Mudah jatuh
Mudah lelah
Perubahan anatomi dan fisiologi pada
Kardiovaskuler
1. Perubahan anatomi kardiovaskuler
Jantung
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai dengan bertambahnya caliber aorta.
Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi melahan
terjadi hipertropi. Pada umur 30-90 tahun masa jantung bertambah ( 1gram/tahun pada laki-laki dan ( 1,5
gram/tahun pada wanita).
Pembuluh Darah Otak
Otak mendapatkan suplai darah utama dari arteria Karotis Interna dan a.vertebralis. Pembentukan plak
atheroma sering dijumpai didaerah bifurkartio khusunya pada pangkal arteri karotis interna, sirkulus willisii
dapat pula terganggu dengan adanya plak arteroma juga arteri-arteri kecil mengalami perubahan
arteromatus termasuk fibrosis tunika media hialinisasi dan kalsifikasi
Lanjutan..
Pembuluh Darah Perifer
1. Hipertensi
3. Disritmia
A. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan
sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolic >90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 90mmHg. (Smeltzer, 2001)
B. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg dan
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90mmHg
Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160mmHg
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg
ETIOLOGI
Hipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-
macam factor, antara lain:
Kelelahan
Proses penuaan
Keturuan
Diet yang tidak seimbang
Stress
Social budaya
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah:
a. Sakit kepala
b. Perdarahan hidung
c. Vertigo
d. Mual muntah
e. Perubahan penglihatan
f. Kesemutan pada kaki dan tangan
g. Sesak nafas
h. Kajang atau koma
i. Nyeri dada
KOMPLIKASI
Akibat atau komplikasi dari penyakit hipertensi yang dapat terjadi
pada lansia adalah:
Gagal jantung
Gagal ginjal
Stroke (kerusakan otak)
Kelumpuhan
PRINSIP PENGELOLAAN
PENYAKIT HIPERTENSI
Terapi tanpa obat
a. Diet
b. Latihan fisik
c. Edukasi psikologis
Tehnik Biofeedback
Tehnik relaksasi
d. Pendidikan kesehatan (penyulihan)