Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor yang dihadapi oleh
sesorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri,oranng lain, maupun
lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang di timbulkan, penaganan pasien prilaku
kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga yang profesional.
Prilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini, prilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal , diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan..
Prilaku kekerasan dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu prilaku kekerasan saat sedang
berlangsung atau prilaku kekerasan terdahulu ( riwayat prilaku kekerasan ).
Tanda dan gejala yang ditemui pada pasien melalui observasi atau wawancara tentang
prilaku adalah sebagai berikut :
B. Diagnosis keperawatan
1. Tujuan keperawatan
2. Tindakan keperawatan
Fase Orientasi
Perawat 1 : perkenalkan saya suster viralin aguasta keya , biasa dipanggil suster vira. Saya
perawat yang bertugas diruang asoka ini. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 –
14.00 wit (siang). Saya yang akan merawat ibu selama ibu berada di RS ini.
Kalau boleh saya tau nama ibu siapa ? dan senangnya dipanggil apa ?
Pasien : nama sya nurkaulia tuanaya, dan senang dipanggil kaulia suster.
Pasien : saya habis bertengkar dengan suami saya, dan saya kesal sakali suster
Perawat 1 : baiklah sekarang kita akan berbincang – bincang tentang perasaan marah ibu.
Perawat 1 :bagaimana kalau kita berbincang – bincang diruang tamu saja, berapa lama ibu
mau kita berbincang – bincang ? bagaimana kalau 20 menit /
Fase kerja
Perawat 1 : apa yang menyebabkan ibu marah ?
Pasien : iya pernah suster, tapi tidak semarah seperti sekarang ini
Pasien : karna suami saya sangatlah pemalas,tidak mau bekerja, dan sudah beberapa
bulan terakhir ini tidak mmberi saya uang, padahal sudah berumah tangga, dan
punya 2 orang anak.saya sudah berusaha membantu suami saya dengan bekerja
serabutan, itupun cuma cukup untuk makan. Sedangkan ke 2 anak kami juga perlu
sekolah, dan untuk biaya kebutuhan sehari – hari.
Pasien : iya sama saja suster, karana suami saya tidak mau berubah.
Perawat 1 : apa yang ibu rasakan saat itu ? (tunggu respon klien)
Perawat 1 : apakah ibu merasa kesal lalu kemudian dada ibu berdebar – debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal ?
Pasien : kemudian saya memukuli suami saya dengan sapu, dan memecahkan piring –
piring yang ada didapur sus.
Perawat 1 : apa dengan cara ini suami ibu langsung memeberi ibu uang. Kan tentu tidak
seperti itu ibu. Apa kerugian cara yang ibu kaulia lakukan ?
Pasien : betul, suami saya jadi sakit, dan piring – piring semua pecah
Perawat 1 : maukah ibu belajar mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian ?
Perawat 1 : ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan ibu. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan. Ada beberapa
cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, bagaimana kalau kita belajar satu –
persatu dulu caranya.
Perawat 1 : jadi begini ibu, kalau tanda – tanda marah tadi sudah ibu rasakan, ibu berdiri, lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan – lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, (iya bagus
ibu, tahan) dan tiup melalui mulut. Nah , lakukan cara ini sebanyak 5 kali (bagus
sekali ibu) ibu sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaan ibu sekarang ?
Perawat 1 : nah, sebaiknya latihan ini ibu kaulia lakukan secara rutin sehingga bila sewaktu
waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya
Fase terminasi
Perawat 1 : bagaimana perasaan ibu kaulia setelah berbincang – bincang tentang kemarahan
ibu ?
Perawat 1 : iya jadi penyebab ibu marah adalah karna suami ibu malas bekerja. Dan yang ibu
rasakan adalah kesal, serta emosi. Dan yang ibu lakukan adalah memukuli suami
ibu dan memecahkan piring – piring. Serta akibat dari tindakan yang sudah ibu
lakukan adalah suami ibu jadi sakit dan piring – piring semua pecah.
Coba selama saya tidak ada, ingat – ingat lagi penyebab marah ibu yang lalu, apa
yang ibu lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalam, yha ibu.
Perawat 1 : sekarang kita buat jadwal latihannya ya ibu, berapa kali sehari ibu mau latihan
nafas dalam ?
