Anda di halaman 1dari 18

BENTUK SEDIAAN TABLET, KAPSUL, PULVIS DAN SIRUP

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ADELIA FALENTINA (PO.62.20.1.17.313)

AHMAD FAUZAN MUTTAQIN (PO.62.20.1.17.314)

ALFANDY COSTARIO (PO.62.20.1.17.315)

ANGGELINA NATALIA DERAMIKA (PO.62.20.1.17.316)

ANIS SETIAWATI SUPIAH (PO.62.20.1.17.317)

ANNISA WIDYA PARAMITHA (PO.62.20.1.17.318)

DIV KEPERAWATAN REGULER IV

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN AKADEMIK 2018


1. PULVIS
A. PENGERTIAN
Pulvis (serbuk) ialah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
ditujukan untuk obat dalam atau obat luar. (Priyanto L. Batubara. 2008)
Sumber : Priyanto L. Batubara. 2008. Farmakologi Dasar. Depok : LESKONFI

B. KELEBIHAN
1. Dokter lebih leluasa memilih dosis yang sesuai keadaan pasien
2. Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air
3. Penyerapan lebih sempurna dibandingkan dengan sediaan padat lainnya
4. Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
5. Obat yang volumenya besar dan tidak dapat dibuat tablet dapat dibuat serbuk

C. KEKURANGAN
1. Rasa dan bau yang tidak enak tidak dapat ditutupi
2. Pada penyimpanan bisa menjadi lembab
3. Peracikannya membutuhkan waktu yang lama
4. Kurang baik umtuk zat yang mudah terurai
Sumber : https://www.slideshare.net/mobile/eti_nurfazar/keuntungan-kerugian-sediaan-farmasi

D. JENIS-JENIS PULVIS
1. Pulvis Adspersorius (serbuk tabur/bedak)
Adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dengan wadah
yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
2. Puilvis Dentrificius (serbuk gigi)
Biasanya mengandung carmin sebagai pewarna yang dilarutkan lebih dahulu
dalam kloroform atau etanol 97%.
3. Pulvis Sternutatorius (serbuk bersin)
Adalah serbuk untuk dihirup hidung, oleh karena itu serbuk harus halus sekali.
4. Pulvis Efervesen
Serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam air dingin atau air
hangat, serbuk ini mengeluarkan gas CO2 yang kemudian membentuk larutan yang
jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat dan asam
tartrat) dengan basa (Na-karbonat dan Na-bikarbonat). Dalam pembuatannya, bagian
asam maupun basa harus dikeringkan secara terpisah. Gas CO2 digunakan untuk
pengobatan, mempercepat absorpsi atau untuk menyegarkan rasa larutannya.

E. SYARAT-SYARAT SERBUK
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut :
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan
(seragam dalam zat yang terkandung)
Sumber : http://www.mipa-farmasi.com/2017/07/sediaan-serbuk-html?m=1

2. KAPSUL
A. PENGERTIAN
Kapsul terdiri dari bungkus luar dari delatin yang membungkus obat yang
terdapat di dalamnya, bisa berbentuk cair atau padat. jangan memberikan isi kapsul
yang terbatas waktu. Jika dilakukan akan menghambat kerja obat.

B. PENGGOLONGAN KAPSUL
Kapsul dibedakan menjadi dua bentuk berdasarkan cangkang kapsul yang
digunakan :
1. Kapsul cangkang keras (capsulae, hard capsul) terdiri atas bagian wadah dan
tutup (capsulae overculateae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau
bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor
paling kecil 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali cangkang untuk hewan.
Umumnya ukuran terbesar 000 merupakan ukuran yang dapat diberikan kepada
pasien. Ada juga ukuran 0 yang bentuknya memanjang yang memberikan
kapasitas lebih besar tanpa peningkatan diameter dan biasanya mengandung
10-15 %. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan bahan padat atau serbuk,
butiran atau granul. Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat diisikan
ke dalam kapsul cangkang keras jika digunakan absorben seperti MgCO3 atau
silicon dioksida.

2. Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul) merupakan satu kesatuan
berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari
gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai, biasanya lebih
tebal dibandingkan dengan cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan
penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul ini biasanya
mengandung air 6-13 %, umumnya diisi dengan bahan cairan bukan air seperti
PEG, berbobot molekul rendah, dan dapat juga diisi dengan bahan padat atau
serbuk atau zat padat kering. Kapsul cangkang lunak mempunyai bermacam-
macam bentuk dan biasanya dapat dipakai untuk rute oral, vaginal, rectal, atau
topikal.

C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


Keuntungan pemberian dalam bentuk sediaan kapsul :
1. Bentuknya menarik dan praktis.
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan
berbau tidak enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat
diabsorpsi.
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan
atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.

Kerugian pemberian dalam bentuk sediaan kapsul :

1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak
dapat menahan penguapan.
2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
3. Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
4. Tidak bisa untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi-bagi.

D. PERSYARATAN SEDIAAN KAPSUL


Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menurut FI III adalah sebagai berikut :
1. Keseragaman bobot
Untuk kapsul yang berisi bahan padat, ditimbang 20 kapsul sekaligus, kemudian
timbang lagi satu persatu catat bobotnya. Sedangkan untuk kapsul yang berisi
bahan cair atau setengah padat, ditimbang 10 kapsul kemudian timbang lagi satu
persatu.
2. Waktu Hancur
Ditentukan dengan suatu alat yang disebut disintegrator tester. Memenuhi syarat
jika waktu hancurnya tidak lebih dari 15 menit.
3. Uji Disolusi
Dilakukan untuk kapsul gelatin keras.
E. CARA PENGISIAN KAPSUL
Ada tiga cara pengisian kapsul yaitu :
Dengan Tangan
Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa
bantuan alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep dokter.
Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk
mencegah alergi yang mungkin timbul terhadap obat tersebut.
Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
2. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul dan ditutup.

Dengan Alat bukan Mesin.


Alat yang dimaksud adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat. Alat ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian yang
tetap dan bagian yang bergerak.

Dengan Mesin
Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga
keseragaman kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai dari membuka,
mengisi sampai dengan menutup kapsul.

F. WADAH
Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih
mengandung air dengan kadar 10-15 % (FI edisi IV) dan 12-16 % menurut literature
lain. Jika disimpan di tempat yang lembap, kapsul akan menjadi lunak dan
melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul dapat menyerap air dari
udara yang lembap. Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul
akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Oleh karena itu, penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau
ruangan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tidak terlalu lembap atau dingin dan kering.
2. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering (silica gel).
3. Terbuat dari wadah botol-plastik, tertutup rapat yang juga diberi bahan
pengering.
4. Terbuat dari aluminium-foil dalam blister atau strip.

https://www.apotekers.com/2017/01/sediaan-kapsul.html

3. TABLET
A. PENGERTIAN
Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung
satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipen (yang meningkatkan
mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan
disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk
dalam mesin tablet.
Tablet adalah obat bubuk yang didapatkan sehingga membentuk cakram
kecil; beberapa obat dapat mudah dipatahkan pada garis yang telah dicetak; obat
yang lainnya bersalut enterik untuk mencegahnya larut di dalam lambung.
Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot, kekerasan,
ketebalan, sifat disolusi dan disentegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada
penggunaan yang dimaksudkan dan metode pembuatannya. Tablet biasanya
berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks.
(Charles J. P. Siregar & Saleh Wikarsa, 2010 ; Audrey Berman dkk, 2009)

