CTPS Pentur
CTPS Pentur
Dengan Masalah :
Disusun Oleh :
2017
1
BERITA ACARA PRESENTASI
Pada hari ini, ..............., tanggal .......................... 2017 telah dipresentasikan laporan
kegiatan UKM Upaya Kesehatan Lingkungan oleh :
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya
Pendamping Internship
DOKTER INTERNSHIP :
PADA : HARI :
TANGGAL : 2017
Boyolali, 2017
Pendamping
NIP 19730903.200801.2.00
3
KATA PENGANTAR
2. drg. Ninuk Sri Sunarsih, selaku Kepala Puskesmas Simo yang telah
memberi ijin untuk menjalankan program dokter internship di
Puskesmas Simo.
4. Seluruh bidan desa dan kader yang telah membantu dalam semua
penyelenggaraan kegiatan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
7. Permasalahan ....................................................................................8
5
F.2 KESEHATAN LINGKUNGAN
A. LATAR BELAKANG
6
sehingga diare menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian anak dengan
angka 35% disusul dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 32%
(Scott et al., 2007).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) merupakan salah satu ruang lingkup
Pamsimas. Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah
untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi dan meningkatkan perilaku
hygienis masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Salah satu indikator keberhasilan
Program Pamsimas komponen B yaitu 80% dari sasaran masyarakat telah
menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (Program Pamsimas, 2012).
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa ISPA dan diare
masih ditemukan dengan presentase tertinggi pada anak usia dibawah lima tahun,
yakni 43% dan 16%. Demikian pula perilaku CPTS yang tidak benar, masih tinggi
ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah. Anak pada usia tersebut sangat aktif
dan rentan terhadap penyakit maka dibutuhkan peningkatan kesadaran mereka akan
pentingnya CTPS ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semakin banyaknya anak
yang melakukan CTPS, akan memberi kontribusi signifikan terhadap pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium untuk menurunkan 2/3 kasus kematian anak pada
tahun 2015 yang akan datang (Kemenkes RI, 2011).
Meningkatkan kesadaran akan CTPS ditujukan kepada mereka yang
beresiko tinggi untuk terjangkit penyakit menular seperti ISPA, dan diare yaitu
mereka yang berpeluang terpapar seperti anak-anak di sekolah dan di asrama
pesantren. Di Kecamatan Simo pada bulan Mei 2017, kasus ISPA merupakan kasus
terbanyak dalam 10 besar penyakit yang ditangani di Puskesmas Simo dengan
besarnya kunjungan sebanyak 242. Sedangkan diare masuk pada urutan nomer 13
sebanyak 35 kasus.
Selain itu, kelompok masyarakat beresiko tinggi yaitu mereka yang berada
di pasar, petugas perbatasan seperti badara, pelabuhan dan pos perbatasan darat.
CTPS sebaiknya dilakukan sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum
menyiapkan makanan dan menyuapi bayi, setelah mengganti popok atau menyeboki
anak, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menjenguk orang
sakit serta sebelum dan sesudah mengobati luka (Kemenkes RI, 2012).
Dari 13 desa yang ada di Kecamatan Simo, sepanjang tahun 2008 hingga
2013 terdapat lima desa yang sudah menjalankan program Pamsimas, sudah
7
memiliki sarana dan melaksanakan kegiatan CTPS yaitu Desa Pelem, Desa Kedung
Lengkong, Desa Wates, Desa Walen dan Desa Gunung. Delapan desa yang belum
Pamsimas, masih kesulitan untuk melaksanakan kegiatan CTPS karena sarana air
bersih yang ada belum memadai.
