Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Minyak bumi, gas bumi, dan batubara merupakan sumber energi yang
banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri. Ketiga jenis
bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut
bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan,
dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian
ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan
dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik menjadi minyak dan
gas bumi. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri
yang penting. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya
bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai gas associated. Ada juga
sumur yang khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut gas
non-associated.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
hidrokarbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang
beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Gas alam
seperti juga minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri
dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-
hidrokarbon seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia seperti He dan Ar, terdapat pula
uap air dan pasir. Umumnya gas yang terbentuk sebagian besar dari metan CH 4,
dan dapat juga termasuk etana C2H6 dan propana C3H8. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari
bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas
dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta
penampungan kotoran manusia dan hewan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung

1
2

mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka dapat di buat rumusan permasalahan, yaitu :
a. Apa itu gas alam/bumi ?
b. Apa saja komponen-komponen gas bumi ?
c. Apa saja jenis-jenis gas bumi ?
d. Bagaimana proses pengolahan gas bumi ?
e. Bagaimana penyimpanan dan transportasi gas bumi ?
f. Apa saja aplikasi pemanfaatan gas bumi ?
g. Apa kelebihan energi gas bumi dibandingkan dengan energi lain ?
h. Bagaimana cadangan energi gas bumi di Indonesia dan Dunia ?

1.3 Tujuan Umum


Untuk mengetahui secara rinci mengenai gas bumi yang termasuk dalam
golongan energi konvensional

1.4 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari penulisan ini yaitu :
a. Untuk mengetahui apa itu gas alam/bumi
b. Untuk mengetahui asal mula terbentuknya gas bumi
c. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya gas bumi
d. Untuk mengetahui komponen gas bumi
e. Untuk mengetahui tahapan industri gas bumi
f. Untuk mengetahui jenis gas bumi

g. Untuk mengetahui aplikasi pemanfaatan gas bumi


h. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan gas bumi
i. Untuk mengetahui cadangan energi gas bumi di Indonesia dan Dunia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gas Bumi


Gas bumi sering juga disebut sebagai gas alam atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terdiri dari metana (CH4). Gas Bumi dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika
gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas.
Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah,
serta penampungan kotoran manusia dan hewan. Komposisi kimia komponen
utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul
hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-
molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan
butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam
juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

2.2 Asal Mula Terbentuknya Gas Bumi


Terdapat beberapa teori yang menerangkan mengenai asal mula
terbentuknya minyak bumi dan gas alam. Berikut adalah 3 teori yang paling
umum
1. Teori Organik
Menurut Teori Biogenetik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan
gas alam terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang
mati dan tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian
dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan
dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan
tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan di
atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah
menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
2. Teori Anorganik

3
4

Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam
terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen
dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi
zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.

3. Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori
Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan
bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik
hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi
hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati. Akibat pengaruh waktu,
temperatur, dan tekanan, maka endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen.
Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak
dikenal sebagai batuan induk (Source Rock).Karena proses pembentukan minyak
bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai
sumber daya.
Selain teori diatas, ada pula dua proses asal mula pembentukan gas bumi
yakni proses biologis dan proses termal.
1. Proses Biologis
Pada proses awal, gas bumi terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik
oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat
bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan gas
bumi secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan
lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada
kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900
meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon). Proses
jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.
2. Proses Termal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga
produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari hasil
cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan minyak
bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya menjadi
5

metan lebih cepat terjadi. Sebenarnya, pembentukan gas alam dari bahan
inorganik juga dapat terjadi. Walaupun ditemukan pada jumlah yang tidak banyak,
gas metan terbentuk dari batuan awal lapisan pembentuk bumi dan jenis meteorit
yang mengandung bayak kabon (carbonaceous chondrite type).
Berdasarkan teori dan proses diatas dapat dijelaskan pembentukan gas bumi
secara umum, yakni :

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Gas Bumi


(Sumber : Ensiklopedia Britannica)

1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari


matahari dengan fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar
cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk
adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan
ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut.
Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung
minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan
bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung
selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus.
6

Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau
batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan
vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika
daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di
atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan.
Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan
bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius.
Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat
100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin
turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu
tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

2.3 Komponen-Komponen Gas Bumi


Gas alam memiliki komponen alkana suku rendah, yaitu metana, etana,
propana, dan butana. Sebagai komponen terbesarnya adalah metana. Dalam gas
alam, selain mengandung alkana, terkandung juga di dalamnya berbagai gas lain,
yaitu karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), meskipun beberapa
sumur gas alam yang lain ada juga yang mengandung helium. Dalam gas alam ini
dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG (Liquid Petroleum
Gas) yang biasa digunakan untuk bahan bakar kompor gas rumah tangga.
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana
(C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Tabel 2.1 Komponen Komponen Penyusun Gas Bumi


Komponen %Mol
Hidrokarbon:
Methane 70-98
Ethane 1-10
Prophane trace-5
Buthane trace-2
Penthane trace-1
7

Hexane trace-0,5
Heptane Kecil (umumnya tidak ada)
Non Hidrokarbon
Nitrogen trace-15
Carbondioxide trace-1
Hidrogen Sulfide Kadang-kadang
Helium 0-5
(Sumber : http://diamond-bit.blogspot.com/2013/04/komponen-penyusun-gas-alam.html)

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air
dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam
jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan
tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya
tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan,
umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan
konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.

2.4 Produk Olahan Gas Bumi


2.4.1 LNG atau Liquefied Natural Gas
8

Gambar 2.2 LNG (Liquefied Natural Gas)


(Sumber: http://www.troymedia.com/wpcontent/uploads/2014/09/metanero_lalla1-iberdrola.jpg)

Gas alam cair (Liquefied Natural Gas, LNG) adalah gas alam yang telah
diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan
kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan
mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi menggunakan
kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang
khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan
Standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur
pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak
memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan
LNG, di mana kebanyakan jenis tangki adalah membran atau "moss".
LNG menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar
petrol dan diesel dan menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya produksi
yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan tangki
cryogenic yang mahal telah mencegah penggunaannya dalam aplikasi komersial.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi
dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan,
namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 and -170 derajat celsius
(methana murni menjadi cair pada suhu -161.6 °C) dengan tekanan antara 101 dan
6000 [kilopascal|kPa]] (14.7 and 870 lbf/in²).
Gas alam bertakanan tinggi yang telah didapat kemudian diturunkan
tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman. Kepadatan LNG kira-kira 0,41-
0,5 kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air
memiliki kepadatan 1,0 kg/L. LNG berasal dari gas alam yang merupakan
campuran dari beberapa gas yang bereda sehingg tidak memililiki nilai panas yang
9

spesifik. Nilai panasnya bergantung pada sumber gas yang digunakan dan proses
yang digunakan untuk mencairkan bentuk gasnya. Nilai panas tertinggi LNG
berkisar sekitar 24MJ/L pada suhu -164 derajat Celsius dan nilai terendahnya
21ML/L.

