Anda di halaman 1dari 19

KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN (F.2)

Dengan Masalah :

UPAYA MENINGKATKAN KEBIASAAN CUCI TANGAN


PAKAI SABUN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA
PENTUR SIMO BOYOLALI

Disusun Oleh :

dr. Noviana Rahmawati

UPT PUSKESMAS SIMO

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

2017

1
BERITA ACARA PRESENTASI

Pada hari ini, ..............., tanggal .......................... 2017 telah dipresentasikan laporan
kegiatan UKM Upaya Kesehatan Lingkungan oleh :

Nama : dr. Noviana Rahmawati


No. ID Peserta :

Dengan Judul : UPAYA MENINGKATKAN


KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI
SABUN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
DI DESA PENTUR SIMO BOYOLALI

Nama Pendamping : dr. Binastiti Sal Indira


NIP : 19730903.200801.2.006
Nama Wahana : Puskesmas Simo Kabupaten Boyolali

No NAMA PESERTA PRESENTASI NO ID PESERTA TANDA TANGAN

1 dr. Dimas Alan Setiawan

2 dr. Greta Adityastuti SP

3 dr. Tsalasa Agustina

4 dr. Sonia Putri P

5 dr. Ulfah Wulandari

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya

Pendamping Internship

dr. Binastiti Sal Indira


NIP 19730903.200801.2.00
2
HALAMAN PENGESAHAN

TELAH DISAHKAN DAN DISETUJUI LAPORAN KEGIATAN UKM

DOKTER INTERNSHIP :

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN (F.2)

JUDUL : UPAYA MENINGKATKAN KEBIASAAN CUCI


TANGAN PAKAI SABUN BAGI SISWA
SEKOLAH DASAR DI DESA PENTUR SIMO
BOYOLALI

NAMA : dr. Noviana Rahmawati


NO ID :

PADA : HARI :

TANGGAL : 2017

Boyolali, 2017

Pendamping

dr. Binastiti Sal Indira

NIP 19730903.200801.2.00

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
upaya kesehatan ibu dan anak. Tugas upaya kesehatan lingkungan yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Bagi Siswa Sekolah
Dasar Di Desa Pentur Simo Boyolali” ini disusun memenuhi persyaratan dalam
program dokter internship.

Terselesaikannya tugas Upaya Kesehatan lingkungan ini tidak lepas dari


dukungan dan bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Binastiti Sal Indira, selaku dokter pendamping internship di


Puskesmas Simo yang telah memberikan bimbingan selama
menjalankan program dokter internship di Puskesmas Simo.

2. drg. Ninuk Sri Sunarsih, selaku Kepala Puskesmas Simo yang telah
memberi ijin untuk menjalankan program dokter internship di
Puskesmas Simo.

3. Teman sejawat dokter intership yang selalu bersedia membantu


dalam pelaksanaan program.

4. Seluruh bidan desa dan kader yang telah membantu dalam semua
penyelenggaraan kegiatan.

5. Seluruh karyawan di Puskesmas Simo yang telah membantu dan


memberikan kesempatan untuk belajar di Puskesmas Simo.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kesehata lingkungan ini masih


belum sempurna. Penulis berterima kasih akan adanya kritik dan saran sehingga
dapat digunakan untuk penulisan laporan berikutnya. Besar harapan tulisan ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan kesehatan di Puskesmas Simo.

Penulis

4
DAFTAR ISI

1. Halaman Judul ..................................................................................1

2. Berita Acara Presentasi .....................................................................2

3. Halaman Pengesahan ........................................................................3

4. Kata Pengantar ..................................................................................4

5. Daftar Isi ...........................................................................................5

6. Latar Belakang Masalah ...................................................................6

7. Permasalahan ....................................................................................8

8. Perencanaan dan Intervensi ..............................................................9

9. Pelaksanaan Kegiatan .....................................................................10

10. Monitoring dan Evaluasi ................................................................13

11. Simpulan dan Saran ........................................................................15

12. Lampiran .........................................................................................17

13. Daftar Pustaka ................................................................................18

5
F.2 KESEHATAN LINGKUNGAN

“UPAYA MENINGKATKAN KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA PENTUR SIMO BOYOLALI”

