Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis. Katalis
ini dikenal sebagai katalis biologis (biokatalisator) berupa protein yang sangat spesifik
yang disebut enzim (Winarno, 1986), merupakan katalis yang sedang dikembangkan
dalam industri kimia. Pengembangan katalis biologis ditujukan untuk mengurangi
konsumsi energi proses serta menghilangkan terikutnya senyawa-senyawa pengotor
dalam produk suatu proses. Katalis ini digunakan sebagai alternatif katalis anorganik
seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida.
Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan meningkatkan
kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini tanpa enzim akan
berlangsung lambat (Lehninger, 1995). Sifat-sifat istimewa enzim adalah kapasitas
katalitik dan spesifisitasnya yang sangat tinggi. Disamping itu enzim mempunyai peran
dalam transformasi berbagai jenis energi (Winarno, 1986).
(Kurnia, 2010)

1.2 Rumusan Masalah


Enzim berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi sehingga disebut sebagai
biokatalisator. Setiap enzim memiliki kondisi optimumnya masing-masing. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi aktivitas enzim antara lain, suhu, pH, konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, dan faktor-faktor lain. Enzim akan mengalami denaturasi
pada suhu tinggi.
Pada praktikum kali ini akan mempelajari cara mengisolasi enzim dari rumput
gajah, menghitung aktivitas enzim, membandingkan aktivitas enzim dengan perbedaan
variabel seperti perbedaan konsentrasi NaOH, penambahan urea, waktu inkubasi, dan
perbedaan perbandingan volume filtrat dengan CMC. Dalam dunia industri seperti
industri makanan, industri farmasi, dan industri kosmetik banyak melibatkan kegunaan
enzim. Oleh karena itu mahasiswa teknik kimia harus memahami proses isolasi enzim.

1
I.3 Tujuan Percobaan
1. Mengisolasi enzim dari Rumput Gajah.
2. Menghitung aktivitas enzim pada Rumput Gajah.
3. Membandingkan aktivitas enzim berdasarkan konsentrasi NaOH, pH,
banyaknya urea yang ditambahkan, perbandingan antara volume filtrate
terhadap CMC, dan waktu uji kadar glukosa

I.4 Manfaat Percobaan


1. Memahami teknik separasi, ekstraksi, dan presipitasi dalam proses isolasi
enzim.
2. Meningkatkan nilai ekonomis dari rumput gajah yang sebelumnya hanya
digunakan sebagai pakan ternak.
3. Mendapatkan sumber alternatif dari rumput yang memiliki kualitas nutrisi
tinnggi (rumput gajah) untuk mendapatkan enzim.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Enzim
Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem
biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim. Berbeda
dengan katalisator nonprotein (H+, OH- , atau ion-ion logam), tiaptiap enzim
mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu. Enzim adalah
katalisator yang reaksi-spesifik karena semua reaksi biokimia perlu dikatalis
oleh enzim, harus terdapat banyak jenis enzim. Sebenarnya untuk hampir setiap
senyawa organik, terdapat satu enzim pada beberapa organisme hidup yang
mampu bereaksi dengan dan mengkatalisis beberapa perubahan kimia. Enzim
yang berupa protein saja dinamakan apoenzim sedang enzim yang merupakan
gabungan antara protein dengan unsure atau gugus non protein disebut
holoenzim. Bagian enzim yang berupa unsure dinamakan ko factor sedang yang
berupa senyawa organic disebut ko-enzim. Bagian enzim non protein tersebut
berperan penting dalam reaksi katalisis dan disebut sebagai gugus prostetik.
Ko-enzim pada umumnya berupa senyawa kelopmpok vitamin larut dalam air.
(Indah,2014)
Enzim merupakan polimer biologik yang mengkatalisis lebih dari satu
proses dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal
sekarang. Sebagai determianan yang menentukan kecepatan berlangsungnya
berbagai peristiwa fisiologik. Enzim memainkan peranan sentral dalam
masalah kesehatan dan penyakit. Pemecahan makanan untuk memasok energi
serta unsur-unsur kimia pembangun tubuh (building blocks), perakitan menajdi
protein, membrane sel, serta DNA yang mengkodean informasi genetik, dan
akhirnya penggunaan energi untuk menghasilkan gerakan yang disebut dengan
enzim. (Indah,2014)
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-
reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia.
Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila

3
reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia
pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim.
Enzim bekerja sangat sfesifik. Suatu enzim hanya dapat mengatalisa beberapa
reaksi, malahan seringkali hanya satu reaksi saja. Ini merupakan salah satu sifat
penting enzim (Indah,2014)
2.2 Penggolongan Enzim
Tabel 2.1 Penggolongan Enzim
No. Nama Enzim Tipe Reaksi Katalis Contoh
1. Oksidoreduktase Transfer elektron Alkohol
dehidrogenase
2. Transferase Transfer gugus fungsi Heksokinase
3. Hidrolase Reaksi hidrolisis Tripsin
4. Liase Pemutusan ikatan C-C, Piruvat
C-O, C-N, membentuk dekarboksilase
ikatan rangkap
5. Isomerase Pemindahan gugus di Maleat Isomerase
dalam molekul
membentuk isomer
6. Ligase (sintetase) Pembentukan ikatan Piruvat karboksilase
(Indah,2014)
1. Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang mengkatalisis oksidoreduksi antara 2 substrat s dan S’.
Sred + S’oks + S’red (Indah,2014)
Kelas yang besar dan penting ini meliputi enzim-enzim yang juga
dikenal sebagai dehidrogenase atau sebagai oksidase. Yang termasuk
adalah enzim-enzim yang mengkatalisis oksidoreduksi dari gugus CH-OH,
CH-CH, C=O, CH-NH2, dan CH=NH. Diantara subkelas yang
mewakilinya adalah:
a. Enzim yang bekerja pada gugus Ch-OH sebagai donor elektron.

4
Misalnya :
Alkohol : NAD oksidoreduktase [alkohol dehidrogenase]
Alkohol + NAD+ = aldehid atau keton + NADH + H+
b. Enzim yang bekerja pada gugus CH-NH2 sebagai elektron.
Misalnya:
L-Glutamat : NAD (P) oksidoreduktase (deaminasi) [glutamat
dehydrogenase dari hati binatang]. NAD (P) berarti bahwa baik NAD
maupunyai NADP bekerja sebagai akseptor elektron.
L-Glutamat + H2O + NAD(P) = alfa-ketoglutarat + NH4 + + NAD(P)H
+ H+
c. Enzim yang bekerja pada gugus hem dari donor elektron.
Misalnya :
Sitokrom c : O2 oksidoreduktase [sitokrom oksedase].
4 sitokrom c reduksi + O2 + 4 H+ = 4 sitokrom c teroksidasi + 2 H2O.
Enzim yang bekerja pada H2O2 sebagai asektor elektron.
Misalnya : 6 H2O2 oksidoreduktase [katalase].
H2O2 + H2O2 = O2 + 2H2O
2. Transferase
Enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan suatu gugus, G (lain dari
hidrogen), antara sepasang substrat S dan S’.
S-G + S’ = S’-G + S
Dalam kelas ini termasuk enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan
gugus satu karbon, residu aldehida atauketon, dan gugus yang mengandung
asil, alkil, glikosil, fosfor atau sulfur. Beberapa subkelas penting adalah :
a. Asiltransferase.
Misalnya :
Asetil-KoA : kolin O-aseetiltransferase [ kolin asiltrasferase].
Asetil-KoA + kolin = KoA + asetilkolin.
b. Glikosiltransferase.
Misalnya :

5
alfa-1,4-glukan : ortofosfat glikosil transferace [fosforilase]
(alfa-1,4,-glukan)n + ortofosfat = (alfa-1,4 glikosil)n-1 + alfa-D-
glukosa-1- fosfat.
c. Enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus yang mengandung
fosfat.
Misalnya :
ATP : D-heksosa-6fosfotransferase [heksokinase]
ATP + D-heksosa = ADP + D-heksosa-6fosfat.
3. Hidrolase
Enzim-enzim yang mengkatalisi hidrolisis ikatan-ikatn ester, eter, peptida,
glikosil, anhidrida asam, C-C, C-halida, atau P-N. Misalnya :
a. Enzim-enzim yang bekerja pada ikatan ester.
Misalnya :
Asilkolin asil-hidrolase [pseudokolinesterase].
Asilkolin + H2O = kolin + Asam.
b. Enzim-enzim yang bekerja pada senyawa glikosil.
Misalnya :
beta-D-galaktosida galaktohidrolase [beta-galaktosida] beta-
galaktosida + H2O = alkohol + D-Galaktosa.
c. Enzim-enzim yang bekerja pada ikatan peptida.
Nama-nama klasik (pepsin, plasmin, rennin, kimotripsin) masih banyak
dipakai karena over lapping dan kespesifikan yang tidak menentu yang
membuat tata-nama menurut sistem tidak praktis pada dewasa ini.
4. Liase
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembuangan gugus dari substrat dengan
mekanisme yang lain dari pada hidrolisis, dan meninggalkan ikatan
rangkap.