Perawat 1 : baiklah ibu, bagaimana kalau 2 jam lagi saya dating dan kita latihan cara yang
lain untuk mencegah/mengendalikan marah
Sp 2 pasien : membantu pasien mengendalikan prilaku kekerasan dengan cara fisik kedua
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik kedua {pukul kasur dan bantal}, menyusun jadwal kegiatan harian cara
kedua).
Fase orientasi
Perawat 2 : sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya dating lagi. Bagaimana
perasaan ibu saat ini ? adakah hal yang menyebabkan ibu marah ?
Pasien : prasaan saya sudah lebih baik suster. Tidak ada suster.
Perawat 2 :baiklah sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua. Mau dimana tempatnya ibu ,didalam ruangan
atau di luar ruangan saja ?
Fase kerja
Perawat 2 : kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan kesal, berdebar –
debar, mata melotot, selain nafas dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.
Sekarang, mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Jadi kalau ibu merasa kesal
dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur atau bantal.
Perawat 2 : nah, sekarang coba ibu lakukan pukul kasur atau bantal !
Perawat 2 : iya bagus sekali ibu. Ibu dapat melakukannya dengan sangat bagus
Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa untuk merapikan tempat tidurnya kembali.
Fase terminasi
Perawat 2 : bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah dengan
memukul bantal atau kasur ?
Perawat 2 : ada berapa cara yang sudah kita lakukan , coba ibu sebutkan lagi ?
Pasien : sudah 2 cara suster. Cara yang pertama yaitu dengan tarik nafas dalam, dan yang
ke 2 yaitu dengan memukul kasur atau bantal.
Selanjutnya mari kita makuk kedalam jadwal kegiatan sehari – hari ibu. Pukul
berapakah ibu mau mempraktikan memukul kasur atau bantal ?
Perawat 2 : baiklah ibu , bagaimana kalau setiap bangun tidur ? (jadi disetiap bangun tidur
pagi dan sore)
Perawat 2 : lalu, kalau ibu ada keinginan marah sewaktu – waktu gunakan ke 2 cara tadi ya
ibu !
Perawat 2 : baiklah kalau begitu besok jam 10 pagi, kita akan ketemu lagi ya ibu, kita akan
latihan cara mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik.
Fase orientasi
Perawat 3 : selamat pagi ibu, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi.
Bagaimana ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau
bantal ?
Pasien : iya, sudah suster
Perawat 3 : nah, kalau tau trik nafas dalamnya dilakukan sendiri, tulis M yang artinya mandiri,
kalau diingatkan suster baru dilakukan, tulis B yang artinya belum dapat melakukan.
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
marah ?
Perawat 3 : ibu mau dimana tempatnya, didalam ruangan atau diluar ruangan saja supaya ibu
merasa lebih nyaman ? dan waktunya sekitar 30 menit ya ibu ?
Fase kerja
Perawat 3 : iya ibu sekarang kita akan latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.
Ada 3 caranya ibu
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
dengan tidak menggunakan kata – kata kasar. Kemarin ibu bilang penyebab
marahnya karena suami malas bekerja dan tidak memberi uang. Coba ibu
menyuruh dengan bapak bekerja dengan baik – baik, katakana “bapak
cobalah untuk mencari kerja, saya dan anak – anak juga makan pak”. Coba
sekarang ibu praktikan ! iya bagus ibu (sambil memberi pujian)
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin
melakukannya, katakana “maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan”. Coba ibu praktikan ? iya bagus ibu (sambil memberi
pujian).
3. Mengungkapkan perasaan kesal. Jika ada orang lain yang membuat kesal,
ibu bisa mengatakan “saya jadi ingin marah karna perkataan itu”, Coba ibu
praktikan ? iya bagus ibu (sambil memberi pujian).
Fase terminasi
Parewat 3 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara
mengendalikan marah dengan bicara yang baik ?
Pasien : sudah lebih baik suster
Perawat 3 : coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari !
Pasien : yang pertama yaitu dengan tarik nafas dalam, yangnkedua yaitu denan memukul
kasur atau bantal, dan yang ketiga yaitu dengan cara bicara yang baik.
Perawat 3 : sekarang mari kita masuk dalam jadwal berapa kali sehari ibu mau latihan bicara
yang baik ?
Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu, yaitu
dengan cara ibadah, apakah ibu setuju /
Perawat 3 : ok baiklah ibu, kalau begitu saya permisi dulu, dan sampai jumpa.
Fase orientasi
Perawat 4 : sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana
ibu, latihan apa yang sudah dilakukan ?
Pasien : latihan nafas dalam, pukul kasur atau bantal, dah bicara dengan baik.
