Bab Iii
Bab Iii
METODE PENELITIAN
1. Pemanenan Sampel
Mengambil rimpang lengkuas yang masih segar, kemudian rimpang
dibesihkan dari kotoan tanah yang masih menempel lalu dicuci dengan air yang
mengalir dan bersih setelah itu dirajang tipis –tipis selannjutnya dilakukan proses
pengeringan dibawah sinar terik matahari dengan ditutup kain hitam kemudian
dilakukan sortasi kering. Setelah itu simplisia kering diserbukan dengan
menggunakan blender dan ditimbang dan selanjutnya akan dilakukan proses
maserasi.
2. Proses maserasi
Rimpang lengkuas yang sudah menjadi serbuk ditimbang seberat 100 mg,
direndam dengan alkohol 70% sebanyak 500ml ditunggu selama 5 hari sesekali
diaduk satu kalli sehari. Setelah 5 hari disaring dengan menggunkan kain flanel,
memasukan ekstrak cair kedalam beker gelas selanjutnya ekstrak diuapkan sampai
ekstrak mengental dan bau etanol hilang. Menimbang ekstrak kental yang telah
diuapkan kemudian dicatat banyak jumlah ekstrak yang diperoleh.
3. Proses maserasi
Rimpang lengkuas yang sudah menjadi serbuk ditimbang seberat 100 mg,
direndam dengan alkohol 70% sebanyak 500ml ditunggu selama 5 hari sesekali
diaduk satu kalli sehari. Setelah 5 hari disaring dengan menggunkan kain flanel,
memasukan ekstrak cair kedalam beker gelas selanjutnya ekstrak diuapkan sampai
ekstrak mengental dan bau etanol hilang. Menimbang ekstrak kental yang telah
diuapkan kemudian dicatat banyak jumlah ekstrak yang diperoleh.
4. Proses pembuatan salep
Ditimbang masing – masing bahan. PEG 4000 dimasukan dalam cawan
porselen kemudian dilebur dalam penangas air. Basis yang telah meleleh diaduk
hingga homogen dalam mortir. PEG 400 ditambahkan, lalu diaduk sampai terbentuk
masa yang kental dan homogen. Dilarutkan metil paraben dan propil paraben
dengan propylen glycol kemudian dicampur dengan basis diaduk hingga homogen.
Ekstrak ditambahkan sedikit demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas salep dilakukan dengan cara mengoleskan pada kaca arloji
kemudian diamati apakah salep homogen atau masih ada butiran halus yang masih
belum tercampur.
3. Uji Pengukuran pH
Pengukuran Ph dilakukan dengan menggunakan indikator kertas ph universal.
Kertas ph univesal dicelupkan kedalam sediaan salep kemudian diamati perubahan
warna yang tejadi terhadap kertas indikator dan tentukan nilai phnya. Nilai ph salep
yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai ph kulit manusia.
4. Uji Daya Sebar Salep
Uji daya sebar dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram salep yang
diletakan diatas kaca arloji, kemudian meletakan kaca arloji lain diatas kaca arloji
yng sudah terdapat salep. Pertama menambahkan beban 50 gram diatasnya,
diamkan selama 1 menit. Setelah itu mengukur diameter salep yang menyebar.
Kedua menambahkan beban 100 gram di kaca arloji yang sudah terdapat salep,
kemudian diamkan selama 1 menit. Mengukur diameter salep yang menyebar.
5. Uji Daya Lekat Salep
Mengambil salep sebanyak 0,5 gram diletakan diatas lempeng pada alat uji dan
diltakan beban 500 gram selama 5 menit. Kemudian beban itu dilepaskan. Setelah
itu mencatat waktu hingga terlepas.
6. Uji Daya Proteksi Salep
Uji daya proteksi dilakukan dengan cara memotong kertas saring dengn panjang
dan lebar 10 x 10 cm (kertas saring 1). Kertas saring dibasahi dengan indikator PP
dan dikeringkan. Kemudian setelah itu dioleskan salep pada kertas salep.
Dilakukan pengukurn kertas lain dengan ukuran 2,5 x 2,5 cm dan membasahi
dengan parafin padat yang telah dilelehkan pada bagian pinggir kertas saring
kemudian dikeringkan (kertas saring 2). Diletakan kertas saring 2 diatas krtas
saring 1 dan ditetesi dengan KOH 0,1 N. Mengamati dan mencatat waktu kertas
saring setelah timbul noda warna kemerahan. Amati ada tidaknya noda selama 5
menit. Jika tidak ada warna maka salep memberi proteksi.