2.4.2 CNG atau Compressed Natural

Gambar 2.3 CNG atau Compressed Natural Gas


(Sumber : http://economicpakistan.wordpress.com/2008/02/10/cng-industry)

Compressed Natural Gas (CNG) di Indonesia juga dikenal dengan istilah


Bahan Bakar Gas (BBG). CNG adalah bahan bakar yang berasal dari gas alam
yang terkompresi pada tekanan penyimpanan 200-248 bar dan berguna sebagai
bahan bakar pengganti bensin, solar, dan LPG. Bahan bakar CNG memang masih
memproduksi CO2 sebagai hasil pembakarannya, namun jauh lebih ramah
lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar yang lain. Berikut adalah
beberapa keuntungan penggunaan CNG sebagai bahan bakar:
 Penggunaan CNG tidak akan menimbulkan kerak pada ruang bakar/
ignitor seperti penggunaan bensin atau solar.
 Kendaraan bermotor yang berbahan bakar CNG, relatif lebih rendah biaya
perawatannya dari pada kendaraan berbahan bakar konvensional.
10

 CNG menggunakan sistem sealing yang baik, untuk mencegah kebocoran.


Sehingga penyimpanannya lebih efisien karen losses yang kecil.

 Memperpanjang umur oli mesin karena CNG tidak akan mengkontaminasi


oli mesin.

 Proses pencampuran CNG dengan udara relatif lebih mudah karena


fasenya yang gas,sehingga efisiensi proses pembakaran lebih tinggi.

 Temperatur terbakar sendiri (Self-Ignition) CNG tinggi, yaitu pada 540oC.

 Polusi yang dihasilkan lebih rendah.

CNG yang berasal dari gas alam, tersusun atas gas metana (CH 4) sebagai
senyawa kimia paling banyak. Dan berikut adalah senyawa-senyawa kimia
penyusun CNG
Tabel 2.2 Komponen dan Komposisi CNG
Komponen %Mol
Metana (CH4) 93,3
Hidrogen (H2) 1,82
Etilena (C2H4) 0,25
Karbonmonoksida (CO) 0,45
Karbondioksida (CO2) 0,22
Nitroge (N2) 0,4
Oksigen (O2) 0,35
Hidrogen Sulfida (H2S) 0,18
(Sumber : http://revsangmane.blogspot.com/2015/02/defenisi-compressed-natural-gas-cng.html)

2.4.3 Liquified Petroleum Gas (LPG)


11

Gambar 2.4 LPG atau Liquefied Petroleum Gas


(Sumber : http://www.haleco.co.uk/images/calor_gas_bottles.gif)

LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah campuran dari berbagai unsur


hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi
propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan
lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Dalam
kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih
kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang
dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari
kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan
cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya
sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990.
Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama
adalah sebagai berikut:
12

 Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar


 Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat

 Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau


silinder.

 Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.

 Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.

Salah satu risiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada


tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran.
Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi
apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina
menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah
itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan
elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan
membentuk gas secara cepat dan mengubah volumenya menjadi lebih besar.

2.4.4 Liquified Gas for Vehicle (LGV)

Gambar 2.5 LGV atau Liquified Gas for Vehicle


()Sumber : http://www.lngworldnews.com/ngv-america-zeus-intelligence-survey-shows-34-lng-
production-facilities-for-vehicle-fuel/
13

LGV merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan


bermotor yang menggunakan spark ignition engine terdiri dari campuran propane
(C3) dan butane (C4). Bahan bakar ini sudah banyak digunakan oleh kendaraan
umum seperti taksi dan angkutan kota, maupun kendaraan umum.

2.4.5 Natural Gas Hydrate atau NGH


Gas alam padat atau hidrat gas alam (natural gas hydrate atau NGH) adalah
kristal es yang terbentuk dimana lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak
didalamnya. NGH stabil pada tekanan tinggi dan suhu rendah, dan terjadi secara
alami di dasar laut yang bertekanan tinggi dan bersuhu rendah pada kedalaman
150-2000 meter dibawah permukaan air laut. Eksplorasi NGH dari dasar laut
masih memerlukan 30-40 tahun untuk menjadi ekonomis, yaitu pada saat
cadangan energi fosil telah habis. NGH juga terjadi sebagai problem pada pipa
saluran gas alam bertekanan tinggi didaerah yang dingin.
Terbentuknya NGH dapat menghambat aliran gas pada pipa. Pada saat ini
penelitian NGH banyak dilakukan sebagai alternatif sistem pengangkutan dan
penyimpanan gas alam, yang selama ini didominasi oleh sistem pemipaan dan gas
alam cair (liquefied natural gas, LNG) Metode pemipaan sangat efisien untuk
transportasi dalam jarak yang tidak begitu jauh. Semakin jauh jarak yang akan di
tempuh, pemipaan semakin tidak ekonomis. Pemipaan dilakukan dengan
menyalurkan gas alam bertekanan 700-1100 psig melalui pipa. Metode pencairan
dilakukan dengan mendinginkan gas pada suhu -162oC. Volume gas cair setara
dengan 600 kali dari volume gas pada suhu ruang. Dalam sistem gas alam padat,
NGH diproduksi dari percampuran gas alam dengan air untuk membentuk kristal
es. Gas alam padat terjadi ketika beberapa partikel kecil dari gas seperti metana,
etana, dan propana, menstabilkan ikatan hidrogen dengan air untuk membentuk
struktur sangkar 3 dimensi dengan molekul gas alam terjebak dalam sangkar
tersebut. Sebuah sangkar terbuat dari beberapa molekul air yang terikat oleh
ikatan hidrogen. Tipe ini dikenal dengan nama clathrates. Gas alam padat
diperkirakan akan menjadi media baru untuk penyimpanan dan transportasi gas,
sebab memiliki stabilitas yang tinggi pada suhu dibawah 0 oC pada tekanan
14

atmosfer. Kestabilan tersebut disebabkan lapisan es yang terjadi pada saat hidrat
terurai (terdisosiasi), Lapisan es tersebut menutupi hidrat dan mencegah
penguraian lebih lanjut. NGH lebih padat dari gas alam, 1 m3 NGH setara dengan
170 m3 dari gas alam pada tekanan 1 atm, pada suhu 25oC. Sistem gas alam padat
meliputi 3 tahap yaitu, produksi, transportasi dan gasifikasi ulang.

2.5 Proses Pengolahan Produk Gas Bumi


2.5.1 Proses Pengolahan LNG
LNG didapat dari sumur gas. Dari sumur tersebut gas alam mengandung
komponen dari C1, C2, C3, C4, C5, C6, dan rantai yang lebih tinggi lagi serta
(biasanya) CO2, H2O, dan H2S. Untuk mendapatkan LNG kita harus separasi C1
dan C2 dari C yang lain. Separasi ini didasarkan pada perbedaan titik didih
masing-masing komponen.
Gas alam dari sumur gas dilewatkan ke LPG Plant terlebih dulu. Untuk
proses lebih jelasnya lihat thread saya mengenai PROSES PEMBUATAN LPG.
setelah terambil C3 (propane, butane, pentane, dst) ke atas dan tersisa sebagian
besar C1 dan C2 yang masih berupa gas, baru diproses untuk pembuatan LNG.
Pembuatan LNG sebenarnya hanya mengenai pencairan gas alam C1 dan C2 dari
yang tadinya berbentuk gas.
Proses pencairan gas alam menggunakan MCR (multi component
refrigeration). MCR adalah refrigerant yang komponennya terdiri dari bermacam2
refrigerant, seperti : metana, etana, propana, butana, dan nitrogen yang di-mix.
Skema umumnya seperti gambar ini:
15

Gambar 2.6 Blok Diagram Pembuatan LNG


(Sumber :http://www.troymedia.com/wpcontent/uploads/2014/09/metanero_lalla1-iberdrola.jpg)

PLANT 1 PLANT 2 PLANT 3

PLANT 4 PLANT 5
Gambar 2.7 Skema umum proses LNG di PT. Badak NGL
(Sumber : http://www.badaklng.co.id/in/images/lng_process.jpg)
16

PLANT 1 (CO2 removal unit)


Dari nama prosesnya kita udah bisa tau kalo proses yang pertama ini
tugasnya menghilangkan karbon dioksida yang ada di gas alam. Karbon dioksida
ini harus dihilangkan dari gas alam soalnya CO2 bisa membeku dalam proses
temperatur rendah yang akan menyumbat pipa. CO2 juga tidak mempunyai nilai
pembakaran, seperti yang kita tahu bahwa CO2 itu merupakan emisi, hasil dari
pembakaran.