A. LATAR BELAKANG

Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular


seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai
penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah kematian. Diare
biasanya kuman ditransmisikan dari tangan yang tidak bersih ke makanan. Kuman-
kuman kemudian memapar ke person yang makanan tersebut. Hal ini bisa diegah
dengan selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan
makanan ( Darmiatun, 2013).
Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah besar virus yang
menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran
cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti
pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak
membiasakan diri untuk melakukan dengan benar pada saat yang penting ( Umar,
2009 dalam Mirzal ). Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingya mencuci
tangan, namun dalam kenyataanya masih sangat sedikit ( hanya 5% yang
tahubagaimana cara melakukanya dengan benar. Hal ini sangat penting untuk di
ajarkan pada masyarakat agar bias mencegah terjadinya penyakit ( Siswanto, 2009
dalam Zuraidah).
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Mencuci tangan
merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari ke dua tangan
dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme (Tietjen, 2003 dalam Moestika ). Cuci tangan memakai sabun
(CTPS) merupakan cara yang sangat efektif untuk membatasi transmisi berbagai
penyakit pada anak, termasuk diare dan infeksi pernapasan yang bersama-sama
menyebabkan sekitar 5 juta kematian anak secara global tiap tahun. UNICEF juga
menekankan bahwa diare sendiri telah menyebabkan kematian anak setiap 30 detik

6
sehingga diare menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian anak dengan
angka 35% disusul dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 32%
(Scott et al., 2007).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) merupakan salah satu ruang lingkup
Pamsimas. Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah
untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi dan meningkatkan perilaku
hygienis masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Salah satu indikator keberhasilan
Program Pamsimas komponen B yaitu 80% dari sasaran masyarakat telah
menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (Program Pamsimas, 2012).
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa ISPA dan diare
masih ditemukan dengan presentase tertinggi pada anak usia dibawah lima tahun,
yakni 43% dan 16%. Demikian pula perilaku CPTS yang tidak benar, masih tinggi
ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah. Anak pada usia tersebut sangat aktif
dan rentan terhadap penyakit maka dibutuhkan peningkatan kesadaran mereka akan
pentingnya CTPS ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semakin banyaknya anak
yang melakukan CTPS, akan memberi kontribusi signifikan terhadap pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium untuk menurunkan 2/3 kasus kematian anak pada
tahun 2015 yang akan datang (Kemenkes RI, 2011).
Meningkatkan kesadaran akan CTPS ditujukan kepada mereka yang
beresiko tinggi untuk terjangkit penyakit menular seperti ISPA, dan diare yaitu
mereka yang berpeluang terpapar seperti anak-anak di sekolah dan di asrama
pesantren. Di Kecamatan Simo pada bulan Mei 2017, kasus ISPA merupakan kasus
terbanyak dalam 10 besar penyakit yang ditangani di Puskesmas Simo dengan
besarnya kunjungan sebanyak 242. Sedangkan diare masuk pada urutan nomer 13
sebanyak 35 kasus.
Selain itu, kelompok masyarakat beresiko tinggi yaitu mereka yang berada
di pasar, petugas perbatasan seperti badara, pelabuhan dan pos perbatasan darat.
CTPS sebaiknya dilakukan sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum
menyiapkan makanan dan menyuapi bayi, setelah mengganti popok atau menyeboki
anak, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menjenguk orang
sakit serta sebelum dan sesudah mengobati luka (Kemenkes RI, 2012).
Dari 13 desa yang ada di Kecamatan Simo, sepanjang tahun 2008 hingga
2013 terdapat lima desa yang sudah menjalankan program Pamsimas, sudah

