Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Resiko Prilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor yang dihadapi oleh
sesorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri,oranng lain, maupun
lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang di timbulkan, penaganan pasien prilaku
kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga yang profesional.

A. Pengkajian pasien resiko prilaku kekerasan

Prilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini, prilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal , diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan..

Prilaku kekerasan dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu prilaku kekerasan saat sedang
berlangsung atau prilaku kekerasan terdahulu ( riwayat prilaku kekerasan ).

Tanda dan gejala yang ditemui pada pasien melalui observasi atau wawancara tentang
prilaku adalah sebagai berikut :

a. Muka marah dan tegang


b. Pandangan tajam
c. Mengtaupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar – mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/ orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah / mengedalikan prilaku kekerasan

B. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat. Diagnosis


keperawatan resiko prilaku kekerasan dirumuskan jika pasien saat ini tidak melakukan prilaku
kekerasan, tetapi pernah melakukan kekerasan dan belum mempunyai kemampuan mencegah
atau mengendalikan perilaku kekerasan tersebut.
C. Tindakan keperawatan

Setelah menegakkan diagnose keperawatan, perawat melakukan beberapa tindakan


keperawatan, baik pada pasien maupun keluarga pasien.

a. Tindaka keperawatan pada pasien

1. Tujuan keperawatan

a) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab prilaku kekerasan


b) Pasien dapat mengidentifikasi tanda – tanda prilaku kekerasan
c) Pasien dapat menyebutkan jenis prilaku kekerasan yang pernah dilakukan
d) Pasien dapat menyebutkan akibat dari prilaku kekerasan yang dilakukannya
e) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengendalikan prilaku kekerasannya
f) Pasien dapat mencegah / mengendalikan prilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka

2. Tindakan keperawatan

a) Bina hubungan saling percaya


Dalam membina hubungan saling percaya, pasien harus merasa aman dan nyaman
saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam
rangka membina hubungan saling percaya adalah :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Berjabat tangan
3. Menjelaskan tujuan interaksi
4. Membuat kontrak topic, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b) Diskusikan bersama pasien penyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang lalu
c) Diskusikan perasaan, tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jika terjadi
penyebab prilaku kekerasan
1. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
2. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
3. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
4. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
5. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
d) Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada
saat marah
1. Verbal
2. Terhadap orang lain
3. Terhadap diri sendiri
4. Terhadap lingkungan
e) Diskusikan bersama pasien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
f) Diskusikan bersama pasien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu dengan
cara berikut :
1. Fisik : pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
2. Obat
3. Sosial/verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
4. Spiritual : beribadah sesuai keyakinan pasien
g) Bantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan secara fisik :
1. Latihan nafas dalam dan pukul kasur/bantal
2. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur/bantal
h) Bantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan secara sosial/verbal
1. Bantu mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dan meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
2. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
i) Bantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan secara spiritual :
1. Bantu pasien mengendalikan marah secara spiritual ; kegiatan ibadah yang
biasa dilakukan
2. Buat jadwal latihan ibadah dan berdoa
j) Bantu pasien mengendalikan prilaku kekerasan dengan patuh minum obat :
1. Bantu pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
minum obat, dan benar dosis obat ) disertai penjelasan mengenai egunaan
obat dan akibat berhenti mnum obat
2. Susun jadwal minum obat secara teratur
k) Ikut sertakan pasien dalam TAK stimulasi persepsi untuk mengendalikan prilaku
kekerasan
 Nama – nama kelompok beserta perannya :
1. Viralin agusta keya : perawat 1
2. Vika wulandari : perawat 2
3. Yuni sari : perawat 3
4. Rosjianti toara : perawat 4
5. Marpua tuheteru : perawat 5
6. Nurkaulia : pasien

SP 1 pasien : membina hubungan salling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda


dan gejalayangn dirsakan, prilaku kekerasan yang dilakukan, akibat, dan cara mengendalikan
prilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (latihan nafas dalam)

Fase Orientasi

Perawat 1 : Selamat pagi ibu

Pasien : pagi juga suster

Perawat 1 : perkenalkan saya suster viralin aguasta keya , biasa dipanggil suster vira. Saya
perawat yang bertugas diruang asoka ini. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 –
14.00 wit (siang). Saya yang akan merawat ibu selama ibu berada di RS ini.

Kalau boleh saya tau nama ibu siapa ? dan senangnya dipanggil apa ?

Pasien : nama sya nurkaulia tuanaya, dan senang dipanggil kaulia suster.

Perawat 1 : bagaimana persaan ibu saat ini ?

Pasien : tidak tenang suster ,saya emosi sekali

Perawat 1 : masih ada perasaan kesal atau marah ?

