PENDAHULUAN
Pada awalnya, instalasi sistem operasi menggunakan optical disc atau biasa
kita sebut dengan CD, sebagai bootable. Namun masalah yang sering ditemui yaitu
kapasitas CD yang kecil, data yang tersimpan rentan corrupt dan cepat rusak. Setelah
bernama flashdrive atau sering disebut FD, semenjak kemunculan FD modul instalasi
sistem operasi mulai beralih ke perangkat baru tersebut. Hal ini disebabkan karena FD
memiliki kapasitas yang lebih besar dari CD, data yang tersimpan tidak mudah corrupt,
Dalam dunia yang serba globalisasi ini, terciptalah dunia yang tanpa batas,
semua bisa terhubung satu sama lain hanya dalam hitungan detik saja. Termasuk dalam
sistem operasi, sistem operasi dapat dimuat dari sebuah jaringan yang ada, bukan dari
hardware komputer itu sendiri. Jadi harddisk pada komputer tidak dipakai sebagai
lokasi booting sistem operasi, namun dari harddisk pada sebuah jaringan server yang
digunakan sebagai lokasi booting, istilah ini dikenal sebagai proses network booting.
1
1.2 Rumusan Masalah.
1.2.1 Mengapa melakukan instal ulang memakan waktu proses yang lama?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan PXE booting?
1.2.3 Bagaimana cara melakukan konfigurasi bootable berbasis PXE tersebut?
instalasi sistem operasi yang akan dibuat dan penyelesaiannya. Adapun batasan-batasan
1.3.1 Membuat sebuah bootable sistem operasi Windows 7 dan Linux Debian.
1.3.2 Melakukan konfigurasi pada server agar source data dapat diakses oleh client.
1.3.3 Penerapan instal ulang kepada client dengan menggunakan PXE booting.
1.4 Tujuan.
Tujuan kami dalam membuat laporan ini agar dapat mengatasi masalah
pembuatan bootable sistem operasi dan instal ulang yang memakan waktu yang lama
serta kerusakan data pada storage yang sering terjadi, dengan mempermudah proses
instal ulang sistem operasi menggunakan server sebagai source data dan client dengan
menggunakan PXE.
1.5 Manfaat.
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
tentang PXE booting dan kami meyakini bahwa laporan ini akan bermanfaat sebagai
materi pembelajaran baru pada siswa jurusan Teknik Komputer dan Informatika dalam
proses instal ulang sistem operasi serta dapat mengatasi masalah lamanya proses
pembuatan bootable dan melakukan instal ulang sistem operasi.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PXE
PXE adalah singkatan dari Preboot Execution Environment. PXE adalah salah
BIOS dengan sendirinya menjalankan perintah yang dikirimkan melalui jaringan. Tentu
saja cara ini membutuhkan server yang bertindak sebagai penyedia layanan PXE dan
komputer client harus memiliki kemampuan booting melalui jaringan.
Sebagian besar motherboard baru memiliki fasilitas “Boot from LAN” secara
pengaturan pabrik. Boot from LAN biasa dikenal juga sebagai BOOTROM. Dalam
menggunakan teknologi PXE kita harus mengaktifkan kemampuan Boot from LAN ini
melalui BIOS Setup. Proses pengaturan tersebut mungkin saja berbeda antara
motherboard yang satu dengan yang lainnya namun biasanya terletak di menu
Advanced BIOS setup. Atur fasilitas Boot from LAN tersebut pada menu Boot Priority
pada daftar teratas agar motherboard dapat menjalankan fasilitas tersebut sebagai
prioritas utama.
komputer yang saling berhubungan, server dapat kita bayangkan sebagai pusat data dan
memberikan layanan berupa koneksi ataupun layanan yang lain ke komputer client.
Komputer server memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan para
client pada jaringan komputer tersebut, serta daya tahan perangkat keras yang kuat
untuk digunakan secara terus menerus guna melayani client setiap saat.