PLANT 2 (Dehydration and Mercury removal unit)


Di Plant 2 ini ada 2 proses penting, yaitu proses penghilangan air dari gas
alam dan penghilangan merkuri. Alasan utama air dihilangkan dari gas alam
karena air bisa membeku pada temperatur 0oC (1 atm) sehingga pada proses
pengolahan LNG temperatur harus dibawah -150oC. Adanya kandungan air dalam
gas alam bisa menyumbat pipa oleh karena itu kandngan air dapat dihilangkan
dengan menggunakan silica gel yang disebut molecular sieve.
Proses kedua di plant 2 ini adalah menghilangkan merkuri yang bisa
merusak pipa yang terbuat dari aluminium. Karena pada Plant 4 banyak peralatan
dan pipa yang terbuat dari aluminnium alloy, oleh karena itu sangat berbahaya
jika kandungan merkuri tidak dihilangkan. Proses pemisahan merkuri dari gas
alam menggunakan "Sulphur Impregnated activated carbon" atau biasa dikenal
dengan SIAC.

PLANT 3 (Fractination)
Di Plant 3 ini gas alam dipecah-pecah sesuai komponen penyusunnya
(Metana, Etana, Propana, Butana, Pentana). Proses ini menggunakan 4 menara
distilasi yang proses pemisahannya berdasarkan titik didih. Menara distilasi yang
pertama adalah scrub collumn atau demethanizer yang bertugas memisahkan
metana dari hidrokarbon lainnya. Kedua adalah deethanizer yang bertugas
memisahkan etana dari hidrokarbon lainnya. ketiga ada depropanizer yang
bertugas memisahkan propana dari hidrokarbon lainnya, terakhir ada debutanizer
17

yang bertugas memisahkan butana dari pentana, setelah dipecah-pecah, masing


masing komponen menuju prosesnya masing masing. Metana menuju MHE di
Plant 4 untuk didinginkan dan dicairkan menjadi LNG. Etana dan sebagian
propana menuju Plant 4 sebagai pendingin gas alam yang akan dicairkan. Propana
dan Butana menuju proses yang lain untuk dijadikan LPG. Sementara pentana
dijadikan kondensat yang akan dikirim kembali ke sumur di upstream untuk
diproses menjadi bensin atau bahan bakar hidrokarbon berat lainnya.

PLANT 4 (Refrigerant Prophane)


Plant 4 ini sebenarnya adalah siklus refrigerant Prophane yang
mendinginkan MCR, dan MCR yang kemudian akan mendinginkan Gas alam di
Plant 5. Plant ini berfungsi untuk menyirkulasikan pendingin.

PLANT 5 (Main Heat Exchanger)


Pada plant ini gas alam yang sebagian besar terdiri dari metana akan
didinginkan menggunakan MCR (Multi Component Refrigerant) dan dicairkan di
MHE (Main Heat Exchanger). setelah melewati proses ini LNG akan disimpan di
storage tank dan siap dipasarkan. Metode pencairan yang digunakan adalah
metode APCI yang termasuk teknologi pencairan gas alam yang paling popular.

2.5.2 Proses Pembuatan CNG


Gas alam dari jaringan pipa yang pada awalnya bertekanan rendah antara 1-
20 bar, masuk ke dalam Scrubber dan Dryer yang berfungsi untuk mengurangi
bahkan menghilangkan kandungan air di dalam gas alam. Dengan menggunakan
kompresor, gas alam dimampatkan beberapa tahap hingga bertekanan tinggi
antara 200-250 bar, sehingga produk ini kini dikenal dengan nama Compressed
Natural Gas (CNG). Kompresor juga dilengkapi dengan Heat Exchanger yang
berfungsi menurunkan temperatur gas alam yang naik akibat proses kompresi.
CNG kemudian ditempatkan kedalam mobile cylinder khusus CNG yang
disambungkan satu sama lain, dan didistribusikan menggunakan media
transportasi seperti truk, trailer, dan lain sebagainya.
18

Gambar 2.8 Skema Proses Pembuatan CNG (PT. REETHAU ENERGI


NUSANTARA)
(Sumber : http://reethauenergi.com/produksi-cng.html)

2.5.3 Proses Pembuatan LPG


Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
19

tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom
fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi. Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air
panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka
komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana
hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang
lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan
terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan
keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki
produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih
harus ditambahkan aditif (zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau
persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-
masing produk tersebut.
20

Gambar 2.9 Proses Pembuatan LPG (PT. PERTAMINA)


(Sumber: http://economicpakistan.wordpress.com/2008/02/10/lpg-industry/)

Tahapan Pembuatan LPG


1. Minyak bumi atau minyak mentah diambil dari dalam bumi kemudian dikirim
ke tempat produksi.
2. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam
kolom fraksinasi. Dimana gas merupakan hidrokarbon ringan berada di atas
atau Pemisahan gas dari minyak (Associated gas) dan masuk kedalam kedalam
tangki pengolahan gas.
3. Pada prinsipnya pengolahan LPG dilakukan dengan tahapan:
 Pemisahan Impurites seperti CO2 dan H2S (gas beracun, berbau dan
korosif) (1)
 Pengeringan gas dari air (yang terkandung di dalamnya) (2)
 Refrigerasi (pendinginan) untuk mendapatkan gas cair yang disebut LP
(3)

2.6 Tahapan kegiatan industri gas


Kegiatan industri gas digolongkan dalam dua kegiatan inti (core bussines)
yaitu kegiatan industri hulu migas dan kegiatan industri hilir atau sering juga
disebut sebagai bisnis hulu dan bisnis hilir.
2.6.1 Industri Hulu Migas

Kegiatan hulu terdiri dari dua bagian utama, yaitu tahap explorasi dan
exploitasi.
A. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal yang bertujuan untuk menemukan sumur
minyak dan gas, dilakukan dengan cara menyelidiki daerah yang memiliki
kemungkinan mengandung minyak dan gas bumi. Proses explorasi merupakan
21

tahap dasar pada industri hulu migas yang terdiri dari tiga bagian yaitu
penyelidikan secara geologi, penyelidikan secara geofisika dan pemboran
explorasi, berikut penjelasannya:
1. Tahap Penyelidikan Geologi.
Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
batuan, komposisi kimia, umur batuan struktur penyusun lapisan tanah dan
potensi wilayah tersebut memiliki kandungan minyak dan gas bumi.
Tujuan utama dari proses ini ialah memprediksi apakah wilayah tersebut
memiliki sumber daya alam di dalamnya.
2. Tahap Geofisika.
Proses ini meliputi tahap pemetaan struktur lapisan di bawah tanah
dan mencari bentuk-bentuk struktur yang kemungkinan menjadi jebakan
minyak dan gas atau sering dikenal dengan istilah trap atau prospek.
Proses ini biasanya dilakukan dengan cara survei seismik

Gambar 2.10 Tahap Eksplorasi dengan Seismik


(Sumber: http://reethauenergi.com/produksi-cng.html)

3. Pemboran explorasi

Tahap ini sering juga disebut pemboran pembuktian karena pada


dasarnya tahap ini bertujuan untuk membuktikan apakah suatu trap yang
telah diyakini pada tahap sebelumnya benar-benar mengandung minyak
dan gas bumi. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan pemboran
22

dengan kedalaman tertentu sesuai dengan pemetaan struktur di bawah


tanah.