Pasien : iya,saya masi sangat marah suster

Perawat 1 : apa yang terjadi dirumah ibu ?

Pasien : saya habis bertengkar dengan suami saya, dan saya kesal sakali suster

Perawat 1 : baiklah sekarang kita akan berbincang – bincang tentang perasaan marah ibu.

Pasien : iya suster

Perawat 1 :bagaimana kalau kita berbincang – bincang diruang tamu saja, berapa lama ibu
mau kita berbincang – bincang ? bagaimana kalau 20 menit /

Pasien : iya suster

Fase kerja
Perawat 1 : apa yang menyebabkan ibu marah ?

Pasien : ini semua karna suami saya suster

Perwat 1 : apakah sebelumnya ibu pernah marah ?

Pasien : iya pernah suster, tapi tidak semarah seperti sekarang ini

Perawat 1 : lalau apa penyebabnya ?

Pasien : karna suami saya sangatlah pemalas,tidak mau bekerja, dan sudah beberapa
bulan terakhir ini tidak mmberi saya uang, padahal sudah berumah tangga, dan
punya 2 orang anak.saya sudah berusaha membantu suami saya dengan bekerja
serabutan, itupun cuma cukup untuk makan. Sedangkan ke 2 anak kami juga perlu
sekolah, dan untuk biaya kebutuhan sehari – hari.

Perawat 1 : samakah dengan yang sekarang ?

Pasien : iya sama saja suster, karana suami saya tidak mau berubah.

Perawat 1 : apa yang ibu rasakan saat itu ? (tunggu respon klien)

Pasien : saya sangat marah suster

Perawat 1 : apakah ibu merasa kesal lalu kemudian dada ibu berdebar – debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal ?

Pasien : iya suster

Perawat 1 : setelah itu apa yang ibu lakukan ?

Pasien : kemudian saya memukuli suami saya dengan sapu, dan memecahkan piring –
piring yang ada didapur sus.

Perawat 1 : apa dengan cara ini suami ibu langsung memeberi ibu uang. Kan tentu tidak
seperti itu ibu. Apa kerugian cara yang ibu kaulia lakukan ?

Pasien : betul, suami saya jadi sakit, dan piring – piring semua pecah

Perawat 1 : menurut ibu, adakah cara lain yang lebih baik ?

Pasien : saya tidak tau suster

Perawat 1 : maukah ibu belajar mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian ?

Pasien : iya, saya mau suster

Perawat 1 : ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan ibu. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan. Ada beberapa
cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, bagaimana kalau kita belajar satu –
persatu dulu caranya.

Pasien : iya suster,tapi bagaimana saya bisa melakukannya ?

Perawat 1 : jadi begini ibu, kalau tanda – tanda marah tadi sudah ibu rasakan, ibu berdiri, lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan – lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, (iya bagus
ibu, tahan) dan tiup melalui mulut. Nah , lakukan cara ini sebanyak 5 kali (bagus
sekali ibu) ibu sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaan ibu sekarang ?

Pasien : sudah jauh lebih baik suster

Perawat 1 : nah, sebaiknya latihan ini ibu kaulia lakukan secara rutin sehingga bila sewaktu
waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya

Pasien : iya, suster

Fase terminasi

Perawat 1 : bagaimana perasaan ibu kaulia setelah berbincang – bincang tentang kemarahan
ibu ?

Pasien : saya merasa sudah jauh lebih lega suster

Perawat 1 : iya jadi penyebab ibu marah adalah karna suami ibu malas bekerja. Dan yang ibu
rasakan adalah kesal, serta emosi. Dan yang ibu lakukan adalah memukuli suami
ibu dan memecahkan piring – piring. Serta akibat dari tindakan yang sudah ibu
lakukan adalah suami ibu jadi sakit dan piring – piring semua pecah.

Coba selama saya tidak ada, ingat – ingat lagi penyebab marah ibu yang lalu, apa
yang ibu lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalam, yha ibu.

Pasien : iya suster

Perawat 1 : sekarang kita buat jadwal latihannya ya ibu, berapa kali sehari ibu mau latihan
nafas dalam ?

Pasien : tidak tau suster

Perawat 1 : baiklah ibu, bagaimana kalau 2 jam lagi saya dating dan kita latihan cara yang
lain untuk mencegah/mengendalikan marah

Pasien : iya baik suster

Perawat 1 : tempatnya nanti disesuaikan saja ya ibu?

Kalau begitu saya permisi dulu ya ibu. Selamat pagi.