3
Sistem operasi ini didistribusikan dengan akses ke repositori yang berisi ribuan
paket perangkat lunak yang siap untuk diinstal dan kompatibilitasnya dapat diandalkan,
2.4 LAN
LAN merupakan singkatan dari Local Area Network, yaitu suatu jaringan yang
dimana antara perangkat keras dan perangkat lunak dapat saling berkomunikasi dalam
daerah yang terbatas. LAN hanya dapat menjangkau daerah yang sangat terbatas,
contohnya jaringan LAN hanya dapat menjangkau koneksi internet dalam satu gedung
saja. Karena jangkauan koneksi yang pendek itulah, maka kecepatan transmisi data
2.5 DHCP
DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol.
DHCP protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan
pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan
alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan
lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP
secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang
dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
2.6 TFTP
TFTP merupakan singkatan dari Trivial File Transfer Protocol, TFTP adalah
sebuah protokol sederhana untuk melakukan perpindahan file antar komputer yang sama
maupun, berbeda jaringan. TFTP dirancang khusus dengan ukuran kecil dan
didimplementasikan dalam UDP (User Datagram Protocol) yang digunakan untuk
melakukan booting network komputer. TFTP tidak dapat mendaftarkan directory dan
tidak mempunyai kelengkapan untuk keamanan user. Pada konsep PXE, protokol ini
digunakan untuk mengambil image kernel dari komputer server ke komputer client.
4
2.7 Samba
Samba adalah program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai
platform sistem operasi Linux/UNIX dengan sistem operasi Windows yang dijalankan
dalam suatu jaringan komputer. Samba merupakan aplikasi dari UNIX dan Linux, yang
dikenal dengan SMB Protocol (Service Message Block). Banyak sistem operasi yang
2.8 WAIK
WAIK adalah singkatan dari Windows Automated Installation Kit. WAIK
merupakan aplikasi yang digunakan untuk memodifikasi file instalasi Windows. Selain
2.9 WinPe
WindowsPE (WinPE) adalah singkatan dari Preinstallation Environment.
WinPE adalah sistem operasi Windows yang dibuat dalam ukuran kecil dan dirancang
untuk menjalankan Windows Setup atau keperluan lain misalnya Windows Repair and
Troubleshooting, diagnostics serta menjalankan Windows deployment.
2.10 Netboot
Netboot adalah singkatan dari Network booting. Netboot merupakan sebuah
sistem operasi yang dibuat dalam ukuran kecil dan digunakan untuk melakukan proses
instalasi pada sistem operasi berbasis linux melalui jaringan local area maupun internet.
5
BAB III
PROSES KERJA
6
Pilih Browse untuk memillih ISO Debian yang akan kita digunakan,
Buatlah nama yang diinginkan untuk Virtual Machine yang baru kita
buat tersebut dan pilih lokasi tempat menyimpan virtual machine, klik Next.
7
Tahap ini, kita dapat mengatur kapasitas Virtual Disk yang akan
digunakan untuk Virtual Machine yang telah kita buat tadi, disini kami
menyarankan untuk menggunakan storage sebesar 50GB agar dapat memuat ISO
file untuk PXE SERVER, klik Next.
Lalu pada tahap selanjutnya klik Customize Hardware dan atur jumlah
Memory dan jumlah core processor yang akan digunakan, disini kami
8
3.1.2 Instalasi Sistem Operasi Debian Ke Virtual Server.
awal instalasi Debian 8, lalu pilih Install dan tekan Enter untuk memulai proses
instalasi Debian 8.
9
Tahap selanjutnya kita akan menentukan lokasi kita, disini kami
menggunakan lokasi Indonesia kemudian klik Enter dan jika mucul Configure
locales, maka pilih United States guna pengaturan lokasi sistem.
10
Selanjutnya kita akan diminta untuk mengisi Hostname dan isilah dengan
mengetikkan nama host yang kita inginkan. Pada tahap ini, sebagai contoh kami
Pilih Continue.
