PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi material telah melahirkan suatu material jenis baru yang
dibangun secara bertumpuk dari beberapa lapisan. Material ini lah yang disebut material
komposit.
Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk
mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap komponen penyusunnya. Pada
dasarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai campuran makroskopik dari serat dan
matriks.
Serat merupakan material yang (umumnya) jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi
memberikan kekuatan tarik. Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek
lingkungan dan kerusakan akibat benturan.
1. material sebagai matriks Bahan yang menjadi penguat biasanya material dengan karakter
ulet
2. material sebagai penguat, umumnya material berbentuk serat atau laminat dengan
karakter kaku dan tangguh.
SIFAT-SIFAT
2.Komposit Sandwich : bahan penguat berbentuk lapisan planar yang ditumpuk dengan
susunan tertentu sehingga menghasilkan efek material yang kaku dan tangguh.
3.Komposit Flake : Material penguat berbentuk flake (serpihan), contohnya adalah ban
kendaraan , dengan bahan penguat Black Carbon dan matriks karet alam yang telah
divulkanisasi.
APLIKASI
Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya akan
menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit.
Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor,
propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.
Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, jaket anti peluru, struktur kapal dan
industri migas dan masih banyak lagi..
POLIMER
PENDAHULUAN
Bahan dengan berat molekul yang besar itu disebut polimer, mempunyai struktur dan
sifat – sifat yang rumit disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan senyawa yang berat atomnya rendah.
Umumnya suatu polimer dibangun oleh satuan struktur tersusun secara berulang diikat
oleh gaya tarik – menarik yang kuat yang diseut dengan ikatan kovalen.
SIFAT – SIFAT
Bahan ini mempunyai sifat yang baik dalam ketahanan terhadap panas, air, minyak, dan
bahan kimia dan abrasi, dan sukar terdegradasi dengan meningkatnya temperature. Sering
dipakai dalam pembuatan spons, saringan untuk makanan, kosmetik, bantal, kotak alat-alat
listrik, dan lain-lain.
1. polietilen.
Pada umumnya mempunyai ketahanan impact dan tahan kimia ( fleksibel) dan dapat
dimanfaatkan sebagai wadah, botol-botol, film,pipa,dll.
2. Polipropilen.
Hampir sama dengan polietilen, dan banyak juga digunakan sebagai bahan produksi
peralatan meja makan, keranjang,dll.
3. polistiren.
Karena bahan ini memiliki kekuatan impact yang tinggi bahan ini banyak digunakan
dalam pembuatan radio, TV, kulkas, dan peralatan listrik lainnya.
KERAMIK
PENDAHULUAN
Keramik adalah bahan padat anorganik yang bukan logam, senyawa antara logam dan
non logam. Dimasa lalu keramik umumnya dibuat dari bahan baku alam. Karena
terbatasnya kemampuan pengendalian komposisi kimia dan struktur mikronya.
SIFAT-SIFAT`
1. sifat mekanik
2. sifat thermal
memiliki titik cair, kapasitas kalor, pemuaian thermal, hantaran thermal, dll.
ditentukan oleh kelakuan electron yang dimiliki atom dan ion yang membentuk bahan.
APLIKASI
Keramik cina, porselen, gelas, refaktori, industri mekanika, alat pendiagnosa kelainan jantung,
TV kendali jauh, corong suara dll.
LOGAM
PENDAHULUAN
Logam terdiri dari logam ferro dan logam non ferro atau logam bukan besi. Umumnya
terdiri dari logam murni dan juga logam campuran,pada umumnya logam campuranlebih kuat
dibandingkan dengan logam yang bersifat murni, hal ini dikarenakan pada proses produksinya
logam ini dicampur atau digabungkan dengan unsure-unsur lainnya yang memiliki keistimewaan
tersendiri
SIFAT – SIFAT
berat
mengkilap, karena adanya pergerakan atom yang terus menerus pada setiap kulit.
Kuat.
Mudah dibentuk.
APLIKASI
Disemua aspek kehidupan material logam lebih banyak digunakan. Terutama pada bidang
industri seperti pabrik pesawat terbang, kontsruksi besi dan baja dan lain-lain.
Nano material
Material nano sebenarnya bukan hal yang baru. Beberapa oksida, logam, keramik dan zat
lainnya dengan penyiapan tertentu dapat memiliki ukuran dalam skala nano. Contoh
material nano yang sudah ada cukup lama adalah karbon hitam yang digunakan pada ban
mobil untuk meningkatkan daya tahan ban dan memberikan warna hitam, serta uap silika
yang menjadi salah satu komponen karet silikon. Namun, material-material tersebut baru
diketahui memiliki dimensi nano setelah ditemukan teknik analisis secara mikroskopis
yang lebih maju. Sifat material nano yang khusus disebabkan oleh besarnya perbandingan
luas permukaan terhadap volume material nano dibandingkan dengan material biasa
sehingga semakin banyak atom yang berada di permukaan pada butiran material nano.
Karakteristik ini mempengaruhi sifat fisik dan kimia material tersebut. Dengan mengubah
ukuran suatu material menjadi berskala nano, akan didapatkan sifat fisik atau kimia yang
berbeda dengan sifat material sebelumnya. Contoh sifat-sifat khusus dari material nano
dapat ditemukan pada zirkonia skala nano yang bersifat superplastis (mampu mengalami
deformasi sampai 300%) dan material komposit skala nano yang memiliki kekerasan
hampir sama dengan intan.