Pasien : iya suster, terimakasi dan selamat siang

Sp 2 pasien : membantu pasien mengendalikan prilaku kekerasan dengan cara fisik kedua
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik kedua {pukul kasur dan bantal}, menyusun jadwal kegiatan harian cara
kedua).

Fase orientasi

Perawat 2 : selamat pagi ibu.

Pasien : pagi juga suster

Perawat 2 : sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya dating lagi. Bagaimana
perasaan ibu saat ini ? adakah hal yang menyebabkan ibu marah ?

Pasien : prasaan saya sudah lebih baik suster. Tidak ada suster.

Perawat 2 :baiklah sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua. Mau dimana tempatnya ibu ,didalam ruangan
atau di luar ruangan saja ?

Pasien : didalam ruangan saja suster (didalam kamar)

Perawat 2 : baiklah ibu, waktunya sekitar 20 menit saja

Pasien : iya suster

Fase kerja

Perawat 2 : kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan kesal, berdebar –
debar, mata melotot, selain nafas dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.

Sekarang, mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Jadi kalau ibu merasa kesal
dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur atau bantal.

Pasien : iya suster

Perawat 2 : nah, sekarang coba ibu lakukan pukul kasur atau bantal !

Pasien : (sambil memukul kasur dan bantal)

Perawat 2 : iya bagus sekali ibu. Ibu dapat melakukannya dengan sangat bagus

Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa untuk merapikan tempat tidurnya kembali.
Fase terminasi

Perawat 2 : bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah dengan
memukul bantal atau kasur ?

Pasien : sudah jauh lebih baik suster

Perawat 2 : ada berapa cara yang sudah kita lakukan , coba ibu sebutkan lagi ?

Pasien : sudah 2 cara suster. Cara yang pertama yaitu dengan tarik nafas dalam, dan yang
ke 2 yaitu dengan memukul kasur atau bantal.

Perawat 2 : iya, benar. Bagus sekali ibu

Selanjutnya mari kita makuk kedalam jadwal kegiatan sehari – hari ibu. Pukul
berapakah ibu mau mempraktikan memukul kasur atau bantal ?

Pasien : tidak tau suster

Perawat 2 : baiklah ibu , bagaimana kalau setiap bangun tidur ? (jadi disetiap bangun tidur
pagi dan sore)

Pasien : iya baik suster

Perawat 2 : lalu, kalau ibu ada keinginan marah sewaktu – waktu gunakan ke 2 cara tadi ya
ibu !

Pasien : iya suster

Perawat 2 : baiklah kalau begitu besok jam 10 pagi, kita akan ketemu lagi ya ibu, kita akan
latihan cara mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik.

Kalau begitu saya permisi dulu ya ibu,dan sampai jumpa.

Pasien : iya, trimakassi suster, dan sampai jumpa.

Sp 3 pasien : membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara


sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang 2 cara fisik mengendalikan prilaku
kekerasan, latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal {menolak dengan
baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik}, susun jadwal
latihan mengungkapkan marah secara verbal).

Fase orientasi

Perawat 3 : selamat pagi ibu, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi.

Bagaimana ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau
bantal ?
Pasien : iya, sudah suster

Perawat 3 : apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ?

Pasien : iya rasa marah saya sudah sedikit berkurang suster.

Perawat 3 : coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.

Pasien : ini suster (sambil meberikan jadwal kegiatannya)

Perawat 3 : nah, kalau tau trik nafas dalamnya dilakukan sendiri, tulis M yang artinya mandiri,
kalau diingatkan suster baru dilakukan, tulis B yang artinya belum dapat melakukan.

Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
marah ?

Pasien : iya suster

Perawat 3 : ibu mau dimana tempatnya, didalam ruangan atau diluar ruangan saja supaya ibu
merasa lebih nyaman ? dan waktunya sekitar 30 menit ya ibu ?

Pasien : diruang tamu saja . iya suster.

Fase kerja

Perawat 3 : iya ibu sekarang kita akan latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.
Ada 3 caranya ibu

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
dengan tidak menggunakan kata – kata kasar. Kemarin ibu bilang penyebab
marahnya karena suami malas bekerja dan tidak memberi uang. Coba ibu
menyuruh dengan bapak bekerja dengan baik – baik, katakana “bapak
cobalah untuk mencari kerja, saya dan anak – anak juga makan pak”. Coba
sekarang ibu praktikan ! iya bagus ibu (sambil memberi pujian)
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin
melakukannya, katakana “maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan”. Coba ibu praktikan ? iya bagus ibu (sambil memberi
pujian).
3. Mengungkapkan perasaan kesal. Jika ada orang lain yang membuat kesal,
ibu bisa mengatakan “saya jadi ingin marah karna perkataan itu”, Coba ibu
praktikan ? iya bagus ibu (sambil memberi pujian).