3. Pembuatan Media
Untuk media pembiakan jamur Candida Albicans menggunakan media PDA
(POTATO DEXTROSE AGAR). Penelitian ini mengunakan 2 media yaitu:
a. Pembuatan Media Padat
Untuk Komposisi 1000ml :
Kentang : 200 g
Dextrose : 60 g
Agar : 15 g
Dibuat untuk komposisi 200 ml:
200 g
Kentang : x 500 ml= 100 g
1000 ml
60 g
Dextrose : x 500 ml= 30 g
1000 ml
15 g
Agar : x 500 ml= 7,5 g
1000 ml
Aquadest : ad 500 ml
Pembuatan media agar dilakukan dengan cara mengupas, memotong dan mencuci
kentang dengaan ukuran dadu. Kemudian menimbang masing-masing bahan 100 g
kentang, 30 g dextrose dan 7,5 gram agar. Memasukan kentang dalam sebagian
aquadest, didihkan dan disaring ekstraknya dengan menggunakan kertas saring
dan corong, dimasukan dalam erlenmeyer. Menambahkan 30 g dextrose, 7,5 g
agar dan sisa aquadest sampai volume 500 ml. Memanaskan kembali hingga
mendidih dan homogen . mengecek ph sekitar dengan kertas ph. Menuangkan
masing-masing pada cawan petri. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada
suhu 1210C selama 15 menit.
b. Pembuatan Media
Untuk komposisi 1000 ml :
Kentang : 200 g
Dextrose : 60 g
Aquadest : ad 1000 ml
Pembuatan media cair dilakukan dengan cara yang sama seperti pembuatan
media agar, namun pada media cair tidak ditambahkan agar, pertama dikupas
kentang, dipotong, dicuci kemudian dipotong ukuran dadu. Menimbang
masing masing bahan kentang 120 g, 140 g dextrose. Memasukan kentang
dalam sebagian aquadest, didihkan. Kemudian diangkat larutan dan disaring
ekstraknya dengan menggunakan kertas saring dan corong dalam erlenmeyer.
Menambahkan dextrose dan sisa aquadest sampai volumenya 600 ml.
Memansakan kembali hingga mendidih dan homogen lalu angkat. Mengecek
ph sekitar 4,5-6,5 dengan kertas ph. Menuang masing-masing pada tabung
reaksi. kemudian disterilisasi dengan autoklaf.
c. Pembiakan Jamur Candida Albicans
Menyiapkan tabung reaksi untuk biakan jamur. Mengambil dan memasukan
ose yang terdapat jamur Candida Albicans pada cawan petri kemudian tutup
rapat dengan plastik wrap. Inkubasi pada suhu 370C.
4. Uji Aktifitas Mikrobiologi
Sampel salep ekstrak rimpang lengkuas yang akan diuji pengaruh pemberiannya
terhadap jamur Candida Albicans dibuat konsentrasi dengan pengenceran yaitu
5%,10%,15%,20%,25% v/v, kontrol positif menggunakan salep ketokonazol 2%
dan kontrol negatif berisi biakan jamur. Larutan uji tesebut kemudian dilakukan
uji antifungi dengan menggunakan metode delusi, yaitu dengan menambahkan
biakan jamur kedalam larutan uji. Setelah itu diinkubasi pada suhu kamar selama
48 jam. Untuk menentukan daya hambat minumum, dilakukan dengan cara
mengamati kejernihan larutan dalam tabung. Kemudian dilakukan uji daya hambat
dengan mengolesakan sampel salep dan kontrol positif ketokonazol pada kertas
cakram. Mengambil dan diusapkan biakan jamur dengan memasukan ose yang
terdapat jamur pada cawan petri, kemudian di letakan kertas cakram diatas biakan,
ditutup dengan kertas wrap. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Sortasi kering
Maserasi
2. Proses Maserasi
Menguapkan ekstrak dalam lemari asam sampai ekstrak kental dan bau
etanol hilang.
3. Pembuatan Formulasi
5. Uji Homogenitas
Diamati apakah salep sudah homogen atau masih ada butiran yang belum
homogen
6. Uji pH
Didiamkan selama satu menit dan catat diameter salep yang menyebar
Diambil kertas saring yang lain berukuran 2,5 x 2,5 cm dibasahi pinggiran
dengan parafin padat yang sudah dicairkan
Disiapkan peralatan yang akan disterilkan ( tabung reaksi dan cawan petri)
Dimasukan dalam oven dan ditata dengan rapi pada suhu 1700C dan ditunggu
selama 90Kering
Gambar 10. Sterilisasi menit Dengan Oven
Dituang dalam tabung reaksi, disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C
selama 15 menit
Gambar 12. Skema Pembuatan Media Cair
Disiapkan alat dan bahan untuk isolasi dan jamur biakan sebelumnya
Disterilkan jarum ose dengan kompor spiritus dan diambil jamur yang
telah dibiakan sebelumnya dalam media agar cair
Dilakukan dekat dengan lampu spiritus ditutup dengan kapas dan plastik
wrap
Pertama dilakukan pada media cair dengan metode delusi ditutup dengan
kapas dan plastik wrap
Disiapkan kertas cakram yang dioleskan sampel, dan kertas cakram yang
Diambil biakan dioles kontrol
dengan positif
jarum ose danketokonazol.
diusapkan pada media
Semua media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370Cpadat
selanjutnya kertas cakram diletakan diatas media ditutup dengan plastik
Gambar 14. Skema Uji Antifungi