7
memiliki sarana dan melaksanakan kegiatan CTPS yaitu Desa Pelem, Desa Kedung
Lengkong, Desa Wates, Desa Walen dan Desa Gunung. Delapan desa yang belum
Pamsimas, masih kesulitan untuk melaksanakan kegiatan CTPS karena sarana air
bersih yang ada belum memadai.
Salah satu desa yang belum yaitu Pentur. Pentur adalah desa di kecamatan
Simo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia, terletak di ujung barat Kecamatan Simo
Kabupaten Boyolali berbatasan dengan Desa Tawang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang. Letak geografi desa Pentur adalah perbukitan dan tidak rata,
sehingga lebih tinggi dari desa yang lain di kecamatan Simo. Di desa Pentur terdapat
mata air yang digunakan sebagai sumber kehidupan warga sekitar sebagai air minum,
mencuci, mandi dan kegiatan lainnya karena wilayahnya yang tidak terjangkau
Berdasarkan uraian di atas, maka sosialisasi cuci tangan pakai sabun yang
benar untuk anak-anak usia sekolah dasar terutama di desa Pentur penting dilakukan
sehingga diharapkan mampu menekan angka terjangkitnya penyakit seperti ISPA
dan diare. Serta diharapkan dapat melakukan koordinasi dengan pemegang program
untuk melengkapi sarana CTPS yang ada di masyarakat baik di rumah penduduk
maupun di tempat umum seperti sekolah supaya pelaksanaan cuci tangan pakai sabun
dapat dilakukan secara merata di wilayah Kecamatan Simo.

B. PERMASALAHAN

Masyarakat belum paham mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun


dan praktiknya pun belum dilakukan secara benar. Hal tersebut diketahui saat saya
melakukan penyuluhan di sekolah dasar di desa yang belum menjalankan program
Pamsimas. Pembinaan UKS dan program dokter kecil di sekolah dasar selama ini
juga belum merambah tentang kegiatan cuci tangan pakai sabun. Selain itu terdapat
tingginya kunjungan ISPA dan diare di Puskesmas Simo.
Cuci tangan pakai sabun sebaiknya dilakukan selama kurang lebih 40-60
detik. Hal tersebut diharapkan dapat memaksimalkan sabun untuk meluruhkan
dinding sel bakteri yang menempel di tangan manusia. Ada langkah sederhana
mengenai cuci tangan pakai sabun yang diterapkan Kementrian Kesehatan RI dan
sesuai standar WHO, yaitu :
1. Setelah menyalakan kran air dan mengambil sabun, mulailah
menggosok kedua telapak tangan bagian depan,

8
2. Kemudian menggosok kedua punggung tangan secara bergantian,
3. Menggosok sela-sela jari tangan
4. Menggosok buku-buku jari secara bergantian
5. Menggosok kuku jari dengan mengerucutkan seluruh jari ke salah satu
telapak tangan yang lain secara bergantian,
6. Menggosok kedua ibu jari/jempol tangan secara bergantian,
7. Menggosok kedua pergelangan tangan secara bergantian
8. Membasuh kedua tangan dengan air mengalir hingga bersih
9. Mematikan kran air dan mengeringkan tangan

Untuk memudahkan pemahaman siswa sekolah dasar, saya menyampaikan


tujuh langkah cuci tangan pakai sabun menggunakan teori dan praktik langsung di
lapangan dengan harapan dapat menarik minat siswa dan mereka dapat melakukan
CPTS dengan cara yang menyenangkan dan mudah diingat hingga mereka dewasa.
Selain itu, sarana air bersih yang ada di tiap masyarakat masih minim. Hal
ini dikarenakan dari 13 desa yang ada di wilayah Kecamatan Simo, hanya 5 desa saja
yang sudah melaksanakan program Pamsimas. Minimnya sarana air bersih di
lingkungan sekitaran rumah/tempat tinggal dan di tempat umum seperti di sekolah-
sekolah menyebabkan minimnya praktik CTPS di desa yang belum mengadakan
program Pamsimas. Sarana cuci tangan pakai sabun yaitu air bersih, sabun dan
media, poster atau gambar mengenai pesan CTPS.

C. PERENCANAAN DAN INTERVENSI


Rencana Kegiatan
No. Prioritas Masalah Metode dan Pendekatan
(Intervensi)
Kurang pahamnya Memberikan Mengadakan penyuluhan
masyarakat mengenai informasi kepada dan demo mengenai cuci
pentingnya cuci tangan masyarakat, tangan pakai sabun di
pakai sabun dan khususnya pada para sekolah dasar
1. praktiknya belum guru dan siswa menggunakan alat peraga
dilaksanakan dengan sekolah dasar berbentuk ember yang
benar. Hal tersebut mengenai pentingnya memiliki kran air serta
menyebabkan cuci tangan pakai sabun dan handuk untuk
tingginya angka sabun yang harus mengeringkan. Demo cuci

