MK KUALITAS AIR
(Kualitas Air dan Cara Penanggulangan Sungai Citarum)
Oleh :
Nama : Lisa Oktavia Br Napitupulu
NPM : 240110150057
Hari,Tanggal : Rabu, 9 Mei 2018
Waktu : 09.30 – 11.30 WIB
Kelas : Teknik Pertanian 2015
Dosen Pengampu :
Dr. Dwi Rustam Kendarto, S.Si.,M.T.
Jumlah limbah domestik yang masuk ke DAS Citarum terutama di bagian hulu
adalah sebesar 200.078 ton BOD/hari tanpa perlakuan MCK, sedangkan dengan
perlakuan MCK bebannya menurun menjadi sebesar 160. 552 ton/hari. Dari data
tersebut menunjukan bahwa peran MCK dapat menurunkan beban pen-cemaran
sebesar ± 20%, apabila dilengkapi dengan septik tank dapat lebih rendah lagi yaitu
antara 40 – 50 %. Namun patut disayangkan, aplikasi instalasi tersebut di
perumahan sangat rendah. Pada tabel 2 terlihat beban BOD yang masuk ke Sungai
Citarum Hulu di 4 wilayah administrasi Selatan (Bojong Soang) dengan debit
3
81.000 m /hari. Total BOD perhari yang masuk sebesar 20.000 kg BOD/hari,
sedangkan yang keluar 2.400 kg BOD/hari. Berarti, kadar BODnya dapat direduksi
sebesar ± 90%. Untuk pengolahan limbah di Ciwidey debit yang masuk 5.200
3
m /hari dengan nilai 2.500 kg BOD/hari dengan efisiensi ± 95%. Instalasi
pengolahan limbah lainnya direncanakan akan dibangun di Cimahi, Ujung Berung,
Majalaya, Soreang, Banjaran, Cicalengka dan Batujajar. Namun saat ini masih
dalam tahap studi pendahuluan (preliminary study).
Tabel 2. Beban BOD yang masuk ke Sungai Citarum Hulu
Daerah Limbah Domestik
Adminstrasi Populasi BOD tanpa Populasi dengan Beban BOD
perlakuan MCK ton/hari
(ton/hari)
Kab. Bandung 3.122.374 93.671 447.685 84.718
Kota Bandung 2.235.041 67.051 335.256 40.414
Kab. Sumedang 9.264 6.278 31.390 5.650
Kab. Cianjur 1.102.585 33.078 165.388 29.770
Total 6.669.264 200.078 979.719 160.552
(Sumber : Salim, 2012)
3.2 Dampak Limbah Cair Domestik
Limbah cair domestik yang masuk ke Sungai Citarum akam menyebabkan
dampak terhadap kualitas air antara lain:
a. Penyuburan perairan (eutrophication) akibat terlarutnya unsur hara dalam air.
Keadaan ini dapat memacu pertumbuhan mikrofita seperti eceng gondok yang
menyebabkan evapotranspirasi menjadi sangat cepoat, pendangkalan waduk
dan tempat berkembang-biaknya vektor penyakit. Sedangkan pertumbuhan
algae yang cepat (algal bloom) dapat menyebabkan kualitas air akan sangat
berbahaya/fatal bagi ternak yang meminum air pada saat terjadinya algal
bloom.
b. Berkembangya bermacam-macam vektor penyakit seperti moluska dan insekta
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit antara lain Schistosomiasis,
demam berdarah dan diare. Penyakit ini dikenall dengan kelompok Water
Borne Disease
c. Rendahnya produksi akibat fluktuasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi antara
siang dan malam sehingga dapatt menyebabkan keracunan ikan. Juga dapat
mempengaruhi struktur komunitas biologi perairan (rantai makan dan jaring-
jaring makanan/food chain and food web)
d. Mempercepat korosivitas metal pada bangunan air misalnya PLTA, sistem
turbin dan pipa/saluran pendingin.
e. Biaya pengolahan bagi keperluan air bersih menjadi lebih mahal dan sulit
akibat beban polutan yang tinggi dan beragam komposisinya, misalnya busa
yang berasal dari deterjen.
Selain limbah cair, limbah domestik juga menghasilkan limbah padat seperti
banyaknya sampah-sampah yang dibuang ke dalam sungai. Baik sampah
kebutuhan rumah tangga, atau pun sampah-sampah yang berasal dari rumah sakit,
pabrik, dan lain-lain. Hal ini selain menyebabkan sungai Citarum menjadi tercemar
juga menyebabkan tersumbatnya aliran-aliran yang mengalir dari sungai citarum
dan juga menyebabkan dangkalnya sungai akibat tumpukan sampah, oleh karena
itu sering kali sungai Citarum tidak dapat menampung banyaknya air sehingga
terjadi banjir.
3.3 Limbah Pertanian
Limbah pertanian yang umumnya menjadi masalah adalah akibat pengunaan
pupuk baik pupuk oerganik maupun anorganik, termasuk aplikasi obat hama atau
pestisida. Berdasarkan hasil pengamatan, pupuk fosfat yang dapat langsung diserap
oleh tanaman hanya 15% dari aplikasi, sisanya akan terikat oleh tanah. Pada saat
hujan pupuk tersebut akan larut dan terbawa bersamaan dengan partikel tanah.
Keadaan ini akan diperparah lagi pada daerah pertanian dengan tinkat kelerengan
yang lebih dari 8%. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nitrogen dan fosfat
yang hilang terbawa erosi tanah di daerah Citarum hulu diatas waduk Saguling
berkisar antara 6.460-187.852 ton N.tahun-1 dan 3.060 – 21.992 ton P2O5.tahun-1
Adapun dampak dari limbah pertanian ini khususnya pupuk serupa dengan limbah
cair domestik. Keadaan ini berpengaruh terhadap penyuburan perairan seperti yang
telah diuraikan diatas.
Setiap sektor industri berkontribusi pada jenis limbah yang berbeda bergantung
pada proses produksi yang diadopsi oleh industri tersebut. Limbah padat dan/atau
cair bisa dihasilkan. Secara umum limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah
organik atau anorganik, berbahaya atau tidak berbahaya, beracun dan tidak beracun,
logam berat, dan sebagainya. Sebagai contoh, beberapa proses pada industri tekstil
menghasilkan baik limbah organik atau limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
dalam bentuk limbah cair. Limbah organik yang dihasilkan dari industri tekstil
mampu merubah nilai pH, atau meningkatkan kadar BOD dan COD dalam badan
air. Kebanyakan industri tekstil juga menghasilkan limbah logam berat yang
termasuk dalam kategori berbahaya. Banyak macam elemen logam berat yang
dihasilkan dari proses produksi tekstil, diantaranya Arsen, Cadmium, Krom,
Timbal, Tembaga, dan seng. Proses-proses dalam industri tekstil yang
menghasilkan limbah cair antara lain pengkajian dan penghilangan kanji,
pengelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnan, pencetakan, dan proses
penyempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Hilmi. 2002. Beban Pencemaran Limbah Domestik Dan Pertanian Di DAS
Citarum Hulu. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol 3 No 2 107-111
Putra, Desriko Malayu. 2016. Kontribusi Industri Tekstil Dalam Penggunaan
Bahan Berbahaya dan Beracun Terhadap Rusaknya Sungai Citarum. Jurnal
Hukum Lingkungan Vol 3 Issue 1