B. Eksploitasi

Tahap ini adalah rangkaian proses kedua dari kegiatan industri


hulu migas untuk menghasilkan minyak dan gas dari wilayah yang telah terbukti
mengadung sumber daya di dalamya. Exploitasi terdiri dari beberapa bagian yaitu
tahap pemboran pengembangan dan tahap penyediaan sarana dan tahap produksi,
berikut penjelasannya:
1. Pemboran Pengembangan.
Merupakan proses pembuatan sumur lanjutan sesuai dengan
standar operasi dan melengkapi pola produksi yang diinginkan.
2. Penyediaan Sarana.
Tahap ini merupakan proses penyediaan berbagai prasarana
penunjang seperti teknologi, jenis-jenis peralatan dan tempat
penampungan minyak dan gas bumi.
3. Tahap Produksi.
Setelah penyediaan prasarana telah sesuai dengan standar operasi
maka akan dilanjutkan tahap produksi yaitu proses pengangkatan minyak
dan gas bumi ke atas permukaan dengan menggunakan teknologi dan alat-
alat yang telah ditentukan.

2.6.2 Industri Hilir Migas


Secara umum, industri hilir migas dapat diartikan sebagai proses
pengolahan gas alam sampai pada tahap pemasaran hasil produksi, proses ini
meliputi pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga (pemasaran). Untuk
lebih jelasnya berikut penjelasan masing-masing proses tersebut:
1. Pengolahan
Tahap pertama pada bisnis hilir migas ialah tahap pengolahan, pada
dasarnya proses pengolahan bertujuan untuk memurnikan menyak mentah,
mendapatkan bagian-bagian yang diinginkan dan mempertinggi mutu serta
nilai tambah fraksi minyak bumi maupun gas alam. Proses pengolahan
23

akan menghasilkan berbagai jenis produk bahan bakar maupun produk


setengah jadi. Berikut adalah proses pengolahan gas bumi secara umum :

Gambar 2.11 Proses Pengolahan Gas Alam


(Sumber: http://reethauenergi.com/pengolahan-gas-alam.html)

a. Gas/Liquid Separator (Oil, Condensate, & Water Removal)


Setelah keluar dari sumur gas, proses pertama adalah pemisahan
gas dengan minyak dan air yang terkandung di dalam gas. Prinsip
pemisahan pada separator ini menggunakan prinsip gravitasi dimana
zat (minyak dan air) yang memiliki massa paling berat akan berada
pada lapisan paling bawah, sedangkan gas alam akan mengalir ke
bagian atas dan masuk ke proses pengolahan berikutnya.
b. Gas Sweetening (H2S & CO2 Removal)
Setelah pemisahan antara gas alam dengan minyak & air, maka
step selanjutnya adalah pemisahan antara gas alam dengan H2S & CO2,
H2S & CO2 harus dihilangkan karena H2S mempunyai sifat asam yang
bisa membuat pipa ataupun tangki menjadi korosi, sedangkat CO2 akan
membuat unit pengolahan menjadi plug atau tersumbat ketika CO 2
24

bereaksi dengan H2S yang akan membentuk asam karbonat H2CO3.


Prinsip pemisahan pada Gas Sweetening ini adalah proses kimiawi
dengan menggunakan senyawa amina (Amine System).
c. Gas Dehydration (Water Vapour Removal)
Step berikutnya adalah pemisahan gas alam dengan uap air
(H2O), pada step pertama (separator) terdapat proses pemisahan gas
dengan liquid (minyak, condensate dan air) hanya saja pada step
tersebut belum memisahkan gas alam dengan air secara sempurna
sehingga gas alam yang keluar dari separator tersebut masih dalam
bentuk “Gas Basah” yang mengandung air. Air ini harus dihilangkan
karena bisa mengakibatkan korosi dan penyumbatan pada unit
pengolahan. Prinsip pemisahan pada Gas Dehydration ini pada
umumnya menggunakan proses kimiawi dengan menggunakan Glycol
(absorption) atau menggunakan solid desiccants (adsorption). Selain
pemisahan gas alam dengan uap air, terjadi juga proses pemisahan
mercury. Kandungan mercury (Hg) pada gas alam tersebut jika
terkena peralatan yang terbuat dari aluminium akan terbentuk
amalgam. Pemisahan kandungan Hg (Mercury Removal) dilakukan
dengan cara absorbsi senyawa belerang menggunakan molecullar
sieve hingga kandungan Hg maksimum 0,1 ppm.
d. Pemisahan Hydrocarbon (Extraction)
Setelah zat-zat yang merugikan tersebut sudah terpisahkan, maka
proses selanjutnya adalah pemisahan gas alam berdasarkan
penggunaannya. Natural gas pada proses terakhir ini hanya tinggal
mempunyai komposisi Metana (LNG), Etana, LPG (Propana &
Butana). LNG merupakan produk utama yang akan digunakan pada
dunia industri seperti Power Plant, Etana akan digunakan sebagai
bahan pokok dari plastik, pupuk dan refrigerant, sedangkan LPG akan
digunakan sebagai energi kebutuhan rumah tangga. Prinsip pemisahan
Hydrocarbon ini menggunakan Prinsip “Destilasi” dimana Metana,
Etana, Propana dan Butana memiliki “Dew Point (titik kondensasi)”
yang berbeda-beda.
25

2. Pengangkutan
Proses pengangkutan pada industri gas bumi atau hasil olahan dari
wilayah kerja baik itu pengolahan maupun dari tempat penampungan.
Proses pengangkutan biasanya menggunakan kapal atau melalui pipa
transmisi dan distribusi. Apabila pemindahannya menggunakan pipa maka
perlu perhatian khusus seperti pemilihan jenis pipa yang sesuai dengan
karakteristik fraksi yang akan dialirkan di dalamnya. Pada dasarnya sistem
transportasi (pengangkutan) gas alam meliputi :
 Transportasi melalui pipa salur.
 Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan
kapal tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.
 Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik
di daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di
laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah
menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional
Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan pipa gas alam
akan membentang sambung menyambung dari Aceh-Sumatera Utara-
Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat
ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN
dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya
di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa
Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair
(Liquefied Natural Gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk
tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi
(Compressed Natural Gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat
mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik
distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal ini masih
membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan untuk pencairan
26

gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di titik
pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
3. Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan meliputi proses penerimaan, pengumpulan dan
penampungan minyak bumi dan gas alam serta hasil olahan. Lokasi
penyimpanan untuk hasil olahan bisa saja berada di bawah tanah maupun
di atas permukaan dengan menggunakan tangki yang sesuai dengan
karakteristik fraksi di dalamnya.
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan "Natural Gas
Underground Storage", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang
lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang
terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted. Hal ini
sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian gas
untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan
melalui kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah tersebut.
Pada musim dingin, dimana terjadi kebutuhan yang sangat signifikan, gas
alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk
disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan
(operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga
stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.

4. Kegiatan Niaga (Pemasaran)


Kegaiatan pemasaran merupakan tahap akhir pada bisnis hilir/industri
hilir migas dimana terdiri dari pembelian, penjualan, expor dan impor
minyak bumi dan gas bumi serta hasil olahan lainnya.