B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN TABLET


KEUNTUNGAN
1. Terdapat salut pelindung
Rasa obat yang pahit atau memuakkan atau tidak menyenangkan dibuat agar
dapat diterima dan bahkan enak dengan menutup keseluruhan tablet atau
granul tablet dengan suatu salut pelindung yang cocok.
2. Kemudahan pemberian dosis yang akurat
Dosis dapat didistribusikan secara seragam dalam keseluruhan tablet untuk
memberi kemudahan dalam pemberian dosis yang akurat apabila tablet
dipotong menjadi 2 bagian atau lebih untuk pemberian pada anak – anak.
3. Tablet tidak mengandung alkohol
Alkohol sering diperlukan untuk meningkatkan kelarutan atau stabilitas bentuk
sediaan lain. Tidak adanya alkohol dalam tablet, biasanya mengurangi biaya
pembuatan dan meningkatkan lingkup pasien yang dapat diberikan sediaan
obat tanpa alkohol.
4. Mudah dibawa
Sifat tablet yang sangat mendasar adalah mudah dibawa, bentuk kompak,
stabilitas yang memadai, ekonomis dibandingkan dengan bentuk sediaan lain,
segera tersedia, mudah diberikan, memastikan kesan psikologis yang baik bagi
penerimaan hampir semua pasien sedunia.

KERUGIAN
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
a. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena
sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
b. Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup
besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna,
atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus
diformulasi sedemikian rupa).
c. Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi,
atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban
udara, memerlukan menkapsulasi sebelum dikempa.Dalam hal ini sediaan
kapsul menjadi lebih baik dari pada tablet.

C. BENTUK – BENTUK SEDIAAN TABLET


1. Bentuk silinder
2. Bentuk kubus
3. Bentuk cakram
4. Bentuk bundar
5. Bentuk batang
6. Bentuk telur/peluru
7. Bentuk pipih/sirkuler
8. Bentuk oval
9. Bentuk cincin
10. Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat panjang, bentuk
hati.

D. MACAM – MACAM SEDIAAN OBAT TABLET


Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan
rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan
Krista yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan
yang diberikan

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :


1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda
c. Tablet Lepas Lambat
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
e. Tablet Salut Gula
f. Tablet Salut Film
g. Tablet Effervesen
h. Tablet Kunyah
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a. Tablet Bukal
b. Tablet Sublingual
c. Tablet Hisap atau Lozenges
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh
a. Tablet Rektal
b. Tablet Vaginal
4. Tablet Kempa untuk Implantasi

Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet
harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah
kehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain


a. Tablet Triturat untuk Dispensing
b. Tablet Hipodermik
c. Tablet Dispending

Berdasarkan Distribusi Obat Dalam Tubuh

1. Bekerja lokal

Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk
pengobatan pada infekldi di vagina.

2. Bekerja sistemik
Yang bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan obat. Yang bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam
satu hari cukup menelan satu tablet.

Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut


a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet)
c. Tablet salut kempa
d. Tablet salut enterik (enteric-coated tablet)/tablet lepas tunda
e. Tablet lepas lambat (sustained-release tablet)/tablet dengan efek diperpanjang
https://www.scribd.com/document/224062923/Tablet

3. SIRUP
A. PENGERTIAN
Sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi,
namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal.
Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara
gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang
melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering
digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat
terlarut selain gula. Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup
dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering digunakan pada
dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Sirup)

Sirup adalah obat berbahan gula. Hidari mengocok sirup untuk mencegah
pembetukan busa yang akan menghambat akurasi dosis.

(Bennita W. Vaughans.2013)

B. PENGGOLONGAN SIRUP

Berdasarkan fungsinya, sirop dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Medicated Syrup (sirup obat) merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih
bahan obat. Sirup obat berupa preparat yang sudah distandarisasi, dapat
diberikan berupa obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain. Contoh
sirup obat antara lain:
a. Sirup sebagai ekspektorans:
1) Sirup Thymi.
2) Sirup Thymi et Serpylli = Sirup Thymi Compositus.

3) Sirup Althae.
b. Sirup sebagai antitusif:
Sirup Codeini, mengandung 2 mg Codein/ml sirup.

c. Sirup sebagai anthelmintik:


Sirup Piperazini, mengandung 1 g Piperazine dalam bentuk
hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirup.
d. Sirup sebagai antibiotik
1) Sirup Kanamycin, mengandung 50 mg/ml.
2) Sirup Chloramphenicol, umumnya mengandung 25 mg/ml.

