonsultasikan ke dokter karena terdapat
kemungkinan bahwa kehamilan yang disertai hipertensi esensial sewaktu-
waktu akan menjadi superimposed.
c. Pre-eklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria.
d. Eklampsia adalah pre-eklamsi yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau
koma
e. Hipertensi gestiosional (disebut juga transient hypertension) adalah
hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan.
5. Eklamsia
Kelanjutan pre-eklamsia berat menjadi eklamsia dengan tambahan
gejala kejang dan/atau koma. Eklamsi postpartum umunya terjadi 24 jam
pertama setelah persalinan. Pada pre-eklamsia dan eklamsia terjadi penurunan
angiotensin, renin dan aldosterone, tetapi dijumpaiedema, hipertensi dan
proteinuria. Pengelolaan umum pre-eklamsi berat dan eklamsi yaitu dengan :
a. Jika diastolik > 110 mmhg berikan anti hipertensi sampai diastolik antara
90-100 mmhg

17
b. Pasang infus ringer laktat
c. Ukur keseimbangan cairan
d. Kateterisasi urin
e. Jika jumlah urin < 300 ml/jam lakukan pemantauan edema paru
f. Pengawasan
g. Observasi tanda vital, refleks & djj tiap 1 jam
h. Lakukan uji pembekuan darah
i. Penanganan eklamsi dan pre-eklamsi
6. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke- 6. Beberapa
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
7. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, mi num banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu. Demam
dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala –gejala penyakit. Pada infeksi berat
dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
8. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang no rmal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya
men jadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dari pre-eklampsia
9. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu
setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan
muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari - hari dan keadaan umum
menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
10. Selaput kelopak mata pucat

18
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin
di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5gr% pada trimester II. Nilai
tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi,
terutama pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
(Sulistyawati, 2009)
G. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan secepatnya dan sesering
mungkin sesuai dengan anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat
mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul pada kehamilan.
Pemerikasaan kehamilan dilakukan paling sedkit 4 kali selama kehamilan .
dimana waktu, jenis pemeriksaan serta manfaat yang dapat diperoleh pada
setiap pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan pertama ( K1)
Dilakukan pada usia kehamilan 0-3 bulan. Pada pelayanan ini
diberikan berupa pemeriksaan factor resiko dan deteksi penyakit
meliputi :
 Pengukuran tinggi badan dan berat badan
 Pengukuran tekanan darah
 Pemgukura lingkar lengan atas.
 Pemeriksaan laboratorium antara lain : Hb1 gol darah,
pemeriksaan khusus ( HIV, Sifilis)
 Pemberian tablet penambah darah
 Melakukan skrining status imunisasi tetanus toksoid, serta
berikan imunusasi sesuai status immunisasi ibu hamil
 Konseling ibu hamil termasuk KB pasca bersalin

b. Pemeriksaan Kedua (K2)


Dilakukan padaa usia kehamilan 4-6 bulan kehamilan. Pelayanan
yang diberikan adalah melakukan follow up hasil pemeriksaan
pertama meliputi :
 Penimbangan berat badan
 Mengukur tekanan darah
 Pemeriksaan tinggi fundus uteri
 Pemberian tablet penambah darah
 Pemeriksaan laboratorium seperti protein urine tes, glukosa
tes atas indikasi.

19
 Pemeriksaan denyut jantung janin
 Skrining status immunisasi tetanus toksoid, serta berikan
imunisasi sesuai status imunisasi ibu hamil
 Konseling KB pasca bersalin
 Tatalaksana kasus
c. Pemeriksaan ketiga (K3)
Dilakukan pada kehamilan 7-8 bulan pelayanan yang diberikan
adalah follow up hasil pemeriksaan kedua dan mendeteksi adanya
komplikasi persalinan meliputi :
 Penimbangan berat badan
 Pengukuran tekanan daarah
 Pemerikasaan tinggi fundus uteri
 Pemeriksaan letak janin
 Pemeriksaan denyut jantung janin
 Pemeriksaan TTD3 dan skrining status imunisasi tetanus
toksoid, serta berikan imunisasi sesuai status imunisasi ibu
hamil.
 Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
 Konseling kb pasca bersalin
 Tatalaksana kasus

d. Pemeriksaan keempat (K4)
Dilakukan pada usia kehamilan 8-9 bulan pelayanan yang
diberikan adalah follow up hasil pemeriksaan ketiga, mendeteksi
adanya komplikasi persalinan dan persiapan persalinan meliputi :
 Penimbangan berat badan
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan letak janin
 Pemeriksaan denyut jantung janin
 Pemberian TTD3, bila belum diberikan pada K3
 Skrining status imunisasi tetanus toksoid, serta berikan
imunisasi sesuai kasus imunisasi ibu hamil
 Pemeriksaan laboratosium (Hb2) sesuai indikasi
 Kepastian KB pasca bersalin
 Tatalaksana kasus.

H. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


1. Prinsip pokok asuhan kehamilan
Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dan didukung oleh prinsip-
prinsip asuhan kebidanan. Prinsip-prinsip utama asuhan kebidanan adalah :
a. Kelahiran adalah proses yang normal

20
Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami
dan sehat. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang
membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah yang paling
sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.
b. Orientasi pada ibu secara komprehensif
Ibu dipandang sebagai makhluk individu maupun makluk sosial yang
mempunyai kebutuhan.
c. Menjaga kerahasiaan ibu/privasi.
d. Membantu ibu dalam meciptakan proses fisiologis.
e. Pemberdayaan
Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tidak mengetahui
kapan mereka akan melahirkan. Sebagai bidan, harus membantu ibu yang
melahirkan daripada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita harus
menghormati bahwa ibu adalah faktor utama dan penolong persalinan
adalah faktor pembantu selama proses kelahiran.
f. Memberikan informasi dan konseling yang cukup
Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat membuat
suatu keputusan. Sebagai bidan harus menjelaskan informasi yang akurat
tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan test. Bidan
juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang
terbaik untuk diri dan bayinya berdasarkan nilai dan kepercayaannya
(termasuk kepercayaan-kepercayaan budaya dan agama)
g. Jangan Membahayakan
Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-
indikasi yang spesifik. Bidan yang terampil harus tau kapan harus
melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan pasca
persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus dilakukan
berdasarkan suatu bukti.
h. Tanggung Jawab
Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas
asuhan yang ia berikan. Asuhan yang berkualitas tinggi, berfokus pada klien

21
dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung
jawab semua bidan.
i. Menghormati praktik adat
Dalam memberikan asuhan seorang bidan harus menghargai praktik
adat yang dilakukan trutama praktik adat yang mendukung proses asuhan.
j. Menghormati kesehatan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu.
k. Usaha promosi dan preventive
Asuhan yang diberikan penekananya dalam fokus utamanya adalah usama
promotive (peningkatan kesehatan) dan preventive (pencegahan).
2. Tujuan asuhan kehamilan
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik serta mental ibu dan dengan
pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah atau
obstetrik selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas secara normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis, dan sosial.
e. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
f. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayi dengan trauma seminimal mungkin.
g. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuhkembang secara normal.
3. Refocusing asuhan kehamilan
a. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan
persalinan. Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal
yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta
dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
b. Membantu setiap bumil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi pada setiap kunjungan. Jika sudah mempersiapkan diri sebelum
terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak

22
terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor
darah, dan sebagainya.
c. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan
RS, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang
kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan dapat dicegah.
d. Mendeteksi dan menangani komplikasi.
e. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil
dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
f. Memberikan Imunisasi TT untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
g. Memberikan suplementasi zat besi dan asam folat. Umumnya anemia ringan
yang terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
4. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
a. Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil
b. Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
c. Standar 3 : Palpasi dan Abdominal
d. Standar 4 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
e. Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
f. Standar 6 : Persiapan Persalinan
5. Hak-hak wanita ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002),
yaitu :
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus
diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
b. Mendiskusikan kondisi dan harapannya terhadap sistem pelayanan dalam
lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan
didasari rasa saling percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
d. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/dihormati privasinya dalam setiap
pelaksanaan prosedur.
e. Menerima pelayanan senyaman mungkin.

23
f. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang
diterimanya.
I. Memberikan Asuhan Kehamilan
1. Kunjungan awal dan kunjungan ulang
Selama kunjungan antenatal pertama bidan mengumpulkan informasi
mengenai ibu untuk membina hubungan yang baik, saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi, dan merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan.
Dalam kunjungan selanjutnya bidan mengumpulkan informasi mengenai
kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan memberikan asuhan
individu yang khusus. Isi riwayat pada kunjungan antenatal pertama.
a. Informasi biodata
Biodata ibu dan suami secara lengkap termasuk nomor telepon yang bisa
dihubungi
b. Riwayat kehamilan sekarang
Membantu bidan untuk menentukan umur kehamilan dengan tepat. Setelah
diketahui umur kehamilan ibu, bidan dapat memberikan konseling tentang
keluhan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi komplikasi dengan lebih
baik. Meliputi :
1) HPHT dan apakah normal
2) Gerak janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang
terjadi)
3) Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk rabun senja)
4) Keluhan-keluhan lazim yang dirasakan pada kehamilan
5) Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
6) Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang ditemukan
c. Riwayat kebidanan yang lalu
Membantu bidan mengelola asuhan kehamilan yang sekarang (konseling
khusus, tes, tindak lanjut dan rencana persalinan). Meliputi :

1) Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan


prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forseps, vakum, SC)
2) Riwayat perdarahan pada kehamilan, persaliann atau nifas sebelumnya
3) Hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan sebelumnya
4) Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
5) Masalah-masalah lain yang dialami

24
d. Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang diidap dahulu dan
sekarang.
Membantu bidan dalam mengidentifikasi kondisi kesehatan
yang dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. Meliputi :
1) Masalah-masalah kardiovaskuler
2) Hipertensi
3) Diabetes
4) Malaria
5) PMS/HIV/AIDS
6) Lain-lain
7) Imunisasi tetanus
e. Riwayat Bio-Psiko-sosial-ekonomi
Membantu bidan dalam mengetahui dukungan terhadap ibu dan
pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu ibu dalam
merencanakan persalianan dengan baik. Meliputi :
1) Bernafas, makan, minum, BAB/BAK, istirahat, serta aktivitas
2) Status perkawinan
3) Respon orang tua dankeluarga terhadap kehamilan ini
4) Riwayat KB
5) Dukungan keluarga
6) Pengambilan keputusan dalam keluarga
7) Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi dengan fokus vitamin A
dan zat besi
8) Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat dan
alkohol
9) Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
10) Tempat melahirkan dan penolong persalianan yang diinginkan
f. Pengetahuan ibu
Membantu bidan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu,
sehingga bidan lebih terfokus untuk memberikan asuhan, seperti
konseling/KIE. Meliputi :
1) Nutrisi

