P (populasi) : Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada atau tinggal di desa
sobokerto kecamatan ngemplak boyolali sejumpah 60 lansia. Dengan kriteria
inklusinya mampu baca dan tulis, mampu berkomunikasi verbal maupun non
verbal, dan bersedia menjadi responden.
“Penurunan Stress Fisik dan Psikososial Melalui Meditasi pada Lansia dengan Hipertensi Primer”
P : kelompok lansia dengan hipertensi primer yang hanya memperoleh terapi antihipertensi
yang tinggal dipanti sosial. Penentuan sampel diambil secara purposive sampling di dua
panti sosial dengan kriteria tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolic >90 mmHg.
I : penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen with pre-post test control group.
Kelompok intervensi ini adalah lansia dengan hipertensi primer yang memperoleh terapi
kombinasi anti hipertensi dan meditasi yang tinggal di PTSW B Yogyakarta.
Meditasi dilakukan setiap 30 menit antara pukul 14.00-16.00 WIB selama 4 minggu.
Sedangkan kelompok control adalah kelompok lansia dengan hipertensi primer yang hanya
memperoleh terapi antihipertensi. Setelah ditemukan kelompok inervensi dan kelompok
kontrol, kemudian dilakukan pengukuran skala stress psikososial pada kelompok intervensi
pada hari pertama sebelum responden melakukan meditasi dan setelah meditasi hari ke 29.
Sedangkan pada kelompok control pengukuran skala stress psikososial dilakukan hari
pertama dan hari ke 29.
O : berdasarkan hasil penelitian didapatkan meditasi bagi lansia dengan hipertensi primer
dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 25 mmHg. Selain itu penelitian ini juga
menunjukkan bahwa penurunan skorr stress psikososial secara signifikan pada lansia
dengan meditasi dibanding dengan yang tidak.
Judul Jurnal 3 :
P : Penelitian dilakukan pada 128 orang usia lanjut (usia 60 tahun keatas sampai 88
tahun) di dua kecamatan kota Yogyakarta dengan memenuhi syarat : tidak mengalami
gangguan kognitif yang dapat memenuhi kriteria inklusi , tidak mengalami gangguan
jiwa berat, adapt berkomunikasi dengan baik dan bersedia menjadi responden.
I : Penelitian ini dilakukan dengan cara potong lintang. Data primer dilakukan dengan
cara wawancara kepada subjek secara langsung. Jika memenuhi kriteria subjek
dilakukan wawancara dengan instrument kuesioner data pribadi, kuesioner faktor-faktor
psikososial dukungan sosial –sarason dan tingkat religuitas , KSPJB insomnia rating
scale untuk menukur insomnia, dan skala depresi geriatric untuk mengukur depresi
pada lansia. Analisis univariat, analisis multivariate stepwise logistik regression di
gunakan pada penelitian ini.
C : Pada penelitian ini, secara statistic di dapatkan perbedaan yang bermakna antara jenis
kelamin terhadap depresi (p<0,05). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widiatmoko dan Arianti yang melakukan penelitian depresi lansia
menemukan tidak adanya perbedaan bermakna antara jenis kelamin dan depresi.
Ditemukan juga perbedaan signifikan antara kelompok umur terhadap depresi, semakin
lansia seseorang akan semakin besar kemungkinan akan mengalami depresi, namun
kejadian tersebut akan menurun pada usia lanjut usia.
O : Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada skor dukungan
sosial terhadap depresi. Pada variabel dukungan sosial didapatkan rerata skor dukungan
sosial pada kelompok insomnia adalah 99,0+/- 38,9 sedangkan pada kelompok tidak
depresi adalah 205,07 +/- 102,08 di dapatkan nilai r =-0,79. Hal ini menunjukan adanya
korelasi yang cukup tinggi antara dukungan sosial dengan depresi. Berarti dukungan
sosial memberikan dukungan konstribusi terbesar terhadap pengurangan kejadian
depresi pada lansia, dan kejadian depresi pada orang yang mendapat dukungan sosial
lebih kecil dibandingkan orang yang tidak mendapatkan dukungan sosial. Jadi terdapat
perbedaan yang bermakna pada faktor-faktor psikososial dan insomnia terhadap
kejadian depresi pada lansia.