3) Sirup Ampicillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.


4) Sirup Amoxycillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.

5) Sirup Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.


e. “Dry Syrup” atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa, harus
dilarutkan dalam jumlah air tertentu sebelum dipergunakan. Keuntungan
sirup kering dari pada sirup cairan, biasanya sirup kering dapat tahan
disimpan lebih lama. Contohnya Ampicillin trihydrate “dry syrup”, ekivalen
dengan 25 mg/ml sirup cairan kalau sudah dilarutkan dalam jumlah air yang
ditentukan.

2. Flavored Syrup (sirup korigen/pembawa), biasanya tidak digunakan untuk tujuan


medis, namun mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa yang enak dan
digunakan sebagai larutan pembawa atau pemberi rasa pada berbagai sediaan
farmasi lainnya, misalnya sebagai penutup rasa pahit pada Vitamin B Kompleks
yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Sirup golongan ini, mengandung
berbagai bahan tambahan, misalnya bahan antioksidan (antioxidant agent),
pengawet (preservative agent), pewarna (coloring agent), pemberi rasa
(flavoring agent), dan bahan pelarut (diluting agent). Sirup ini, ditambahkan
sebagai korigens rasa untuk obat minum, cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk
tiap 100 ml larutan obat. Sirup yang sering dipakai sebagai korigens-rasa, yaitu:
a. Sirup Simpleks, mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
b. Sirup Aurantii, terutama untuk bahan obat yang rasanya pahit.
c. Sirup Rubi Idaei, terutama untuk bahan obat yang rasanya asam.

(https://www.scribd.com/document/281346075/Sediaan-Farmasi-Sirup)

(http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-sirup.html)
C. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN SEDIAAN SIRUP
1. Keuntungan
a. Merupakan campuran yang homogeny.
b. Dosis dapat diubah ubah dalam pembuatan.
c. Obat lebih mudah diabsorbsi.
d. Mempunyai rasa manis.
e. Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya Tarik untuk
anak.
f. Membantu pasien yang tidak dapat menelan obat tablet.
2. Kerugian
a. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
b. Volume dan bentuk larutan lebih besar dan ada yang sukar ditutupi rasa dan
baunya.

https://www.scribd.com/document/365378220/Keuntungan-dan-kerugian-
sediaan-sirup-docx

D. PERSYARATAN SEDIAAN SIRUP

Kadar sukrosa dalam sirup tidak kurang dari 64% dan tidak lebih 66%
kecuali dinyatakan lain (Anonim,1979). Kandungan sukrosa yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia terletak antara 50% sampai 65% akan tetapi umumnya antara
60% sampai 65% (Voigt,1984).

http://eprints.ums.ac.id/12664/2/BAB_1.pdf
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Charles J. P. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar – Dasar


Praktis. Jakarta : EGC.
Breman, Audrey dkk. 2009. BUKU AJAR PRAKTIR KEPERAWATAN KLINIS Edisi
5. Jakarta : EGC.
Priyanto L. Batubara. 2008. Farmakologi Dasar. Depok : LESKONFI
Bennita W. Vaughans.2013. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing

https://www.apotekers.com/2017/01/sediaan-kapsul.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sirup

https://www.scribd.com/document/281346075/Sediaan-Farmasi-Sirup

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-sirup.html

http://eprints.ums.ac.id/12664/2/BAB_1.pdf

https://www.slideshare.net/mobile/eti_nurfazar/keuntungan-kerugian-sediaan-farmasi

http://www.mipa-farmasi.com/2017/07/sediaan-serbuk-html?m=1

https://www.scribd.com/document/365378220/Keuntungan-dan-kerugian-sediaan-sirup-
docx

https://www.scribd.com/document/224062923/Tablet

Anda mungkin juga menyukai