Disusun Oleh:
Kelas : 6 EG.A
Dosen Pengampu : Zurohaina,S.T.,M.T.
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul Audit Energi pada Cooler pada PT X.
Salawat dan salam juga penulis persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan kepada penulis, semoga akan mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah diperoleh tingkat penghematan konsumsi
energi pada cooler dan beberapa cara yang memungkinkan untuk menghemat
energi yang dikonsumsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Kompressor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigerant dan
mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang
diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor.
Kompressor ini digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti:
Motor listrik
Motor bakar
Diesel
Mesin uap
Turbin gas
Pada kompressor, berlaku persamaan neraca energi;
W kompressor = H1 – H2
2.2.3 Akumulator
Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigerant yang
berasal dari kondensor. Dengan adanya alat ini akan memudahkan pengaturan stock
dari total refrigerant
2.2.5 Evaporator
Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan rendah
setelah proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan refrigerant cair ini
tentunya diperlukan sejumlah kalori, yang mana diambil dari media yang akan
didinginkan oleh sistem refrigerasi. Misalnya pada mesin Air Conditioning (AC),
media yang didinginkan adalah udara di dalam ruangan (kamar).Begitu pula pada
kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan dalam kulkas dan segala sesuatu
yang berada dalam kulkas.Uap refrigerant yang terbentuk di evaporator langsung
dihisap oleh kompressor, demikian seterusnya mengulangi langkah pertama tadi
sehingga membentuk suatu siklus, yang disebut dengan siklus refrigerasi.
2.3 Siklus Refrigerasi
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari
luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat
engine). Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua
yaitu refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang
berfungsi untuk memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan heat pump
dapat dilihat pada gambar di bawah.
Harga COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana COPHP = COPR +
1 untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama.
Dari notasi-notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai
berikut:
qL h h4
COPR 1
wnet,in h2 h1
qH h h3
COPHP 2
wnet,in h2 h1
Dalam heat exchanger antara siklus bawah dan siklus atas terjadi hubungan:
m A (h5 h8 ) m B (h2 h3 )
m A h2 h3
m B h5 h8
Juga,
Q L m B (h1 h4 )
COPR,cascade
W net,in m A (h6 h5 ) m B (h2 h1 )
Dalam sistem cascade maka jenis refrigeran untuk siklus tekanan tinggi (A) dan
siklus tekanan rendah (B) tidak perlu sama sehingga pemilihan refrigeran akan bisa
lebih fleksibel karena bisa disesuaikan dengan batas bawah dan atasnya.
Disini yang perlu diperhatikan adalah dalam tiap proses akan mempunyai
jumlah laju yang berbeda walaupun dalam satu siklus yang sama.
Sistem Multi Purpose Dengan Kompresor Tunggal
Seperti dalam sebuah lemari es di rumah tinggal, beberapa jenis refrigerator
membutuhkan beberapa ruang dengan temperatur yang berbeda. Untuk sistem seperti
ini maka penggunaan beberapa katup ekspansi adalah solusinya, dimana pada proses
throttling pertama akan didapatkan temperatur moderat (misal bagian refrigerator
5C) dan pada throttling selanjutnya akan didapatkan temperatur yang lebih rendah
(bagian freezer -10C). Gambar di bawah menunjukkan prinsip kerja secara
skematis.
bawah temperatur kritisnya. Misal temperatur kritis untuk helium, hidrogen, dan nitrogen
adalah masing-masing –268, -240, dan -147C. Salah satu metode refrigerasi yang
memungkinkan untuk mendapatkan temperatur sangat rendah ini adalah metode Linde-
Di sini gas baru yang akan dicairkan (1) dicampur dengan gas yang tidak
berhasil dicairkan pada tahap sebelumnya (9) sehingga temperaturnya turun sampai
titik (2) dan kemudian bersama-sama masuk ke kompresor bertingkat.
Pengkompresian dilakukan bertingkat sampai titik (3) dengan dilengkapi
intercooling.Gas tekanan tinggi kemudian didinginkan sampai titik (4) dalam after-
cooler dengan menggunakan media pendingin dan didinginkan lebih lanjut sampai
titik (5) dalam alat penukar kalor regenerative dengan membuang kalornya ke gas
yang tidak berhasil dicairkan pada tahap sebelumnya dan akhirnya di-throttled ke titik
(6) sehingga berubah menjadi campuran jenuh.Uap dipisahkan dari gas yang telah
berubah menjadi cair untuk kemudian dilewatkan melalui alat penukar kalor
regenerative untuk menjalani tahap berikutnya.
dimana,
q L h1 h4 ; wturb h3 h4 ; wcomp h2 h1
Siklus refrigerasi gas ini akan mempunyai COP yang lebih rendah
dibandingkan dengan siklus kompresi uap. Tetapi karena konstruksi yang sederhana
dan komponen yang ringan maka siklus ini banyak dipakai di pesawat terbang dan
dapat dikombinasikan dengan proses regenerasi.
untuk laju
massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran
akan dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat
dikompresi dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah
amoniak dengan media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah
air dengan media transport berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan
sistem ini lebih terasa apabila ada sumber panas dengan temperatur 100200C yang
murah seperti misalnya energi surya, geotermal dan lain-lain.Skema sistem refrigerasi
absorpsi bisa dilihat pada gambar di atas.