UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Standard Operating Procedures
STASE ELEKTIF
Kode POS :
Pengertian Stase elektif adalah kebebasan akademik bagi peserta didik untuk memilih Pusat
Pendidikan Rehabilitasi di luar negeri, tempat menjalani modul yang telah
ditentukan, sesuai dengan minat pendalaman materi yang diinginkan.
Tujuan 1. Menambah wawasan peserta didik mengenai pusat rehabilitasi yang lebih
establish
2. Menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik mengenai bidang
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang menjadi unggulan di tempat stase
yang dituju
3. Meningkatkan kemungkinan terpapamya peserta didik terhadap berbagai
kasus yang insidensinya kurang di pusat pendidikan utama maupun jejaring
yang sudah ada. Mengenalkan peserta didik terhadap teknologi kedokteran
modern yang ada di Pusat Rehabilitasi negara Iain
4. Meningkatkan kesempatan peserta didik untuk mendapat pengalaman lebih
dan istimewa selama masa pendidikannyai
Kebijakan 1. Kesempatan untuk mengambil stase elektif diberikan pada peserta didik
tahap mandiri, yaitu pada Modul Penerapan Intensif semester 7.
2. Lama stase elektif 1 bulan, termasuk masa perjalanan
3. Peserta didik boleh memilih untuk mengambil stase di Pusat Pendidikan
Rehabilitasi diluar negeri yang sudah menjalin kerja sama dengan Prodi IKFR
FKI-Jl sebagai berikut :
4. National Taiwan University Hospital, Taipei, Taiwan
5. Maharaj Nakorn Hospital, Chiang Mai, Thailand
6. University Malaya Medical Center, Kuala Lumpur, Malaysia
7. Penanggung jawab Pendidikan di tempat stase yang dituju diminta untuk
membuat penilaian formatif menggunakan lembar penilaian yang
ditentukan oleh Prodi IKFR FKI-Jl
8. Penilaian sumatif untuk kelulusan modul diberikan oleh Penanggung Jawab
Modul Penerapan Intensif berdasarkan laporan yang dibuat oleh peserta
didik yang mengambi! stase elektif.
9. Seluruh pembiayaan stase elektif ditanggung oleh peserta didik
Kode POS :
Pengertian Proses penilaian akhir yang dilakukan oleh Ketua Program Studi dan para
Penanggung Jawab modul untuk menetapkan kelulusan dalam suatu modul
berdasarkan hasil evaluasi yang menggunakan metode sumatif maupun formatif bagi
peserta didik yang telah menyelesaikan seluruh kegiatan akademik yang harus
ditempuh
Tujuan Untuk menetapkan kelulusan dan mengevaluasi kualitas hasil kegiatan belajar
mengajar di Program Studi Ilmu Kedokteran Flsik dan Rehabilitasi
Kebijakan 1. Yudisium kelulusan modul dilakukan pada setiap minggu ke-4 bulan terakhir
semester berjalan
2. Penanggung jawab modul mengkoordinir rekapitulasi nilai dari setiap
kegiatan evaluasi yang telah dilakukan dalam modulnya
3. Sekretariat Program studi menyusun materi yudisium berdasarkan laporan
setiap Penanggung Jawab Modul
4. Setelah rapat yudisium dilaksanakan tidak ada perbaikan nilai dalam
semester yang sama.
Kode POS :
Pengertian Ujian Kasus adalah metode evaluasi sumatif yang digunakan untuk menilai
pencepaikan kompetensi peserta didik dalam melakukan manajemen rehabilitasi
yang komprehensif sesuai dengan level kompetensinya. Evaiuasi dilakukan oleh
penilai dengan mengobservasi iangsung interaksi peserta didik dengan pasien selama
situasi normal pelayanan klinis di rawat jalan yang dilanjutkan dengan ušian lisan,
untuk menilai kemampuan anamnesa, pemeriksaan fisik, pembuatan POMR,
tatalaksana, penalaran klinis, patient safety, etika dan profesionalisme selama
melakukan pemeriksaan.
Tujuan Menilai pencapaian area kompetensi komunikasi efektif, pendekatan keilmuan,
keterampilan klinis, etika dan profesionalisme, sebagai salah satu syarat kelulusan
modul.
Kebijakan 1. Ujian kasus dilakukan pada minggu terakhir pada masa stase bedangsung.
