Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN pada NY.

P DENGAN ASSMA BRONKHIAL

DI RUANG IGD RSUD Dr. ADIYATMA,Mp.H SEMARANG

Di Susun Oleh :

1. Agus Wartawan ( 1407002 )


2. Khoiriyah ( 1407030 )
3. Novita Diana Wulan .S ( 1407048 )
4. Septiani Rizky Amelia.P ( 1407064 )

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIDYA HUSADA

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

SEMARANG

2015
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian dilakukan pada tangga 25 Mei 2015, jam 10.00

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : NY.P

Umur : 48 Tahun

Alamat : semarang barat

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Agama : islam

Jenis kelamin : perempuan

dx. medis : asma bronkhial

 PENANGGUNG JAWAB

Nama : TN.S

Umur : 50 tahun

Pekerjaan : swasta

Alamat : semarang barat

Jenis kelamin : laki-laki

Hubungan dengan klien : suami


B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak nafas

2. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan mengalami sesak nafas tadi pagi sekitar jam 09.00,
oleh keluarga langsung di bawa ke RSUD tugurejo semarang melalui IGD.
Kemudian di IGD mendapat penanganan therapy nebulizer pulmicort ( 2 ml )
dan combivent ( 2,5 ml ) , dan oleh dokter di diagnosa asma.

3. Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan menderita asma sejak 2 tahun yang lalu,klien


mengatakan sering kambuh apabila kecapean.

4. Riwayat penyakit keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita asma

5. Riwayat kesehatan Lingkungan

Klien mengatakan sering berhubungan dengan isi dari debu rumah misalnya
tungou, serpih, atau bulu binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, bahan
iritan : minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari suaminya.

C. PENGKAJIAN PRIMER

1. Airway

- Adanya secret pada jalan nafas

- Terdengar suara gurgling

Dx : inefektif bersihan jalan nafas


2. Breathing

- Sesak nafas

- RR 28 x/menit

- Nafas dangkal dan cepat

- Nafas cuping hidung

- Terpasang oksigen 3 liter

- Terdengar suara wheezing dan ronchi

Dx : gangguan pola nafas

3. Circulation

- Tekanan darah 140/100 mmHg

- Nadi 86 x/menit

- Suhu 36°c

- Akral dingin

- Gelisah

- Sianosis

Dx: perubahan perfusi jaringan

4. Disability

- Kesadaran composmentis

- GCS 15 E :4 M: 6 V:5

- Tidak ada kelemahan otot ekstremitas

- Pupil isonor
D. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. kesadaran : composmentis

2. keadaan umum : klien tampak lemah

TD : 140/100mmHg RR: 28x/menit

N : 86x/menit S : 36°C

3. kepala : bentuk mesochepal

4. rambut : rambut agak beruban, tidak rontok

5. mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

6. hidung : tidak ada polip, tidak terdapat sekret

7. telinga : tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu


dengar

8. mulut : mukosa bibir lembab, gigi bersih, lidah bersih,


tidak terdapat caries gigi

9. leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

10. kulit : kulit kering, warna kulit sawo matang, cpillary


refill 3 detik, turgor kulit baik

11.dada : bentuk simetris, tidak ada lesi

12. paru

I : bentuk simetris, pengembangan dada simetris


dangkal

Pa : stem fremitus kanan = kiri

Pe : sonor seluruh lapang paru


Aus : ronchi dan wheezing seluruh lapang paru

13. jantung

I : ictus cordis tidak tampak

Pa : ictus cordis teraba di SIC V,2 cm mid LMCS

Pe : pekak

Aus: bunyi jantung I-II murni

14. abdomen

I : simetris, datar

Pa : tidak ada nyeri tekan

Pe : tympani

Aus : bising usus 18x/menit

15. genetalia : tidak terpasang kateter, tidak ada hemoroid

16. ekstremitas : Atas : terpasang Infus RL 20 tpm di sebelah kiri, tidak


terdapat odem

Bawah : tidak ada oedem

 AMPLE

 Alergi : Klien mengatakan tidak alergi terhadap makanan,


minuman, obat maupun udara dingin.