2.7 Dampak Negatif dari Industri Gas Bumi


2.7.1 Dampak dari Pengeboran Darat
Ketika ahli geologi mengeksplorasi deposit gas alam di darat, mereka
mungkin harus mengganggu tanah dan vegetasi dengan kendaraan mereka.
Sebuah sumur gas di darat memerlukan pembukaan jalan, pembersihan dan
27

perataan daerah untuk membuat bor pad. Kegiatan pengeboran sumur


menghasilkan polusi udara dan dapat mengganggu satwa liar. Dibutuhkan pipa
untuk mengangkut gas dari sumur, dan biasanya akan dilakukan pembukaan lahan
untuk mengubur pipa. Pembukaan lahan ini dapat berupa pembabatan habis
pepohonan yang ada disekitar lokasi titik pengeboran. Adanya proses pembukaan
lahan ini dapat menyebabkan perubahan suhu dan cuaca. Dalam hal ini, terjadi
peningkatan suhu yang cukup drastis dan cuaca menjadi lebih panas dibandingkan
sebelumnya.

2.7.2 Dampak dari Pengeboran Lepas Pantai


Selain menggunakan teknik pengeboran darat, sebagian besar pengambilan
gas bumi di Indonesia dilakuakan dengan cara pengeboran dilokasi lepas pantai
(off shore). Dalam kegiatannya pengeboran lepas pantai ini, kemungkinan
kemungkian buruk yang terjadi seperti kebocoran pipa, ataupun kecelakaan kapal
pengangkut. Bahkan yang lebih parahnya lagi, terkadang beberapa perusahaan
migas yang melakukan pengeboran lepas pantai membuang limbahnya kelaut.
Hal ini dapat menimbulkan adanya pencemaran dilaut yang berdampak pada
kerusakan ekosistem dan biota laut. Tidak hanya itu air alut yang tercemar akan
menguap dan membentuk hujan asam yang akan mempengaruhi kerusakan tanah.
Potensi pencemaran yang terbentuk akibat pengeboran laut lainnya adalah
Drilling fluid yaitu Cairan yang dipompakan ke dalam sumur bor untuk
membantu proses pengeboran

2.7.3 Dampak dari proses Pengolahan Gas Alam

Pada proses pengolahan gas alam, menghasilkan beberapa hal yang dapat
menyebabkan lingkungan tercemar, yaitu
1. Air terproduksi dari proses pertambangan ini biasanya mengandung
partikel padat yang berasal dari reservoir, nonemulsified oil, stable
emulsified oil,insoluble solid, karbon, cat, NH3, H2S, fenol, COD
(Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biology Oxygen Demand) serta
beberapa logam berat.
28

2. Gas flare biasa dikenal juga dengan flare stack adalah alat pembakar
berbentuk vertical . Adanya pembuangan gas flare ini dapat menjadi
sumber penyebab emisi CO (karbonmonoksida), SOx dan NOx ke udara
yang dapat menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global adalah
proses peningkatan suhu rata-rata Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari
atmosfer, misal hujan, salju). atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-
rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.

2.8 Penanggulangan Dampak Negatif dari Industri Gas Bumi


1. Merehabilitasi dan Mereklamasi lahan
Langkah awal untuk pemulihan tanah dikawasan pertambangan adalah
merehabilitasi dan mereklamasi lahan. Rehablitasi adalah usaha
memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang
rusak (krisis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur
produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai unsur perlindungan alam
lingkungan. Kepmen PE No. 1211.K/008/M.PE/95 menjelaskan bahwa yang
dimaksud Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai dengan
peruntukkannya Prinsip-prinsip reklamasi adalah Kegiatan Reklamasi harus
dianggap sebagai kesatuan yang utuh dari kegiatan penambangan, Kegiatan
Reklamasi harus dilakukan sedini mungkin dan tidak harus menunggu proses
penambangan secara keseluruhan selesai dilakukan.
2. Penanggulangan Pipa Bocor
Kebocoran pada pipa gas sebagian besar dikarenakan akibat tekanan
yang tinggi didalam pipa tersebut, maka dari itu agar pipa tersebut tidak bocor
ataupun meski pipa itu telah mengalami kebocoran langkah preventif yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara menurunkan tekanan pada jaringan pipa
29

transmisi. Hal ini dilakukan untuk mencegah meluasnya titik kebocoran dan
menjaga kestabilan jaringan. Untuk penanganan lebih lanjut dapat
menggunakn repair clamp.
3. Membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pencegahan dan penanggulangan air buangan industri gas alam cair dapat
dilakukan baik di dalam proses maupun setelah proses produksi.
Penanggulangan di dalam proses misalnya dengan melakukan penigkatan
kebersihan pabrik, mengganti bahan kimia dengan bahan yang lebih rendah
tingkat pencemarannya. Pencemaran yang dilakukan setelah proses produksi
adalah dengan membangun instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ).
4. Menggunakan Flare Gas Recovery
Flare Gas Recovery adalah salah satu metode yang digunakan untuk
menurunkan flare loss dengan cara me-recover flare gas yang mempunyai
nilai potensial untuk dijadikan sebagai feedstock (feed Hydrogen Plant), fuel
ataupun product (seperti LPG). Flare Gas Recovery Unit ini juga dapat
menurunkan emisi kilang dari produk samping pembakaran seperti NOX, CO,
dan CO2.

2.9 Kelebihan dan Kekurangan Energi Gas Bumi dibanding Energi Lain
Gas Bumi bisa menjadi salah satu sumber energi yang paling penting di
tahun-tahun mendatang, dan bagaimana dengan sumber energi lainnya gas bumi
memiliki keunggulan dan kelemahan. Ketika berbicara mengenai keunggulan gas
bumi, banyak pakar energi yang akan memberikan fakta bahwa gas bumi
menghasilkan emisi karbon yang secara signifikan lebih sedikit dibandingkan
dengan batubara dan minyak bumi sebagai energy fosil.
30

Gambar 2.12 Grafik Emisi Gas CO2 pada Energi Fosil


(Sumber: http://reethauenergi.com/emisigasbumi.html)

Sehingga penggunaan Gas Bumi saat ini masih bisa dikatakan menerapkan
sistem teknologi bersih yang ramah lingkungan, hasil emisi yang dikeluarkan
setelah sisa pembakaran pun masih baik, dibandingkan dengan energi batubara
dan minyak bumi.
Tabel 2.3 Kandungan Gas yang terdapat pada masing-masing energy konvensional
Bahan Bakar
Jenis Gas Batubara (%) Gas Alam (%)
Minyak (%)
Karbon 84 41,11 74
Hidrogen 12 2,76 25
Sulfur 3 0,41 -
Oksigen 1 9,89 Sedikit
Nitrogen Sedikit 1,22 0,75
Abu Sedikit 38,63 -
Air Sedikit 5,98 -
(Sumber : https://www.academia.edu/4690970/Jenis_-_Jenis_Bahan_Bakar)
Dari tabel diatas terlihat bahwa Gas alam tidak mempunyai kandungan
Sulfur. Gas Sulfur ini sendiri apabila dibakar maka gas tersebut akan menguap ke
udara dan akan bereaksi bersama uap air maka akan berpotensi menghasilkan
hujan asam. Berikut ini reaksi pembentukan hujan asam .

Dilihat dari sudut pandang harga konsumsi, maka bisa dikatakan gas bumi masih
lebih murah dibandingkan dengan harga minyak bumi, dan batubara.
31

Kelemahan gas bumi itu sendiri yakni pada bahaya dalam bentuk potensi
kebocoran gas metana dari sumur gas yang bisa menurunkan efek pengurangan
karbon dioksida dan manfaat iklim dengan beralih dari batubara ke gas.
Perkembangan industri gas bumi yang cepat bisa memperlambat perkembangan
lebih lanjut dari industri energi terbarukan, terutama jika gas (bila sesuai yang
diperkirakan) menjadi salah satu pilihan energi yang paling murah. Contoh Shale
Gas merupakan salah satu Energi Gas bumi yang dapat memperburuk
perkembangan di sektor energi terbarukan. Karena Shale Gas merupakan energy
terbarukan yang bersumber dari Energi Fosil yakni Gas Bumi.

