Pendahuluan
Meningkatnya bahaya HIV dan AIDS di kalangan remja saat ini disebabkan
karena minimnya pengetahuan tentang organ reproduksi yang ia miliki.meskipun
pembelajaran tentang organ reproduksi ini telah diberikan ketika sekolah dasar,
namun pengajaran ini hanya dilakukan secara teoritis saja sehingga banyak yang
belum memahami betul tentang organ reproduksinya.
Bidang studi Biologi khususnya pada topik reproduksi manusia dianggap sebagai
pelajaran yang rumit karena materi yang disajikan bersifat abstrak sehingga
menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi tersebut. Selain itu ada
beberapa materi pendukung seperti proses pembelahan sel, masuknya sperma ke
ovum, proses fertilisasi, dan sebagainya tidak memungkinkan untuk diperlihatkan
secara konvensional. Dengan demikian haruslah menggunakan alat bantu. Alat
bantu yang hendak ditawarkan yaitu dengan menggunakan multimedia
pembelajaran.
B. Rumusan masalah
A. Tujuan penelitian
Meningkatkan untuk meningkatkan motivasi , sikap ilmiah, dan hasil
belajar pembelajaran sistem reproduksi pada siswa kelas 8 SMP Negeri 4
Malang dengan menggunakan model stad.
B. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa
Meningkatkan sumber pembelajaran dan pemahaman siswa serta
motivasi agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
2. Bagi guru
D. Definisi Operasional
Pembelajaran STAD
Keterampilan berpikir kritis adalah suatu keterampilan yang tidak melekat pada
diri manusia mulai dari lahir. Keterampilan berpikir kritis harus dilatih dalam
proses belajar mengajar. Aspek indicator berpikir kirtis dibagi menjadi lima
menurut Ennis (1985: 46; 2011), yaitu: Memberikan penjelasan sederhana
(elementary clarification), Membangun Keterampilan Dasar (basic support),
Penarikan Kesimpulan (inference), Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
(advanced clarification), Mengatur Strategi dan Taktik (strategies and tactics).
Instrumen keterampilan berpikir kritis yang digunkan pada penelitian ini
menggunakan tes dengan soal essay pada materi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dengan soal yang berdasar kepada kelima indikator diatas.
3. Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar
yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek
yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif,afektif dan psikomotorik
(sudjana, 2010).
KAJIAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
A. Model STAD
Student Teams Achievment Division (STAD) adalah tipe kooperatif dimana guru
menyajikan informasi dapat berupa penyajian materi baik dengan ceramah,
demonstrasi, atau bahan bacaan, dilanjutkan siswa bekerja menyelesaikan tugas
yang diberikan dalam kelompoknya masing-masing, hasil pekerjaan
dipresentasikan oleh beberapa siswa mewakili kelompoknya. Guru kemudian
mengevaluasi hasil belajar tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dan teman-
temannya yang berorientasi pada belajar kelompok, menyajikan informasi secara
sederhana, kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang yang heterogen, yang
beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu
pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota
kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut, akhirnya semua siswa menjalani
kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh
saling membantu satu sama lain, nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan
dengan nilai kuis yang diperoleh sebelumnya, nilai-nilai itu kemudian dijumlah
untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria
tertentu dapat memperoleh hadiah (Rusman, 2010).
Model pembelajaran tipe STAD memiliki lima komponen utama:
1. Class Presentation
2. Team Work
Siswa dibagi dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima
siswa yang heterogen, baik jenis kelamin, berasal dari berbagai suku, kelompok
sosial, dan kemampuan akademik. Kemudian setiap anggota kelompok akan
mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. Dalam kerja kelompok antar siswa
saling membantu dalam penyelesaian tugas agar semua anggota kelompok dapat
memahami materi yang dibahas. Hasil kegiatan kelompok dipresentasikan di
depan kelas oleh wakil setiap kelompok secara bergantian. Guru memberikan
kunci jawaban serta menjelaskan jika ada siswa yang belum paham.
3. Quizzes
Siswa diberi soal tes untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa
mengenai materi yang telah dibahas. Siswa tidak diperkenankan bekerjasama.
Skor yang didapat akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.
5. Team Recognation
Keterampilan berpikir kritis ialah salah satu tujuan penting dalam pendidikan.