Fase terminasi

Parewat 3 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara
mengendalikan marah dengan bicara yang baik ?
Pasien : sudah lebih baik suster

Perawat 3 : coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari !

Pasien : yang pertama yaitu dengan tarik nafas dalam, yangnkedua yaitu denan memukul
kasur atau bantal, dan yang ketiga yaitu dengan cara bicara yang baik.

Perawat 3 : iya bagus sekali ibu (memuji pasien)

Perawat 3 : sekarang mari kita masuk dalam jadwal berapa kali sehari ibu mau latihan bicara
yang baik ?

Pasien : dua kali sehari saja suster

Perawt 3 : oh iya ibu, bagaimana kalu 2 jam lagi kita ketemu ?

Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu, yaitu
dengan cara ibadah, apakah ibu setuju /

Pasien : iya boleh suster.

Perawat 3 : mau dimana tempatnya ibu ?

Pasien : didalam ruangan saja suster

Perawat 3 : ok baiklah ibu, kalau begitu saya permisi dulu, dan sampai jumpa.

Pasien :iya suster trimakasi, dan sampai jumpa lagi.

Sp 4 pasien : bantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan secara spiritual


(diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan
sosial/berdoa)

Fase orientasi

Perawat 4 : selamat pagi ibu.

Pasien : pagi juga suster

Perawat 4 : sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana
ibu, latihan apa yang sudah dilakukan ?

Pasien : latihan nafas dalam, pukul kasur atau bantal, dah bicara dengan baik.

Perawat 4 : apa yang ibu rasakan setelah melakukan latihan secara teratur ?

Pasien : sudah jauh lebih baik suster

Perawat 4 : iya bagus sekali ibu , bagaimana rasa marahnya ?


Pasien : sudah sedikit berkurang suster.

Perawat 4 : bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegas rasa marah yaitu
dengan ibadah sesuai dengan agama ibuk.

Pasien : iya suster

Perwat 4 : ibu mau dimana tempatnya , untuk kita berbincang – bincang ?

Dan waktunya sekitar 30 menit ya ibu.

Pasien : didalam ruangan saja. Iya suster.

Fase kerja

Perawat 4 : coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan ?

Pasien : biasanya solat dan berdoa

Perawat 4 : iya bagus ibu. Lalu yang mana yamg mau dicoba ?

Pasien : keduanya suster

Perawat 4 : nah, kalau ibu sedang marah coba ibu langsung duduk dan tarik nafas dalam.

Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.

Pasien : iya suster

Perawat 4 : kegiatan ibadah mana yang ibu mau coba selama di RS ? coba pilih dua
kegiatan yang ingin ibu lakukan !

Pasien : iya suster (solat dan berdoa)

Perawat 4 : iya bagus sekali ibu.

Ibu bisa melakukan ibadah secara teratur untuk meredakan kemarahan.

Fase terminasi

Perawat 4 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara ketiga ini
?

Pasien : sudah jauh lebih tenang suster

Perawat 4 : jadi sudah berapa cara untuk mengendalikan marah yang kita peajari ?

Pasien : empat suster.

Perawat 4 : iya bagus sekali ibu. Mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu.
Mau berapa kali ibu beribadah dalam sehari ?
Pasien : 5 kali suster

Perawat 4 : coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat dilakukan saat ibu merasa marah ?

Pasien : dengan solat atau berdoa

Perawat 4 : setelalah ini coba ibu lakukan jadwal ibadah sesuai jadwal yang telah kita buat
tadi dan perhatikan apakah rasa marah ibu berkurang !

Paseien : iya suster, nanti akan saya lakukan

Perawat 4 : besok kita ketemu lagi ya ibu, nanti kita bicarakan cara yang selanjutnya untuk
mengendalikan rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.

Ibu mau dimana tempatnya ubntuk kita berbincang – bincang. Bagaimana kalau di
tempat ini saja (kamar pasien).

Pasien : iya disini saja suster

Perawat 4 : baiklah kalau begitu, saya permisi dulu dan sampai jumpa.

Pasien : iya, trimakasi suster dan sampai jumpa.

Sp 5 pasien : membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan dengan obat (bantu
pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar {benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar
dosis obat} disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat, susun
jadwal minum obat secara teratur).

Fase orientasi

Perawt 5 : selamat pagi ibu sesuai dengan janji saya kemaren, hari ini kita bertemu lagi.
Bagaimana ibu sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal,
bicara yang baik serta beribadah.

Pasien : selamat pagi juga suster. Iya sudah suster.

Perawat 5 : apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ?