2.10 PEMANFAATAN GAS BUMI


Gas alam menjadi sumber energi yang sangat aman. Selain itu sumber gas
alam memiliki sifat yang bersih sehingga tidak menyebabkan masalah emisi
udara. Bahkan dalam sebuah proses pengolahan, gas alam terbukti lebih bersih
daripada sumber energi lain seperti batubara atau minyak. Berikut ini adalah
beberapa jenis manfaat gas alam untuk kehidupan dan manusia secara khusus.
1. Gas Alam sebagai Bahan Bakar untuk Kendaraan
Saat ini sumber bahan bakar untuk kendaraan menggunakan bahan bakar
minyak yang diolah menjadi berbagai jenis seperti bensin dan solar.
Pemakaian bensin dan solar menimbulkan masalah kerusakan alam yang
lebih besar. Pemakaian bensin dan solar meningkatkan produksi emisi gas
kaca yang menimbulkan masalah polusi udara. Pemakaian gas alam sebagai
pengganti bensin dan solar bisa mengurangi polusi. Gas alam untuk bahan
bakar berbagai jenis kendaraan dapat dibentuk dalam material CNG atau
LNG.

2. Gas Alam sebagai Sumber Pembangkit Listrik


Gas alam pada dasarnya memiliki sifat yang sangat bersih bahkan lebih
bersih dari sumber minyak dan batubara. Daya pembangkit listrik yang
banyak digunakan di Indonesia bersumber dari air. Jika sumber air di bumi
terus menerus dipakai maka kemungkinan juga akan berkurang. Sementara
32

manusia juga memakai air untuk proses kehidupan yang lain. Sebagai
alternatif pengganti maka gas alam bisa dijadikan sumber pembangkit listrik.
3. Gas Alam untuk Kesehatan Lingkungan
Sumber kehidupan manusia dipengaruhi oleh udara yang kita hirup.
Kualitas udara yang buruk akan memberikan pengaruh untuk kesehatan.
Sementara itu gas alam yang memiliki sifat bersih bisa mengurangi emisi dari
pemakaian bahan bakar lain dalam kehidupan. Gas alam tidak bisa
menghasilkan asap sehingga sangat aman untuk kualitas udara. Proses ini
telah membantu lingkungan agar selalu bersih dan aman dari berbagai jenis
zat polutan.
4. Gas Alam untuk Kontribusi Ekonomi Dunia
Gas alam mendorong berbagai jenis aliran ekonomi di dunia. Pemanfaatan
gas alam yang didukung oleh pemakaian teknologi akan menjadi investasi
bagi sebuah negara. Selain itu gas alam bisa menjadi sumber pemasukan bagi
sebuah negara bahkan bisa mendukung kestabilan ekonomi di masa depan.
5. Gas Alam Menciptakan Jutaan Lapangan Kerja
Eksplorasi gas alam yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan telah
membantu manusia untuk menemukan pekerjaan. Pembukaan pertambangan
gas negara akan membantu para ahli teknologi dan pertambangan untuk
menemukan masa depan mereka. Selain itu industri ini bisa dikembangkan
menjadi sumber pekerjaan yang lebih luas.
6. Gas Alam untuk Industri
Manfaat gas alam untuk memajukan industri ternyata memiliki potensi
yang sangat besar. Gas alam bisa menjadi sumber bahan baku bagi beberapa
industri seperti industri pengolahan plastik (LDPE), industri pengolahan
metanol, dan industri pengolahan pupuk. Beberapa jenis industri lain yang
menggunakan bahan baku dari gas alam adalah industri pengelasan besi baja,
industri pengolahan bahan untuk pemadam api, dan industri rekayasa hujan.
7. Gas Alam Meningkatkan Potensi Ekonomi Negara
Tidak semua negara bisa memiliki pertambangan gas alam. Sementara itu
beberapa negara maju membutuhkan gas alam sebagai sumber energi untuk
33

transportasi, bahan baku industri dan sumber bahan bakar lain. Hal ini
meningkatkan potensi ekonomi bagi negara penghasil gas alam. Gas alam
bisa di ekspor ke negara lain dalam beberapa bentuk seperti LNG dan CNG.
8. Gas Alam sebagai Bahan Pemanas dan Pendingin
Di Indonesia pemakaian gas alam untuk bahan pemanas dan pendingin
memang belum banyak dikembangkan. Namun beberapa negara yang
memiliki perubahan musim ekstrim, pemakaian sumber energi pemanas dan
pendingin udara menjadi kebutuhan yang utama. Gas alam bisa diolah
menjadi sumber energi alami untuk mesin pemanas dan pendingin di
perumahan maupun perkantoran.
9. Gas Alam sebagai Sumber Energi Rumah Tangga
Pemakaian gas alam sebagai bahan bakar untuk kebutuhan memasak
menjadi salah satu sumber energi yang sangat aman. Pemakaian gas sebagai
bahan bakar kompor sudah dikenal luas di Indonesia. Bahan yang diolah dari
gas alam dibentuk menjadi LPG. Gas alam menjadi sumber energi bahan
bakar yang saat ini diunggulkan oleh masyarakat. Gas menjadi sumber yang
lebih baik dari minyak tanah atau solar.

10. Gas Alam Penghasil Sumber Tenaga Uap


Pemakaian sumber bahan bakar uap bisa dilakukan untuk menghasilkan
tenaga listrik yang sangat besar. Di Indonesia pemakaian sumber gas alam ini
sering disebut dengan nama PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Sumber
tenaga listrik ini menjadi sumber energi yang ramah terhadap lingkungan
karena tidak menimbulkan polusi dari gas buang.

11. Gas Alam untuk Rekayasa Cuaca


Perubahan musim sudah menjadi potensi alam yang sangat besar
manfaatnya bagi kehidupan. Masalah cuaca yang paling sering terjadi di
Indonesia adalah kondisi perubahan cuaca yang tidak stabil. Musim kemarau
biasanya menjadi lebih panjang pada periode tahun setelahnya. Akibatnya
adalah kegagalan panen bagi para petani. Untuk mengatasi masalah ini maka
34

bisa menggunakan sumber gas alam sebagai bahan baku untuk melakukan
rakayasa cuaca. Teknik hujan buatan dilakukan dengan menanamkan gas
karbon dioksida ke udara.

12. Gas Alam untuk Pengolahan Hasil Hutan


Gas alam yang dihasilkan oleh sebuah pertambangan juga memiliki
dukungan yang penting terhadap pengolahan hasil hutan. Hasil hutan yang
dikelola bisa dirubah menjadi berbagai produk untuk kehidupan seperti
kertas, kardus, tisu, dan berbagai bahan lain. Pengolahan hasil hutan yang
dilakukan dalam pabrik membutuhkan energi yang sangat besar. Jika
pengolahan dilakukan dengan sumber energi minyak atau batubara maka
potensi kerusakan lingkungan akan semakin besar. Gas alam menjadi sumber
energi yang sangat besar dan penting bagi semua industri hasil hutan.