9
kunjungan pasien diterapkan sebagai tangan pakai sabun
dengan ISPA dan diare budaya dan kebiasaan dilakukan dengan cara
di Puskesmas Simo dalam kehidupan bernyanyi bersama sambil
sehari-hari mempraktikan langkah
cuci tangan pakai sabun.
Belum maksimalnya Memasang poster Berkoordinasi dengan
program pembinaan bergambar tentang pemegang program UKS
2.
UKS merambah CTPS yang benar dan manajemen
kegiatan demo CTPS Puskesmas
Sarana CTPS (air Mengadakan Berkoordinasi dengan
bersih, sabun) masih pertemuan dengan pemegang program
belum memadai baik di berbagai pihak terkait kesling
sekolah maupun di program pamsimas
3.
tempat tinggal di desa (desa, kecamatan
yang belum maupun pemda
menjalankan program setempat)
Pamsimas
Tidak adanya media Pembuatan poster Berkoordinasi dengan
gambar atau poster CTPS manajemen puskesmas,
4.
tentang tatacara CTPS pemegang program
yang baik kesling dan UKS

D. PELAKSANAAN DAN INTERVENSI


No. Jenis kegiatan Waktu Lokasi Pelaksana
1. a. Mengadakan  9  SDN 1 dr. Noviana
penyuluhan ke Agustus Pentur dr. Sonia
Sekolah Dasar/MI 2017
mulai dari kelas 1  12
hingga kelas 6 di desa Agustus  MI
Pentur wilayah 2017 Ngroto dr. Noviana
Kecamatan Simo Gema
mengenai pentingnya (pemegang

10
cuci tangan pakai program
sabun yang harus kesling)
diterapkan sebagai
kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari,
meliputi :
 dilakukan sebelum
makan,
 setelah buang air
besar,
 sebelum menyiapkan
makanan dan
menyuapi bayi,
 setelah mengganti
popok atau menyeboki
anak,
 setelah memegang
hewan peliharaan,
 sebelum dan setelah
menjenguk orang sakit
 sebelum dan sesudah
mengobati luka.
b. Menginformasikan
kepada siswa sekolah
dasar mengenai
pentingnya cuci
tangan pakai sabun
menggunakan air
bersih melalui kran air
yang mengalir
c. Selalu mengajak
masyarakat khususnya
siswa sekolah dasar

11
untuk menerapkan
cuci tangan pakai
sabun sebagai
kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari
2. Berkoordinasi dengan Insidental Puskesmas dr. Noviana
pemegang program Kesling Simo
untuk penyediaan sarana
CTPS dengan pihak yang
terkait untuk Mengadakan
pertemuan dengan berbagai
pihak terkait program
pamsimas
3. Berkoordinasi dengan Insidental Puskesmas dr. Noviana
pemegang program UKS dan Simo
manajemen Puskesmas untuk
menggerakan dokter kecil
sebagai kader yang
menggalakkan kegiatan CTPS
4. Pengadaan poster bergambar Insidental Puskesmas Dokter
tentang CTPS sebagai media simo internship
yang membantu terwujudnya berkoordina
kegiatan CTPS dalam si dengan
kehidupan sehari-hari pemegang
program
kesling,
swadaya
masyarakat
dan sekolah

12
E. MONITORING DAN EVALUASI
No. Jenis Kegiatan Target Hasil
1. a. Mengadakan a. Siswa sekolah a. Adanya
penyuluhan ke Sekolah dasar tanggapan
Dasar/MI mulai dari memahami positif dari
kelas 1 hingga kelas 6 di pentingnya siswa sekolah
wilayah Kecamatan cuci tangan dasar untuk
Simo mengenai pakai sabun belajar
pentingnya cuci tangan dan mempraktikan
pakai sabun yang harus mempraktikan cuci tangan
diterapkan sebagai kegiatan cuci pakai sabun
kebiasaan dalam tangan pakai yang benar.
kehidupan sehari-hari, sabun sebagai b. Kegiatan cuci
meliputi : kebiasaan yang tangan pakai
 dilakukan sebelum diterapkan sabun sudah
makan, dalam baik saat
 setelah buang air besar, kehidupan dilakukan
 sebelum menyiapkan sehari-hari penyuluhan
makanan dan menyuapi b. Siswa mampu dan praktik,
bayi, menerapkan akan tetapi

 setelah mengganti perilaku cuci masih perlu

popok atau menyeboki tangan pakai dilakukan

anak, sabun untuk pemantauan

 setelah memegang dirinya sendiri secara berkala.