Perawat 4 : apa yang ibu rasakan setelah melakukan latihan secara teratur ?
Perawat 4 : bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegas rasa marah yaitu
dengan ibadah sesuai dengan agama ibuk.
Fase kerja
Perawat 4 : iya bagus ibu. Lalu yang mana yamg mau dicoba ?
Perawat 4 : nah, kalau ibu sedang marah coba ibu langsung duduk dan tarik nafas dalam.
Perawat 4 : kegiatan ibadah mana yang ibu mau coba selama di RS ? coba pilih dua
kegiatan yang ingin ibu lakukan !
Fase terminasi
Perawat 4 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara ketiga ini
?
Perawat 4 : jadi sudah berapa cara untuk mengendalikan marah yang kita peajari ?
Perawat 4 : iya bagus sekali ibu. Mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu.
Mau berapa kali ibu beribadah dalam sehari ?
Pasien : 5 kali suster
Perawat 4 : coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat dilakukan saat ibu merasa marah ?
Perawat 4 : setelalah ini coba ibu lakukan jadwal ibadah sesuai jadwal yang telah kita buat
tadi dan perhatikan apakah rasa marah ibu berkurang !
Perawat 4 : besok kita ketemu lagi ya ibu, nanti kita bicarakan cara yang selanjutnya untuk
mengendalikan rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.
Ibu mau dimana tempatnya ubntuk kita berbincang – bincang. Bagaimana kalau di
tempat ini saja (kamar pasien).
Perawat 4 : baiklah kalau begitu, saya permisi dulu dan sampai jumpa.
Sp 5 pasien : membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan dengan obat (bantu
pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar {benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar
dosis obat} disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat, susun
jadwal minum obat secara teratur).
Fase orientasi
Perawt 5 : selamat pagi ibu sesuai dengan janji saya kemaren, hari ini kita bertemu lagi.
Bagaimana ibu sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal,
bicara yang baik serta beribadah.
Perawat 5 : bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengendalikan rasa marahnya ?
Perawat 5 : ibu mau dimana tempatnya untuk kita berbincang – bincang supaya ibu merasa
lebih nyaman ? dan waktunya sekitar 15 menit saja ya ibu.
Fase kerja
Perawat 5 : iya ibu, jadi obatnya ada 3 macam. Yang warna oranye namanya CPZ gunanya
agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP supaya ibu rileks dan tidak
tegang, dan yang merah jambu ini namnya HLP agar rasa marah ibu berkurang.
Semua ini harus ibu minum 3 kali sehari, yaitu pada jam 7 pagi, 1 siang, dan 7
malam.
Jika nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibu bisa mengisap – isap es batu atau minum air putih dan jika mata
terasa berkunang – kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Perawat 5 : nanti sebelum minum obat ini, ibu lihat dulu label dikotak obat apakah benar nama
ibu tertulis dilabel itu, berapa dosis yang harus diminum dan jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar ?
Perawat 5 : jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter
karna dapat terjadi kekambuhan.
Pasien : iya baiklah suster
Perawat 5 : sekarang kita masukan waktu minum obatnya kedalam jadwal, ya ibu.
Fase terminasi
Perawat 5 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara minum
obat yang bena ?
Perawat 5 : coba ibu sebutkan lagi jenis obat yang ibu minum dan bagaimana cara minum
obat yang benar ?
Pasien : . Yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini
namanya THP supaya ibu rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini
namnya HLP agar rasa marah ibu berkurang. Harus dilihat dulu label dikotak obat
apakah benar nama saya tertulis dilabel itu, berapa dosis yang harus diminum dan
jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar .
Perawat 5 : nah sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mengendalikan perasaan marah ?
dan coba ibu sebutkan kembali caranya.
Pasien : 5 suster. Tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal, berbicara dengan baik,
beribadah, dan minum obat.
Perawat 5 : sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya ibu !
Perawat 5 : baiklah ibu kalau begitu besok kita bertemu kembali untuk melihat sejauh mana
ibu melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.
1. Tujuan keperawatan
2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b) Diskusikan bersama kluarga tentang prilaku kekerasan (penyebab, tanda dan
gejala, prilaku yang muncul, dan akibat dari prilaku tersebut)
c) Diskusikan bersama keluarga tentang kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda / orang lain
d) Bantu latihan keluarga dalam merawat pasien prilaku kekersan
1) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang
telah diajarkan oleh perawat
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien
dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan jika pasien
menunjukan gejala – gejala prilaku kekerasan.
e) Buat perencanaan pulang bersama keluarga
Fase orientasi
Perawat 1 : selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya suster kaulia, saya perawat dari ruang
asoka ini, saya yang akan merawat ibu (pasien).