XY
||

6
C-C = X-Y + C=C
Yang termasuk golongan ini adalah enzim yang bekerja pada ikatan C-C,
C-O, C-N, C-S, dan C-halida. Yang termasuk subkelasnya adalah :
a. Aldehida-liase.
Misalnya :
Ketosa-1-fosfat = dehidroksoaseton fosfat + aldehida.
b. Karboks-oksigen liase.
Misalnya : l-malat hidro-liase /fumarase/
L-malt = fumarat + H2O
5. Isomerase
Yang termasuk kelas ini adalah semua enzim yang mengkatalisis
interkonversi isomer-isomer optik, geometrik, atau posisi. Beberapa
subkelasnya adalah :
a. Rasemase dan epimerase.
Misalnya :
Alanin rasemase L-alanin + D-alanin 5.2
b. Cis-trans isomerrase.
Misalnya :
Semua trans-retinen 11-sistrans isomerase [retinen isomerase]. Semua
trans-retinen = 11-sis-retinen.
c. Enzim-enzim yang mengkatalisis interkonversi aldosa dan ketosa.
Misalnya:
D-gliseraldehida-3-fosfat ketol-isomerase [triosafosfat isomerase].
D-Gliseraaldehida-3-fosfat = dihidroksiaseton fosfat
6. Ligase (ligare = mengikat)
Enzim yang mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh
pemecahan ikatan pirofosfat pada ATP atau senyawa yang sejenis. Yang
termasuk golongan ini adalah enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi
pembentukan ikatan C-O, C-S, C-N, dan C-C. Subkelasnya diwakili oleh :
a. Enzim-enzim yang mengkatalisi pembentukan ikatan G-S.

7
Misalnya :
Suksinat : KoA ligase (GDP) [suksinat tiokinase]
GTP + suksinat : KoA ligase (GDP) + Pi + suksinil
b. Enzim-enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan C-N.
Misalnya :
L-Glutamat : Amonia ligase (ADP) [Glutamin sintetase].
ATP + L-Glutamat + NH4 = ADP + oriofosfat + L-Glutamin
c. Enzim-enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan C-C.
Misalnya :
Asetil-KoA : CO2 ligase (ADP) [asetil-KoA karboksilase].
ATP + asetil-KoA + CO2 = ADP + Pi + malonil- KoA
(Indah,2014)
2.3 Metode Isolasi Enzim
a. Ektraksi
Isolasi enzim bertujuan memekatkan enzim hasil fermentasi. Proses
ekstraksi enzim dapat dijalankan melalui 4 langkah proses, yaitu:
1. Menghilangkan bahan-bahan terlarut dari bahan baku,
2. Mengisolasi produk dari larutan encer yang dihasilkan untuk menghasilkan
lebih larutan pekat,
3. Memurnikan produk, menghilangkan spesies lain yang mungkin mirip
4. Pemurnian akhir, yang disebut dengan polishing.
Proses pemekatan enzim lipase dapat dilakukan dengan metode pengendapan
protein melalui penambahan garam mineral. Metode ini merupakan bagian
dari proses isolasi dengan metode ekstraksi. Metode ekstraksi digunakan
untuk memisahkan enzim (protein) yang terkandung dalam larutan dengan
menggunakan garam mineral, sehingga enzim yang merupakan fraksi berat
akan terendapkan di bawah. (Murni S., dkk, 2011). metode ekstraksi enzim
salah satunya yaitu metode sentrifugasi tanpa fraksinasi. Fraksinasi hanya
dilakukan jika akan mengetahui aktivitas spesifik enzim setelah beberapa hari
(Maryam,2009)

8
b. Separasi
Separasi adalah pemisahan komponen-komponen dari suatu cmpuran
sehingga menjadi fraksi-fraksi individual. Fraksi-fraksi itu mungkin berbeda
satu sama lain dalam ukuran partikel, fase, atau komposisi kimianya. Prinsip
pada proses separasi ini adalah berdasarkan perbedaan densitas ataupun adanya
gaya gravitasi. Separasi dapat dibagi menjadi dua yaitu separasi mekanis dan
separasi kimia. Separasi mekanik meliputi ukuran, bentu, berat jenis, sifat
listrik, sifat magnet. Contoh metode separasi mekanis ini adalah sedimentasi,
sentrifugasi, filtrasi. Sedangkan separasi kimia meliputi kelarutan dan lainnya.
Contoh metode untuk separasi kimia adalah ekstaksi kimia, destilasi,
kristalisasi dan ekstraksi gas/desorpsi.
c. Presipitasi
Presipitasi adalah suatu metode yang menggunakan penambahan reagen atau
mengubah kondisi lingkungan yang menyebabkan protein meninggalkan
larutan dan membentuk partikel yang tidak larut dalam bentuk endapan.
Seperti contohnya presipitasi menggunakan etanol karena metode presipitasi
etanol memiliki toksisitas etano yang rendah dan waktu permunian yang
dibuthkan relatif singkat.

