Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

Perancangan Proses

3.1 Peta Proses Operasi, Assembly Chart


3.1.1 Peta Proses Operasi

Gambar 3.1 Peta proses Operasi


Menurut Sutalaksana (2006), peta proses operasi merupakan suatu diagram
yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan-bahan baku

1
mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan dari tahap awal sampai menjadi
produk jadi atau komponen, dan memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk
menganalisis lebih lanjut seperti waktu, material, tempat, alat, dan mesin yang
digunakan. Peta proses operasi pada PT Pensilindo Jaya dapat dilihat pada gambar
3.1.

3.1.2 Assembly Chart


Assembly Process Chart (APC) menurut Sutalaksana (1979)merupakan peta
yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami
komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. APC atau
peta proses perakitan memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat menentukan
kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, untuk menentukan tata

2
letak fasilitas, dan membantu menentukan perbaikan cara kerja.

3
Gamabar 3.2 Assembly chart

3.2. Penentuan jenis mesin dan alat -> Machine and Tool List
Pembuatan pensil pada PT Pensilindo Jaya, proses utama yang dilakukan adalah
pembentukan komponen-komponen pensil yang terbuat dari plastic oleh karena itu
dibutuhkan mesin yang mampu melakukan proses tersebut. Maka PT Pensilindo Jaya
menggunakan mesin injection molding untuk memproses biji platik agar menjadi
komponen-komponen dari pensil. Perusahaan menggunakan mesin injection molding
dari nanrong (gambar 3.3) dengan spesifikasi yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Proses lainnya adalah proses pewarnaan dan pemberian gambar. Oleh karena itu
dibutuhkan mesin yang mampu melakukan printing pada bidang silindris. Untuk
mesin printing untuk pensil dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.3 Mesin Injection Molding

4
Tabel 3.1 Tabel spesifikasi Mesin Injection Molding

5
Gambar 3.4 Mesin Printing

3.3 Perhitungan kebutuhan mesin dan alat di tiap proses -> Routing Sheet
Spesifikasi mesin plastik injection rate nya adalah 53 kubik/detik. Sedangkan
untuk menghasilkan satu pensil dengan berat 15gr maka densitasnya adalah 15 gram
dibagi densitas plastik PP yaitu 0,91 gram/cm3 Dihasilkan 16,48 cm3. Spesifikasi
mesin menunjukkan plastik injection rate adalah 53cm3 /detik. Jika dibagi dengan
densitas bahan satu pensil maka mesin tersebut dapat mencapai kecepatan produksi 3
pensil per detik dan sama dengan 180 pensil per menit (kapasitasnya).Perusahaan
kami menargetkan produksi pensil sebanyak 128 pensil per menit.
Dalam menghitung mesin dalam proses pencetakkan, input yang berupa
jumlah biji plastik dikonversikan ke jumlah pensil yang diproduksi dalam pcs atau
kepingan. Kemudian waktu proses dibagi 8 dalam perhitungannya untuk
mendapatkan waktu baku dari tiap pensil karena 1 batch terdapat 8 pensil. Kemudian
untuk perhitungan kebutuhan mesin diproses lainnya tidak perlu dibagi 8 karena
merupakan pengerjaan untuk tiap batch.
Perhitungan jumlah kebutuhan mesin secara umum adalah:

Kebutuhan mesin = Jumlah input x Waktu / Efisiensi / Utilitas

6
Perhitungan kebutuhan mesin dan alat di tiap proses atau Routing Sheet dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Routing Sheet

3.4. Perhitungan Kebutuhan Mesin dan Alat Total  MPPC (terlampir)


MPPC adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan proses untuk
masing-masing komponen yang akan di produksi. Pembuatan MPPC dilakukan
berdasarkan peta proses operasi dan routing sheet yang telah dibuat sebelumnya.
(Aplle, 1990)
Apabila didefinisikan MPPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan, baik bahan baku maupun
bahan tambahan, seperti urutan-urutan operasi, pemeriksaan dan penyimpanan, serta
dalam menggambarkannya dipisahkan antara Rough Lumber, Fabrikasi dan

7
Assembling, atau dapat di katakan MPPC adalah suatu peta yang menggambarkan
jumlah pemakaian kebutuhan mesin dari Routing Sheet.
Kebutuhan mesin dari tiap-tiap proses yang sama untuk setiap part
dijumlahkan agar dapat ditemukan jumlah mesin secara keseluruhan yang dibutuhkan
perusahaan agar dapat memproduksi sesuai target.