11
Setelah itu kita akan berlanjut pada tampilan Set up users and
passwords. Silakan isi nama user sesuai keinginan kita, sebagai contoh kami
gunakan nama user tkj. Setelah itu kita akan disuruh untuk memasukkan
12
Selanjutnya pilih zona waktu yang akan kita gunakan di server, disini
13
Setelah selesai proses mempartisipasi harddisk yang berisikan partisi
root, swap, home. Pilih Finish partitioning and write changes to disk,
Pada tahap ini proses instalasi sudah berjalan dan silakan tunggu
beberapa menit. Setelah itu akan ada pertanyaan bahwa kita akan menginstal
menggunakan DVD1 saja atau menambahkan DVD2 dan DVD3. Pada langkah ini
14
Kemudian pada tampilan berikut, pilih No.
15
Selanjutnya akan muncul menu Software selection. Pada tahap ini kita
16
Pilih /dev /sda kemudian tekan Enter.
instalasi Debian 8.
17
Setelah selesai menginstal Debian, selanjutnya Virtual Server
akan melakukan proses booting secara otomatis. Setelah muncul menu login,
silakan masuk sebagai Root dan menggunakan password Root yang kita buat
sebelumnya, lalu Enter. Jika sukses maka akan tampil seperti ini.
18
3.2 Konfigurasi Virtual Server.
Pada konfigurasi Virtual Server, disini kami menggunakan alamat IP kelas C
yaitu 192.168.1.1/24, yang dimana jumlah client yang dapat terhubung dalam satu
Langkah pertama selalu masuk pada user sebagai Root, lalu ketikan
perintah ifconfig -a untuk mengetahui nama dan jumlah adapter NIC (Network
Interface Card) yang terpasang.
19
Lalu simpan konfigurasi tersebut dengan menekan Ctrl+X, kemudian
nano/etc/dhcp/dhcd.conf.
slightly different configuration for an internal subnet. Hapus tanda pagar dan
Keterangan.
subnet . sesuaikan dengan jaringan kita.
range . sesuaikan dengan subnet jaringan kita.
option domain name/server . sesuai DNS server kita sesuai kebutuhan.
option routers . gateway yang kita pakai.
option broadcast-address . disesuaikan dengan broadcast jaringan kita.
20
filename "pxelinux.0" . nama file pada saat PXE booting di client.
Pastikan konfigurasi DHCP Server kita seperti berikut.
Lalu simpan dan keluar dengan menekan Ctrl+X, kemudian tekan Y dan
server restart dan pastikan tampilannya seperti ini, jika tidak maka ada kesalahan
pada konfigurasi.
21
Kemudian buat directory untuk PXE Boot Windows 7, Debian dan
22
3.2.4 Instalasi dan Konfigurasi Samba Server.
Instal paket Samba dengan menggunakan perintah apt-get install samba
23
Kemudian atur konfigurasi Samba dengan mengetikan perintah nano
smb.conf kemudain ketiklah seperti dibawah ini.
24
Lalu simpan dan keluar dengan menekan Ctrl+X, kemudian tekan Y dan
sudah benar atau tidak, jika sudah benar maka tampilannya seperti berikut.
25
3.3 Instalasi WAIK dan membuat WinPE.
Pertama instal WAIK dengan cara melakukan mount file ISO WAIK, lalu
Lalu klik Next, kemudian pilih Agree dan klik Next, selanjutnya pilih lokasi
program akan ditempatkan setelah terinstal dan pilih Everyone dan klik Next, setelah
26
Kemudian buka aplikasi WAIK dengan cara, buka Start → All Program →
Microsoft Windows AIK → Deployment Tools Command Prompt
Selanjutnya ketilah copype x86 c.\winpe dan buka Command Prompt dengan
hak administrator.