Pasien : sudah jauh lebih baik suster

Perawat 5 : coba kita lihat jadwal kegiatannya ?

Pasien : ini suster (sambil memberi jadwal kegiatannya)

Perawat 5 : iya bagus ibu. Apa rasa marahnya sudah berkurang ?


Pasien : sudah berkurang suster

Perawat 5 : bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengendalikan rasa marahnya ?

Psien : iya mari suster

Perawat 5 : ibu mau dimana tempatnya untuk kita berbincang – bincang supaya ibu merasa
lebih nyaman ? dan waktunya sekitar 15 menit saja ya ibu.

Pasien : dikamar saja suster, iya suster.

Fase kerja

Perawat 5 : ibu sudah dapat obat dari dokter ?

Pasien : sudah suster

Perawat 5 : berapa macam obat yang ibu minum ?

Pasien : 3 macam suster

Perawat 5 : warnanya apa saja ?

Pasien : oranye, putih, dan merah jambu.

Perawat 5 : jam berapa ibu minum obat ?

Pasien : pagi, siang,malam.

Perawat 5 : iya ibu, jadi obatnya ada 3 macam. Yang warna oranye namanya CPZ gunanya
agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP supaya ibu rileks dan tidak
tegang, dan yang merah jambu ini namnya HLP agar rasa marah ibu berkurang.
Semua ini harus ibu minum 3 kali sehari, yaitu pada jam 7 pagi, 1 siang, dan 7
malam.

Jika nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibu bisa mengisap – isap es batu atau minum air putih dan jika mata
terasa berkunang – kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.

Pasien : oh iya suster.

Perawat 5 : nanti sebelum minum obat ini, ibu lihat dulu label dikotak obat apakah benar nama
ibu tertulis dilabel itu, berapa dosis yang harus diminum dan jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar ?

Pasien : iya suster.

Perawat 5 : jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter
karna dapat terjadi kekambuhan.
Pasien : iya baiklah suster

Perawat 5 : sekarang kita masukan waktu minum obatnya kedalam jadwal, ya ibu.

Pasien : iya suster.

Fase terminasi

Perawat 5 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara minum
obat yang bena ?

Pasien : jauh lebih baik suster

Perawat 5 : coba ibu sebutkan lagi jenis obat yang ibu minum dan bagaimana cara minum
obat yang benar ?

Pasien : . Yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini
namanya THP supaya ibu rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini
namnya HLP agar rasa marah ibu berkurang. Harus dilihat dulu label dikotak obat
apakah benar nama saya tertulis dilabel itu, berapa dosis yang harus diminum dan
jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar .

Perawat 5 : nah sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mengendalikan perasaan marah ?
dan coba ibu sebutkan kembali caranya.

Pasien : 5 suster. Tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal, berbicara dengan baik,
beribadah, dan minum obat.

Perawat 5 : sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya ibu !

Pasien : iya suster.

Perawat 5 : baiklah ibu kalau begitu besok kita bertemu kembali untuk melihat sejauh mana
ibu melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.

Kalau begitu saya permisi dulu ya ibu, sampai jumpa.

Pasien : iya suster, trimakasi dan sampai jumpa.

B. Tindakan keperawatan pada keluarga

1. Tujuan keperawatan

Keluarga dapat merawat pasien dirumah

2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b) Diskusikan bersama kluarga tentang prilaku kekerasan (penyebab, tanda dan
gejala, prilaku yang muncul, dan akibat dari prilaku tersebut)
c) Diskusikan bersama keluarga tentang kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda / orang lain
d) Bantu latihan keluarga dalam merawat pasien prilaku kekersan
1) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang
telah diajarkan oleh perawat
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien
dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan jika pasien
menunjukan gejala – gejala prilaku kekerasan.
e) Buat perencanaan pulang bersama keluarga

Sp 1 keluarga : memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat


pasien prilaku kekerasan dirumah (diskusikan masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien, diskusikan bersama keluarga tentang prilaku
kekerasan {penyebab , tanda, dan gejala, prilaku yang muncul dan akibat dari
prilaku tersebut}, diskusikan bersama keluarga kondisi pasien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda/orang lain).

Fase orientasi

Perawat 1 : selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya suster kaulia, saya perawat dari ruang
asoka ini, saya yang akan merawat ibu (pasien).

Kalau boleh saya tau nama ibu siapa dan senang dipanggil apa ?

Keluarga : selamat pagi juga suster, iya nama saya viralin agusta keya, dan senang di
panggil vira sus.

Perawat 1 : iya ibu apakah kita bisa berbincang – bincang sekarang tentang masalah yang ibu
hadapi ?