3.5. Rencana Kebutuhan Material


Rencana kebutuhan material yang produk kami perlukan dapat dilihat pada
tabel part and material file dan secondary part and material file pada tabel 3.3 dan
tabel 3.4.
Tabel 3.3 part and material file

Tabel 3.4 secondary part and material file

3.6. Penentuan Jenis Layout


Aliran produksi yang diterapkan dalam proses ini adalah proses layout dimana
produk yang diproduksi adalah produk yang homogen artinya produk yang dihasilkan

8
adalah produk dengan jenis yang sama diproduksi secara kontinyu yang mengalir
melalui serangkaian fasilitas yang tidak terputus/terintrupsi. Proses injection molding
diperlukan investasi yang tinggi untuk peralatan dan mesin. Dalam memproduksi
pensil digunakan process layout dengan mengelompokkan proses-proses menjadi
departemen sendiri yaitu departemen injection molding, departement printing ,
departemen assembly dan departement packaging. Departemen melakukan tugasnya
dengan target yang sudah ditentukan dan hasil proses dari satu departemen akan
dikirim ke departemen selanjutnya untuk proses berikutnya.

BAB 6

Analisa Aspek Ekonomi

6.1 Analisa Biaya, Investasi , Depresiasi, dan Biaya Operasional

Dalam pendirian pabrik ada komponen biaya yang dikeluarkan. Investasi yang
sering disebut modal adalah biaya yang paling banyak dikeluarkan karena biaya
investasi diperuntukan untuk membeli sebidang tanah seluas 11000 m2 dengan harga
Rp. 2.500.000,- per meter persegi oleh karena itu dana yang dikeluarkan sekitar 41,5
milyar. Selain tanah, investasi juga digunakan untuk pembangunan bangunan baik
kantor, fasilitas produksi, dan untuk memenuhi persyaratan pendirian pabrik (pajak).
Investasi ini sangat penting karena ini mempengaruhi berdirinya pabrik ini. Total
investasi yang dibutuhkan dalam pendirian pabrik ini adalah Rp. 51,485,397,981.- .
Rincian dari perhitungan investasi dapat dilihat di lampiran.

9
Beberapa aset yang dimiliki oleh perusahaan memiliki depresiasi. Depresiasi atau
penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan
dari suatu aset selama umur manfaatnya. Semua aset yang memiliki depresiasi
nilainya akan menyusut seiring dengan berjalannya waktu. Suatu aset memiliki umur
ekonomis biasanya dalam satuan tahun. Setelah melewati umur ekonomis maka nilai
sisa dari aset tersebut harus ditanggung oleh perusahaan, oleh karena itu depresiasi
dibebankan ke produk dengan dimasukan dalam perhitungan HPP (Harga Pokok
Produksi). Aset yang terkena depresiasi seperti gedung, mesin mesin produksi dan
alat-alat lain yang mengandung unsur teknologi. Untuk lebih lengkap dalam
perhitungan depresiasi dapat dilihat di tabel 6.1.

Tabel 6.1 Tabel perhitungan depresiasi pada aset perusahaan

N Umur Ekonomis Depresiasi /


Depresiasi Harga Beli Nilai Sisa
O (tahun) tahun
1 Depresiasi Mesin
Ijection 505,0 50,500, Rp30,300,00
15
molding 00,000.00 000.00 0.00
Mesin 102,6 10,269, Rp6,161,400.
15
Printing 90,000.00 000.00 00
Mesin foto 6,0 600 Rp540,000.0
10
copy 00,000.00 ,000.00 0
6,3 630 Rp567,000.0
conveyor 10
00,000.00 ,000.00 0
150,0 15,000, Rp13,500,00
Forklift 10
00,000.00 000.00 0.00
Hand 9
10 Rp84,150.00
Truck 935,000.00 3,500.00
5,0 500 Rp450,000.0
Vaccum 10
00,000.00 ,000.00 0
Rp51,602,550.00
2 Depresiasi Alat Kantor
Meja
10 9000 Rp29,100.00
Kerja 300,000.00
Kursi 10 4500 Rp14,550.00

10
Kerja 150,000.00
Lemari 1,2 Rp121,250.0
10 37500
dokumen 50,000.00 0
2,0 Rp388,000.0
Proyector 5 60000
00,000.00 0
Meja
Rp485,000.0
Tamu + 5 75000
2,500,000.00 0
Sofa
4,0 Rp776,000.0
komputer 5 120000
00,000.00 0
N Umur Ekonomis Depresiasi /
Depresiasi Harga Beli Nilai Sisa
O (tahun) tahun
Mesin 6,0 Rp582,000.0
10 180000
Fotocopy 00,000.00 0