Kalau boleh saya tau nama ibu siapa dan senang dipanggil apa ?
Keluarga : selamat pagi juga suster, iya nama saya viralin agusta keya, dan senang di
panggil vira sus.
Perawat 1 : iya ibu apakah kita bisa berbincang – bincang sekarang tentang masalah yang ibu
hadapi ?
Perawat 1 : mau dimana tempatnya ibu didalam ruangan atau diluar ruangan saja supaya
lebih enak kita ngobrolnya, dan waktunya sekitar 30 menit ya ibu ?
Keluarga : didalam ruangan ini saja suster (ruang perawat), iya sus.
Fase kerja
Perawat 1 : bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawata ibu kaulia ? lalu apa yang biasa
ibu lakukan ?
Keluarga : dia suka marah – marah sus, dan biasajuga saya hanya menasehatinya tapi tidak
di gubris dan dia malah tambah marah suster.
Perawat 1 : baik ibu, saya akan coba jelaskan tentang marahnya ibu kaulia dan hal – hal yang
perlu diperhatikan.
Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar, tetapi jika tidak disalurkan dengan
benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Hal
yang menyebabkan ibu marah dan mengamuk adalah karena kebutuhannya tidak
tidak bisa terpenuhi. Tanda orang ketika marah adalah tampak tegang dan
marah, kemudian kelihatan gelisah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting – banting perabotan rumah tangga atau
memukul atau bicara kasar.
Kalau sdang marah apa yang terjadi pada ibu ? lalu apa yang baisa ibu lakukan
pada saat marah ?
Keluarga : dia marah – marah atau mengomel dan memecahkan barang – barang.
Perawat 1 : jika hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut, tapi tegas,
jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda – benda tajam dari sekitar ibu seperti
gelas dan pusau. Jauhkan juga anak – anak kecil dari ibu kaulia.
Perawat 1 : jika ibu masih marah dan mengamuk segera bawa kepuskesmas atau RSJ setelah
sebelumnya diikat dulu. Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat ibu
kaulia ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti ibu kaulia dan jelaskan alasan ibu
mengikatnya, yaitu agar ibu tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
Perawat 1 : nah bu, ibu sudah lihat apa yang saya ajarkan kepada ibu bila tanda – tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu ibu kaulia dengan cara mengingatkan
jadwal latihan cara mengendalikan marah yang sudah dibuat, yaitu secara fisik,
verbal, spiritual, dan minum obat secara teratur. Kalau ibu kaulia bisa melakukan
latihannya dengan baik, jangan lupa dipuji ya bu,
Keluarga : iya suster, saya akan melakukan sesuai dengan yang suster sudah katakana.
Fase terminasi
Perawat 1 : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tentang cara merawat
ibu kaulia ?
Keluarga : jika dia marah maka sebaiknya saya tetep tenang, bicara lembut, tetapi tegas, dan
harus menjaga jarak, jauhkan benda – benda tajam seperti gelas dan pisau, serta
jauhkan dari anak – anak kecil. Iya suster saya akan mengingatkannya.
Perawat 1 : baiklah ibu bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara – cara yang
sudah kita bicarakanntadi langsung pada ibu kaulia ?
Keluarga : iya suster. Kalau begitu saya permisi dulu ya sus. Sampai jumpa
Fase orientasi
Perawat 2 : selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu
lagi untuk latihan cara – cara untuk mengendalikan rasa marah Ibu ( pasien ).
Bagaimana Bu ? masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau ibu tanyakan?
Keluarga : iya masih ingat suster. Tidak ada yang ingin saya tanyakan .
Perawat 2 : sebentar saya panggilkan Ibu kaulia agar bisa berlatih bersama-sama.
Fase Kerja
Perawat 2 : Nah Ibu ( pasien ), coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Ibu lakukan.
Pasien : yang pertama tarik nafas dalam, pukul kasur/bantal,cara yang baik,beribadah dan
berdoa, dan minum obat teratur.
Perawat 2 : ya bagus sekali Ibu, coba perlihatkan kepada Ibu ( keluarga pasien ) jadwal harian
bapak.