25
2) Olahraga ringan/exercise
3) Istirahat
4) Kebersihan
5) Tanda-tanda bahaya
6) Aktivitas seksual
7) Body mekanik
8) Pakaian/sepatu
9) Pemberian ASI
10) KB Pasca salin
11) Obat-obatan/merokok
12) Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
13) Persiapan persalinan
2. Pemeriksaan Fisik dan Test Laboratorium
Tujuannya adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan.
Bukti menunjukkan bahwa pemeriksaan fisik dan test selama kunjungan
pertama harus difokuskan pada pemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah.
Komponen dari pemeriksaan fisik yaitu:
a. Pemeriksaan fisik umum
1) Tinggi badan
2) Berat badan
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Suhu
4) Respirasi
c. Kepala dan leher
1) Edema di wajah
2) Ikterus pada mata
3) Mulut pucat
4) Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran
kelenjar tiroid
d. Tangan dan kaki
1) Edema pada jari tangan
2) Kuku jari pucat
3) Varices vena

26
4) refleks
e. Payudara
1) ukuran, simetris
2) puting payudara: masuk/menonjol
3) keluarnya kolostrum atau cairan lain
4) retraksi, dimpling
5) massa
6) nodul axilla
f. Abdomen
1) Luka bekas operasi
2) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
3) Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)
4) DJJ (jika > 18 minggu)
g. Genital luar
1) Varices
2) Perdarahan
3) Luka
4) Cairan yang keluar
5) Pengeluaran dari uretra dan skene
6) Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluar
h. Genital dalam
1) Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas,
tertutup/membuka
2) Vagina : cairan yang keluar, luka, darah
3) Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I)
4) Uterus: ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa
(pada TW I )
i. Tes Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinenya untuk mengetahui kadar protein dan
glukosanya, darahnya untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah,
Hb, dan rubella.
3. Anamnesa Kunjungan Ulang

27
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama. Kunjungan ulang ini difokuskan pada
pendeteksian komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan
kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran. Elemen-
elemen penting dari riwayat serta pemeriksaan fisik selama kunjungan ulang
antenatal adalah :
a. Riwayat kehamilan sekarang
1) Gerakan janin (penyulit)
2) Setiap masalah atau tanda bahaya
3) Keluhan-keluhan yang lazim dalam kehamilan
4) Kekhawatiran-kekhawatiran yang lain
b. Pemeriksaan fisik
1) Berat badan
2) Tekanan darah
3) Pengukuran tinggi fundus (setelah 2 minggu dengan palpasi, setelah 22
minggu dengan pita ukuran)
4) Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu)
5) Manuver Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36 minggu)
6) DJJ (setelah 18 minggu)
c. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
1) pemeriksaan proteinuria
2) reduksi dan
3) hemoglobin
J. Melakukan Dokumentasi Asuhan Kehamilan
1. Aspek Pengetahuan
Anamnesa kehamilan adalah tanya jawab yang dilakukan oleh bidan
dengan ibu hamil, untuk menggali data subjektif yang berkaitan dengan
keadaan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Tujuannya adalah
mendeteksi komplikasi dan menyiapkan kelahiran dengan mempelajari
keadaan kehamilannya dan kelahiran terdahulu, kesehatan umum, kondisi
sosial-ekonomi ibu sebagai persiapan menghadapi persalinan. Informasi/data
lengkap yang diperoleh dianalisis, sehingga dapat diperkirakan apakah
kehamilan ini normal atau dengan penyulit, sehingga bisa direncanakan
kebutuhan asuhan yang tepat bagi ibu.

28
Adapun pelaksanaan anamnesa kehamilan yaitu :
a. Pada kunjungan/pemeriksaan ibu hamil yang pertama.
Anamnesa dilakukan untuk menggali data dengan lengkap, yang meliputi
identitas ibu dan suami, keluhan, penerimaan terhadap kehamilannya, serta
ketidaknyamanan ibu akibat adanya kehamilan.
b. Pada pemeriksaan ulang
Pada anamnesa kunjungan ulang pertanyaan ditunjukan kepada perubahan
pada ibu setelah diberi asuhan pada kunjungan pertama dan adanya
keluhan lain yang tidak ditemukan pada kunjungan pertama.