Salah satu keterampilan yang diharapkan menjadi output pada proses
pembelajaran yang berlangsung ialah keterampilan berpikir kritis (Kemdikbud,
2016; Lai, 2011). Keterampilan berpikir kritis merupakan suatu pemikiran
rasional dan refleksi yang focus pada suatu keyakinan dan keputusan yang hendak
dilakukan (Ennis, 1993; Ennis, 2011). Berpikir kritis ialah interpretasi dan
evaluasi terampil serta aktif kepada observasi dan komunikasi, informasi dan
argumentasi (Fisher, 2009). Siswa yang ditanami dengan keterampilan berpikir
kritis dapat mencermati argument orang lain baik benar maupun salah yang
berdasar pada kebenaran ilmiah dan pengetahuan sehingga siswa tanpa ragy dapat
memutuskan untuk menilai argument yang benar dan salah. Berpikir kritis penting
untuk seseorang dalam memenuhi tuntutan pribadi, social, dan professional yang
selalu berubah di masyarakat (Che,2002: 84). Partnership for 21st Century Skills
mengidentifikasi jika kemampuan berpikir kritis adalah salah satu hal yang
diperlukan untuk menyiapkan siswa dijenjang pendidikan dan dunia kerja
(Zubaidah, 2015). Saat ini pendidikan memerlukan pelatihan kepada siswa agar
nantinya siswa memiliki keterampilan berpikir kritis, sehingga siswa dapat
berperilaku adaptif dalam menghadapi tantangan dan tututan dalam kehidupan
sehari-hari. Aspek indicator berpikir kirtis dibagi menjadi lima menurut Ennis
(1985: 46; 2011), yaitu:
- Memfokuskan pertanyaan
- Menganalisis argument
- Mengidentifikasi asumsi
C. Hasil Belajar
Hasil belajar ialah kemampuan yang didapatkan individu setelah proses belajar
mengajar berlangsung, yang memberikan perubahan tingkah laku baik,
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Hamalik (1995: 48) berpendapat bahwa hasil belajar ialah
“Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya secara berulang-ulang”.
Pendapat ini didukung oleh Sudjana (2005: 3), yang berpendapat bahwa hasil
belajar merupakan “perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotor yang didapatkan siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan
sesuatu yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dari
nilai hasil tes saat pembelajaran dan perubahan perilaku siswa. Dalam penelitian
ini hasil belajar yang dimaksud yakni hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes
tulis dan penilaian proses saat penelitian. Hasil belajar ini dapat diukur dengan
ketuntasan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan indikator yang
telah ditentukan.
Hasil belajar Psikomotorik diketahui oleh adanya aktivitas fisik dan keterampilan
kerja oleh pesetra didik serta tidak membutuhkan penggunaan kertas dan
pensil/pena.seperti yang dinyatakan oleh Bloom dalam bukunya Ismet Basuki dan
Hariyanto yang berjudul Asesmen Pembelajaran. Bloom berpendapat bahwa
ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar yang pencapaiannya lewat
keterampilan manipulasi yang berhubungan dengan otot dan kekuatan fisik. Siswa
melaksanakan tugas tertentu yang membutuhkan keterampilan, seperti dalam
praktik berpidato dalam pembelajaran bahasa Indonesia, Praktik Shalat pada
pelajaran agama, praktik olahraga dalam pendidikan jasmani, praktik-praktik di
laboratorium IPA, dan lain sebagianya (Ismet, B, dkk., 2014).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini tergolong penelitiam tindakan kelas dengan dua siklus,
masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap planing, implementing,
observing, dan reflecting. Pendekatan yang digunakan adalah kualintatif.
B. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswakelas VIII SMP Negeri 4 Malang
dengan jumlah 36 orang, terdiri atas 14 orang laki-laki dan 24 orang
perempuan.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Oktober 2017 sampai dengan
18 Februari 2018. Secara rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
D. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian tindakan kelas ini tertera tabel 3.2
1. Planning
a. Menyusun RPP
b. Menyusun instrumen
c. Menyiapkan media
d. Menyiapkan LKS
2. Implementing
3. Observing
4. Reflecting
Reflecting merupakan tahap analisis data yang telah diperoleh pada saat observing
guna mengetahui apakah penelitian telah berhasil atau belum.