Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunianNya kepada kita khususnya bagi kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah “ ANAMNESA SISTEM MUSKULOSKELETAL,INDERA dan
PERSYARAFAN” ini tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masa depan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
1.1 PENGKAJIAN UMUM SISTEM MUSKULUSKELETAL
1.2 ANAMNESA/WAWANCARA SISTEM MUSKULUSKELETAL
1.3 RIWAYAT KESEHATAN
1.4 PENGKAJIAN UMUM SISTEM SYARAF
1.5 ANAMNESA/WAWANCARA SISTEM SYARAF
1.6 RIWAYAT KESEHATAN
1.7 PENGKAJIAN UMUM SISTEM INDERA
1.8 ANAMNESA/WAWANCARA SISTEM INDERA
1.9 RIWAYAT KESEHATAN
BAB III PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
1.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh data dasar tentang otot,tulang dan persendian.
2. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
3. Mengetahui cara kerja dari kelima alat indera tersebut
1.3 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan
mengenai pengkajian system musculoskeletal,syaraf,indera Secara praktis makalah
ini berguna bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang
keperawatan khususnya tentang pengkajian system musculoskeletal,syaraf dan
indera beserta dengan procedural pengengkajiannya.
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Deformitas
Deformitas atau kelainan bentuk menimbulkan suatu keluhan yang
menyebabkan klien meminta pertolongan layanan kesehatan. Perawat perlu
menanyakan berapa lama keluhan di rasakan kemana klien pernah meminta
pertolongan sebelum ke rumah sakit. apakah tidak ada tindakan setelah
mengalami trauma, pengkajian juga untuk mengetahui apakah keadaan atau
masalah kelainan bentuk pada dirinya menyebabkan perubahan citra diri klien.
6. Gangguan sensibilitas
4. Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif dan perilaku klien
Pengkajian status emosiolan dan mental secara fisik lebih banyak
termasuk pengkajian fungsi serebral meliputi tingkat kesadaran klien, prilaku
dan penampilan bahasa dan fungsi intelektual termasuk ingatan.
a. Kemampuan koping normal.
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan perawat juga
penting untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga serta masyarakat.
apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu seperti ketakutan akan
kecacatan rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah gangguan citra
tubuh
b. Pengkajian sosiekonomispritual
Oleh Karena klien harus menjalani rawat inap maka perawat harus
mengkaji apakah keadaan ini memberi dampak pada status ekonomi klien
sebab biaya perawatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak
sedikit.
Pemeriksaan Fisik Neurologis
Secara Umum pemeriksaan fisik pada system persarafan ditujukan terhadap area
fungsi utama berikut :
Pengkajian tingkat kesadaran
Pengkajian fungsi serebral
Pengkajian saraf kraniak
Pengkajian system motorik
Pengkajian respons reflex
Pengkajian system sensorik
1. Pengkajian tingkat kesadaran
Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan
pengintegrasian impuls eferen dan aferen keseluruhan dari impuls aferen dapat
disebut output susunan saraf pusat
Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai kewaspadaan yaitu aksi dan
reaksi terhadap apa yang diserap bersifat sesuai dan tepat. Keadaan saat suatu aksi
sama sekali tidak dibalas dengan suatu reaksi dikenal sebagai koma (Priguna
Sidartha, 1985)
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan
penting yang membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respons
terhadap lingkungan adalah indicator paling sensitive untuk disfungsi system
persarafan. Beberapa system digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam
kewaspadaan dan keterjagaan.
2. Pengkajian Fungsi Serebral
a. Status mental
Status mental merupakan keadaan kejiwaan yang dimiliki seseorang. Secara
ringkas prosedur pengkajian status mental klien dapat dilakukan meliputi:
1. Observasi penampilan klien dan tingkah lakunya dengan melihat cara
berpakaian klien, kerapihan, dan kebersihan diri.
2. Observasi postur, sikap, gerakan-gerakan tubuh, ekspresi wajah dan aktifitas
motorik semua ini sering memberikan informasi penting tentang klien.
3. Penilaian gaya bicara klien dan tingkat kesadaran juga diobservasi.
4. Apakah gaya bicara klien jelas atau masuk akal ?
5. Apakah klien sadar dan berespons atau mengantuk
Untuk melihat lebih jauh penilaian status mental bagi perawat
b. Fungsi Intelektual
Penilaian fungsi intelektual akan menggungkapkan banyak informasi
tentang kerusakan pada otak. Fungsi intelektual mencakup kegiatan dimana
mencakup kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan memanfaatkan
pengalaman.Lesi serebral yang bersifat bilateral dan difusi sangat menentukan
pelaksanaan intelektual umum sedangkan lesi yang bersifat fokal dapat
menimbulkan aktivitas intelektual yang khusus
c. Daya Pikir
a) Apakah pikiran klien bersifat spontal, alamiah, jernih, relevan dan masuk
akal?
b) Apakah klien mempunyai kesulitan berpikir, khayalan dan keasykan
sendiri?
c) Apa yang menjadi pikiran klien?
d. Status emosional
Secara ringkas pengkajian status emosional klien yang dapat dilakukan perawat
meliputi
a) Apakah tingkah laku klien alamiah, datar peka, pemarah, cemas, apatis,
atau euphoria ?
b) Apakah alam perasaan klien berubah-ubah secara normal atau iramnya
tidak dapat diduga dari gembira menjadi sedih selama wawancara?
c) Apakah tingkah laku klien sesuai dengan kata-kata atau isus dari
pikirannya
d) Apakah komunikasi verbal klien sesuai dengan tampilan komunikasi non
verbal?
e) Kemampuan bahasa
Pengkajian fungsi serebral yang terakhir adalah kemampuan bahasa.
Orang-orang dengan fungsi neurologis normal mampu mengerti dan
berkomunikasi.
3. Pengkajian Saraf Kranial
Pemeriksaan saraf cranial dimuali dengan mengatur posisi klien sehingga duduk
ditepi tempat tidur bila memungkinkan perhatian kepala wajah dan leher klien. Catat
apakah terdapat hidrosefalus (kepala dan wajah menyerupai segitifa terbalik) atau
akromegali.
a. Saraf cranial I
b. Saraf Kranial II
a) Tes ketajaman Fisik
b) Tes konfrontosi
c) Pemeriksaan Fundus
c. Saraf III dan IV
d. Saraf Kranial V
e. Saraf Kranial VII
f. Saraf cranial VIII
g. Saraf cranial IX dan X
h. Saraf cranial XI
i. Saraf cranial XII
1.1 KESIMPULAN
Sistem musculoskeletal merupakan gejala yang sering ditemukan
Kebanyakan klien dengan penyakit atau kondisi traumatik, baik yang terjadi pada
otot, tulang, dan sendi biasanya mengalami nyeri. Yg di timbulkan oleh infeksi
nyeri tulang akibat spasme otot atau penekanan pada syaraf sensoris
System saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun system
koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,menghantarkan rangsangan
keseluruh bagian tubuh,serta memberikan respons terhadap rangsangan
tersebut.
Sistem indera merupakan organ yang berfungsi untuk menerima jenis
rangsangan tertentu.selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi
mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokan sebagai eksoreseptor.
1.2 SARAN
untuk dapat lebih memahami sistem muskuluskeletal, saraf dan indera
selain membaca dan memahami .kita harus dapat mengaitkan materi-materi
tersebut denngan kehidupan kita sehari-hari,agar lebih mudah untuk paham dan
sealu ingat
DAFTAR PUSTAKA