Penerapan dalam melaksanakan anamnesa kehamilan, antara lain :


a. Mendengarkan keluhan dan ungkapan perasaan ibu hamil dengan seksama,
jangan memotong pembicaraan sebelum ibu selesai b erbicara.
b. Memberi kesan bahwa bidan sedang mendengarkan dan mencoba
memahami apa yang diungkapkan oleh ibu hamil.
c. Menjawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh perhatian.
d. Memberi penjelasan secara singkat, lengkap, dan mudah dimengerti.
Mengulangi informasi penting yang harus diketahui oleh bidan.
e. Menggunakan istilah umum dan sederhana bukan menggunakan bahasa
medis yang tidak dimengerti oleh ibu hamil.
f. Menunjukan isyarat atau komunikasi non verbal, misalnya dengan
mengangguk atau dengan tersenyum.
Komponen informasi/riwayat yang ditanyakan dalam kunjungan pertama/asuhan
antenatal pertama adalah :
a. Identitas ibu dan suami yang terdiri dari : nama, umur, agama, suku, status,
pendidikan, pekerjaan, alamat rumah, alamat tempat kerja, nomor telepon,
dan alasan memeriksakan diri. Menanyakan umur diperlukan untuk
menetapkan prognosa kehamilan, apakah ibu hamil tersebut hamil pada
usia muda atau tua.
b. Riwayat kehamilan sekarang yang meliputi : HPHT, gerak janin (mulai
dirasakan, kapan mulai ada perubahan), tanda-tanda bahaya (termasuk
rabun senja), keluhan yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat-
obatan (termasuk jamu), dan kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu hamil.
c. Riwayat kebidanan lalu yang meliputi : data haid, meliputi umur haid
pertama, siklus haid, lamanya hadi, teratur atau tidak siklus haid yang
terjadi, dan apakah merasakan sakit saat terjadinya haid. Kehamilan,
meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,

29
persalinan prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan
dengan tindakan (dengan forsep, SC, atau vakum), riwayat perdarahan
pada persalinan, pascapersalinan, hipertensi akibat kehamilan pada
kehamilan terdahulu, berat badan bayi kurang dari 2,5 kg atau lebih dari 4
kg, dan masalah-masalah lain yang dihadapi. Riwayat kebidanan ini
berguna untuk asuhan kehamilan seperti konseling, tindakan lanjut, dan
rencana persalinan.
d. Riwayat kesehatan termasuk penyakit dahulu dan sekarang (penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, malaria, Penyakit Menular
Seksual (PMS), atau HIV/AIDS, dan lain-lain) serta imunisasi TT.
e. Riwayat sosial-ekonomi
Meliputi status perkawinan, reaksi orang tua dan keluarga terhadap
kehamilan, riwayat keluarga berencana (KB), dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan dan gizi yang
dikonsumsi dengan perhatian pada vitamin A dan zat besi, kebiasaan hidup
sehat termasuk kebiasaan merokok, minum obat/alkohol, dan olahraga,
beban kerja dan kegiatan sehari-hari, serta tempat melahirkan dan
pertolongan yang diinginkan. Dari informasi riwayat sosial-ekonomi dapat
diketahui dukungan terhadap ibu dan pengambilan keputusan dalam
keluarga, sehingga membantu ibu dalam merencanakan persiapan
persalinan yang lebih baik.
Komponen informasi yang dibutuhkan pada saat anamnesa
kunjungan ulang meliputi perasaan, kemajuan kondisi ibu setelah
kunjungan pertama, kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan pertama,
gerakan janin selama 24 jam, informasi tentang tanda bahaya dan penyulit
yang mungkin dialami, informasi tentang keluhan yang biasa dialami,
pemakaian/konsumsi suplemen yang diberikan pada kunjungan
sebelumnya, dan hasil tindakan yang disepakti dalam proses konseling.
2. Aspek Keterampilan
a. Menyiapkan alat
Format pengkajian data ibu hamil, alat tulis, dan kalender tafsiran
persalinan.
b. Menyiapkan lingkungan
Ruangan khusus yang tidak bising, dilengkapi 3 buah kursi dan 1 meja tulis.
c. Menyiapkan ibu

30
Mempersilahkan ibu dan suami (apabila ibu didampingi oleh suami) duduk
berhadapan dengan bidan, yang dibatasi dengan meja tulis.
d. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan
e. Menginformasikan tujuan anamnesa
f. Menanyakan identitas ibu dan suami
g. Menanyakan alasan memeriksakan diri/keluhan utama
h. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang :
1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
2) Riwayat antenatal sebelumnya jika ada
3) Gerakan janin dirasakan sejak kapan dan keadaan sekarang.
4) Tanda dan bahaya sesuai umur kehamilan :
a) TW I : mual, muntah berlebihan, perdarahan, dan lain-lain.
b) TW II : perdarahan, dan lain-lain.
c) TW III : pandangan kabur, nyeri ulu hati, perdarahan, dan lain-lain.
5) Keluhan yang lazim saat kehamilan
6) Keluhan lain seperti sakit pinggang atau kram yang lazim pada ibu
hamil
7) Kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan
8) Kekhawatiran akibat kehamilan seperti perubahan psikologis
9) Perilaku yang membahayakan kehamilan
10) Sikap atau respon terhadap kehamilan sekarang seperti :
a) Direncanakan dan tidak diterima
b) Tidak direncanakan, tetapi diterima
c) Tidak direncanakan dan tidak diterima
d) Direncanakan dan diterima
11) Aktivitas seksual selama kehamilan
a) Menanyakan pengaruh hubungan seksual terhadap kehamilan
b) Jika ada, lanjutkan dengan menanyakan frekuensi dan posisi serta
penggunaan pelindung
12) Prilaku spiritual dan sosial budaya yang berkaitan dengan kehamilan
13) Pola defekasi dan berkemih, apakah ada sembelit atau sering kencing
atau masalah lain.
i. Menanyakan riwayat kebidanan yang lain seperti :
1) Tanggal, bulan, dan tahun kelahiran
2) Lahir aterm, prematur, atau abortus
3) Jenis persalinan spontan atau dengan tindakan
4) Berat badan lahir
5) Penolong persalinan
6) Tempat persalinan
7) Komplikasi selam kehamilan, persalinan dan nifas
8) Keadaan anak sekarang (hidup/mati, sehat/sakit, cacat)
9) Lama menyusui
j. Menanyakan riwayat menstruasi yang meliputi : menarche, siklus haid,
lama haid, dismenorea, dan jumlah darah yang keluar.