hewan peliharaan, dan mampu

 sebelum dan setelah mengajak

menjenguk orang sakit anggota


keluarganya
 sebelum dan sesudah
melakukan hal
mengobati luka.
yang sama
b. Menginformasikan
c. Memantau
kepada siswa sekolah
kegiatan cuci
dasar mengenai
tangan pakai
pentingnya cuci tangan

13
pakai sabun sabun dalam
menggunakan air bersih kehidupan
melalui kran air yang sehari-hari
mengalir
c. Selalu mengajak
masyarakat khususnya
siswa sekolah dasar
untuk menerapkan cuci
tangan pakai sabun
sebagai kebiasaan
dalam kehidupan
sehari-hari
2. Berkoordinasi dengan Setiap desa baik di Dalam proses
pemegang program Kesling rumah maupun tempat pelaksanaan
untuk penyediaan sarana air umum seperti sekolah
bersih dan sabun dengan memiliki sarana cuci
pihak yang terkait tangan pakai sabun
yang memadai
3. Berkoordinasi dengan Para siswa menjadikan Dalam proses
pemegang program UKS kegiatan CTPS pelaksanaan
dan manajemen Puskesmas sebagai kebiasaan
untuk Menggerakan dokter dalam kehidupan
kecil sebagai kader yang sehari-hari
menggalakkan kegiatan
4. Poster CTPS bergambar Siswa dapat a. Adanya
tentang langkah CTPS yang melakukan cuci tangan tanggapan
benar yang baik dan benar positif dari
guru di sekolah
dasar untuk
memasang
poster cuci
tangan pakai
sabun di dekat

14
tempat cuci
tangan seperti
wastafel atau
kran air.
b. Sudah baik,
akan tetapi
diperlukan
bantuan guru
untuk
memantau
anak saat
melakukan
cuci tangan
pakai sabun
agar sesuai
dengan
langkah yang
benar.

F. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Simpulan
1. Cuci tangan pakai sabun merupakan suatu intervensi kesehatan
sederhana yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh seluruh
masyarakat. Banyak penyakit yang dapat dicegah dengan CTPS
terutama ISPA dan diare.
2. Masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang CTPS dan
praktiknya yang benar di desa Pentur wilayah kecamatan Simo.

b. Saran
1. Untuk masyarakat, agar selalu berusaha meningkatkan kualitas kesehatan,
terutama dengan cara melakukan cuci tangan pakai sabun sebagai
kebiasaan yang dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.

15
2. Untuk petugas kesehatan dan kader diharapkan secara rutin mengadakan
penyuluhan untuk melakukan ajakan mengenai CTPS.
3. Untuk pemegang program diharapkan melakukan koordinasi dengan desa
dan pihak terkait untuk melengkapi sarana air bersih dan sabun supaya
kegiatan CTPS dapat berjalan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
taraf kesehatan di wilayah Kecamatan Simo.

16
LAMPIRAN

Gambar 1. Penyuluhan CTPS di SD N 1 Pentur

Gambar 2. Praktik CTPS di SD N 1 Pentur

Gambar 3. Praktik CTPS di MI Ngroto

17
DAFTAR PUSTAKA

Darmiatum , 2013. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai


Tatanan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan.

Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2011. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Sederhana yang
Berdampak Luar Biasa.

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Besih dan Sehat. Jakarta :
-[Kementrian Kesehatan RI.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.
Jakarta: EGC.

Program Pamsimas. 2012. Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Program


Pamsimas Komponen B. Sekretariat CPIU Pamsimas Komponen B : Kementrian
Kesehatan RI.

Scott M Hammer, Chang A Y, Maria E Parrales, Javier Jimenez, Magdalena E


Sobieszczyk, David J Copenhaver, et al. Combining google earth and GIS
maping Technologies in a dengue surveillance system for developing countries..
http://www.ij-healthgeographics.com/conten/8/1/49. [Diakses 10 September
2017].

Siswanto, Hadi. (2009). Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.

Tietjen, L., 2003. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Dengan
Sumber Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

18
Umar(2009). Kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi pada anak SDN 34
Pekalongan, Jawa Tengah. Makara Kesehatan.

19

Anda mungkin juga menyukai