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum
3.1.1 Skema Rancangan Percobaan

Rumput gajah

NaOH 0,3
(Var.2,3,4) & X
NaOH (Var. 1)

T = 90ºC
t = 1 jam

T = 110ºC
t = 1 malam
Glukosa 10 gr/L
NaCl 1 gr/L
KH2PO4 2 gr/L
CoCl2 0,2 gr/L
Rasio sampel air =
MgSO4 1,7 gr/L
15% b/v
(Var.1,2,3,4) +Aspergillus niger
pH 4 (Var. 1) & pH Inkubasi 1 malam
5 (Var. 2,3,4)
Vol. Starter = 10%v
(Var. 1,2 & 4) &
20%v (Var. 3)
Urea = 0,5 gram
(Var. 1,3,4) & 1
gram (Var. 2)
t = 20 menit
t = 1 malam
ω = 2500 rpm

Diperoleh Filtratnya

Perbandingan
1:1 untuk
setiap variabel
Uji kadar glukosa
sebelum inkubasi
t = 1 malam
Uji kadar glukosa
sesudah inkubasi

Gambar 3.1 Skema rancangan percobaan

10
3.1.2 Variabel Operasi
Tabel 3.1 Variabel operasi pada percobaan

Variabel Tetap Variabel Bebas

Sampel : Aquadest = 15% 𝑏⁄𝑣 Konsentrasi NaOH= 0,3 M (Variabel 2,3,4)


X NaOH = Variabel 1
Kecepatan sentrifugasi = 2500 rpm Volume starter =
(10%V,10%V,20%V,10%V)

Konsentrasi CMC = 1% 𝑏⁄𝑣 basis 100 ml Waktu uji kadar glukosa = (10,25,40,55,70)
menit
t sentrifugasi = 20 menit Perbandingan volume filtrat dan CMC =
1:1
pH = 4,5,5,5

3.1.3 Variabel Terikat


Konsentrasi glukosa dan aktivitas enzim
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Rumput Gajah 7. CaCl2
2. NaOH 8. NaCl
3. Aspergilus niger 9. Urea
4. Glukosa 10. Aquadest
5. MgSO4 11. CMC
6. KH2PO4
3.2.2 Alat
1. Beaker glass 9. Shaker
2. Corong buchner 10. Termometer
3. Kuvet 11. Gelas ukur
4. Kertas saring 12. Pengaduk
5. Kompor listrik 13. Timbangan

11
6. Buret 14. Erlenmeyer penghisap
7. Statif&klem 15. Indikator pH
8. Pompa vakum 16. Inkubator