Nanti dirumah Ibu bisa membantu Ibu ( keluarga ) Ibu bisa membantu Ibu kaulia
latihan mengendalikan kemarahan Ibu kaulia .
Masih ingat Ibu kalau tanda-tanda marah sudah Ibu rasakan, apa yang harus
dilakukan Ibu?
Pasien : berdiri kemudian tarik nafas dari hidung,tahan lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan
melalui mulut
Perawat 2 : ya…betul, Ibu berdiri, lalu tarik napas dalam dari hidung , tahan sebentar lalu
keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut , seperti mengeluarkan kemarahan
Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus….tahan dan tiup dari mulut.
Perawat 2 : Nah lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu Ibu kaulia menghitung latihan ini
sampai 5 kali.
Kalo ada yang menyebabkan ibu marah dan timbul perasaan kesal, berdebar-
debar,mata melotot, selain napas dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.
Sekarang coba kita mulai latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar ibu
kaulia?
Perawat 2 : nanti kalau Ibu kaulia kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba Ibu kaulia
lakukan sambil didampingi oleh Ibu (keluarga), berikan ibu kaulia semangat ya
Bu.
Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada 3 caranya Bu ,
coba praktikan langsung pada Ibu(keluarga) cara bicara ini ;
1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya : Bu, saya perlu uang untuk beli Nasi
ikan telur ! coba ibu kaulia praktikan.
2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Ibu tidak ingin
melakukannya, katakan : maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan. Coba Ibu kaulia praktikan.
3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal , Ibu dapat mengatakan : saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu.
Coba Ibu kaulia praktikkan.
Cara berikutnya adalah kalau ibu sedang marah apa yang harus dilakukan?
Perawat 2 : baik sekali Bu, Ibu coba langsung duduk dan tarik napas dalam . jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks.
Perawat 2 : ibu bisa melakukan ibadah secara teratur dengan didampingi ibu( keluarga) untuk
meredahkan kemarahan.
Cara terakhir adalah minum obat teratur ya ibu, Bu ( keluarga) agar pikiran ibu
kaulia jadi tenang , tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah.
Pasien : minum 3 kali sehari, yaitu pada jam 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.
Pasien : Yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih
namanya THP supaya rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu namnya
HLP agar rasa marah berkurang.
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan obat yang ibu kaulia dapatkan,
ibu( keluarga) tolong selama dirumah ingatkan ibu kaulia untuk meminumnya
secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter.
Fase terminasi
Perawat 2 : baiklah Bu( keluarga), latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu
(keluarga) setelah kita latihan cara mengendalikan marah langsung kepada ibu
kaulia?.
Bisa Ibu( keluarga) sebutkan lagi ada berapa cara mengendalikan marah?
Keluarga : 5 cara suster. Yang pertama ; latihan napas dalam , yang kedua ; pukul kasur atau
bantal , yang ketiga ; bicara yang baik , yang keempat ; beribadah dan berdoa
kelima; minum obat secara teratur.
Perawat 2 : selanjutnya tolong pantau dan motivasi Ibu kaulia untuk melaksanakan jadwal
latihan yang telah dibuat. Jangan lupa berikan pujian untuk ibu kaulia bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu !. karena Ibu kaulia sebentar lagi sudah mau
pulang , bagaimana kalau 2 hari lagi ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal
aktivitas ibu kaulia selama dirumah nanti.
Fase orientasi
Perawat 3 : selamat pagi Bu, Bu ( keluarga), karena besok ibu kaulia sudah boleh pulang,
maka sesuai janji kita sekarang bertemu untuk membicarakan jadwal ibu kaulia
selama dirumah. Bagaimana Bu, Bu( keluarga), selama ibu( keluarga), membesuk
apakah sudah terus dilatih cara merawat ibu kaulia?
Perawat 3 : Nah sekarang bagaimana kalau sekarang bicarakan jadwal dirumah disini saja?
Perawat 3 : berapa lama Ibu kaulia dan Ibu(keluarga) mau kita berbicara?bagaimana kalau 30
menit?
Fase kerja
Perawat 3 : Bu, Bu(keluarga), jadwal yang telah dibuat selama bu dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
ibu kaulia selama dirumah, misalnya ibu kaulia menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi suster V dipuskesmas Masohi, atau puskesmas terdekat dari rumah ibu
(keluarga)dan ibu kaulia, ini no telepon puskesmasnya : +6281248xxxxxx. Jika
tidak teratasi suster V akan merujuknya ke RSJ.