Keluarga : iya bisa suster.

Perawat 1 : mau dimana tempatnya ibu didalam ruangan atau diluar ruangan saja supaya
lebih enak kita ngobrolnya, dan waktunya sekitar 30 menit ya ibu ?

Keluarga : didalam ruangan ini saja suster (ruang perawat), iya sus.

Fase kerja

Perawat 1 : bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawata ibu kaulia ? lalu apa yang biasa
ibu lakukan ?
Keluarga : dia suka marah – marah sus, dan biasajuga saya hanya menasehatinya tapi tidak
di gubris dan dia malah tambah marah suster.

Perawat 1 : baik ibu, saya akan coba jelaskan tentang marahnya ibu kaulia dan hal – hal yang
perlu diperhatikan.

Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar, tetapi jika tidak disalurkan dengan
benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Hal
yang menyebabkan ibu marah dan mengamuk adalah karena kebutuhannya tidak
tidak bisa terpenuhi. Tanda orang ketika marah adalah tampak tegang dan
marah, kemudian kelihatan gelisah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting – banting perabotan rumah tangga atau
memukul atau bicara kasar.

Kalau sdang marah apa yang terjadi pada ibu ? lalu apa yang baisa ibu lakukan
pada saat marah ?

Keluarga : dia marah – marah atau mengomel dan memecahkan barang – barang.

Perawat 1 : jika hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut, tapi tegas,
jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda – benda tajam dari sekitar ibu seperti
gelas dan pusau. Jauhkan juga anak – anak kecil dari ibu kaulia.

Keluarga : iya baik suster

Perawat 1 : jika ibu masih marah dan mengamuk segera bawa kepuskesmas atau RSJ setelah
sebelumnya diikat dulu. Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat ibu
kaulia ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti ibu kaulia dan jelaskan alasan ibu
mengikatnya, yaitu agar ibu tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.

Keluarga : oh iya suster, saya akan melakukannya.

Perawat 1 : nah bu, ibu sudah lihat apa yang saya ajarkan kepada ibu bila tanda – tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu ibu kaulia dengan cara mengingatkan
jadwal latihan cara mengendalikan marah yang sudah dibuat, yaitu secara fisik,
verbal, spiritual, dan minum obat secara teratur. Kalau ibu kaulia bisa melakukan
latihannya dengan baik, jangan lupa dipuji ya bu,

Keluarga : iya suster, saya akan melakukan sesuai dengan yang suster sudah katakana.

Fase terminasi

Perawat 1 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara merawat
ibu kaulia ?

Keluarga : saya merasa jadi lebih tenang suster


Perawat 1 : coba ibu sebutkan lagi cara merawat ibu kaulia. Setelah ini coba ibu ingatkan
jadwal yang telah dibuat untuk ibu kaulia, ya bu ?

Keluarga : jika dia marah maka sebaiknya saya tetep tenang, bicara lembut, tetapi tegas, dan
harus menjaga jarak, jauhkan benda – benda tajam seperti gelas dan pisau, serta
jauhkan dari anak – anak kecil. Iya suster saya akan mengingatkannya.

Perawat 1 : baiklah ibu bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara – cara yang
sudah kita bicarakanntadi langsung pada ibu kaulia ?

Keluarga : iya saya setuju suster

Perawat 1 : tempatnnya disini saja lagi ya bu ?

Keluarga : iya suster. Kalau begitu saya permisi dulu ya sus. Sampai jumpa

Perawa 1 : iya sampai jumpa.

Sp 2 keluarga : melatih keluarga cara – cara mengendalikan kemarahan (evaluasi


pengetahuan keluarga tentang marah, anjurkan keluarga untuk memotivasi
pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat, ajarkan
keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat, diskusikan bersama keluarga
tindakan yang harus dilakukan jika pasien menunjukan gejala – gejala prilaku
kekerasan).

Fase orientasi

Perawat 2 : selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu
lagi untuk latihan cara – cara untuk mengendalikan rasa marah Ibu ( pasien ).

Bagaimana Bu ? masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau ibu tanyakan?

Keluarga : iya masih ingat suster. Tidak ada yang ingin saya tanyakan .

Perawat 2 : berapa lama Ibu mau kita Latihan?

Keluarga : bagaimana kalau 20 menit saja suster

Perawat 2 : ya baiklah Ibu bagaimana kalau kita Latihan disini saja.

Keluarga : iya suster.

Perawat 2 : sebentar saya panggilkan Ibu kaulia agar bisa berlatih bersama-sama.

Fase Kerja
Perawat 2 : Nah Ibu ( pasien ), coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Ibu lakukan.