31
k. Menanyakan riwayat pemakaian kontrasepsi yang meliputi jenis
kontrasepsi yang pernah dipakai, lama pemakaian, serta keluhan/efek
samping/komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.
l. Menanyakan riwayat kesehatan yang meliputi :
1) Penyakit yang diderita ibu dahulu dan sekarang (kardiovaskuler,
infeksi TORCH, hipertensi, DM, asma, TBC, malaria, hepatitiis,
epilepsi, dan PMS).
2) Penyakit keluarga yang menurun (jantung, DM, asma dan gangguan
jiwa).
3) Penyakit keluarga yang menular (HIV/AIDS, hepatitis, dan TBC).
m. Menanyakan riwayat biopsikososial dan ekonomi :
1) Status perkawinan, lama menikah, pernikahan yang ke berapa.
2) Respon keluarga terhadap kehamilan.
3) Dukungan suami dan keluarga
4) Pengambil keputusan dalam keluarga.
5) Kebiasaan mengkonsumsi makanan (jenis, komposisi, porsi, dan
frekuensi)
6) Kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan :
a) Merokok (ibu, suami,orang yang sering kontak)
b) Minum minuman yang beralkohol, dan obat terlarang.
c) Memelihara atau kontak dengan kucing.
n. Menanyakan keadaan dan pengetahuan ibu tentang :
1) Tempat melahirkan, penolong dan pendamping persalinan yang
diinginkan.
2) Perubahan fisik/keluhan ringan yang terjadi sesuai umur kehamilan.
3) Tanda-tanda bahaya sesuai umur kehamilan.
4) Dampak aktivitas seksual terhadap kehamilan.
3. Aspek Sikap
Aspek sikap yang harus tampak dalam setiap kegiatan anamnesa yaitu :
a. Sopan dan ramah
Sopan berarti memberi penghargaan, ramah memberi kesan menarik,
dengan demikian ibu akan tertarik datang ke unit pelayanan.
b. Menunjukkan niat membantu
Sikap ini memberi jaminan kepada ibu untuk mendapat pelayanan yang
memuaskan.
c. Menghargai
Sikap ini akan meletakkan martabat ibu sesuai dengan kondisinya.
d. Tanggap
Bersikap tanggap bisa lebih cepat mengenal kondisi ibu karena bosan atau
tidak nyaman.
e. Menjaga privasi
Privasi ibu sebagai wanita harus tetap dijaga selama memberi asuhan.
(Sulistyawati,2009

32
II. DATA FOKUS

A. Data fokus kehamilan tw I


Selama kunjungan antenatal pertama bidan mengumpulkan informasi
mengenai ibu untuk membina hubungan yang baik, saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi, dan merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan.
Dalam kunjungan selanjutnya bidan mengumpulkan informasi mengenai
kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan memberikan asuhan
individu yang khusus. Data fokus yang harus dikaji pada kehamilan TW I
yaitu:
1. Informasi biodata
Biodata ibu dan suami secara lengkap termasuk nomor telepon yang bisa
dihubungi
2. Riwayat kehamilan sekarang
Membantu bidan untuk menentukan umur kehamilan dengan tepat. Setelah
diketahui umur kehamilan ibu, bidan dapat memberikan konseling tentang
keluhan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi komplikasi dengan lebih
baik. Meliputi :
 HPHT
 Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk rabun senja)
 Keluhan-keluhan lazim yang dirasakan pada kehamilan
 Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
 Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang ditemukan
3. Riwayat kebidanan yang lalu
Membantu bidan mengelola asuhan kehamilan yang sekarang (konseling
khusus, tes, tindak lanjut dan rencana persalinan). Meliputi :

a. Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm,


persalinan prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forseps, vakum, SC)
b. Riwayat perdarahan pada kehamilan, persaliann atau nifas
sebelumnya
c. Hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan sebelumnya
d. Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
e. Masalah-masalah lain yang dialami

33
4. Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang diidap dahulu dan
sekarang.Membantu bidan dalam mengidentifikasi kondisi kesehatan
yang dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. Meliputi :
1. Masalah-masalah kardiovaskuler
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Malaria
5. PMS/HIV/AIDS
6. Lain-lain
7. Imunisasi tetanus
5. Riwayat Bio-Psiko-sosial-ekonomi
Membantu bidan dalam mengetahui dukungan terhadap ibu dan
pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu ibu dalam
merencanakan persalianan dengan baik. Meliputi :
e. Bernafas, makan, minum, BAB/BAK, istirahat, serta aktivitas
b. Status perkawinan
c. Respon orang tua dankeluarga
terhadap kehamilan ini
d. Riwayat KB
e. Dukungan keluarga
f. Pengambilan keputusan dalam
keluarga
g. Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi dengan fokus vitamin
A dan zat besi
h. Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat
dan alkohol
i. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
j. Tempat melahirkan dan penolong
persalianan yang diinginkan