2. Evaluator adalah staff divisi terkait yang bertugas sebagai Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) di rawat jalan.
3. Evaluasi dilakukan selama jam pelayanan di rawat jalan, dengan
mempertimbangkan beban kerja pelayanan hari tersebut.
4. Jenis kasus yang diujikan disesuaikan dengan daftar kasus uJian nasional
yang dikeluarkan
5. Ujian lisan dilakukan untuk menilai penalaran klinis peserta didik dalam
penegakan diagnose, penetapan target rehabilitsi, dan pemberian program
rehabilitasi.
6. Evaluator mengisi hasil penilaian pada lembar Ujian Kasus dan
menyerahkannya pada Sekretariat Program Studi, beserta lembar POMR
yang telah dibuat, untuk direkapitulasi dan dimasukan dalam personal file
peserta didik.
Kementerian Pendidikan Nasional
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Standard Operating Procedures
JOURNAL READING
Kode POS :
Pengertian Joumal reading atau pembahasan makalah ilmiah dalam bentuk jurnal ialah kegiatan
akademik melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum..
Tujuan 1. Mendapat kemampuan menganalisis makalah ilmiah secara kritis (critical
appraisa0 sesuai tata cara baku, sehingga mendapatkan kesimpulan
mengenai bobot (mutu penulisan) makalah dan materi yang terkandung di
da!amnya.
2. Mampu memahami makalah ilmiah secara teliti dan benar, sesuai prinsip
Kedokteran Berbasis Bukti.
3. Mampu memahami format dan disain metodologis makalah.
4. Mampu memahami materi makalah ilmiah.
5. Mampu menyajikannya dalam bentuk atau formulasi sendiri.
6. Mampu mendiskusikan materi, metodologis penulisan makalah dan
metodologi penelitian termasuk penelitian yang mendukung
7.
Kebijakan 1. Berdasarkan kesepakatan dengan Pusat-pusat Pendidikan llmu Kedokteren
Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa peserta
PPDS harus mempresentasikan minimal sebanyak 10 (sepuluh) jumal.
2. Topik disesuaikan dengan rotasi di Divisi Rehabilitasi Medik, di Departemen
lain FKI-Jl atau RS Mitra Pendidikan an ditunjuk.
a. Semester Il : 2 (dua) jurnal, topik terapi modalitas/ortostik-prostetik/
latihan terapeutik
b. Semester Ill : 2 (dua) jurnal topik IKFR Muskuloskeletal dan Prostetik-
ortotik, terapi sensori komunikasi
c. Semester IV : 2 (dua) jumal topik IKFR Neuromuskuler dan IKFR Spinal
Cord Injury
d. Semester V 1 (satu) jumal topik IKFR Habilitasi/Rehabilitasi anak
e. Semester VI 2 (dua) jurnal topik IKFR Kardiologi/ IKFR Respirasi
f. Semester Vll : 2 (dua) jumal topik IKFR Cedera Olah Raga dan IKFR
Geriatri dan 1 jumal Kardiorespirasi
3. Topik diajukan oleh peserta PPDSp 1 sendiri dan telah disetujui oleh Penilai.
4. Naskah jumal diperbanyak dan harus diserahkan ke Sekretariat Pendidikan
PPDSp1 PPDSp 1, paling lambat I (satu) minggu sebelum jadwal penyajian
untuk dibagikan kepada Penilai, hadirin yang lainnya, dan Sekretariat
Pendidikan.
5. Pembacaan dan pembahasan makalah jurnal dihadiri oleh semua PPDSp 1
di modul / divisi yang bersangkutan, narasumber atau pembicara ahli lain
dapat diundang bila diperlukan.
6. Penyaji membuat slide presentasi dan critical appraisal mengenai jumai
yang dibawakan
7. Penyajian disampaikan dalam bahasa Inggris dengan mempergunakan
sarana audio visual. Penyajian mengikuti Petunjuk Sidang / Penilaian
Penyajian Jurnal
Prosedur 1. Penyaji jurnal mempersiapkan keperluan peralatan audio visual dan absensi
2. Setelah konsulen narasumber hadir, presentasi akan segera dimulai.
3. Presentasi dimulai dengan pembuka dari narasumber dan kemudian
mempersilahkan penyaji untuk mempresentasikan jurnalnya.
4. Penyaji akan memulai dengan salam pembuka dilanjutkan dengan
presentasi jurnal.
5. Penilai/narasumber memberikan waktu untuk berdiskusi dimulai dari
pertanyaan dari PPDS lain yang diakhiri dengan kesimpulan dari
penilai/narasumber.
6. Setelah selesai setiap kegiatan seminar PPDSp1 mencatat kegiatan tersebut
di log book masing-masing daan ditandatangani oleh moderator.
Kementerian Pendidikan Nasional
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Standard Operating Procedures
METODE SUPERVISI PELAYANAN RAWAT JALAN Untuk PPDSp1
Kode POS :
Pengertian Pelayanan rawat jalan adalah segala kegiatan klinik yang dilaksanakan di unit rawat
jalan.
Tujuan 1. Terselenggaranya supervisi spesialisfik dan subspesialistik
2. Meningkatkan keselamatan pasien
3. Memngkatkan mutu pelayanan
4. Meningkatkan mutu akademik dan keterampilan peserta didik
5. Menciptakan suasana pembelajaran pasien rawat jalan yang optimal bagi
semua PPDS-Sp1 FK UNPAD
Kebijakan 1. PPDS-SPI yang bertugas di pelayanan rawat jalan adalah PPDS yang sedang
stase di divisi terkait sesuai dengan level Kewenangan yang telah
ditentukan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis-l
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran, 2015. Untuk PPDS-SPI dan disupervisi sesuai dengan tingkat
kewenangannya, Departemen Rehabilitasi Medik FK UNPAD/RSHS
(terlampir).
2. PPDSp1 melakukan manajemen rehabilitasi untuk berbagai kasus sesuai
dengan tempat benugas berdasarkan Panduan Praktek Kfinik (PPK), 2012;
Pedoman Panduan Pelayanan Rehabilitasi Medik di RSHS, Departemen
Rehabilitasi Medik. 2012; Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Pasien RS Hasan Sadikin, Bandung,
2009 dan Asesmen dan Prosedur Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,
PERDOSRI. Mei 2012, sesuai dengan kompetensi yang ditentukan Oleh
kolegium IKFR.
3. Peserta PPDS-Sp1 berpartisipasi dalam implementasi standar Quality and
Safety Departemen Rehabilitasi Medik termasuk di dalamnya pengambilan
data indikator medik yang telah ditentukan untuk kasus-kasus tertentu
Prosedur 1. Perawat melakukan assessment awal yang ditulis dalam lembar assessment
perawat, setelah selesai perawat memasukkan status ke ruang konsultasi
dokter
2. Pasien menunggu sampai ada panggilan
3. PPDSp1 memanggil pasien sesuai urutan yang telah ditetapkan dari
pendaftaran (loket)
4. PPDSp1 melakukan identifikasi pasien dan memeriksa kelengkapan data
pasien tersebut, baik pasien baru maupun pasien lama
5. PPDSp1 melaksanakan hand hygiene sebelum dan sesudah menangani
pasien serta tetap memperhatikan faktor-faktor risiko jatuh
6. PPDSp1 melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan melihat hasil
pemeriksaan penunjang
7. PPDSp1 menetapkan asesmen/diagnosis dan program rehabilitasi
8. PPDS mendokumentasikan hasil pemeriksaan, rencana program terabi atau
pemeriksaan penunjang, diagnosa beserta coding ICD X dan ICD IX CM
dalam status rawat jalan dan lembar asesmen.
9. PPDSp1 melakukan konsultasi ke PPDSp1 senior pada divisi yang terkait
10. Setelah disetujui dan diparaf oleh PPDSp1 senior, PPDS-Sp1 tersebut
melaporkan kepada DPJP yang bertugas pada hari tersebut.
11. Setelah ditandatengani oleh DPJP, PPDSp1 tersebut segera kembali kepada
pasien untuk menjelaskan kondisi pasien, diagnosis dan program
rehabilitasi yang akan dilakukan, serta pemberian edukasi. PPDS-Sp1
kemudian melakukan konfirmasi jadwal terapi terhadap koordinator
terkait.
12. PPDS-SpI menuliskan semua kasus yang ditangani dalam Log Book dan
ditanda-tangani oleh DPJP yang bertugas.