PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara melakukan penghematan energi pada cooler
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah diperoleh tingkat penghematan konsumsi
energi pada cooler dan beberapa cara yang memungkinkan untuk menghemat
energi yang dikonsumsi.
2
BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
3
panas pakan pellet sepanjang pergerakannya di atas conveyor belt, sehingga
pakan pellet sudah dalam keadaan dingin sekeluarnya dari cooler.
2. Cooler vertikal. Bentuk memanjang ke atas sehingga lebih cocok untuk feedmill
dengan luasan sempit tetapi dibangun bertingkat ke atas. Partikel pakan selepas
dari pelletmill jatuh bebas ke dalam cooler dan tertahan oleh air lock di atas
cooler yang berputar dengan kecepatan diatur. Sedotan udara panas datang dari
samping dinding cooler untuk dibuang ke luar bangunan pabrik. Pada tipe
manual, buka tutup pintu dasar cooler setelah partikel pakan pelet sudah
didinginkan dalam waktu yang cukup diatur secara manual yaitu adanya tanda
lampu menyala menandakan ketinggian isi pellet dalam cooler sudah tercapai.
Pada tipe otomatis, buka tutup pintu dasar cooler berupa pergerakan menyamping
dari kisi-kisi di bagian dasar cooler. Pada saat ketinggian isi pellet di dalam ruang
cooler sudah terpenuhi akan memberikan sinyal untuk mulai menggerakkan kisi-
kisi bawah. Pakan pellet akan keluar dengan sendirinya pada saat jarak kisi-kisi
merenggang.
3. Cooler counterflow. Bentuk vertikal. Keistimewaan dari tipe ini adalah bahwa
udarapanas ditarik ke dasar cooler di titik pengeluaran dan mengalir sepanjang
lapisanpartikel pelet untuk proses pendinginan dan pengeringan. Cooler
counterflow hanya membutuhkan setengah jumlah udara yang diperlukan untuk
pendinginan dibandingkan cooler horiazontal sehingga bisa menggunakan fan
berukuran lebih kecil dan penghematan energi.
4
level. Perbandingan masing-masing bahan baku tergantung dari formula yang akan
diproduksi.
Material dari Raw material conveyor 15.M109 dibawa oleh Raw Material Bucket
Elevator 15.M110 menuju ke granulator 15.M112. Proses granulasi atau pembutiran
di granulator ini dengan menggunakan bantuan steam dan slurry atau air. Pengaturan
steam dan air ini masih diatur dengan cara manual. Kemudian NPK granul dari
granulator 15.M112 kemudian dibawa oleh Product Granulator Conveyor 15.M113
ke Dryer 15.M114 untuk pengurangan kadar air. Udara panas, sebagian uap air, gas
Ammonia, dan debu di dalam granulator dihisap ke scrubber unit dan granulator fan.
Untuk mengeringkan NPK granul di dalam dryer digunakan udara panas dari furnace.
NPK Granul kering keluar dari dryer dibawa product dryer conveyor 15.M115 ke
Cooler 15.M125 untuk didinginkan. Pendinginan dilakukan dengan mengalirkan
udara (suhu kamar) ke dalam cooler dengan sistem Counter Current menggunakan
cooler fan 15.C102. NPK Granul yang sudah dingin dibawa oleh product cooler
conveyor 15.M116 dan product cooler bucket elevator 15.M117 ke over vibrating
screen untuk diayak.