6. Pengetahuan ibu

34
Membantu bidan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu,
sehingga bidan lebih terfokus untuk memberikan asuhan, seperti
konseling/KIE. Meliputi :
a. Nutrisi
b. Olahraga ringan/exercise
c. Istirahat
d. Kebersihan
e. Tanda-tanda bahaya
f. Aktivitas seksual ( tanyakan apakah aktif melakukan,
apakah ada keluhan, apakah sakit setelah melakukan,
apakah keluar lender darah dari vagina)
g. Body mekanik
h. Pakaian/sepatu
i. Pemberian ASI
j. Obat-obatan/merokok
k. Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
7. Pemeriksaan Fisik dan Test Laboratorium
Tujuannya adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan.
Bukti menunjukkan bahwa pemeriksaan fisik dan test selama kunjungan
pertama harus difokuskan pada pemeriksaan yang didukung oleh riset
ilmiah. Komponen dari pemeriksaan fisik yaitu:
Pemeriksaan fisik umum
- Tinggi badan
- Berat badan
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
- Nadi
- Suhu
- Respirasi
Kepala dan leher
- Edema di wajah
- Ikterus pada mata
- Mulut pucat
- Leher meliputi pembengkakan pada saluran
limfe/pembesaran

35
kelenjar tiroid
- Tangan dan kaki
- Edema pada jari tangan
- Kuku jari pucat
- Varices vena
- Refleks
Payudara
- Ukuran, simetris
- Puting payudara: masuk/menonjol
- Keluarnya kolostrum atau cairan lain
- Retraksi, dimpling
- Massa
Abdomen
- Luka bekas operasi
- Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Genital luar
- Varices
- Perdarahan
- Luka
- Cairan yang keluar
- Pengeluaran dari uretra dan skene
- Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang
keluar
Genital dalam
- Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi,
mobilitas,
tertutup/membuka
- Vagina : cairan yang keluar, luka, darah
- Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan,
masssa

8. Tes Laboratorium

36
Wanita hamil diperiksa urinenya untuk mengetahui kadar protein dan
glukosanya, darahnya untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah,
Hb, dan rubella.

B. Data fokus pada TW II


Kehamilan trimester II : uk 13 Minggu – 27 Minggu
Proses fisiologi :
1. Usia kehamilan 13 minggu pertumbuhan janin mulai optimal
2. Ibu mual muntah mulai berkurang , mulai beradaptasi dengan perubahan
hormone.
3. Ibu merasa stabil seperti saat tidak hamil nafsu makan mulai meningkat,
namun kadang-kadang lupa istirahat.
4. Berpotensi terjadi gejala trias, oedema, protein uri, hypertensi.
5. Usia kehamilan 16 minggu plasenta sudah terbentuk sempurna dan
berfungsi optimal
6. Peredaran darah ibu menyatu dengan peredaran darah janin.
7. Terjadi proses hemodelusi
8. Berpotensi terjadi anemia
9. Ibu merasakan gerakan janin
10. Usia kehamilan 20 minggu denyut jantung janin bisa didengarkan dengan
funduskop atau dopler.
11. Usia kehamilan 22 – 32 minggu terjadi pertumbuhan tulang janin.
12. Jika asupan makanan ibu kekurangan kadar kalsium, ibu akan mudah
merasakan ngilu pada ulang.
13. Postur tubuh lordosis karena disebabkan oleh pembesaran uterus.
14. Ibu lebih sering kencing karena pembesaran uterus.

C. Data fokus TW III


1. Data Subjektif
a. Umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu
b. Ibu mengeluh sering kencing, di sebabkan oleh kepala janin yang
mulai turun ke PAP.
c. Ibu hamil bernafas lebih cepat, karena adanya dorongan rahim yang
membesar terjadi desakan diagfragma dan kebutuhan O2 menjadi
meningkat sehingga ibu hamil bernafas lebih cepat 20 – 25 % dari
biasanya.
d. Ibu hamil mengeluh pegal – pegal pada daerah punggung, karena ibu
mengalami Lordosis Progresif yang di sebabkan oleh mobilitas sendi