 Medikasi : Nebulizer ( pulmicort 2ml + combivent 2,5ml ),Combiven


( 0,25 mg )
 Pengalaman Sebelumnya : klien mengatakan sering sesak nafas, klien
hanya memeriksakan sakitnya ke klinik dokter dekat rumah.

 Last Meel : klien terakhir makan nasi, lauk ( ayam dan sayur sop) dan
minum es teh pada pagi hari jam 07.00 WIB

 Event : Klien mengatakan sesak nafas tadi pagi jam 09.00 WIB,
keluarga langsung membawa ke RSUD Dr. Adiyatma, Mp.H

 THERAPY
- Nebulizer : - pulmicort 2ml + combivent 2,5ml
- Combiven ( 0,25 mg )

ANALISA DATA
Nama : NY.P
Umur : 48 tahun

DATA PROBLEM ETIOLOGI


DS : klien mengatakan Bersihan jalan nafas Bronkospasme dan
batuk dan di tidak efektif peningkatan produksi
tenggorokan ada sekret
dahak
DO : - Adanya secret pada
jalan nafas

- Terdengar suara
gurgling
DS : klien mengatakan Pola nafas tidak efektif penurunan ekspansi
sesak nafas paru
DO : - Nafas dangkal dan
cepat
- RR : 28x/menit
- Sesak nafas

- Nafas cuping hidung

- Terpasang oksigen 3
liter

- Terdengar suara
wheezing dan ronchi

DS : klien mengatakan Perubahan perfusi Kurangnya suplai


badannya terasa jaringan oksigen ke jaringan
lemas
DO : - TD :
140/100mmHg
- N : 86x/menit
- S : 36°c
- Sianosis
- Akral dingin

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme dan peningkatan


produksi sekret
2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
3. Perubahan perfusi jaringan b.d kurangnya suplai O2 ke jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : NY.P
Umur : 48 tahun

NO.D TUJUAN DAN KH INTERVENSI RASIONAL


X
1. Setelah dilakukan keperawatan selama 1. Kaji bunyi tambahan 1.Untuk
1x 15 menit bersihan jalan nafas efektif mengetahui
dengan KH : 2. Kaji tanda-tanda vital bunyi
- menunjukkan jalan nafas yang normal tambahan
- batuk berkurang 3. Ajarkan batuk efektif 2.Untuk
- TTV normal mengetahui
- Secret berkurang 4. Memberikan posisi ku pasien
semi fowler 3.Agar dapat
mengeluarka
5. Kolaborasi pemberian n dahak
obat ekspektoran 4.Untuk
( combiven 0,25 mg ) memberikan
posisi
nyaman dan
rileks
5.Untuk dapat
mengurangi
dahak dan
mengencerka
n dahak
2. Setelah dilakukan keperawatan selama 1. Kaji tanda dan gejala 1.Untuk
1x15 menit pola nafas lebih efektif,dg ketidakefektifan mengetahui
KH : pernafasan tanda dan
- sesak nafas berkurang gejala
-RR normal (16-24x/menit) 2. Pantau tanda – tanda ketidakefekti
vital fan
pernafasan
3. Memberikan posisi 2.Untuk
semi fowler pada mengetahui
pasien ku pasien
4. Memberikan terapi o2
sesuai kebutuhan ( 3 3.Untuk
liter ) memberikan
5. Kolaborasi pemberian rasa nyaman
nebulizer (pulmicort dan rileks
2ml dan combivent pada pasien
2,5ml ) 4.Mencukupi
kebutuhan o2
klien