27
Dalam Command Prompt masuklah ke directory winpe dengan cara mengetik
perintah cd c.\winpe lalu mount file winpe.wim dengan cara mengetikan perintah dism
Lalu buat directory pada directory winpe dengan nama driver lalu copy file
driver NIC tersebut ke directory driver dan perintah dism /add-driver
/image.”\winpe\mount” /driver.”c\winpe\driver” /recurse
Kemudian vertifikasi driver tersebut dengan cara mengetik perintah dism /get-
drivers /image.”c.\winpe\mount”
Selajutnya kita unmount file winpe.wim yang telah kita update dengan driver
baru dengan cara mengetik perintah dism /unmount-image
/mountdir.”C.\winpe\mount” /commit setelah selesai, maka copy file winpe.wim ke
28
Lalu buka kembali Deployment Tools Command Prompt dan buat ISO winpe
dengan cara mengetik perintah oscdimg -n -bC.\winpe\etfsboot.com c.\winpe\ISO
c.\winpe.ISO
diminta password, masukan password user yang dibuat sebelumnya. Jika sudah maka
akan tampil seperti ini
Lalu mount ISO Windows 7 dan copy semua isi file, kemudian paste pada
29
Selanjutnya extract file netboot debian i386 dan amd64 dan masuk ke
directory netboot i386, kemudian copy file berikut pada directory debian-
Kemudian copy semua file initrd.gz dan linux pada folder arch masing-masing
sistem operasi Debian dan Ubuntu ke folder kernel masing-masing pada Samba sesuai
30
arch serta sistem operasi dan juga copy memdisk serta winpe.ISO yang sudah dibuat ke
directory kernel\Windows
Selanjutnya copy ISO Debian dan ISO Ubuntu server ke directory all.
Kemudian buka kembali virtual server yang sebelumnya dibuat lalu ketikan perintah ini
untuk mount ISO file debian i386 serta mengcopy ke lokasi directory debian i386
Lakukan hal yang sama untuk setiap ISO file, pastikan megcopy ISO sesuai
Lalu kita ubah file default pada folder pxelinux.cfg dengan mengetikan nano
/srv/tftp/pxelinux.cfg lalu sesuaikan dengan berikut ini.
Lalu simpan dan keluar dengan menekan Ctrl+X, kemudian tekan Y dan
Enter. Selanjutnya kita ubah file menu.cfg pada folder boot dengan mengetikan nano
31
menu hshfit 7
menu widht 61
include boot/stdmenu.cfg
label windows
menu label ^Windows 7 Install
kernel kernel/windows/memdisk
initrd kernel/windows/winpe.ISO
append raw ISO
menu begin debian
menu label ^Debian Installer
menu title Debian Installer
label debi386
menu label ^Debian i386 install
kernel kernel/debian/i386/linux
32
menu begin ubuntu
menu label ^Ubuntu Installer
menu title Ubuntu Installer
label ubni386
menu label ^Ubuntu server i386 install
kernel kernel/ubuntu/i386/linux
33
3.6 Uji Coba Menginstal Windows 7.
Setelah server selesai dikonfigrasi, maka kita dapat langsung mencoba PXE
booting dari client. Setelah selesai booting, akan muncul tampilan seperti berikut.
Pilih Windows 7 Install
ketik net use h.\\192.168.1.1/win7 maka akan muncul tulisan Successfully. Setelah itu
34
Jika sudah berhasil akan tampil seperti gambar di bawah ini, dan kita dapat
muncul tampilan seperti berikut, kemudian pilih Debian Install. Selanjutnya kita dapat
35
BAB IV
BIAYA YANG DIPERLUKAN
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
1. PXE Booting merupakan materi pembelajaran yang baru bagi siswa jurusan Teknik
Komputer Informatika.
2. Instalasi sistem operasi dapat dilakukan melalui jaringan komputer yang telah
terhubung antara server dengan client.
5.2 Saran.
1. Kita perlu melakukan update pada perangkat lunak maupun perangkat keras yang
digunakan, apabila ada pembaharuan perangkat untuk menunjang kinerja dari PXE
Booting tersebut.
2. Kita perlu mempelajari hasil perkembangan dari perangkat yang baru kita gunakan,
ada kemungkinan pembaruan yang kita lakukan, dapat mengubah konfigurasi yang
ada serta kita sebaiknya mempelajari informasi baru untuk melakukan konfigurasi
pada perangkat baru yang kita gunakan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
CATATAN _____________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
39