13. Gas Alam Meningkatkan Pendapatan


Nilai gas alam sebagai bahan bakar terbarukan menjadi sangat tinggi bila
sudah dirubah menjadi energi yang siap dikonsumsi. Proses pengolahan
energi dari gas alam membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sangat besar.
Hal ini secara otomatis bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahkan
kenaikan ekonomi masyarakat bisa diikuti oleh kenaikan pendapatan sebuah
negara.

14. Gas Alam sebagai Energi Pengganti


Sumber energi yang sudah banyak dikenal di dunia adalah seperti minyak
dan batu bara. Minyak dan batubara sudah digunakan sejak ratusan tahun
yang lalu. Sementara itu proses pembentukan produksi minyak dan batubara
juga membutuhkan waktu yang lama seperti pembentukan energi dari gas
alam. Gas alam masih menjadi sumber energi baru yang belum banyak
digunakan. Lewat penelitian dan pemakaian teknologi penemuan sumber
energi dari gas alam bisa ditemukan. Gas alam bisa menjadi energi pengganti
minyak dan barubara yang persediaanya di dunia sudah semakin menipis.
35

15. Gas Alam Mendukung Kemajuan Proses Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi
Gas alam yang menjadi sumber energi baru ditemukan dengan proses
penelitian yang sangat panjang. Ada pemakaian berbagai jenis teknologi dan
ilmu pengetahuan untuk mengungkap sumber gas alam. Dalam hal ini
manusia selalu dituntut untuk mengungkap ilmu pengetahuan yang harus
dipakai dan berusaha untuk menciptakan berbagai jenis peralatan baru. Gas
alam telah membuat manusia untuk memikirkan cara-cara baru yang lebih
aman bagi dunia. Gas alam menjadi salah satu potensi alam yang sangat
besar, manfaat gas alam untuk berbagai kebutuhan manusia harus
dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baiknya. Perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan fungsi gas alam bisa
menjadi manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Pemakaian gas
alam telah terbukti sangat efektif dan mengurangi potensi kerusakan alam
yang disebabkan oleh pemakaian sumber energi lain. Saat ini teknologi
manusia juga telah mampu menggnakan gas alam untuk air conditioner (AC),
seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa
bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
BAB III
CADANGAN GAS BUMI

3.1 Cadangan Gas Bumi di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki sumber daya alam yang
cukup melimpah, baik itu sumber daya yang berada di atas permukaan bumi
maupun yang berada di bawah permukaan bumi. Salah satu sumber daya alam
yang dimaksud yaitu gas bumi. Berdasarkan data BP Statistical Review of
World Energy yang dikeluarkan pada Juni 2015, Indonesia merupakan negara
dengan cadangan gas alam ke 14 tebesar di dunia dimana Indonesia memiliki
cadangan sebesar 101,5 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet).

Gambar 3.1 Cadangan Gas Bumi di Indonesia 2014


(Sumber : Dept. ESDM)

Sementara itu Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)


menyatakan bahwa cadangan gas bumi di Indonesia meningkat sebesar 1,36
persen pada tahun 2015. ESDM mencatat cadangan gas bumi di Indonesia pada
tahun 2015 mencapai 151,33 TSCF dan pada tahun 2014 sebesar 149,3 TSCF.

Tabel 3.1 Cadangan Gas Alam di berbagai Wilayah Indonesia

36
37

NO Nama Wilayah Jumlah


1 Natua 50,94 TSCF
2 Papua 23,91 TSCF
3 Kalimantan 17,36 TSCF
4 Sumatera Selatan 15,79 TSCF
5 Perairan Maluku 15,22 TSCF
6 Sumatera Tengah 9,01 TSCF
7 Sumatera Barat 6,85 TSCF
8 Jawa Timur 5,73 TSCF
9 Jawa barat 4,24 TSCF
10 Sulawesi 3,83 TSCF
(Sumber : https://www.academia.edu/4690970/CadanganGasBumi)

Gambar 3.2 Konsumsi Gas di Indonesia tahun 2015


(Sumber : Dept. ESDM)

3.2 Cadangan Gas Bumi di Dunia


Total cadangan gas bumi di dunia berdasarkan data dari BP Statistical Review
of World Energy yang dikeluarkan pada juni 2015 yaitu 6606,4 TSCF.

Tabel 3.2. Cadangan Gas Bumi di Dunia


At end 1995 At end 2005 At end 2014 At end 2015
Trillion Trillion Trillion Trillion Trillion
Cubic cubic cubic cubic cubic Share of R/P
38

Metres metres metres metres feet total ratio


US 4.7 5.8 10.4 10.4 368.7 5.6% 13.6
Canada 1.9 1.6 2.0 2.0 70.2 1.1% 12.2
Mexico 1.9 0.4 0.3 0.3 11.4 0.2% 6.1
Total North America 8.5 7.8 12.8 12.8 450.3 6.8% 13.0
Argentina 0.6 0.4 0.3 0.3 11.7 0.2% 9.1
Bolivia 0.1 0.8 0.3 0.3 9.9 0.2% 13.5
Brazil 0.2 0.3 0.5 0.4 15.0 0.2% 18.5
Colombia 0.2 0.1 0.1 0.1 4.8 0.1% 12.2
Peru 0.2 0.3 0.4 0.4 14.6 0.2% 33.1
Trinidad & Tobago 0.3 0.5 0.3 0.3 11.5 0.2% 8.2
Venezuela 4.1 4.3 5.6 5.6 198.4 3.0% 173.2
Other S. & Cent. America 0.2 0.1 0.1 0.1 2.2 ◆ 24.0

Total S. & Cent.


America 5.9 6.9 7.6 7.6 268.1 4.1% 42.5
Azerbaijan n/a 0.9 1.2 1.1 40.6 0.6% 63.2
Denmark 0.1 0.1 † † 1.1 ◆ 6.7
Germany 0.2 0.2 † † 1.4 ◆ 5.4
Italy 0.3 0.1 † † 1.6 ◆ 7.3
Kazakhstan n/a 1.3 0.9 0.9 33.1 0.5% 75.7
Netherlands 1.6 1.3 0.7 0.7 23.8 0.4% 15.7
Norway 1.4 2.4 1.9 1.9 65.6 1.0% 15.9
Poland 0.1 0.1 0.1 0.1 3.3 0.1% 23.1
Romania 0.4 0.6 0.1 0.1 3.9 0.1% 10.7
Russian Federation 31.1 31.2 32.4 32.3 1139.6 17.3% 56.3
Turkmenistan n/a 2.3 17.5 17.5 617.3 9.4% 241.4
Ukraine n/a 0.7 0.6 0.6 21.3 0.3% 34.7
United Kingdom 0.7 0.5 0.2 0.2 7.3 0.1% 5.2
Uzbekistan n/a 1.2 1.1 1.1 38.3 0.6% 18.8
Other Europe &
Eurasia 0.3 0.2 0.2 0.2 7.0 0.1% 31.4
Total Europe &
Eurasia 40.2 43.0 57.0 56.8 2005.1 30.4% 57.4
Bahrain 0.1 0.1 0.2 0.2 6.1 0.1% 11.1
Iran 19.4 27.6 34.0 34.0 1201.4 18.2% 176.8
Iraq 3.4 3.2 3.7 3.7 130.5 2.0% *
Israel † † 0.2 0.2 6.4 0.1% 21.9
Kuwait 1.5 1.6 1.8 1.8 63.0 1.0% 119.1
Oman 0.5 1.0 0.7 0.7 24.3 0.4% 19.7
Qatar 8.5 25.6 24.5 24.5 866.2 13.1% 135.2
Saudi Arabia 5.5 6.8 8.3 8.3 294.0 4.5% 78.2
Syria 0.2 0.3 0.3 0.3 10.1 0.2% 66.0
United Arab Emirates 5.9 6.1 6.1 6.1 215.1 3.3% 109.2
Yemen 0.3 0.3 0.3 0.3 9.4 0.1% 100.0
Other Middle East † † † † 0.2 ◆ 44.9