5.Untuk
mengurangi
sesak nafas
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital 1.Mengetahui
keperawatan 1x15 menit, perfusi keadaan
jaringan meningkat, dengan KH : 2. Kaji tanda dan gejala umum
- tidak ada hipoksia hipoksia 2.Untuk
-akral hangat mengetahui
- TTV normal 3. Berikan kenyamanan tanda dan
fisik support dengan gejala
bantal dan pengaturan hipoksia
posisi semi fowler 3.Untuk
4. Berikan oksigen memberikan
dengan memodifikasi rasa nyaman
5. Monitor efek pada pasien
pemberian nebulizer
kemudian pantau 4.Untuk
bunyi nafas, dan mengurangi
usaha nafas sesak pada
pasien
5.Untuk
mengetahui
efek
keberhasilan
nebulizer

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : NY.P

Umur : 48 tahun

Hari/tanggal No.dx IMPLEMENTASI RESPON PASIEN (DO TTD


& DS)

Senin,25 Mei 1,2,3 Mengkaji tanda- S : pasien mengatakan Klpk


2015 tanda vital sesak nafas 8
10.05 O : TD : 140/100
mmHg
RR : 28 x/menit
N : 86 x/menit
10.10 1,2 S : 36 º C
Mengkaji frekuensi, S : - Klpk
kedalaman O: - RR : 28x/menit 8
pernafasan dan -nafas dangkal dan
bunyi tambahan cepat
nafas - terdengar bunyi
wheezing dan ronchi
10.15 1 seluruh lapang paru
S : pasien mengatakan
mau melakukan Klpk
Mengajarkan batuk instruksi dari perawat 8
efektif O : - dahak dapat keluar
sedikit
- dahak berwarna
10.20 2,3 kuning kental
S:-
O : - klien terlihat lebih
rileks Klpk
10.25 1,2,3 Memberikan O2 - RR : 22 x/menit 8
sebanyak 3 liter S:-
O : klien kooperatif
Memberikan posisi
- klien terlihat lebih
semi fowler
nyaman dengan Klpk
10.30 2 posisi semi fowler 8
S:-
O: - klien tampak
Memberikan terapi
melakukan nafas
nebulizer (pulmicort
dalam
2ml + combivent
10.35 1 - RR : 22 x/ menit Klpk
2,5ml )
S:- 8
O : obat masuk, pasien
10.40 3 tidak mengalami
Mengkolaborasikan
alergi
pemberian obat
S : pasien mengatakan
ekspetoran sesak nafas Klpk
10.45 3 ( Combiven 0,25 O : - pasien tampak 8
mg ) gelisah
Mengkaji tanda dan - akral dingin
gejala hypoksia S:- Klpk
O : Nadi 86x/menit 8
- akral masih dingin
Memantau efek
pemberian nebulizer
terhadap kebutuhan Klpk
sirkulasi ke perifer 8
serta efek
sampingnya

EVALUASI

Nama : NY.P

Umur : 48tahun

Hari/tanggal No.dx Evaluasi Ttd


Senin, 25 1 S : klien mengatakan batuk Klpk 8
Mei2015 berkurang
11.00 O : - Tidak terdengar suara
gurgling
- Secret pada jalan nafas
berkurang
A : masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-pertahankan batuk efektif
-memberikan posisi semi fowler
-berikan obat ekspektoran
( combiven 0,25 mg )
2 Klpk 8
11.05 S : klien mengatakan sesak
nafas berkurang
O : -RR : 22x/menit
-masih ada suara wheezing dan
ronchi
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-memberikan posisi semi fowler
-memberikan terapi O2 sesuai
kebutuhan
-memberikan nebulizer
(pulmicort 2ml + combivent Klpk 8
3 2,5ml )
S : klien mengatakan batuk
11.10
berkurang

O: - TD : 140/100 mmHg
- N : 74 x/menit
- Akral hangat
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- mengkaji tanda dan gejala
hipoksia
- berikan kenyamanan fisik
support dengan bantal dan
pengaturan posisi semi
fowler
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai Resume Keperawatan yang


ditemukan pada kasus Ny. P dengan Asma di ruang IGD RSUD Dr.
Adiyatma,Mp.H Semarang selama 15 menit pada tanggal 25 Mei 2015. Dimana
didalam memberikan resume keperawatan penulis menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi pengkajian primer dan pengkajian skunder,
analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 25 Mei 2015 pukul


10.00 WIB didapatkan masalah keperawatan sebagai berikut:

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme dan


peningkatan produksi secret.

Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Batasan
karakteristik batasan mayor meliputi batuk tidak efektif atau tidak dapat batuk,
ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas. Batasan minor meliputi
bunyi nafas abnormal, frekuensi, irama, kedalama pernafasan abnormal
(Carpenito, 2007).

Alasan penulis mengangkat diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif


berhubungan dengan peningkatan produksi secret dan bronkospasme, karena pada
klien terdapat data subjektif klien mengatakan batuk dan di tenggorokan ada
dahak, untuk data objektifnya adanya secret pada jalan nafas, terdengar suara
gurgling.

Menurut Carpenito (2007) antara etiologi dan problem dalam diagnosa


keperawatan sudah tepat, karena pada klien asma bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan bronkospasme dan peningkatan produksi sekret.

Kelompok mengangkat diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif


berhubungan dengan bronkospasme, dan peningkatan produksi sekret sebagai
prioritas pertama karena menurut Maslow pernafasan merupakan kebutuhan
fisiologis yang harus segera dipenuhi dan menurut Triage Konsep bersihan jalan
nafas termasuk kebutuhan immediatly yang harus segera ditangani karena dapat
menyebabkan kematian. Dengan lancarnya jalan nafas kebutuhan oksigen klien
dapat terpenuhi.

Diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan


produksi secret dan bronkospasme, penulis menetapkan beberapa rencana
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan tujuan bersihan
jalan nafas kembali efektif. Adapun rencana tindakan yang dapat dilakukan
sebagian besar sesuai dengan teori menurut Manurung, (2009), adalah kaji bunyi
nafas tambahan, kaji tanda-tanda vital, ajarkan batuk efektif, memberikan posisi
semi fowler, kolaborasi pemberian obat ekspektoran ( combiven 0,25 mg ).

Hasil evaluasi tanggal 25 Mei 2015 jam 11.00 WIB masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret,
bronkospasme dapat teratasi, karena dari kriteria hasil yang ditetapkan oleh
kelompok, subjektif klien mengatakan batuk berkurang. Klien telah mampu
mencapai kriteria hasil yang telah ditetapkan kelompok. Objektifnya klien sudah
tidak sesak nafas, klien terlihat lebih nyaman, klien terlihat tidak batuk – batuk
lagi. Kelompok telah mendelegasikan kepada keluarga agar tetap memantau
kondisi klien sampai kondisi klien benar-benar stabil dan mengawasi kondisi
klien.

Hasil evaluasi diatas menyebutkan bahwa kelompok telah melakukan


implementasi sesuai dengan teori menurut Manurung, Santa. 2009, setelah
diberikan tindakan keperawatan selama 1x15 menit, diagnosa keperawatan dengan
masalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas dapat teratasi, meskipun kondisi
klien blum stabil.

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru

Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi atau ekspirasi yang mana tidak cukup
memenuhi proses peredaran napas ( NANDA Diagnosa Keperawatan ).
Pemeriksaan jalan nafas pada pasien dilakukan dengan cara melihat,
mendengar, dan merasakan. Pemeriksaan jalan nafas ditujukan untuk segera
mengetahui apakah terjadi penyumbatan jalan nafas.
Ketidakefektifan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan
sehubungan dengan penumpukkan secret di trakheobronkial (Carpenito, 2006)
Batasan karakteristik mayor : ketidak mampuan mengeluarkan sekresi
jalan nafas, batuk tak efektif atau tidak ada batuk. (Carpenito, 2006).
Batasan karakteristik minor : bunyi nafas abnormal, frekuensi, irama,
kedalaman pernafasan abnormal (Carpenito, 2006).
Pada saat pengkajian penulis mendapatkan data subjektif nya yaitu klien
mengatakan sesak nafas, dengan objektifnya Nafas dangkal, RR : 28x/menit, N :
86x/menit, sesak nafas, Nafas cuping hidung, Terpasang oksigen 3 liter, Terdengar
suara wheezing dan ronchi .