Dispenser 5 7500 Rp48,500.00


250,000.00
Rp116,400.0
printer 5 18000
600,000.00 0
Meja
Rp388,000.0
Rapat + 10 120000
4,000,000.00 0
kursi rapat
Layar
5 12000 Rp77,600.00
/Screen 400,000.00

Telepon 5 9000 Rp58,200.00


300,000.00
Rp
3,084,600.00
3 Depreasi tanah dan bangunan
-
27,500,0 30,250,0
Tanah 10 Rp275,000,0
00,000.00 00,000
00.00
18,000,0 14,400,0 Rp360,000,0
Bangunan 10
00,000.00 00,000 00.00
Rp
Total
139,687,150.00
Biaya operasional adalah operating expenses yaitu biaya berupa pengeluaran
uang untuk melaksanakan kegiatan pokok, Pada perusahaan ini biaya operasional
seperti listrik untuk konsumsi mesin dalam berproduksi, air, dan lain-lain. Biaya
operasional muncul setiap bulan sebesar Rp102,691,800.00. Rincian dari biaya
operasional dapat dilihat pada lampiran.

6.2 Penentuan Harga Pokok Produk

11
Untuk menentukan harga jual dari produk yang akan dijual maka harus dihitung
HPP (Harga Pokok Produksi). Dalam perhitungan HPP beberapa komponen biaya
dimasukan ke dalamnya. Komponen biaya yang dimasukan adalah biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan
baku tidak langsung, biaya depresiasi, dan biaya operasional. Semua komponen
memiliki satuan yang sama yaitu perbulan. Setelah komponen biaya itu dijumlah
semua hasilnya dibagi dengan output yang dihasilkan selama satu bulan. Dari
perhitungan itu dihasilkan bahwa HPP dari Tak-Tik Pensil adalah Rp4,566.72. Dari
hasil perhitungan HPP akan digunakan untuk menentukan harga jual dari produk Tak-
Tik Pensil. Untuk rincian lengkap dari perhitungan HPP dapat dilihat di lampiran.

6.3 Cashflow

Cashflow merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari
aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa
saldonya setiap periode.

Tabel 6.2 Tabel Cashflow PT. Pensilindo Jaya

N Tahun ke
Uraian
o 1 2 3
Pendapatan
1 (5x4x12x61440xRp 7.500) Rp110,592,000,000 Rp110,592,000,000 Rp110,592,000,000
2 Biaya Operasi Rp139,687,150 Rp124,257,078 Rp136,682,786
3 Biaya Depresiasi Rp139,687,150 Rp139,687,150 Rp139,687,150

4 Laba Kotor 2933.277381 2933.277381 2933.277381


5 laba sebelum pajak 2933.277381 2933.277381 2933.277381
pajak penghasilan (35%) 1026.647083 1026.647083 1026.647083

6 Laba Bersih 1906.630298/pensil 1906.630298/pensil 1906.630298/pensil

12
Tabel 6.2 menunjukan cashflow dari PT Pensilindo Jaya. Pada tabel tersebut
terdapat pengeluaran dan pendapatan PT Pensilindo dengan periode satu tahuan.
Perhitungan cashflow dilakukan oleh perusahaan agar dapat mengetahui pemasukan
dari usaha nya tiap tahun dan dapat mengontrol pengeluaran perusahaan sehingga
keuangan perusahaan dapat terkontrol dengan baik

6.4 Analisis Kelayakan Ekonomi

Untuk menetukan kelayakan ekonomi pada sebuah perusahaan. Perusahaan itu


paling lambat harus mencapai BEP sebelum 10 tahun. Jika lebih dari 10 tahun
perusahaan belum mencapai BEP maka secara ekonomi perusahaan itu tidak layak
untuk didirikan. Pada pendirian PT pensilindo jaya dengan melakukan perhitungan
NPP maka PT Pensilindo jaya akan mengalami BEP pada tahun ke 3. Hal ini ditandai
dengan nilai positif dari pendapatan yang dihasilkan setelah dikurangi oleh modal
yang harus dikeluarkan. Secara rincinya dapat dilihat di lampiran aspek ekonomi.

13

Anda mungkin juga menyukai