Pasien : yang pertama tarik nafas dalam, pukul kasur/bantal,cara yang baik,beribadah dan
berdoa, dan minum obat teratur.

Perawat 2 : ya bagus sekali Ibu, coba perlihatkan kepada Ibu ( keluarga pasien ) jadwal harian
bapak.

Pasien : (pasien memberikan jadwal kegiatan kepada keluarga).

Perawat 2 : bagus sekali !

Nanti dirumah Ibu bisa membantu Ibu ( keluarga ) Ibu bisa membantu Ibu kaulia
latihan mengendalikan kemarahan Ibu kaulia .

Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya Ibu?

Masih ingat Ibu kalau tanda-tanda marah sudah Ibu rasakan, apa yang harus
dilakukan Ibu?

Pasien : berdiri kemudian tarik nafas dari hidung,tahan lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan
melalui mulut

Perawat 2 : ya…betul, Ibu berdiri, lalu tarik napas dalam dari hidung , tahan sebentar lalu
keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut , seperti mengeluarkan kemarahan

Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus….tahan dan tiup dari mulut.

Pasien : (pasien memperagakan)

Perawat 2 : Nah lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu Ibu kaulia menghitung latihan ini
sampai 5 kali.

Cara yang kedua masih ingat Bu?

Pasien : ya sus.cara kedua itu pukul kasur dan bantal.

Perawat 2 : iya benar sekali.

Kalo ada yang menyebabkan ibu marah dan timbul perasaan kesal, berdebar-
debar,mata melotot, selain napas dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.

Sekarang coba kita mulai latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar ibu
kaulia?

Pasien : disebelah atas .

Perawat 2 : nanti kalau Ibu kaulia kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba Ibu kaulia
lakukan sambil didampingi oleh Ibu (keluarga), berikan ibu kaulia semangat ya
Bu.

Pasien : ( pasien memperagakan didalam kamarnya sambil didampingi ibunya).

Perawat 2 : ya , bagus sekali Ibu melakukannya.

Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada 3 caranya Bu ,
coba praktikan langsung pada Ibu(keluarga) cara bicara ini ;

1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya : Bu, saya perlu uang untuk beli Nasi
ikan telur ! coba ibu kaulia praktikan.

Pasien : (pasien memperagakan seperti apa yang perawat katakan)

Perawat 2 : bagus Bu.

2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Ibu tidak ingin
melakukannya, katakan : maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan. Coba Ibu kaulia praktikan.

Pasien : ( pasien memperagakannya)

Perawat 2 : bagus Bu.

3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal , Ibu dapat mengatakan : saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu.
Coba Ibu kaulia praktikkan.

Pasien : (pasien memperagakan seperti perawat katakan)

Perawat 2 : bagus Ibu.

Cara berikutnya adalah kalau ibu sedang marah apa yang harus dilakukan?

Pasien : beribadah dan berdoa

Perawat 2 : baik sekali Bu, Ibu coba langsung duduk dan tarik napas dalam . jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks.

Pasien : ( pasien mengaguk)

Perawat 2 : ibu bisa melakukan ibadah secara teratur dengan didampingi ibu( keluarga) untuk
meredahkan kemarahan.

Cara terakhir adalah minum obat teratur ya ibu, Bu ( keluarga) agar pikiran ibu
kaulia jadi tenang , tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah.

Ibu coba jelaskan berapa macam obatnya?


Pasien : tiga ,,,Yang warna oranye namanya CPZ , yang putih namanya THP, dan yang
merah jambu namnya HLP

Perawat 2 : bagus…jam berapa minum obat?

Pasien : minum 3 kali sehari, yaitu pada jam 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.

Perawat 2 : bagus Ibu. Apa guna obat?

Pasien : Yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih
namanya THP supaya rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu namnya
HLP agar rasa marah berkurang.

Perawat 2 : bagus Bu.

Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?

Pasien : tidak suster.

Perawat 2 : wah bagus sekali !

Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan obat yang ibu kaulia dapatkan,

ibu( keluarga) tolong selama dirumah ingatkan ibu kaulia untuk meminumnya
secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter.

Fase terminasi

Perawat 2 : baiklah Bu( keluarga), latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu
(keluarga) setelah kita latihan cara mengendalikan marah langsung kepada ibu
kaulia?.

Bisa Ibu( keluarga) sebutkan lagi ada berapa cara mengendalikan marah?

Keluarga : 5 cara suster. Yang pertama ; latihan napas dalam , yang kedua ; pukul kasur atau
bantal , yang ketiga ; bicara yang baik , yang keempat ; beribadah dan berdoa
kelima; minum obat secara teratur.