Diagnosa yang penulis angkat yaitu ketidakefektifan jalan nafas


berhubungan dengan penurunan ekspansi paru sudah sesuai antara batasan mayor
dan minor pada teori dengan data-data yang penulis dapatkan dari klien saat
dilakukan pengkajian.
Pada etiologi ketidakefektifan jalan nafas yaitu penurunan ekspansi paru
sudah sesuai antara konsep dasar teori dengan etiologi yang penulis angkat yaitu
penurunan ekpansi paru, hal ini dibuktikan dengan adanya suara tambahan
(ronkhi) pada pemeriksaan paru.
Dengan melihat data-data yang ada penulis memprioritaskan diagnosa ini
menjadi diagnosa kedua karena menurut Hierarki Maslow merupakan masalah
yang ada pada kebutuhan fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi yang
mencerminkan situasi yang mengancam hidup dan akan menyebabkan gangguan
fungsi fisiologis yang mengarah ke kematian. Selain itu, secara triage consept
bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan masalah yang tergolong immediately
yang jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.
Untuk mengatasi masalah ketidakefektifan jalan nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru, kelompok menegakan intervensi : kaji tanda dan
gejala ketidakefektifan pernafasan, pantau tanda – tanda vital, memberikan posisi
semi fowler pada pasien, memberikan terapi O2 sesuai kebutuhan, Kolaborasi
pemberian nebulizer ( pulmicort 2ml + combivent 2,5ml ).
Hasil evaluasi tanggal 9 April 2012 jam 11.05 WIB masalah pola nafas
tidak efektif b.d penurunan ekpansi paru dapat teratasi, karena dari kriteria hasil
yang ditetapkan oleh kelompok, subjektif klien mengatakan sesak nafas
berkurang. Klien telah mampu mencapai kriteria hasil yang telah ditetapkan
kelompok. Objektifnya RR : 24x/ menit, masih ada suara wheezing. Kelompok
telah mendelegasikan kepada keluarga agar tetap memantau kondisi klien sampai
kondisi klien benar-benar stabil dan mengawasi kondisi klien.

Hasil evaluasi diatas menyebutkan bahwa kelompok telah melakukan


implementasi sesuai dengan teori menurut Manurung, Santa. 2009, setelah
diberikan tindakan keperawatan selama 1x15 menit, diagnosa keperawatan dengan
masalah pola nafas tidak efektif dapat teratasi, meskipun kondisi klien blum
stabil.

Perubahan perfusi jaringan b.d kurangnya suplai oksigen ke jaringan.


