PROF KANDOU
PERIODE………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dinding abdomen untuk mendapatkan organ abdomen yang mengalami masalah pada kasus
juta tindakan setiap tahunnya bahkan melebihi jumlah kelahiran. Beberapa penelitian di negara-
negara industry menunjukkan tingkat kematian perioperatif dari operasi rawat inap adalah
0,4%sampai 0,8% dan 3% sampai 17% menderita komplikasi berat. Salah satu tindakan
Salah satu tindakan bedah dengan frekuensi cukup tinggi adalah operasi laparotomi baik
elektif maupun emergensi. Data dari RSDr. Cipto Mangunkusumo Jakarta bulan Juli-Desember
2004 menyebutkan adanya operasi laparotomi emergensi terhadap 83 orang penderita dengan
mortality rate mencapai 9 orang(10,84%) dan yang mengalami komplikasi infeksi sebanyak 19
Menurut data World Health Organization (WHO) (2013), jumlah pasien dengan tindakan operasi
mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di
seluruh rumah sakit di dunia, dan pada tahun 2012 diperkirakan meningkat menjadi 148 juta
jiwa. Pada tahun 2012 di Indonesia, tindakan operasi mencapai 1,2 juta jiwa dan diperkirakan
32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi (Kemenkes RI, 2013). Laparatomi
merupakan jenis operasi bedah mayor yang dilakukan di daerah abdomen (Sjamsuhidajat &
Jong, 2005).Sayatan pada operasi laparatomi menimbulkan luka yang berukuran besar dan dalam
sehingga membutuhkan waktu penyembuhan yang lama dan perawatan berkelanjutan (Potter &
Perry, 2006). Luka pasca operasi sembuh sampai dengan hari ke 10 sampai 14 (Enoch & Leaper,
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari Rumah Sakit yang mandiri dengan
staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus dengan tujuan untuk terapi pasien - pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit - penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan ICU tidak terbatas hanya untuk
menangani pasien pasca-bedah saja, tetapi juga meliputi berbagai jenis pasien dewasa, anak,
yang mengalami lebih dari satu disfungsi/gagal organ. Kelompok pasien ini dapat berasal dari
Unit Gawat Darurat, Kamar Operasi, Ruang Perawatan, ataupun kiriman dari Rumah Sakit lain.
Menurut penelitian yang dilakukan di Hamad General Hospital pada pasien usia ≥ 18
tahun dari 672 sampel didapatkan 47 (6,9%) yang mengalami hernia insisional. Dari hasil
tersebut tiga pasien mengalami infeksi bekas luka operasi dan satu pasien mengalami perlekatan
luka.
Insisi laparotomy merupakan salah satuprosedur yangpaling sering digunakan pada
berbagai jenis operasi. Jenis operasi ini dapat menjadi factor risiko terjadinya infeksi pada
daerah bekas operasi, perlekatan luka dan hernia insisional. Ada begitu banyak factor
adalah riwayat penyakit diabetes,obesitas, merokok,jenis kelamin dan usia. Factor lain yang
berkaitan dengan proses terjadinya penyakit ini adalah operasi emergensi itu sendiri, adanya
peritonitis, riwayat radiasi pada rongga abdomen atau adanya infeksi bekas luka operasi. Saat
operasi teknik menggunakan pisau operasi, pemilihan materialbenang dan keahlian dari ahli
bedah.