Perawat 2 : selanjutnya tolong pantau dan motivasi Ibu kaulia untuk melaksanakan jadwal
latihan yang telah dibuat. Jangan lupa berikan pujian untuk ibu kaulia bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu !. karena Ibu kaulia sebentar lagi sudah mau
pulang , bagaimana kalau 2 hari lagi ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal
aktivitas ibu kaulia selama dirumah nanti.

Keluarga : iya suster.

Perawat 2 : jam 10 seperti hari ini ya bu (keluarga). Diruang ini juga.

Pasien : iya suster.


SP3 keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga , peragakan
komunikasi dibawah ini !.

Fase orientasi

Perawat 3 : selamat pagi Bu, Bu ( keluarga), karena besok ibu kaulia sudah boleh pulang,
maka sesuai janji kita sekarang bertemu untuk membicarakan jadwal ibu kaulia
selama dirumah. Bagaimana Bu, Bu( keluarga), selama ibu( keluarga), membesuk
apakah sudah terus dilatih cara merawat ibu kaulia?

Keluarga : sudah suster.

Perawat 3 : apakah sudah dipuji keberhasilannya?

Keluarga : iya suster.

Perawat 3 : Nah sekarang bagaimana kalau sekarang bicarakan jadwal dirumah disini saja?

Keluarga : iya suster.

Perawat 3 : berapa lama Ibu kaulia dan Ibu(keluarga) mau kita berbicara?bagaimana kalau 30
menit?

Fase kerja

Perawat 3 : Bu, Bu(keluarga), jadwal yang telah dibuat selama bu dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya.

Keluarga : iya suster.

Perawat 3 : Mari kita lihat jadwal Ibu kaulia !.

Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
ibu kaulia selama dirumah, misalnya ibu kaulia menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi suster V dipuskesmas Masohi, atau puskesmas terdekat dari rumah ibu
(keluarga)dan ibu kaulia, ini no telepon puskesmasnya : +6281248xxxxxx. Jika
tidak teratasi suster V akan merujuknya ke RSJ.

Selanjutnya suster V yang akan membantu memantau perkembangan ibu kaulia


dirumah.

Keluarga : iya suster.


Fase terminasi

Perawat 3 : bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan?

Keluarga : tidak ada suster.

Perawat 3 : coba ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan ?

Keluarga : jadwal kegiatan, tanda atau gejala, tindak lanjut ke puskesmas.

Perawat 3 : baiklah, silahkan menyelesaikan administarasi !, saya akan persiapkan pakaian


dan obatnya.

Keluarga : iya suster, trimakasih suster

Perawat 3 : sama- sama Ibu.


DAFTAR PUSTAKA

Model praktik keperawatan professional jiwa/ Editor , Budi Anna Keliat,

Akemat ; editor penyelaras, Monica Ester. – Jakarta : EGC, 2009.

Anda mungkin juga menyukai

  • KMB Tugas 2 Mitha
    KMB Tugas 2 Mitha
    Dokumen24 halaman
    KMB Tugas 2 Mitha
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • KMB Tugas 2 Mitha
    KMB Tugas 2 Mitha
    Dokumen24 halaman
    KMB Tugas 2 Mitha
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Sop Indera
    Sop Indera
    Dokumen1 halaman
    Sop Indera
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • KMB Tugas 2 Mitha
    KMB Tugas 2 Mitha
    Dokumen24 halaman
    KMB Tugas 2 Mitha
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Sop Indera
    Sop Indera
    Dokumen1 halaman
    Sop Indera
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi Pie Kelompok Vi
    Dokumentasi Pie Kelompok Vi
    Dokumen6 halaman
    Dokumentasi Pie Kelompok Vi
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Anamnesa Sistem Muskuloskeletal
    Anamnesa Sistem Muskuloskeletal
    Dokumen12 halaman
    Anamnesa Sistem Muskuloskeletal
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen37 halaman
    Bab 1
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • AFRIANTY
    AFRIANTY
    Dokumen9 halaman
    AFRIANTY
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Daerah Terancam Punah 19118 en
    Bahasa Daerah Terancam Punah 19118 en
    Dokumen2 halaman
    Bahasa Daerah Terancam Punah 19118 en
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • 02.bab I
    02.bab I
    Dokumen9 halaman
    02.bab I
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Pa Us
    Pa Us
    Dokumen17 halaman
    Pa Us
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Ibd Anhy
    Ibd Anhy
    Dokumen22 halaman
    Ibd Anhy
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat
  • Ibd Anhy
    Ibd Anhy
    Dokumen22 halaman
    Ibd Anhy
    irmawati harifin
    Belum ada peringkat