Product onsize di recycle bin dikirim ke coater. Product yang masuk coater
dilapisi dengan coating coil yang berupa tamol. NPK granul onsize yang telah dilapisi
oleh coating coil kemudian dikirim ke bagging unit. Udara dari 15.C101, 15.C102,
dan 15.C105 di spray dengan air/slurry di scrubber tower menggunakan scrubber
pump 15.P101 A/B. Air dari scrubber tower masuk ke bak scrubber pit dan diaduk
menggunakan scrubber pit agitator 15.M124, sebagian air slurry di bak di pompa
menggunakan granulator pump untuk proses granulasi di granulator 15.M112
Produk NPK dari final product bucket elevator masuk ke product hopper yang
dilengkapi dengan level indicator. Produk NPK di dalam product hopperdikantongi
dengan menggunakan bagging machine 15.M122dan di jahit menggunakan sewing
machine.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Data yang diperoleh langsung dari lapangan :
Filler : 43,5%
N : 15%
P₂O₅ : 15%
K₂O :15%
S :10%
H₂O : 1,5%
Filler : 43,5%
6
Menghitung neraca massa komponen produk masuk:
7
Neraca komponen K2O :
Laju alir massaK2O = Kadar produk x Total produk masuk
= 0,15 x 20.833 kg/jam
= 3.124,95 kgjam
Laju alir molar K2O = Laju alir massa K2O : BM K2O
= 3.124,95 kg/jam : 94,2 kg/kmol
= 33,17357 kmol/jam
8
Laju alir molar filler = Laju alir massa filler : BM filler
= 9.062,355kmol/jam : 0 kg/kmol
= 0 kmol/jam
Laju alir molar udara masuk = Berat udara kering : BM udara kering
= 66.040 kg/jam : 28,951 kg/jam
= 2.281,095644
= 2281,01 kmol/jam
9
Neraca Massa Cooler
Laju alir molar masuk = Laju alir molar keluar
Massa (masuk) Rate (kg/jam) Massa(keluar) Rate (kg/jam)
N 223,2 N 223,2
P₂O₅ 22,0159 P₂O₅ 22,0159
K₂O 33,17357 K₂O 33,17357
Sulfur (S) 64,96 Sulfur (S) 64,96
H₂O 173,61 H₂O 173,61
Udara kering 2281,01 Udara kering 2281,01
Filler 0 filler 0
TOTAL 2797,967803 2797,967803
10
Q masuk = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (30℃ − 0℃)
= 16.423,88864 kcal/jam
= 68.980,33227 kj/jam
Q keluar = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (45℃ − 0℃)
= 24.635,83296 kcal/jam
= 103.470,4984 kj/jam
11
Neraca panas cooler aktual
panas masuk panas keluar
komponen ( kj/jam) (kj/jam)
NPK 3.732.028.908,00 3.043.038.956,00
Udara kering 68.980,33 103.470,50
Total 3.732.097.888,33 3.043.142.426,50
= 3.732.097.888,33 − 3.043.142.426,50
= 688.955.461,83 kj/jam
12
Udara kering masuk
Cp udara kering = 0,24 kal/kg℃
T = 30℃
Rate massa = 2.281,095644 kg/jam
Q masuk = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (30℃ − 0℃)
= 16.423,88864 kcal/jam
= 68.980,33227 kj/jam
Q keluar = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (45℃ − 0℃)
13
= 24.635,83296 kcal/jam
= 103.470,4984 kj/jam
𝑄
Efisiensi cooler = (𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ) ∗ 100%
𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
688.955.461,83 𝑘𝑗/𝑗𝑎𝑚
=( )* 100%
746.371.291,83kj/jam
= 92,31 %
14
disebabkan oleh adanya panas yang hilang ke lingkungan. Kehilangan panas
disebabkan oleh :
1. Adanya perpindahan panas konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari
dalam cooler menembus isolasi sampai dinding cooler dan perpindahan panas
konveksi yaitu perpindahan panas dari dinding cooler ke lingkungan.
2. Adanya kebocoran atau kemungkinan masuknya udara luar ke dalam cooler
yang kemudian membawa panas dari dalam cooler. Selain itu castable yang
berfungsi sebagai isolasi akan terkikis seiring dengan waktu sehingga
sebagian panas akan hilang.
3. Kondisi Isolasi yang kurang bagus sehingga ada panas yang hilang, terutama pada
saat hujan. Karena pada saat hujan temperaturnya turun, sehingga suhu yang di
inginkan pada proses kurang tercapai.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cooler merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pendingin atau
dengan kata lain berfungsi untuk mendinginkan produk bersuhu tinggi pada
proses.
Berdasarkan hasil didapat panas yang diserap secara aktual dan teoritis, maka
didapat nilai efisiensinya yaitu 92,31%yang menunjukkan harga yang relatif
baik.
Untuk meningkatkan effisiensi pendinginan, perlu dilakukan perbaikan pada
sistem isolasinya agar tidak ada panas yang hilang.
16