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia
Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai sebuah
pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang
apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara
lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur
sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai
karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan hancurnya sarana,
prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititik beratkan hanya pada
kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor terbentuknya ruang juga ditunjang
faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai berkembang konsep “free plan”, atau “universal
plan”, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat
diatur fleksibel dan dapat digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu
ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.
Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan mulai
Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada bangunan
bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur beton dan
baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar dan
menerus.
Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen dianggap
sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan
daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga
bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international style). Pada bulan
September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux
d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari
suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan
zaman mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern serta
mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasyarakatan) yg secara
keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur
modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan
(Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut:
2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa
ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
Ø Louis Sullivan.
Ø Le Corbusier
Ø Walter Gropius
2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa, Amerika dan
Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah, corak
tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode hubungan ruang,
bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan
spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya
International Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh
tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan bahan-bahan
local / setempat.
Ø Alvar Aalto
Ø Arne Jacobsen
Ø Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh pemikiran
Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.
Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan rumah tinggal,
menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan gedung-gedung
menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang tersebut perlu
dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara lain dengan fabrikasi
komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri .
Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan
dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan
perlu ditolak.
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat
dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan
sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di sebut mass production
(produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam
membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya
pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini
melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat Internasional.
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun
1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara lain:
1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu,
nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan
adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong
kosong.
4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-
bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali
geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya
arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman mengambil yang
paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian dari sesuatu yang baru.
Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil
penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan
lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini
dapat dibagi atas:
Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur utama pada
umumnya beton serta struktur atap baja.
Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama
dengan dinding kaca sebagai penutup.
1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan
geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena
dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya :
lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi
).
Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perancangan tidak hanya
mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan keadaan
lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri (misalnya : iklim).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini terlihat dari
penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak. Yang
penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan akan
dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini bentuknya lebih plastis
dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).
3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari
permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa bentuknya dan
berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali langgam-
langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).
Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan pandangan-
pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul dua aliran yang menonjol
di Eropa dan Amerika yaitu:
1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le Corbusier
pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat dengan gaya seperti ini,
yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti beton expose, batu bata kasar dan
bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan
etika dari pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan terpisah serta
dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah dikembangkan ketika
bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan merupakan faktor yang menentukan,
tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul
Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).
Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical excellence,
kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal. (Paul Rudolph).
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan mempunyai ciri
sebagai berikut:
Ø Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal
mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
Ø Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang
terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.
Ø Konstruksi diperlihatkan.
Ø Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel -
tempel.
Ø Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
Ø Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder,
dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.
· Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan.
· Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.
· Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya, ketepatan
penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.
· Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang, facde
dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.
· Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi merupakan
alat yang penting dalam ekspresi artistik.
Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya
masih eksis.
Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama. Koreksi
terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap
dipakai.
merupakan pengulangan periode 1890-1930.
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan
Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.
Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur Modern dipermalukan
karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya Gerakan Internasional Mahasiswa
di berbagai negara dengan tujuan secara umum yang sama yaitu menuntut kebebasan karena
sebelum masa pemberontakan tersebut pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolah-
sekolah secara politik dikuasai pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa ini kemandirian
mahasiswa dihargai. Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan
munculnya demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern bisanya cuma
merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu sendiri merupakan aliran Modern karena
pada dasarnya hanya mengolah segi bahan , tampak dan struktur bangunan,sedangkan Post
Modern sautu mutasi karena mencoba memasukkan kembali nilai-nilai sejarah dan tradisional
dalam arsitektur ,suatu hal yang sebelumnya sangat ditentang Modernisme.
Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks pertumbuhannya dan
sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan dramatis arsitektur Modern dan
Internasional Style . Reaksi lain yang timbul adalah slogan ‘ Less is More ‘ diubah menjadi ‘ Less
is Bore ‘ oleh Venturi . Istilah Post Modern pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan
dalam konteks Arsitektur . Kemudian dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph
Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian Geoffrey Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk
menggambarkan suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam peradaban yang
saling berdampingan satu dengan yang lainnya .
Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitektur modern, maka
timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post modern ini muncul dalam tiga
versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna
modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi
yang terjadi.
Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian arsitekturpost
modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–ciri sebagai berikut:
1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk memberikan
arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern, ideological adalah konsep
yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan
sistematis.
c) Semiotic form
Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk–bentuk yang tercipta menyiratkan
makna atau tujuan atau maksud.
e) Artist or client
Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum (extern)
Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami secara umum.
g) Piecemal
Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–sub saja atau tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar
seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–lain.
2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan sebagainya) yang
khusus. Pengertian gaya – gaya dalam arsitektur post modern adalah suatu pemahaman bentuk,
cara, rupa dan sebagainya yang khusus mengenai arsitektur post modern:
b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–ciri post modern yang
mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan perancangan yang bersifat kompleks.
Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.
c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–ruang yang tercipta akibat kejutan,
misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan lain–lain.
e) Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi secara kontinu untuk
menciptakan unity.
f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup
dan kaya ornamen.
j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang diterapkan pada desain
bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi bangunan.
k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap rancangan yang
menegaskan ciri-ciri bangunan.
l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak untuk lebih
menikmatinya.
3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain dalam Arsitektur
Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang mendasari Arsitektur Post Modern.
a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas yang berkaitan
dengan suatu lingkungan urban.
b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan dalam
perancangan.
f) Street Building.
g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi masih unity dalam
fungsi.