Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Instalasi sistem operasi merupakan hal yang paling penting dalam
pembelajaran dasar Teknik Komputer Jaringan. Pembelajaran instalasi sistem operasi
dimaksudkan agar kita dapat mengetahui jenis sistem operasi yang tepat untuk kita
gunakan pada perangkat keras yang kita miliki.

Pada awalnya, instalasi sistem operasi menggunakan optical disc atau biasa

kita sebut dengan CD, sebagai bootable. Namun masalah yang sering ditemui yaitu

kapasitas CD yang kecil, data yang tersimpan rentan corrupt dan cepat rusak. Setelah

beberapa tahun berlalu, ditemukanlah sebuah media penyimpanan portable yang

bernama flashdrive atau sering disebut FD, semenjak kemunculan FD modul instalasi

sistem operasi mulai beralih ke perangkat baru tersebut. Hal ini disebabkan karena FD

memiliki kapasitas yang lebih besar dari CD, data yang tersimpan tidak mudah corrupt,

dan tidak cepat rusak di masa sekarang.

Dalam dunia yang serba globalisasi ini, terciptalah dunia yang tanpa batas,

semua bisa terhubung satu sama lain hanya dalam hitungan detik saja. Termasuk dalam

sistem operasi, sistem operasi dapat dimuat dari sebuah jaringan yang ada, bukan dari

hardware komputer itu sendiri. Jadi harddisk pada komputer tidak dipakai sebagai

lokasi booting sistem operasi, namun dari harddisk pada sebuah jaringan server yang

digunakan sebagai lokasi booting, istilah ini dikenal sebagai proses network booting.

Umumnya semua PC dan notebook sudah mendukung proses network booting,


konfigurasi ini terdapat di dalam BIOS yang dijalankan melalui PXE (Preboot
Execution Environment).
Dalam pemanfaatannya teknologi PXE dimanfaatkan sebagai modul bootable
sistem operasi dan discless workstations. Teknologi ini memiliki beberapa kelebihan
yang dimana kita dapat menjalankan proses instalasi sistem operasi dalam jumlah
banyak dengan satu media bootable yang terdapat pada sebuah server serta memiliki
kecepatan pengiriman data yang tinggi dalam prosesnya.

1
1.2 Rumusan Masalah.
1.2.1 Mengapa melakukan instal ulang memakan waktu proses yang lama?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan PXE booting?
1.2.3 Bagaimana cara melakukan konfigurasi bootable berbasis PXE tersebut?

1.3 Batasan Masalah.


Mengingat banyaknya perkembangan yang bisa ditemukan dalam
permasalahan ini, maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang jelas mengenai

instalasi sistem operasi yang akan dibuat dan penyelesaiannya. Adapun batasan-batasan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut.

1.3.1 Membuat sebuah bootable sistem operasi Windows 7 dan Linux Debian.

1.3.2 Melakukan konfigurasi pada server agar source data dapat diakses oleh client.

1.3.3 Penerapan instal ulang kepada client dengan menggunakan PXE booting.

1.4 Tujuan.
Tujuan kami dalam membuat laporan ini agar dapat mengatasi masalah
pembuatan bootable sistem operasi dan instal ulang yang memakan waktu yang lama
serta kerusakan data pada storage yang sering terjadi, dengan mempermudah proses
instal ulang sistem operasi menggunakan server sebagai source data dan client dengan
menggunakan PXE.