37
sakro iliaka, sakro coccygeal, sendi pubis bertambah besar dan
menyebabkan rasa tidak nyaman pada bagian bawah punggung.
Data obyektif
a. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
1) UK 28 minggu : TFU 3 jari di atas pusat
2) UK 32 minggu : TFU ½ pusat – proceosus xiphoideus (px)
3) UK 36 minggu : TFU 1 jari di bawah proceosus xiphoideus (px)
4) UK 40 minggu : TFU 3 jari di bawah proceosus xiphoideus (px)
b. Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan raba abdomen pada wanita hamil di lakukan mulai pada
usia kehamilan 36 minggu untuk kehamilan normal dengan alas an
pada usia kehamilan tersebut, janin sudah tumbuh optimal sehingga
memenuhi seluruh rongga Rahim.
1) Leopold 1 : Mengetahui tinggi fundus uteri, untuk memperkirakan
Usia Kehamilan dan menentukan bagian-bagian janin yang berada
di fundus. Dalam keadaan fisiologis teraba bagian yang besar,
bulat, lunak, dan bila di tekan tidak terasa lentingan merupakan
pertanda dari bokong janin.
2) Leopold 2 : Mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada
bagian samping kanan atau kiri uterus ibu. Dalam keadaan
fisiologis pada sisi kiri atau kanan uterus ibu teraba bagian yang
datar dan melebar adalah pertanda dari punggung janin.
3) Leopold 3 : Menentukan bagian janin yang berada pada bagian
bawah uterus dan mengetahui apakah bagian tubuh janin yang
berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke Pintu
Atas Panggul ibu. Dalam keadaan fisiologis yang teraba pada
bagian bawah uterus ibu adalah teraba bulat, keras, dan melenting,
pertanda kepala janin. Apabila dapat dapat di goyangkan kepala
janin belum masuk PAP, dan jika tidak dapat di goyangkan
pertanda kepala janin sudah masuk PAP.
4) Leopold 4 : Memastikan apakah bagian rendah janin benar-benar
sudah masuk PAP atau belum, dan menentukan seberapa banyak
bagian terendah janin yang sudah masuk PAP. Apabila ibu jari dan
ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri dapat bertemu satu sama
lain di sebut konvergen, berarti bagian terendah janin belum masuk
PAP. Apabila ibu jari dan ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri

38
sejajar, berarti sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk
PAP. Sedangkan apabila kedua ibu jari dan ujung-ujung jari kanan
dan kiri tidak dapat di pertemukan disebut divergen, berarti
sebagian besar terendah janin sudah masuk PAP.
c. Pemeriksaan DJJ
Untuk mengetahui detak jantung janin apakah normal atau tidak.
Dalam keadaan fisiologis denyut jantung janin 120 – 160x/menit.

III. INTERPRETASI DATA


A. Interpretasi data pada ibu hamil TW I
1. Apabila saat pengkajian didapatkan data :
a. Ibu mengalami mual muntah lebih dari 10 kali sehari.
b. Pada saat makan ibu langsung memuntahkan makanannya.
c. Ibu mengalami penurunan berat badan yang drastis.
d. Ibu mengalami penurunan nafsu makan.
Hal diatas merupakan tanda – tanda ibu mengalami mual muntah yang
berlebihan atau hiperemesis gravidarum.

2. Apabila pada saat pengkajian ditemukan data meliputi :


a. Ibu melakukan aktivitas fisik yang berat seperti naik
kendaraan perjalanan jarak jauh.
b. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang merangsang
seperti durian, minuman keras ( alkohol)
c. Melakukan hubungan seksual yang menyebabkan
terjadinya perdarahan.
d. Mengeluh gatal atau nyeri pada lubang vagina
e. Kehamilan yang tidak berkembang.
f. Penyakit kandungan seperti mola, endometriosis, dll.
g. Penyakit penyerta kehamilan

39
Hal tersebut diatas merupakan pemicu terjadinya abortus, apabila ibu
mengalami perdarahan dan pada data ditemukan hal seperti diatas maka
diagosa yang dapat ditegakkan yaitu abortus.

B. Interpretasi data pada ibu hamil TW II


1. Apabila saat pengkajian data didapatkan data :
a. ibu mengeluh kadang-kadang merasakan pusing
b. ibu merasa sangat lelah.
c. ibu terlihat pucat
d. pada saat dilakukan pemeriksaan pada konjungtiva ibu tampak pucat
e. pada saat pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil hemoglobin darah
pada ibu rendah yakni 10.g/dl
Hal tersebut diatas mengalami pusing dan merasa sangat lelah dan dari hasil
laboratorium menunjukan kadar hemoglobin dalam darah ibu turuh yakni
10. g/dl dari yang ditemukan diatas maka diagosa yang dapat ditegakkan
yaitu anemia ringan

C. Interpretasi data pada ibu hamil TW III


1. TW III awal UK 28 minggu
a. Terjadi puncak hemodilusi yang menyebabkan penurunan Hb atau
anemia
b. Pembesaran uterus mulai optimal mendesak kandung kencing
sehingga ibu sering kecil
c. Potensial terjadi anemia berat jika ibu kurang istirahat dan kurang
asupan nutrisi tidak optimal
d. Potensial terjadi trias symtum jika aktifitas tubuh yang berlebihan
2. TW III Pertengahan UK 36 – 37 minggu
a. Terjadi kontraksi bractonhic akibat menuanya plasenta.
b. Ptensial terjadi perdarahan, ketuban pecah dini, gejala
preeclampsia dan eklampsia
3. TW III Akhir UK 38-40 minggu
a. Mulai timbul kontraksi uterus (His palsu).
b. Potensial terjadi gangguang denyut jantung bayi dan perubahan
gerakan janin.