Total Middle East 45.3 72.6 80.1 80.0 2826.6 42.8% 129.5
Algeria 3.7 4.5 4.5 4.5 159.1 2.4% 54.3
Egypt 0.6 1.9 1.8 1.8 65.2 1.0% 40.5
Libya 1.3 1.3 1.5 1.5 53.1 0.8% 118.0
Nigeria 3.5 5.2 5.1 5.1 180.5 2.7% 102.1
Other Africa 0.8 1.2 1.2 1.1 38.8 0.6% 53.9
Total Africa 9.9 14.1 14.1 14.1 496.7 7.5% 66.4
Australia 1.2 2.2 3.5 3.5 122.6 1.9% 51.8
Bangladesh 0.3 0.4 0.2 0.2 8.2 0.1% 8.7
Brunei 0.4 0.3 0.3 0.3 9.7 0.1% 21.7
China 1.7 1.6 3.7 3.8 135.7 2.1% 27.8
India 0.7 1.1 1.4 1.5 52.6 0.8% 50.9
Indonesia 2.0 2.5 2.8 2.8 100.3 1.5% 37.8
Malaysia 2.3 2.5 1.2 1.2 41.3 0.6% 17.1
Myanmar 0.3 0.5 0.5 0.5 18.7 0.3% 27.0
Pakistan 0.6 0.9 0.5 0.5 19.2 0.3% 12.9
Papua New Guinea † † 0.2 0.1 5.0 0.1% 14.3
Thailand 0.2 0.3 0.2 0.2 7.8 0.1% 5.5
Vietnam 0.1 0.2 0.6 0.6 21.8 0.3% 57.9
Other Asia Pacific 0.4 0.4 0.3 0.3 9.9 0.2% 15.8
Total Asia Pacific 10.1 13.0 15.4 15.6 552.6 8.4% 28.1
Total World 119.9 157.3 187.0 186.9 6599.4 100.0% 52.8
(Sumber :BP Statistical Review of World Energ)
39

1012 m3

tahun

Gambar 3.3. Distribusi Cadangan Gas Bumi di Dunia


(Sumber: BP Statistical Review of World Energy)

Tabel 3.3. Negara Ekspor dan Impor Gas Bumi di Dunia


2014 2015
Pipeline LNG Pipeline LNG Pipeline LNG Pipeline LNG
Billion cubic metres imports imports Exports exports imports imports exports exports
US 74.6 1.7 42.4 0.5 74.4 2.6 49.7 0.8
Canada 21.8 0.5 74.6 – 19.8 0.6 74.3 –
Mexico 20.6 9.4 † – 29.9 7.1 † –
Trinidad and Tobago – – – 18.4 – – – 17.0
Other S. & Cent. America 18.7 20.9 18.7 5.8 18.5 20.0 18.5 5.0
France 28.6 7.2 1.9 0.5 35.9 6.6 1.6 0.4
Germany 88.4 – 20.0 – 104.0 – 29.0 –
Italy 46.6 4.6 0.2 – 50.2 6.0 0.2 –
Netherlands 23.2 1.1 46.1 0.6 30.2 2.0 40.6 1.2
Norway † – 102.4 5.3 † – 109.5 6.0
Spain 17.0 15.5 † 5.1 15.2 13.1 0.5 1.6
Turkey 41.1 7.3 0.6 – 39.7 7.5 0.6 –
United Kingdom 29.4 10.7 10.0 – 29.0 12.8 13.4 0.3
Other Europe 102.4 5.4 8.9 2.1 97.2 7.1 13.1 1.4
Russian Federation 24.2 – 187.7 14.3 16.9 – 193.0 14.5
Ukraine 17.5 – – – 16.2 – – –
Other CIS 30.3 – 69.0 – 29.8 – 64.5 –
Qatar – – 20.5 102.9 – – 19.8 106.4
Other Middle East 27.4 5.4 9.6 27.1 27.3 10.5 8.4 19.8
Algeria – – 25.4 17.5 – – 25.0 16.2
Other Africa 8.8 – 10.9 31.9 8.9 3.8 11.1 32.5
China 31.3 26.5 – – 33.6 26.2 – –
Japan – 122.9 – – – 118.0 – –
Indonesia – – 9.7 21.8 – – 10.5 21.9
South Korea – 48.6 – 0.2 – 43.7 – 0.3
Other Asia Pacific 25.4 44.6 18.7 78.4 27.6 50.7 21.0 93.0
Total World 677.1 332.3 677.1 332.3 704.1 338.3 704.1 338.3
(Sumber: BP Statistical Review of World Energy)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama
terdiri dari metana (CH4). Gas alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak
bumi. Pembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis
dan proses thermal. Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang
merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),
propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Gas alam dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol dan komoditas energi untuk ekspor. Eksplorasi, pemboran,
dan produksi gas alam memiliki banyak dampak pada lingkungan. Salah satu
keuntungan dari gas bumi adalah ramah lingkungan dibandingkan minyak atau
batubara. Hal ini terutama karena fakta bahwa ia hanya memiliki satu karbon dan
karenanya, menghasilkan emisi lebih sedikit. Dengan demikian, meningkatkan
kualitas udara. Cadangan gas alam di Indonesia cukup besar yaitu menduduki
urutan ke 14 di dunia.

4.2 Saran

Indonesia yang masuk dalam daftar 11 besar negara dengan jumlah


kandungan gas bumi terbanyak harus dioptimalkan semaksimal mungkin. sebagai
generasi muda, diharapkan kita mampu memanfaatkan dan mengembangkan
potensi kekayaan energy alam di Indonesia dengan baik dan benar sehingga
energi-energi dengan jumlah yang terbatas tersebut dapat tereksplorasi.

40
41

DAFTAR PUSTAKA

Fasya Ismail, Ali. 1998. Minyak dan Gas Bumi Sebagai Sumber Energi.
Palembang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Kimia Universitas Sriwijaya
Anonim. 2014. Indonesia Miliki Cadangan Gas Besar.
(http://indocropcircles.wordpress.com/2014/01/04/indonesia-miliki-
cadangan-gas-besar/), diakses pada 2 Maret 2017

Yusuf. 2013. Teori Asal Mula Minyak Bumi dan Gas (http://www.belajargeografi.
com/2013/06/teori-asal-mula-minyak-bumi-dan-gas-alam.html), diakses
pada 1 Maret 2017
Anonim. 2014. Produksi Vehicle Fuel. ( http://www.lngworldnews.com/ngv- /
america-zeus-intelligence-survey-shows-34-lng-production-facilities-for-
vehicle-fuel/ ), diakses pada 5 Maret 2017

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi. 2015. Neraca Gas Bumi Nasional.
(http://www.bphmigas.go.id/id/gas-bumi/neraca-gas-bumi-nasional.html),
diakses pada 2 Maret 2017

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. Cadangan Gas Bumi
Indoesia 2015 Meningkat (www.migas.esdm.go.id/post/read/cadangan-
gas-bumi-indonesia-2015-meningkat), diakses pada 6 Maret 2017

Kurniawan, Ali . 2014. Compressed Natural Gas. (http://rasydinsjatry.


blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-jenis-jenis-energi-serta.html),
diakses pada 1 Maret 2017
Rhethau Energi Nusantara. 2015. Produksi CNG. (http://reethauenergi.com/
produksi-cng.html) , diakses pada 1 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai