Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
2
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%.
3
4
Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam
terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen
dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi
zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.
3. Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori
Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan
bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik
hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi
hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati. Akibat pengaruh waktu,
temperatur, dan tekanan, maka endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen.
Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak
dikenal sebagai batuan induk (Source Rock).Karena proses pembentukan minyak
bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai
sumber daya.
Selain teori diatas, ada pula dua proses asal mula pembentukan gas bumi
yakni proses biologis dan proses termal.
1. Proses Biologis
Pada proses awal, gas bumi terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik
oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat
bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan gas
bumi secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan
lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada
kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900
meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon). Proses
jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.
2. Proses Termal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga
produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari hasil
cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan minyak
bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya menjadi
5
metan lebih cepat terjadi. Sebenarnya, pembentukan gas alam dari bahan
inorganik juga dapat terjadi. Walaupun ditemukan pada jumlah yang tidak banyak,
gas metan terbentuk dari batuan awal lapisan pembentuk bumi dan jenis meteorit
yang mengandung bayak kabon (carbonaceous chondrite type).
Berdasarkan teori dan proses diatas dapat dijelaskan pembentukan gas bumi
secara umum, yakni :
Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau
batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan
vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika
daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di
atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan.
Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan
bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius.
Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat
100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin
turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu
tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
Hexane trace-0,5
Heptane Kecil (umumnya tidak ada)
Non Hidrokarbon
Nitrogen trace-15
Carbondioxide trace-1
Hidrogen Sulfide Kadang-kadang
Helium 0-5
(Sumber : http://diamond-bit.blogspot.com/2013/04/komponen-penyusun-gas-alam.html)
Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air
dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam
jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan
tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya
tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan,
umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan
konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.
Gas alam cair (Liquefied Natural Gas, LNG) adalah gas alam yang telah
diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan
kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan
mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi menggunakan
kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang
khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan
Standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur
pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak
memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan
LNG, di mana kebanyakan jenis tangki adalah membran atau "moss".
LNG menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar
petrol dan diesel dan menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya produksi
yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan tangki
cryogenic yang mahal telah mencegah penggunaannya dalam aplikasi komersial.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi
dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan,
namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 and -170 derajat celsius
(methana murni menjadi cair pada suhu -161.6 °C) dengan tekanan antara 101 dan
6000 [kilopascal|kPa]] (14.7 and 870 lbf/in²).
Gas alam bertakanan tinggi yang telah didapat kemudian diturunkan
tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman. Kepadatan LNG kira-kira 0,41-
0,5 kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air
memiliki kepadatan 1,0 kg/L. LNG berasal dari gas alam yang merupakan
campuran dari beberapa gas yang bereda sehingg tidak memililiki nilai panas yang
9
spesifik. Nilai panasnya bergantung pada sumber gas yang digunakan dan proses
yang digunakan untuk mencairkan bentuk gasnya. Nilai panas tertinggi LNG
berkisar sekitar 24MJ/L pada suhu -164 derajat Celsius dan nilai terendahnya
21ML/L.
CNG yang berasal dari gas alam, tersusun atas gas metana (CH 4) sebagai
senyawa kimia paling banyak. Dan berikut adalah senyawa-senyawa kimia
penyusun CNG
Tabel 2.2 Komponen dan Komposisi CNG
Komponen %Mol
Metana (CH4) 93,3
Hidrogen (H2) 1,82
Etilena (C2H4) 0,25
Karbonmonoksida (CO) 0,45
Karbondioksida (CO2) 0,22
Nitroge (N2) 0,4
Oksigen (O2) 0,35
Hidrogen Sulfida (H2S) 0,18
(Sumber : http://revsangmane.blogspot.com/2015/02/defenisi-compressed-natural-gas-cng.html)
Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.
atmosfer. Kestabilan tersebut disebabkan lapisan es yang terjadi pada saat hidrat
terurai (terdisosiasi), Lapisan es tersebut menutupi hidrat dan mencegah
penguraian lebih lanjut. NGH lebih padat dari gas alam, 1 m3 NGH setara dengan
170 m3 dari gas alam pada tekanan 1 atm, pada suhu 25oC. Sistem gas alam padat
meliputi 3 tahap yaitu, produksi, transportasi dan gasifikasi ulang.
PLANT 4 PLANT 5
Gambar 2.7 Skema umum proses LNG di PT. Badak NGL
(Sumber : http://www.badaklng.co.id/in/images/lng_process.jpg)
16
PLANT 3 (Fractination)
Di Plant 3 ini gas alam dipecah-pecah sesuai komponen penyusunnya
(Metana, Etana, Propana, Butana, Pentana). Proses ini menggunakan 4 menara
distilasi yang proses pemisahannya berdasarkan titik didih. Menara distilasi yang
pertama adalah scrub collumn atau demethanizer yang bertugas memisahkan
metana dari hidrokarbon lainnya. Kedua adalah deethanizer yang bertugas
memisahkan etana dari hidrokarbon lainnya. ketiga ada depropanizer yang
bertugas memisahkan propana dari hidrokarbon lainnya, terakhir ada debutanizer
17
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom
fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi. Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air
panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka
komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana
hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang
lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan
terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan
keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki
produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih
harus ditambahkan aditif (zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau
persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-
masing produk tersebut.
20
Kegiatan hulu terdiri dari dua bagian utama, yaitu tahap explorasi dan
exploitasi.
A. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal yang bertujuan untuk menemukan sumur
minyak dan gas, dilakukan dengan cara menyelidiki daerah yang memiliki
kemungkinan mengandung minyak dan gas bumi. Proses explorasi merupakan
21
tahap dasar pada industri hulu migas yang terdiri dari tiga bagian yaitu
penyelidikan secara geologi, penyelidikan secara geofisika dan pemboran
explorasi, berikut penjelasannya:
1. Tahap Penyelidikan Geologi.
Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
batuan, komposisi kimia, umur batuan struktur penyusun lapisan tanah dan
potensi wilayah tersebut memiliki kandungan minyak dan gas bumi.
Tujuan utama dari proses ini ialah memprediksi apakah wilayah tersebut
memiliki sumber daya alam di dalamnya.
2. Tahap Geofisika.
Proses ini meliputi tahap pemetaan struktur lapisan di bawah tanah
dan mencari bentuk-bentuk struktur yang kemungkinan menjadi jebakan
minyak dan gas atau sering dikenal dengan istilah trap atau prospek.
Proses ini biasanya dilakukan dengan cara survei seismik
3. Pemboran explorasi
B. Eksploitasi
2. Pengangkutan
Proses pengangkutan pada industri gas bumi atau hasil olahan dari
wilayah kerja baik itu pengolahan maupun dari tempat penampungan.
Proses pengangkutan biasanya menggunakan kapal atau melalui pipa
transmisi dan distribusi. Apabila pemindahannya menggunakan pipa maka
perlu perhatian khusus seperti pemilihan jenis pipa yang sesuai dengan
karakteristik fraksi yang akan dialirkan di dalamnya. Pada dasarnya sistem
transportasi (pengangkutan) gas alam meliputi :
Transportasi melalui pipa salur.
Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan
kapal tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.
Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik
di daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di
laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah
menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional
Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan pipa gas alam
akan membentang sambung menyambung dari Aceh-Sumatera Utara-
Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat
ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN
dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya
di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa
Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair
(Liquefied Natural Gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk
tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi
(Compressed Natural Gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat
mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik
distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal ini masih
membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan untuk pencairan
26
gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di titik
pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
3. Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan meliputi proses penerimaan, pengumpulan dan
penampungan minyak bumi dan gas alam serta hasil olahan. Lokasi
penyimpanan untuk hasil olahan bisa saja berada di bawah tanah maupun
di atas permukaan dengan menggunakan tangki yang sesuai dengan
karakteristik fraksi di dalamnya.
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan "Natural Gas
Underground Storage", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang
lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang
terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted. Hal ini
sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian gas
untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan
melalui kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah tersebut.
Pada musim dingin, dimana terjadi kebutuhan yang sangat signifikan, gas
alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk
disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan
(operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga
stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.
Pada proses pengolahan gas alam, menghasilkan beberapa hal yang dapat
menyebabkan lingkungan tercemar, yaitu
1. Air terproduksi dari proses pertambangan ini biasanya mengandung
partikel padat yang berasal dari reservoir, nonemulsified oil, stable
emulsified oil,insoluble solid, karbon, cat, NH3, H2S, fenol, COD
(Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biology Oxygen Demand) serta
beberapa logam berat.
28
2. Gas flare biasa dikenal juga dengan flare stack adalah alat pembakar
berbentuk vertical . Adanya pembuangan gas flare ini dapat menjadi
sumber penyebab emisi CO (karbonmonoksida), SOx dan NOx ke udara
yang dapat menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global adalah
proses peningkatan suhu rata-rata Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari
atmosfer, misal hujan, salju). atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-
rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.
transmisi. Hal ini dilakukan untuk mencegah meluasnya titik kebocoran dan
menjaga kestabilan jaringan. Untuk penanganan lebih lanjut dapat
menggunakn repair clamp.
3. Membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pencegahan dan penanggulangan air buangan industri gas alam cair dapat
dilakukan baik di dalam proses maupun setelah proses produksi.
Penanggulangan di dalam proses misalnya dengan melakukan penigkatan
kebersihan pabrik, mengganti bahan kimia dengan bahan yang lebih rendah
tingkat pencemarannya. Pencemaran yang dilakukan setelah proses produksi
adalah dengan membangun instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ).
4. Menggunakan Flare Gas Recovery
Flare Gas Recovery adalah salah satu metode yang digunakan untuk
menurunkan flare loss dengan cara me-recover flare gas yang mempunyai
nilai potensial untuk dijadikan sebagai feedstock (feed Hydrogen Plant), fuel
ataupun product (seperti LPG). Flare Gas Recovery Unit ini juga dapat
menurunkan emisi kilang dari produk samping pembakaran seperti NOX, CO,
dan CO2.
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Energi Gas Bumi dibanding Energi Lain
Gas Bumi bisa menjadi salah satu sumber energi yang paling penting di
tahun-tahun mendatang, dan bagaimana dengan sumber energi lainnya gas bumi
memiliki keunggulan dan kelemahan. Ketika berbicara mengenai keunggulan gas
bumi, banyak pakar energi yang akan memberikan fakta bahwa gas bumi
menghasilkan emisi karbon yang secara signifikan lebih sedikit dibandingkan
dengan batubara dan minyak bumi sebagai energy fosil.
30
Sehingga penggunaan Gas Bumi saat ini masih bisa dikatakan menerapkan
sistem teknologi bersih yang ramah lingkungan, hasil emisi yang dikeluarkan
setelah sisa pembakaran pun masih baik, dibandingkan dengan energi batubara
dan minyak bumi.
Tabel 2.3 Kandungan Gas yang terdapat pada masing-masing energy konvensional
Bahan Bakar
Jenis Gas Batubara (%) Gas Alam (%)
Minyak (%)
Karbon 84 41,11 74
Hidrogen 12 2,76 25
Sulfur 3 0,41 -
Oksigen 1 9,89 Sedikit
Nitrogen Sedikit 1,22 0,75
Abu Sedikit 38,63 -
Air Sedikit 5,98 -
(Sumber : https://www.academia.edu/4690970/Jenis_-_Jenis_Bahan_Bakar)
Dari tabel diatas terlihat bahwa Gas alam tidak mempunyai kandungan
Sulfur. Gas Sulfur ini sendiri apabila dibakar maka gas tersebut akan menguap ke
udara dan akan bereaksi bersama uap air maka akan berpotensi menghasilkan
hujan asam. Berikut ini reaksi pembentukan hujan asam .
Dilihat dari sudut pandang harga konsumsi, maka bisa dikatakan gas bumi masih
lebih murah dibandingkan dengan harga minyak bumi, dan batubara.
31
Kelemahan gas bumi itu sendiri yakni pada bahaya dalam bentuk potensi
kebocoran gas metana dari sumur gas yang bisa menurunkan efek pengurangan
karbon dioksida dan manfaat iklim dengan beralih dari batubara ke gas.
Perkembangan industri gas bumi yang cepat bisa memperlambat perkembangan
lebih lanjut dari industri energi terbarukan, terutama jika gas (bila sesuai yang
diperkirakan) menjadi salah satu pilihan energi yang paling murah. Contoh Shale
Gas merupakan salah satu Energi Gas bumi yang dapat memperburuk
perkembangan di sektor energi terbarukan. Karena Shale Gas merupakan energy
terbarukan yang bersumber dari Energi Fosil yakni Gas Bumi.
manusia juga memakai air untuk proses kehidupan yang lain. Sebagai
alternatif pengganti maka gas alam bisa dijadikan sumber pembangkit listrik.
3. Gas Alam untuk Kesehatan Lingkungan
Sumber kehidupan manusia dipengaruhi oleh udara yang kita hirup.
Kualitas udara yang buruk akan memberikan pengaruh untuk kesehatan.
Sementara itu gas alam yang memiliki sifat bersih bisa mengurangi emisi dari
pemakaian bahan bakar lain dalam kehidupan. Gas alam tidak bisa
menghasilkan asap sehingga sangat aman untuk kualitas udara. Proses ini
telah membantu lingkungan agar selalu bersih dan aman dari berbagai jenis
zat polutan.
4. Gas Alam untuk Kontribusi Ekonomi Dunia
Gas alam mendorong berbagai jenis aliran ekonomi di dunia. Pemanfaatan
gas alam yang didukung oleh pemakaian teknologi akan menjadi investasi
bagi sebuah negara. Selain itu gas alam bisa menjadi sumber pemasukan bagi
sebuah negara bahkan bisa mendukung kestabilan ekonomi di masa depan.
5. Gas Alam Menciptakan Jutaan Lapangan Kerja
Eksplorasi gas alam yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan telah
membantu manusia untuk menemukan pekerjaan. Pembukaan pertambangan
gas negara akan membantu para ahli teknologi dan pertambangan untuk
menemukan masa depan mereka. Selain itu industri ini bisa dikembangkan
menjadi sumber pekerjaan yang lebih luas.
6. Gas Alam untuk Industri
Manfaat gas alam untuk memajukan industri ternyata memiliki potensi
yang sangat besar. Gas alam bisa menjadi sumber bahan baku bagi beberapa
industri seperti industri pengolahan plastik (LDPE), industri pengolahan
metanol, dan industri pengolahan pupuk. Beberapa jenis industri lain yang
menggunakan bahan baku dari gas alam adalah industri pengelasan besi baja,
industri pengolahan bahan untuk pemadam api, dan industri rekayasa hujan.
7. Gas Alam Meningkatkan Potensi Ekonomi Negara
Tidak semua negara bisa memiliki pertambangan gas alam. Sementara itu
beberapa negara maju membutuhkan gas alam sebagai sumber energi untuk
33
transportasi, bahan baku industri dan sumber bahan bakar lain. Hal ini
meningkatkan potensi ekonomi bagi negara penghasil gas alam. Gas alam
bisa di ekspor ke negara lain dalam beberapa bentuk seperti LNG dan CNG.
8. Gas Alam sebagai Bahan Pemanas dan Pendingin
Di Indonesia pemakaian gas alam untuk bahan pemanas dan pendingin
memang belum banyak dikembangkan. Namun beberapa negara yang
memiliki perubahan musim ekstrim, pemakaian sumber energi pemanas dan
pendingin udara menjadi kebutuhan yang utama. Gas alam bisa diolah
menjadi sumber energi alami untuk mesin pemanas dan pendingin di
perumahan maupun perkantoran.
9. Gas Alam sebagai Sumber Energi Rumah Tangga
Pemakaian gas alam sebagai bahan bakar untuk kebutuhan memasak
menjadi salah satu sumber energi yang sangat aman. Pemakaian gas sebagai
bahan bakar kompor sudah dikenal luas di Indonesia. Bahan yang diolah dari
gas alam dibentuk menjadi LPG. Gas alam menjadi sumber energi bahan
bakar yang saat ini diunggulkan oleh masyarakat. Gas menjadi sumber yang
lebih baik dari minyak tanah atau solar.
bisa menggunakan sumber gas alam sebagai bahan baku untuk melakukan
rakayasa cuaca. Teknik hujan buatan dilakukan dengan menanamkan gas
karbon dioksida ke udara.
Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki sumber daya alam yang
cukup melimpah, baik itu sumber daya yang berada di atas permukaan bumi
maupun yang berada di bawah permukaan bumi. Salah satu sumber daya alam
yang dimaksud yaitu gas bumi. Berdasarkan data BP Statistical Review of
World Energy yang dikeluarkan pada Juni 2015, Indonesia merupakan negara
dengan cadangan gas alam ke 14 tebesar di dunia dimana Indonesia memiliki
cadangan sebesar 101,5 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet).