1.5 Manfaat.
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
tentang PXE booting dan kami meyakini bahwa laporan ini akan bermanfaat sebagai
materi pembelajaran baru pada siswa jurusan Teknik Komputer dan Informatika dalam
proses instal ulang sistem operasi serta dapat mengatasi masalah lamanya proses
pembuatan bootable dan melakukan instal ulang sistem operasi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PXE
PXE adalah singkatan dari Preboot Execution Environment. PXE adalah salah

satu cara menjalankan komputer tanpa Floppy/Harddisk/CD-ROM, dalam arti bahwa

BIOS dengan sendirinya menjalankan perintah yang dikirimkan melalui jaringan. Tentu
saja cara ini membutuhkan server yang bertindak sebagai penyedia layanan PXE dan
komputer client harus memiliki kemampuan booting melalui jaringan.
Sebagian besar motherboard baru memiliki fasilitas “Boot from LAN” secara
pengaturan pabrik. Boot from LAN biasa dikenal juga sebagai BOOTROM. Dalam
menggunakan teknologi PXE kita harus mengaktifkan kemampuan Boot from LAN ini
melalui BIOS Setup. Proses pengaturan tersebut mungkin saja berbeda antara
motherboard yang satu dengan yang lainnya namun biasanya terletak di menu
Advanced BIOS setup. Atur fasilitas Boot from LAN tersebut pada menu Boot Priority
pada daftar teratas agar motherboard dapat menjalankan fasilitas tersebut sebagai
prioritas utama.

2.2 Komputer Server


Komputer server adalah komputer yang mengatur lalu lintas data yang terjadi
pada sebuah jaringan. Komputer server ini memberikan pelayanan bagi sejumlah

komputer yang saling berhubungan, server dapat kita bayangkan sebagai pusat data dan

memberikan layanan berupa koneksi ataupun layanan yang lain ke komputer client.
Komputer server memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan para
client pada jaringan komputer tersebut, serta daya tahan perangkat keras yang kuat

untuk digunakan secara terus menerus guna melayani client setiap saat.

2.3 Sistem Operasi Debian


Debian adalah sistem operasi komputer bebasis Linux yang tersusun dari
paket-paket perangkat lunak, yang dirilis sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka
dengan lisensi mayoritas GNU (General Public License) dan lisensi perangkat lunak
bebas lainnya. Debian merupakan distribusi Linux yang populer dan berpengaruh.

3
Sistem operasi ini didistribusikan dengan akses ke repositori yang berisi ribuan
paket perangkat lunak yang siap untuk diinstal dan kompatibilitasnya dapat diandalkan,

sehingga mudah untuk dikonfigurasi sebagai sebuah server PXE Booting.

2.4 LAN
LAN merupakan singkatan dari Local Area Network, yaitu suatu jaringan yang
dimana antara perangkat keras dan perangkat lunak dapat saling berkomunikasi dalam
daerah yang terbatas. LAN hanya dapat menjangkau daerah yang sangat terbatas,
contohnya jaringan LAN hanya dapat menjangkau koneksi internet dalam satu gedung
saja. Karena jangkauan koneksi yang pendek itulah, maka kecepatan transmisi data

dalam jaringan tersebut akan menjadi sangat tinggi.

2.5 DHCP
DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol.
DHCP protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan
pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan
alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan

lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP

secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang

dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

2.6 TFTP
TFTP merupakan singkatan dari Trivial File Transfer Protocol, TFTP adalah
sebuah protokol sederhana untuk melakukan perpindahan file antar komputer yang sama
maupun, berbeda jaringan. TFTP dirancang khusus dengan ukuran kecil dan
didimplementasikan dalam UDP (User Datagram Protocol) yang digunakan untuk
melakukan booting network komputer. TFTP tidak dapat mendaftarkan directory dan

tidak mempunyai kelengkapan untuk keamanan user. Pada konsep PXE, protokol ini

digunakan untuk mengambil image kernel dari komputer server ke komputer client.

4
2.7 Samba
Samba adalah program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai
platform sistem operasi Linux/UNIX dengan sistem operasi Windows yang dijalankan
dalam suatu jaringan komputer. Samba merupakan aplikasi dari UNIX dan Linux, yang

dikenal dengan SMB Protocol (Service Message Block). Banyak sistem operasi yang

menggunakan SMB Protocol untuk menciptakan jaringan client/server. Protokol Samba


memungkinkan server Linux/UNIX untuk berkomunikasi dengan komputer client yang
mengunakan sistem operasi Windows dalam satu jaringan.