3.2 Gambar Alat


Tabel 3.2 Gambar alat
No Nama Alat Gambar Alat

1. Beaker glass

Gambar 3.2 Beaker glass

2. Corong buncher

Gambar 3.3 Corong buncher

3. Kuvet

Gambar 3.4 Kuvet


4. Kertas saring

Gambar 3.5 Kertas saring


5. Kompor listrik

Gambar 3.6 Kompor listrik

12
6. Buret, statif, dan klem

Gambar 3.7 Buret, statif, dan


klem

7. Pompa vakum

Gambar 3.8 Pompa vakum

8. Shaker

Gambar 3.9 Shaker


9. Termometer

Gambar 3.10 Termometer

10. Gelas ukur

Gambar 3.11 Gelas ukur

13
11. Pengaduk

Gambar 3.12 Pengaduk

12. Timbangan

Gambar 3.13 Timbangan

13. Erlenmeyer penghisap

Gambar 3.14 Erlenmeyer


penghisap

14. Indikator pH

Gambar 3.15 Indikator pH

15. Inkubator

Gambar 3.16 Inkubator

14
3.4 Prosedur Praktikum
3.4.1 Persiapan Bahan Baku
a. Haluskan bahan sumber enzim (Rumput Gajah) yang diperoleh dengan
mortar, setelah halus timbang 100 gram, masukkan dalam beaker glass.
b.Bahan direndam ke dalam larutan NaOH 0,3 M (Var 2,3,4) dan X NaOH
untuk variable 1 kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 1 jam (sambil
diaduk).
c. Setelah itu keringkan menggunakan oven pada suhu 110oC selama 1 malam.
3.4.2 Pembuatan Starter
a. Media inokulum dibuat dengan menyiapkan larutan media tertentu dalam
erlenmeyer. Media terdiri dari 10 gr/L glukosa, 1 gr/L NaCl, 2 gr/L
KH2PO4, 0,2 gr/L CaCl2, 1,7 gr/L MgSO4. Setelah itu tambahkan
Aspergillus niger kedalam campuran. Tutup erlenmeyer menggunakan
alumunium foil.
b.Starter diinkubasi menggunakan shaker pada temperaturnya ruangan selama
1 malam.
3.4.3 Fermentasi
a. Sampel dicampur menggunakan air dengan rasio sampel air 15%𝑏⁄𝑣 pada
variabel 1,2, 3, dan 4. Kemudian diaduk.
b. Atur pH untuk variabel 1 pH 4, Untuk variable 2,3,4 pH 5.
c. Tambahkan ke dalam larutan urea sebanyak 0,5 gram pada variabel 1, 1
gram pada variabel 2, 0,5 gram pada variabel 3 dan variabel 4. Starter
sebanyak 10%v pada variable 1,2 dan 4, 20%v pada variable 3
d. Fermentasi dilakukan secara aerob selama satu malam.
3.4.4 Panen atau Analisa Hasil
a. Hasil dari fermentasi disentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm selama 20
menit
b. Setelah sentrifugasi, cairan disaring menggunakan pompa vakum dan
diperoleh filtratnya (Crude enzim).
c. Filtrat yang diperoleh dicampur dengan CMC dengan perbandingan 1:1

15
untuk setiap variabel.
d. Kemudian campuran diinkubasi selama satu malam.
e. Sebelum dan setelah inkubasi lakukan uji kadar glukosa pada sampel.
3.4.5 Uji Kadar Glukosa
a. Membuat larutan glukosa standar dengan melarutkan 1,25 gram glukosa
dalam 500 mL aquades. Ambil 5 mL glukosa standar, kemudian
diencerkan sampai 25 mL dan diambil 5 mL. Lakukan standardisasi
glukosa dengan mencampurkan 5 mL glukosa encer, 5 mL fehling A,
dan 5 mL fehling B. Campuran ini dipanaskan sampai 60oC, dan dititrasi
dengan larutan glukosa standar sampai warna biru hamper hilang.
Tambahkan dua tetes indicator MB. Lanjutkan titrasi sampai warna
merah bata yang tidak hilang setelah pengocokan. Catat kebutuhan
titran (F).
b. Kemudian sebanyak 5 ml sampel diencerkan sampai 25 ml. Setelah itu
ambil 5 ml sampel yang telah diencerkan dan tambahkan 5 ml fehling
A, 5 ml fehling B, dan 5 ml glukosa standar. Campuran ini kemudian
dipanaskan sampai 60oC dan dititrasi dengan larutan glukosa standar
sampai warna biru hampir hilang. Kemudian ditambah 2 tetes indicator
MB dan dilanjutkan titrasinya sampai warna merah bata yang tidak
hilang setelah pengocokan, Catat kebutuhan titran (M).

Glukosa standar = 2,5 gram dalam 1 liter = 2,5 mg/mL


Semua satuan volume memakai mL

16
∆𝐶 1000 1 𝑢𝑛𝑖𝑡
Aktivitas enzim = 𝑇
𝑥 𝐵𝑀 𝑥 1 µ𝑚𝑜𝑙

Dimana :

C = Konsentrasi glukosa per mL ekstrak enzim


T = Waktu inkubasi (menit)
1 Unit enzim = Besarnya aktivitas enzim yang dibutuhkan untuk
membebaskan 1 μmol glukosa per menit per mL enzim.

17
DAFTAR PUSTAKA

Indah, Mutiara.2014. Enzim. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.


Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-mutiara.pdf
Kurnia, DRD. 2010. Studi Aktivitas Enzim Lipase dari Aspergillus Niger sebagai
Biokatalis Pada Proses Gliserolisis untuk Menghasilkan Monoasilgliserol.
Lehninger. 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Erlangga.
Murni, Sri Wahyu.2011.Produksi, Karakterisasi, dan Isolasi Lipase dari Aspergillus
niger.UPN Veteran Yogayakarta.
Maryam,Siti.2009.EKSTRAK ENZIM BROMELIN DARI BUAH NANAS (Ananas
sativus Schult.) DAN PEMANFAATANNYA PADA ISOLASI DNA. Universitas
Negeri Semarang.
Winarno, F. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.

18

Anda mungkin juga menyukai