Salah satu desa yang belum yaitu Pentur. Pentur adalah desa di kecamatan
Simo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia, terletak di ujung barat Kecamatan Simo
Kabupaten Boyolali berbatasan dengan Desa Tawang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang. Letak geografi desa Pentur adalah perbukitan dan tidak rata,
sehingga lebih tinggi dari desa yang lain di kecamatan Simo. Di desa Pentur terdapat
mata air yang digunakan sebagai sumber kehidupan warga sekitar sebagai air minum,
mencuci, mandi dan kegiatan lainnya karena wilayahnya yang tidak terjangkau
Berdasarkan uraian di atas, maka sosialisasi cuci tangan pakai sabun yang
benar untuk anak-anak usia sekolah dasar terutama di desa Pentur penting dilakukan
sehingga diharapkan mampu menekan angka terjangkitnya penyakit seperti ISPA
dan diare. Serta diharapkan dapat melakukan koordinasi dengan pemegang program
untuk melengkapi sarana CTPS yang ada di masyarakat baik di rumah penduduk
maupun di tempat umum seperti sekolah supaya pelaksanaan cuci tangan pakai sabun
dapat dilakukan secara merata di wilayah Kecamatan Simo.
B. PERMASALAHAN
8
2. Kemudian menggosok kedua punggung tangan secara bergantian,
3. Menggosok sela-sela jari tangan
4. Menggosok buku-buku jari secara bergantian
5. Menggosok kuku jari dengan mengerucutkan seluruh jari ke salah satu
telapak tangan yang lain secara bergantian,
6. Menggosok kedua ibu jari/jempol tangan secara bergantian,
7. Menggosok kedua pergelangan tangan secara bergantian
8. Membasuh kedua tangan dengan air mengalir hingga bersih
9. Mematikan kran air dan mengeringkan tangan
9
kunjungan pasien diterapkan sebagai tangan pakai sabun
dengan ISPA dan diare budaya dan kebiasaan dilakukan dengan cara
di Puskesmas Simo dalam kehidupan bernyanyi bersama sambil
sehari-hari mempraktikan langkah
cuci tangan pakai sabun.
Belum maksimalnya Memasang poster Berkoordinasi dengan
program pembinaan bergambar tentang pemegang program UKS
2.
UKS merambah CTPS yang benar dan manajemen
kegiatan demo CTPS Puskesmas
Sarana CTPS (air Mengadakan Berkoordinasi dengan
bersih, sabun) masih pertemuan dengan pemegang program
belum memadai baik di berbagai pihak terkait kesling
sekolah maupun di program pamsimas
3.
tempat tinggal di desa (desa, kecamatan
yang belum maupun pemda
menjalankan program setempat)
Pamsimas
Tidak adanya media Pembuatan poster Berkoordinasi dengan
gambar atau poster CTPS manajemen puskesmas,
4.
tentang tatacara CTPS pemegang program
yang baik kesling dan UKS
10
cuci tangan pakai program
sabun yang harus kesling)
diterapkan sebagai
kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari,
meliputi :
dilakukan sebelum
makan,
setelah buang air
besar,
sebelum menyiapkan
makanan dan
menyuapi bayi,
setelah mengganti
popok atau menyeboki
anak,
setelah memegang
hewan peliharaan,
sebelum dan setelah
menjenguk orang sakit
sebelum dan sesudah
mengobati luka.
b. Menginformasikan
kepada siswa sekolah
dasar mengenai
pentingnya cuci
tangan pakai sabun
menggunakan air
bersih melalui kran air
yang mengalir
c. Selalu mengajak
masyarakat khususnya
siswa sekolah dasar
11
untuk menerapkan
cuci tangan pakai
sabun sebagai
kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari
2. Berkoordinasi dengan Insidental Puskesmas dr. Noviana
pemegang program Kesling Simo
untuk penyediaan sarana
CTPS dengan pihak yang
terkait untuk Mengadakan
pertemuan dengan berbagai
pihak terkait program
pamsimas
3. Berkoordinasi dengan Insidental Puskesmas dr. Noviana
pemegang program UKS dan Simo
manajemen Puskesmas untuk
menggerakan dokter kecil
sebagai kader yang
menggalakkan kegiatan CTPS
4. Pengadaan poster bergambar Insidental Puskesmas Dokter
tentang CTPS sebagai media simo internship
yang membantu terwujudnya berkoordina
kegiatan CTPS dalam si dengan
kehidupan sehari-hari pemegang
program
kesling,
swadaya
masyarakat
dan sekolah
12
E. MONITORING DAN EVALUASI
No. Jenis Kegiatan Target Hasil
1. a. Mengadakan a. Siswa sekolah a. Adanya
penyuluhan ke Sekolah dasar tanggapan
Dasar/MI mulai dari memahami positif dari
kelas 1 hingga kelas 6 di pentingnya siswa sekolah
wilayah Kecamatan cuci tangan dasar untuk
Simo mengenai pakai sabun belajar
pentingnya cuci tangan dan mempraktikan
pakai sabun yang harus mempraktikan cuci tangan
diterapkan sebagai kegiatan cuci pakai sabun
kebiasaan dalam tangan pakai yang benar.
kehidupan sehari-hari, sabun sebagai b. Kegiatan cuci
meliputi : kebiasaan yang tangan pakai
dilakukan sebelum diterapkan sabun sudah
makan, dalam baik saat
setelah buang air besar, kehidupan dilakukan
sebelum menyiapkan sehari-hari penyuluhan
makanan dan menyuapi b. Siswa mampu dan praktik,
bayi, menerapkan akan tetapi
13
pakai sabun sabun dalam
menggunakan air bersih kehidupan
melalui kran air yang sehari-hari
mengalir
c. Selalu mengajak
masyarakat khususnya
siswa sekolah dasar
untuk menerapkan cuci
tangan pakai sabun
sebagai kebiasaan
dalam kehidupan
sehari-hari
2. Berkoordinasi dengan Setiap desa baik di Dalam proses
pemegang program Kesling rumah maupun tempat pelaksanaan
untuk penyediaan sarana air umum seperti sekolah
bersih dan sabun dengan memiliki sarana cuci
pihak yang terkait tangan pakai sabun
yang memadai
3. Berkoordinasi dengan Para siswa menjadikan Dalam proses
pemegang program UKS kegiatan CTPS pelaksanaan
dan manajemen Puskesmas sebagai kebiasaan
untuk Menggerakan dokter dalam kehidupan
kecil sebagai kader yang sehari-hari
menggalakkan kegiatan
4. Poster CTPS bergambar Siswa dapat a. Adanya
tentang langkah CTPS yang melakukan cuci tangan tanggapan
benar yang baik dan benar positif dari
guru di sekolah
dasar untuk
memasang
poster cuci
tangan pakai
sabun di dekat
14
tempat cuci
tangan seperti
wastafel atau
kran air.
b. Sudah baik,
akan tetapi
diperlukan
bantuan guru
untuk
memantau
anak saat
melakukan
cuci tangan
pakai sabun
agar sesuai
dengan
langkah yang
benar.
b. Saran
1. Untuk masyarakat, agar selalu berusaha meningkatkan kualitas kesehatan,
terutama dengan cara melakukan cuci tangan pakai sabun sebagai
kebiasaan yang dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.
15
2. Untuk petugas kesehatan dan kader diharapkan secara rutin mengadakan
penyuluhan untuk melakukan ajakan mengenai CTPS.
3. Untuk pemegang program diharapkan melakukan koordinasi dengan desa
dan pihak terkait untuk melengkapi sarana air bersih dan sabun supaya
kegiatan CTPS dapat berjalan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
taraf kesehatan di wilayah Kecamatan Simo.
16
LAMPIRAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2011. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Sederhana yang
Berdampak Luar Biasa.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Besih dan Sehat. Jakarta :
-[Kementrian Kesehatan RI.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Siswanto, Hadi. (2009). Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Tietjen, L., 2003. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Dengan
Sumber Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
18
Umar(2009). Kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi pada anak SDN 34
Pekalongan, Jawa Tengah. Makara Kesehatan.
19