Perubahan perfusi jaringan adalah keadaan dimana individu mengalami
atau beresiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernapasan pada
tingkat seluler disebabkan suatu penurunan dalam suplai darah kapiler (Carpenito,
2006).
Batasan karakteristik mayor : kludikasi (arteri), nyeri istirahat (arteri),
penurunan atau tidak ada denyut nadi arteri, perubahan warna kulit (pucat,
sianosis), perubahan suhu kulit, penurunan tekanan darah, pengisisan kapiler
kurang dari 3 detik (Carpenito, 2006).
Batasan karakteristik minor : perubahan dalam fungsi sensori (arteri),
perubahan dalam fungsi motorik (arteri), perubahan jaringan trofik, kuku keras,
tebal, kehilangan rambut, luka yang tidak sembuh (Carpenito, 2006).
Pada diagnosa perubahan perfusi jaringan kelompok mengangkatnya
menjadi diagnosa ke tiga karena jika tidak segera di atasi maka akan terjadi
sianosis, jika sianosis tidak segera di atasi maka akan terjadi kematian jaringan.
Diagnosa perubahan perfusi jaringan b.d kurangnya suplai oksigen ke
jaringan, kelompok menetapkan beberapa rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah tersebut, dengan tujuan tidak terjadi sianosis. Adapun rencana
tindakan yang dapat dilakukan sebagian besar sesuai dengan teori menurut
Manurung, (2009), adalah kaji tanda dan gejala hipoksia, berikan kenyamanan
fisik support dengan bantal dan pengaturan posisi, berikan oksigen dengan
memodifikasi, monitor efek pemberian nebulizer kemudian pantau bunyi nafas,
dan usaha nafas
Hasil evaluasi tanggal 25 Mei 2015 jam 11.10 WIB masalah penurunan
perfusi jaringan b.d kurangnya suplai oksigen ke jaringan dapat teratasi, karena
dari kriteria hasil yang ditetapkan oleh kelompok, subjektif klien mengatakan
batuk berkurang. Klien telah mampu mencapai kriteria hasil yang telah
ditetapkan kelompok. Objektifnya RR : 24x/menit, masih ada wheezing, akral
dingin . Kelompok telah mendelegasikan kepada keluarga agar tetap memantau
kondisi klien sampai kondisi klien benar-benar stabil dan mengawasi kondisi klien
dengan mengkaji tanda gejala hipoksia.
Hasil evaluasi diatas menyebutkan bahwa kelompok telah melakukan
implementasi sesuai dengan teori menurut Manurung, Santa. 2009, setelah
diberikan tindakan keperawatan selama 1x15 menit, diagnosa keperawatan dengan
masalah penurunan perfusi jaringan dapat teratasi, meskipun kondisi klien blum
stabil.

BAB V

PENUTUP

Pada akhir penulisan laporan kasus ini, penulis dapat menarik suatu
kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya. Selain itu kelompok juga
memberikan rekomendasi atau saran yang nantinya diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan atau pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang komprehensif.

A. Kesimpulan
Asma adalah penyakit paru yang didalamnya terdapat obstruksi
jalan nafas, inflamasi jalan nafas, dan jalan nafas yang hiperresponsif atau
spasme otot polos bronchial. Asma juga diartikan sebagai gangguan pada
saluran bronchial dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme
pada saluran nafas).
Permasalahan yang muncul pada Ny. P dengan asma bronchial
yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi sekret,
bronkospasme, pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru,
perubahan perfusi jaringan b.d kurangnya suplai O2 ke jaringan. Dari
ketiga diagnosa tersebut disimpulkan bahwa diagnosa pertama masalah
teratasi dan diagnosa kedua masalah teratasi , dan diagnose ketiga
masalah teratasi tetap didelegasikan kepada keluarga klien.

Selama melaksanakan asuhan keperawatan ini, kelompok tidak


banyak menemukan kesulitan karena dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan, kelompok banyak bekerjasama dengan perawat IGD dan
dokter jaga IGD.

B. Saran
Selama melakukan asuhan keperawatan pada Ny. P, kelompok
menemukan beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan :

1. Diharapkan pihak Rumah Sakit dapat lebih memberikan informasi


mengenai asma bronchial, baik lewat tulisan (leaflet), maupun
komunikasi verbal berupa pendidikan kesehatan.
2. Diharapkan pendokumentasian dilakukan dengan baik, khususnya
pencatatan RR (Respiratory Rate), baik sebelum dilakukan tindakan
keperawatan maupun setelah dilakukan tindakan keperawatan, dengan
demikian perkembangan dari setiap masalah yang ada pada pasien
dengan asma bronchial dapat terpantau.

Anda mungkin juga menyukai