36
37
Total Middle East 45.3 72.6 80.1 80.0 2826.6 42.8% 129.5
Algeria 3.7 4.5 4.5 4.5 159.1 2.4% 54.3
Egypt 0.6 1.9 1.8 1.8 65.2 1.0% 40.5
Libya 1.3 1.3 1.5 1.5 53.1 0.8% 118.0
Nigeria 3.5 5.2 5.1 5.1 180.5 2.7% 102.1
Other Africa 0.8 1.2 1.2 1.1 38.8 0.6% 53.9
Total Africa 9.9 14.1 14.1 14.1 496.7 7.5% 66.4
Australia 1.2 2.2 3.5 3.5 122.6 1.9% 51.8
Bangladesh 0.3 0.4 0.2 0.2 8.2 0.1% 8.7
Brunei 0.4 0.3 0.3 0.3 9.7 0.1% 21.7
China 1.7 1.6 3.7 3.8 135.7 2.1% 27.8
India 0.7 1.1 1.4 1.5 52.6 0.8% 50.9
Indonesia 2.0 2.5 2.8 2.8 100.3 1.5% 37.8
Malaysia 2.3 2.5 1.2 1.2 41.3 0.6% 17.1
Myanmar 0.3 0.5 0.5 0.5 18.7 0.3% 27.0
Pakistan 0.6 0.9 0.5 0.5 19.2 0.3% 12.9
Papua New Guinea † † 0.2 0.1 5.0 0.1% 14.3
Thailand 0.2 0.3 0.2 0.2 7.8 0.1% 5.5
Vietnam 0.1 0.2 0.6 0.6 21.8 0.3% 57.9
Other Asia Pacific 0.4 0.4 0.3 0.3 9.9 0.2% 15.8
Total Asia Pacific 10.1 13.0 15.4 15.6 552.6 8.4% 28.1
Total World 119.9 157.3 187.0 186.9 6599.4 100.0% 52.8
(Sumber :BP Statistical Review of World Energ)
39
1012 m3
tahun
4.1 Kesimpulan
Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama
terdiri dari metana (CH4). Gas alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak
bumi. Pembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis
dan proses thermal. Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang
merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),
propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Gas alam dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol dan komoditas energi untuk ekspor. Eksplorasi, pemboran,
dan produksi gas alam memiliki banyak dampak pada lingkungan. Salah satu
keuntungan dari gas bumi adalah ramah lingkungan dibandingkan minyak atau
batubara. Hal ini terutama karena fakta bahwa ia hanya memiliki satu karbon dan
karenanya, menghasilkan emisi lebih sedikit. Dengan demikian, meningkatkan
kualitas udara. Cadangan gas alam di Indonesia cukup besar yaitu menduduki
urutan ke 14 di dunia.
4.2 Saran
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Fasya Ismail, Ali. 1998. Minyak dan Gas Bumi Sebagai Sumber Energi.
Palembang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Kimia Universitas Sriwijaya
Anonim. 2014. Indonesia Miliki Cadangan Gas Besar.
(http://indocropcircles.wordpress.com/2014/01/04/indonesia-miliki-
cadangan-gas-besar/), diakses pada 2 Maret 2017
Yusuf. 2013. Teori Asal Mula Minyak Bumi dan Gas (http://www.belajargeografi.
com/2013/06/teori-asal-mula-minyak-bumi-dan-gas-alam.html), diakses
pada 1 Maret 2017
Anonim. 2014. Produksi Vehicle Fuel. ( http://www.lngworldnews.com/ngv- /
america-zeus-intelligence-survey-shows-34-lng-production-facilities-for-
vehicle-fuel/ ), diakses pada 5 Maret 2017
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi. 2015. Neraca Gas Bumi Nasional.
(http://www.bphmigas.go.id/id/gas-bumi/neraca-gas-bumi-nasional.html),
diakses pada 2 Maret 2017
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. Cadangan Gas Bumi
Indoesia 2015 Meningkat (www.migas.esdm.go.id/post/read/cadangan-
gas-bumi-indonesia-2015-meningkat), diakses pada 6 Maret 2017