2.8 WAIK
WAIK adalah singkatan dari Windows Automated Installation Kit. WAIK

merupakan aplikasi yang digunakan untuk memodifikasi file instalasi Windows. Selain

memodifikasi, WAIK dapat digunakan untuk membuat Windows Preinstallation

Environment atau WinPE.

2.9 WinPe
WindowsPE (WinPE) adalah singkatan dari Preinstallation Environment.
WinPE adalah sistem operasi Windows yang dibuat dalam ukuran kecil dan dirancang
untuk menjalankan Windows Setup atau keperluan lain misalnya Windows Repair and
Troubleshooting, diagnostics serta menjalankan Windows deployment.

2.10 Netboot
Netboot adalah singkatan dari Network booting. Netboot merupakan sebuah
sistem operasi yang dibuat dalam ukuran kecil dan digunakan untuk melakukan proses
instalasi pada sistem operasi berbasis linux melalui jaringan local area maupun internet.

5
BAB III
PROSES KERJA

3.1 Persiapan Komputer Server.

3.1.1 Pembuatan Virtual Server.

Langkah pertama, bukalah aplikasi VMware Workstation. Klik New

Virtual Machine untuk membuat Virtual Machine yang baru.

Pilih Typical, kemudian klik Next.

6
Pilih Browse untuk memillih ISO Debian yang akan kita digunakan,

tahap selanjutnya klik Open dan klik Next.

Buatlah nama yang diinginkan untuk Virtual Machine yang baru kita
buat tersebut dan pilih lokasi tempat menyimpan virtual machine, klik Next.

7
Tahap ini, kita dapat mengatur kapasitas Virtual Disk yang akan

digunakan untuk Virtual Machine yang telah kita buat tadi, disini kami
menyarankan untuk menggunakan storage sebesar 50GB agar dapat memuat ISO
file untuk PXE SERVER, klik Next.

Lalu pada tahap selanjutnya klik Customize Hardware dan atur jumlah
Memory dan jumlah core processor yang akan digunakan, disini kami

menggunakan 1GB memory dan 1 Core Processor. Kemudian ganti Network

Adapter menjadi Vmnet1(Host-Only) dan klik Close dan Finish.

8
3.1.2 Instalasi Sistem Operasi Debian Ke Virtual Server.

Pertama, hidupkan komputer server, selanjutnya akan muncul tampilan

awal instalasi Debian 8, lalu pilih Install dan tekan Enter untuk memulai proses

instalasi Debian 8.

Selanjutnya kita akan berlanjut ke tahap pemilihan bahasa yang akan


digunakan, agar lebih mudah dalam proses konfigurasi selanjutnya, pilih English.

9
Tahap selanjutnya kita akan menentukan lokasi kita, disini kami
menggunakan lokasi Indonesia kemudian klik Enter dan jika mucul Configure
locales, maka pilih United States guna pengaturan lokasi sistem.

Selanjutnya pada konfigurasi jenis keyboard yang akan digunakan pada


Debian 8, pilih American-English agar susunan huruf dan simbol keyboard sesuai

dengan jenis keyboard kita pada umunya.

Tunggu hingga proses scanning selesai.

10
Selanjutnya kita akan diminta untuk mengisi Hostname dan isilah dengan
mengetikkan nama host yang kita inginkan. Pada tahap ini, sebagai contoh kami

gunakan nama debian. Kemudian pilih Continue.

Kemudian ketik password Root yang kita inginkan, pilih Continue.

Setelah itu kita akan diminta untuk mengulangi pengetikan password,

Pilih Continue.

11
Setelah itu kita akan berlanjut pada tampilan Set up users and
passwords. Silakan isi nama user sesuai keinginan kita, sebagai contoh kami

gunakan nama user tkj. Setelah itu kita akan disuruh untuk memasukkan

password untuk user yang telah kita buat. Pilih Continue.

Masukan password sesuai dengan password yang kita atur sebelumnya.

12
Selanjutnya pilih zona waktu yang akan kita gunakan di server, disini

kami menggunakan Central.

Tahap selanjutnya yaitu proses mempartisi harddisk, terdapat 4 pilihan

yang dimaksud sebagai proses mempartisi harddisk, kita dapat melakukannya

secara manual, bisa juga secara otomatis.

13
Setelah selesai proses mempartisipasi harddisk yang berisikan partisi
root, swap, home. Pilih Finish partitioning and write changes to disk,

lalu Enter, kemudian pilih Yes.

Pada tahap ini proses instalasi sudah berjalan dan silakan tunggu
beberapa menit. Setelah itu akan ada pertanyaan bahwa kita akan menginstal

menggunakan DVD1 saja atau menambahkan DVD2 dan DVD3. Pada langkah ini

kita masukan DVD1, DVD2 dan DVD3 secara bergantian.

14
Kemudian pada tampilan berikut, pilih No.

15
Selanjutnya akan muncul menu Software selection. Pada tahap ini kita

pilih Standard system utilities, lalu Continue.

Pada tampilan berikut, pilih Yes.

16
Pilih /dev /sda kemudian tekan Enter.

Pada Finish the installation, pilih Continue untuk menyelesaikan proses

instalasi Debian 8.

17
Setelah selesai menginstal Debian, selanjutnya Virtual Server

akan melakukan proses booting secara otomatis. Setelah muncul menu login,
silakan masuk sebagai Root dan menggunakan password Root yang kita buat
sebelumnya, lalu Enter. Jika sukses maka akan tampil seperti ini.

Selesai sudah tahap instalasi Debian 8 pada Virtual Machine sebagai


komputer server nantinya, kemudian kita akan berlanjut ketahap selanjutnya.

18
3.2 Konfigurasi Virtual Server.
Pada konfigurasi Virtual Server, disini kami menggunakan alamat IP kelas C

yaitu 192.168.1.1/24, yang dimana jumlah client yang dapat terhubung dalam satu

jaringan adalah 254.

3.2.1 Konfigurasi Alamat IP dan Repository.

Langkah pertama selalu masuk pada user sebagai Root, lalu ketikan
perintah ifconfig -a untuk mengetahui nama dan jumlah adapter NIC (Network
Interface Card) yang terpasang.

Setelah mengetahui nama adapter, selanjutnya ketik perintah

nano/etc/network/interfaces kemudian atur address, netmask, network dan


broadcast seperti gambar di bawah ini

19
Lalu simpan konfigurasi tersebut dengan menekan Ctrl+X, kemudian

tekan Y dan Enter, kemudian restart dengan cara mengetikkan perintah

/etc/init.d/networking restart dan periksa lagi apakah alamat IP sudah terganti.

Selanjutnya kita akan mengupdate list repository dengan mengetikan


perintah apt-get update.

3.2.2 Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server


Tahap berikutnya, instal paket DHCP Server dengan perintah apt-get

install isc-dhcp-server jika diminta DVD2 maka masukanlah. Setelah selesai

menginstal DHCP Server tersebut, maka atur DHCP dengan perintah

nano/etc/dhcp/dhcd.conf.

Perlu diperhatikan, carilah baris yang bertuliskan seperti berikut, #A

slightly different configuration for an internal subnet. Hapus tanda pagar dan

konfigurasi DHCP server seperti berikut.

Keterangan.
subnet . sesuaikan dengan jaringan kita.
range . sesuaikan dengan subnet jaringan kita.
option domain name/server . sesuai DNS server kita sesuai kebutuhan.
option routers . gateway yang kita pakai.
option broadcast-address . disesuaikan dengan broadcast jaringan kita.

20
filename "pxelinux.0" . nama file pada saat PXE booting di client.
Pastikan konfigurasi DHCP Server kita seperti berikut.

Lalu simpan dan keluar dengan menekan Ctrl+X, kemudian tekan Y dan

Enter. Kemudain restart DHCP Server dengan perintah /etc/init.d.isc-dhcp-

server restart dan pastikan tampilannya seperti ini, jika tidak maka ada kesalahan

pada konfigurasi.

3.2.3 Instalasi TFTPD Server dan Membuat Directory.


Instal paket TFTPD dengan perintah apt-get install tftpd-hpa

21
Kemudian buat directory untuk PXE Boot Windows 7, Debian dan

Ubuntu dengan perintah.


mkdir /srv/tftpd/boot mkdir /srv/tftpd/kernel
mkdir /srv/tftpd/pxelinux.cfg mkdir /srv/tftpd/kernel/Windows

mkdir /srv/tftpd/win7 mkdir /srv/tftpd/kernel/debian

mkdir /srv/tftpd/debian mkdir /srv/tftpd/kernel/debian/i386

mkdir /srv/tftpd/debian/i386 mkdir /srv/tftpd/kernel/debian/amd64

mkdir /srv/tftpd/debian/amd64 mkdir /srv/tftpd/kernel/ubuntu

mkdir /srv/tftpd/ubuntu mkdir /srv/tftpd/kernel/ubuntu/i386

mkdir /srv/tftpd/ubuntu /i386 mkdir /srv/tftpd/kernel/ubuntu/amd64

mkdir /srv/tftpd/ubuntu /amd64

Jangan lupa untuk mengetikkan peintah chmod 777 -R /srv/tftp dan


chown nobody.nogroup -R /srv/tftp untuk memberi hak akses penuh pada
folder/file saat kita sedang melakukan pengunggahan file.

22
3.2.4 Instalasi dan Konfigurasi Samba Server.
Instal paket Samba dengan menggunakan perintah apt-get install samba

Masuklah ke directory Samba dengan perintah cd /etc/samba/ sebelum


memulai konfigurasi, sebaiknya lakukan proses backup data Samba yang sudah

ada dengan perintah cp smb.conf smb.conf.bak kemudian hapus data Samba

sebelumnya dengan perintah rm smb.conf

23
Kemudian atur konfigurasi Samba dengan mengetikan perintah nano
smb.conf kemudain ketiklah seperti dibawah ini.

[global] path = /srv/tftp/win7


workgroup = PXESERVER read only = no
server string = Samba Server browseable = yes
Version %v public = yes
log file = /var/log/samba/log.%m printable = no

max log size = 50 guest ok = yes

idmap config * . backend = tdb oplocks = no


level2 oplocks = no
cups options = raw
locking = no
netbios name = pxe
map to guest = bad user
[all]
dns proxy = no
path = /srv/tftp
public = yes
read only = no
kernel oplocks = no
browseable = yes
nt acl support = no
public = yes
security = user
guest ok = yes
guest account = nobody
oplocks = no
level2 oplocks = no
[win7]
locking = no

24
Lalu simpan dan keluar dengan menekan Ctrl+X, kemudian tekan Y dan

Enter. Ketiklah perintah testparm untuk mengetahui apakah konfigurasi tersebut

sudah benar atau tidak, jika sudah benar maka tampilannya seperti berikut.

Jika sudah benar, maka restart Samba Server dengan mengetikan

perintah /etc/init.d/samba restart

25
3.3 Instalasi WAIK dan membuat WinPE.
Pertama instal WAIK dengan cara melakukan mount file ISO WAIK, lalu

jalankan startcd.exe dengan menggunakan Run as administrator lalu click Windows


AIK Setup

Lalu klik Next, kemudian pilih Agree dan klik Next, selanjutnya pilih lokasi

program akan ditempatkan setelah terinstal dan pilih Everyone dan klik Next, setelah

proses selesai maka klik Close.

26
Kemudian buka aplikasi WAIK dengan cara, buka Start → All Program →
Microsoft Windows AIK → Deployment Tools Command Prompt

Selanjutnya ketilah copype x86 c.\winpe dan buka Command Prompt dengan

hak administrator.

27
Dalam Command Prompt masuklah ke directory winpe dengan cara mengetik
perintah cd c.\winpe lalu mount file winpe.wim dengan cara mengetikan perintah dism

/mount-imagefile.”C.\winpe\winpe.wim” /index.1 /mountdir.”c.\winpe\mount”

Lalu buat directory pada directory winpe dengan nama driver lalu copy file
driver NIC tersebut ke directory driver dan perintah dism /add-driver
/image.”\winpe\mount” /driver.”c\winpe\driver” /recurse

Kemudian vertifikasi driver tersebut dengan cara mengetik perintah dism /get-
drivers /image.”c.\winpe\mount”

Selajutnya kita unmount file winpe.wim yang telah kita update dengan driver
baru dengan cara mengetik perintah dism /unmount-image
/mountdir.”C.\winpe\mount” /commit setelah selesai, maka copy file winpe.wim ke

directory c.\winpe\ISO\sources\ dengan nama file boot.wim

28
Lalu buka kembali Deployment Tools Command Prompt dan buat ISO winpe
dengan cara mengetik perintah oscdimg -n -bC.\winpe\etfsboot.com c.\winpe\ISO

c.\winpe.ISO

3.4 Mengunggah file Windows, Debian, Ubuntu dan boot file.


Pertama masuk ke server Samba dengan mengetik \\192.168.1.1 dan apabila

diminta password, masukan password user yang dibuat sebelumnya. Jika sudah maka
akan tampil seperti ini

Lalu mount ISO Windows 7 dan copy semua isi file, kemudian paste pada

folder win7 yang telah kita buat pada server sebelumnya.

29
Selanjutnya extract file netboot debian i386 dan amd64 dan masuk ke
directory netboot i386, kemudian copy file berikut pada directory debian-

installer\i386\boot-screen dan salin ke directory boot pada Samba server.

Selanjutnya copy file pxelinux.0 pada debian-installer\i386 dan copy


ldlinux.c32 pada debian-installer\i386\boot-screen ke directory all, serta debian-

installer\i386\pxelinux.cfg\default ke directory pxelinux.cfg pada Samba server.

Kemudian copy semua file initrd.gz dan linux pada folder arch masing-masing
sistem operasi Debian dan Ubuntu ke folder kernel masing-masing pada Samba sesuai

30
arch serta sistem operasi dan juga copy memdisk serta winpe.ISO yang sudah dibuat ke
directory kernel\Windows
Selanjutnya copy ISO Debian dan ISO Ubuntu server ke directory all.
Kemudian buka kembali virtual server yang sebelumnya dibuat lalu ketikan perintah ini
untuk mount ISO file debian i386 serta mengcopy ke lokasi directory debian i386

Lakukan hal yang sama untuk setiap ISO file, pastikan megcopy ISO sesuai

dengan arch(i386/amd64) dan sistem operasi.

Lalu kita ubah file default pada folder pxelinux.cfg dengan mengetikan nano
/srv/tftp/pxelinux.cfg lalu sesuaikan dengan berikut ini.

Lalu simpan dan keluar dengan menekan Ctrl+X, kemudian tekan Y dan

Enter. Selanjutnya kita ubah file menu.cfg pada folder boot dengan mengetikan nano

/srv/tftp/menu.cfg lalu ketiklah seperti berikut ini.