40
IV. PERENCANAAN ASUHAN

A. Perencanaa asuhan pada ibu hamil TW I


1. Memberi KIE agar ibu paham terhadap kondisi
kehamilannya.
a. Menginformasikan proses kehamilan
b. Menginformasikan kebutuhan ibu hamil untuk mengoptimalkan
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
c. Memberikan edukasi tentang asupan nutrisi seperti makanan dan
minuman yang tidak boleh dikonsumsi ( buah (durian, nanas, salak, dll)
sayuran ( nangka dan kubus) daging atau ikan ( kambing, kerang, dan
sarden) minuman (yang mengandung alcohol))
d. Memberikan edukasi tentang aktivitas sehari – hari seperti hindarkan
naik kendaraan jarak jauh, pekerjaan naik turun tangga, menjingjing
terlalu berat, hubungan seksual jika ada keluhan sarankan menggunakan
kondom.
2. Memberi KIE supaya ibu proses kehamilan.
a. Menginformasikan proses organogenesis pada ibu.
b. Menjelaskan semua yang bisa menganggu proses
organogenesis.
3. Memberikan edukasi cara mencegah gangguan organogenesis
dengan cara:
a. Mengatasi mual muntah dan nafsu makan menurun dengan cara
makan sedikit demi sedikit, makanan yang tidak merangsang, pagi
pada saat bangun tidur sebelum turun dari tempat tidur minum
minuman yang hangat dan makan roti kering yang tawar atau asin
kurangi makanan yang manis.
b. Mengendalikan perasaan ngidam dengan memilih makanan yang
mengandung kadar protein tinggi.
c. Jika ada gangguan kesehatan jangan mengkonsumsi obat
sembarangan, setiap perlu mengkonsumsi obat konsultasikan ke
dokter kandungan atau bidan. Hidarkan diri dari kontak penyakit
menular

4. Memberikan suplemen :
Asam folat, vitamin B6 jika mual dan muntah, vitamin B complex untuk
memperbaiki nafsu makan.

41
5. Memberikan imunisasi tetanus toxoid bila dibutuhkan.
6. Kunjungan antenatal menjelang umur kehamilan 8 minggu dan
umur kehamilan 12 minggu ( pantau TFU)

B. Perencanaan asuhan pada ibu hamil TW II


1. KIE proses fisiologi kehamilan
a. Komunikasikan proses hemodelusi dan pertumbuhan tulang janin.
b. Informasikan resiko anemia yang mungkin terjadi dan pengaruhnya
terhadap proses perkembangan kehamilan dan persalinan
c. Berikan eduksi tentang :
1) Pemenuhan istirahat dan tidur
2) Pemenuhan asupan nutrisi seperti pemilihan bahan makanan kaya
protein dan zat besi.
3) Berikan suplemen berupa tablet preparat zat besi dan vitamin C
dan Laktas Kalicus/KALEK.
C. Perencaan asuhan pada ibu hamil TW III
1. TW III awal
a. Komunikasikan pembesaran uterus mendesak kandung
kencing.
b. Komunikasikan puncak hemodilusi beresiko anemia.
c. Komunikasikan resiko timbul gejala trias.
d. Informasikan keluhan sering kencing adalah normal.
e. Informasikan jika terjadi penurunan kadar Hb.
f. Informasikan gejala anemia seperti sakit kepala berkurang
setelah istirahat, lelah, mata berkunang-kunang.
g. Informasikan gejala preeclampsia seperti sakit kepala tidak
berkurang setelah istirahat dan nek pada ulu hati.
h. Edukasi cara mengatasi sering kencing yaitu kurangi
minum pada malam hari dan jaga kebersihan alat kelamin.
i. Edukasi mencegah timbulnya gejala trias dengan cukup
istirahat, hindarkan masalah psikologis.
j. Edukasi persiapan persalinan yaitu tempat bersalin,
transportasi, donor darah, dan persiapan pakaian.
k. Edukasi mencegah anemia yaitu asupan nutrisi cukup
kandungan protein, vitamin, dan karbohidrat. Memilih
bahan makanan seperti lauk (ikan daging segar, kacang-
kacangan, tahu, tempe) kemudian sayur (daun katu, kelor,
kanggung, toge, buncis, kacang panjang, sawi, bayam, dan
wortel). Hindarkan penyedap, pengawet, makanan siap saji.
2. TW III pertengahan
a. Informasikan tanda-tanda persalinan

42
b. Informasikan tanda bahaya seperti perdarahan, ketuban
pecah dini, gejala preeclampsia dan eklampsia
c. Edukasi teknik adaptasi dengan byeri persalinan
d. Edukasi teknik mengedan
e. Edukasi inisiasi menyusu dini
f. Edukasi pemberian ASI eksklusif
3. TW III akhir
a. Memastikan tindakan asuhan TW III awal dan
pertengan
b. Jika pada UK 40 minggu belum ada tanda-tanda
persalinan rujuk ke fasilitas PONEK.

Daftar Pustaka

Hernawati, ina,dkk,2011. Pegangan fasilitator kelas ibu hamil. Jakarta :


Kementerian Kesehatan RI.
Jannah, Nurul. 2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Saifudin,A.B. (2002), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal,edisi 3,Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sastrawinata,Sulaiman. 1981. Obstetri Patologi. Bandung: Universitas Padjajaran
Bandung
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Ummi, Hani. Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakara:
Salemba Medika

43
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kehamilan
https://ligianakhamalasantiya,wordpress.com/2013/06/27/antenatal-care-anc-2/

44

Anda mungkin juga menyukai