31
menu hshfit 7
menu widht 61

menu title PXE SERVER BOOT MENU

include boot/stdmenu.cfg
label windows
menu label ^Windows 7 Install
kernel kernel/windows/memdisk

initrd kernel/windows/winpe.ISO
append raw ISO
menu begin debian
menu label ^Debian Installer
menu title Debian Installer
label debi386
menu label ^Debian i386 install
kernel kernel/debian/i386/linux

append vga=788 initrd=kernel/debian/i386/initrd.gz debian-


installer/allow_unauthenticated=true --quiet
label debamd64
menu label ^Debian amd64 install
kernel kernel/debian/amd64/linux

append vga=788 initrd=kernel/debian/amd64/initrd.gz debian-


installer/allow_unauthenticated=true --quiet
label mainmenu
menu label ^Back
menu exit
end menu

32
menu begin ubuntu
menu label ^Ubuntu Installer
menu title Ubuntu Installer
label ubni386
menu label ^Ubuntu server i386 install
kernel kernel/ubuntu/i386/linux

append vga=788 initrd=kernel/debian/i386/initrd.gz ---quiet


label ubnamd64
menu label ^Ubuntu server amd64 install
kernel kernel/ubuntu/amd64/linux

append vga=788 initrd=kernel/ubuntu/amd64/initrd.gz --quiet


label mainmenu
menu label ^Back
menu exit
menu end

3.5 Instalasi dan Konfigurasi Apache.


Pertama instal apache2 dengan cara ketikan apt-get install apache2 lalu
konfigurasi agar dapat digunakan oleh Debian dan Ubuntu netboot secara offline untuk
proses instalasi sistem operasi, ikuti seperti gambar dibawah ini.

33
3.6 Uji Coba Menginstal Windows 7.
Setelah server selesai dikonfigrasi, maka kita dapat langsung mencoba PXE

booting dari client. Setelah selesai booting, akan muncul tampilan seperti berikut.
Pilih Windows 7 Install

Kemudian ketik perintah ipconfig untuk mengecek IP Address. Jika sudah,

ketik net use h.\\192.168.1.1/win7 maka akan muncul tulisan Successfully. Setelah itu

masuk ke directory h dengan cara h. kemudian ketik setup.exe

34
Jika sudah berhasil akan tampil seperti gambar di bawah ini, dan kita dapat

melanjutkan proses instalasi Windows 7 seperti biasanya.

3.7 Uji coba menginstal Debian.


Seperti pada gambar tampilan PXE booting pada client diatas, tunggu hingga

muncul tampilan seperti berikut, kemudian pilih Debian Install. Selanjutnya kita dapat

melanjutkan proses instalasi Debian seperti biasanya.

35
BAB IV
BIAYA YANG DIPERLUKAN

No. Barang Jumlah Harga


1. Komputer Server 1 Rp. 10.000.000

2. Komputer Client 3 Rp. 15.000.000

3. TP-Link Switch 8 Port Gigabyte 1 Rp. 700.000

4. Kabel LAN Cat5e Straight 3M 4 Rp. 200.000

Total Harga: Rp. 25.900.000

36
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
1. PXE Booting merupakan materi pembelajaran yang baru bagi siswa jurusan Teknik
Komputer Informatika.
2. Instalasi sistem operasi dapat dilakukan melalui jaringan komputer yang telah
terhubung antara server dengan client.

3. Membangun sebuah server serta menginstal sistem operasi yang diperlukan,

merupakan hal yang terpenting dalam PXE Booting.


4. Konfigurasi untuk seluruh aplikasi pada server Debian harus dilakukan dengan user
sebagai Root.
5. Uji coba menginstal sistem operasi kepada client menggunakan PXE Booting
memerlukan beberapa konfigurasi tambahan agar dapat berjalan pada client.

5.2 Saran.
1. Kita perlu melakukan update pada perangkat lunak maupun perangkat keras yang
digunakan, apabila ada pembaharuan perangkat untuk menunjang kinerja dari PXE

Booting tersebut.

2. Kita perlu mempelajari hasil perkembangan dari perangkat yang baru kita gunakan,

ada kemungkinan pembaruan yang kita lakukan, dapat mengubah konfigurasi yang
ada serta kita sebaiknya mempelajari informasi baru untuk melakukan konfigurasi
pada perangkat baru yang kita gunakan.

37
DAFTAR PUSTAKA

38
CATATAN _____________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

39

Anda mungkin juga menyukai