Anda di halaman 1dari 15

MATERIAL MODERN

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi material telah melahirkan suatu material jenis baru yang
dibangun secara bertumpuk dari beberapa lapisan. Material ini lah yang disebut material
komposit.

Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk
mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap komponen penyusunnya. Pada
dasarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai campuran makroskopik dari serat dan
matriks.

Serat merupakan material yang (umumnya) jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi
memberikan kekuatan tarik. Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek
lingkungan dan kerusakan akibat benturan.

Material komposit terdiri atas :

1. material sebagai matriks Bahan yang menjadi penguat biasanya material dengan karakter
ulet
2. material sebagai penguat, umumnya material berbentuk serat atau laminat dengan
karakter kaku dan tangguh.

SIFAT-SIFAT

1. memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability)


2. tahanan lelah (fatigue resistance) yang baik
3. tahan korosi
4. dan memiliki kekuatan jenis (rasio kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi.
5. ringan.
6. kuat.
7. kokoh.
JENIS KOMPOSIT

1.Komposit serat : Komposit dengan material penguat berbentuk serat umumnya


digunakan serat gelas atau serat karbon. Sejak tahun 90-an akhir mulai berkembang
penggunaan serat alam sebagai material penguat dalam komposit. Umumnya serat
disusun dengan satu arah atau dibentuk sebagai suatu tenunan. Matriks penguat
umumnya polimer atau karbon. Jenis komposit ini cukup meluas pengunaannya dalam
banyak bidang.

2.Komposit Sandwich : bahan penguat berbentuk lapisan planar yang ditumpuk dengan
susunan tertentu sehingga menghasilkan efek material yang kaku dan tangguh.

3.Komposit Flake : Material penguat berbentuk flake (serpihan), contohnya adalah ban
kendaraan , dengan bahan penguat Black Carbon dan matriks karet alam yang telah
divulkanisasi.

APLIKASI

Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya akan
menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit.

Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor,
propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.

Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, jaket anti peluru, struktur kapal dan
industri migas dan masih banyak lagi..

POLIMER

PENDAHULUAN
Bahan dengan berat molekul yang besar itu disebut polimer, mempunyai struktur dan
sifat – sifat yang rumit disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan senyawa yang berat atomnya rendah.

Umumnya suatu polimer dibangun oleh satuan struktur tersusun secara berulang diikat
oleh gaya tarik – menarik yang kuat yang diseut dengan ikatan kovalen.

SIFAT – SIFAT

 mampu cetak dengan baik.


 Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat.
 Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik.
 Mempunyai ketahanan air dan zat kimia yang baik.
 Umumnya lebih murah.
 Beberapa bahan tahan abrasi, atau mempunyai koefisien gesek yang kecil.
 Mudah termuati listrik secara elektrostatik.
 Kurang tahan terhadap pelarut.
 Kekerasan permukaan sangat kurang.
 Kurang tahan panas.

APLIKASI DAN JENIS

Bahan ini mempunyai sifat yang baik dalam ketahanan terhadap panas, air, minyak, dan
bahan kimia dan abrasi, dan sukar terdegradasi dengan meningkatnya temperature. Sering
dipakai dalam pembuatan spons, saringan untuk makanan, kosmetik, bantal, kotak alat-alat
listrik, dan lain-lain.

1. polietilen.

Pada umumnya mempunyai ketahanan impact dan tahan kimia ( fleksibel) dan dapat
dimanfaatkan sebagai wadah, botol-botol, film,pipa,dll.

2. Polipropilen.
Hampir sama dengan polietilen, dan banyak juga digunakan sebagai bahan produksi
peralatan meja makan, keranjang,dll.

3. polistiren.

Karena bahan ini memiliki kekuatan impact yang tinggi bahan ini banyak digunakan
dalam pembuatan radio, TV, kulkas, dan peralatan listrik lainnya.

KERAMIK

PENDAHULUAN

Keramik adalah bahan padat anorganik yang bukan logam, senyawa antara logam dan
non logam. Dimasa lalu keramik umumnya dibuat dari bahan baku alam. Karena
terbatasnya kemampuan pengendalian komposisi kimia dan struktur mikronya.

SIFAT-SIFAT`

1. sifat mekanik

keramik memiliki kekerasan,kekuatan,dan kestabilan pada temperature tinggi.

2. sifat thermal

memiliki titik cair, kapasitas kalor, pemuaian thermal, hantaran thermal, dll.

3. sifat listrik dan magnet

ditentukan oleh kelakuan electron yang dimiliki atom dan ion yang membentuk bahan.
APLIKASI

Keramik cina, porselen, gelas, refaktori, industri mekanika, alat pendiagnosa kelainan jantung,
TV kendali jauh, corong suara dll.

LOGAM

PENDAHULUAN

Logam terdiri dari logam ferro dan logam non ferro atau logam bukan besi. Umumnya
terdiri dari logam murni dan juga logam campuran,pada umumnya logam campuranlebih kuat
dibandingkan dengan logam yang bersifat murni, hal ini dikarenakan pada proses produksinya
logam ini dicampur atau digabungkan dengan unsure-unsur lainnya yang memiliki keistimewaan
tersendiri

SIFAT – SIFAT

 berat

 mengkilap, karena adanya pergerakan atom yang terus menerus pada setiap kulit.

 Kuat.

 Mudah dibentuk.

 Memiliki titik lebur yang rendah.

 Penghantar panas dan listrik yang baik.

APLIKASI

Disemua aspek kehidupan material logam lebih banyak digunakan. Terutama pada bidang
industri seperti pabrik pesawat terbang, kontsruksi besi dan baja dan lain-lain.

Smart Materials (SM)


adalah material yang mempunyai sifat-sifat yang secara signifikan berubah jika ada
stimulan dari luar seperti tekanan, suhu, pH, kelembaban, medan listrik atau magnet.
Material ini mempunyai kapasitas intrinsik dan ekstrinsik yaitu memiliki kemampuan
menanggapi perubahan stimulan dan lingkungan dan mengaktifkan fungsinya sesuai
dengan perubahan itu. Stimulan dapat berasal dari dalam maupun dari luar.

Nano material

Material nano sebenarnya bukan hal yang baru. Beberapa oksida, logam, keramik dan zat
lainnya dengan penyiapan tertentu dapat memiliki ukuran dalam skala nano. Contoh
material nano yang sudah ada cukup lama adalah karbon hitam yang digunakan pada ban
mobil untuk meningkatkan daya tahan ban dan memberikan warna hitam, serta uap silika
yang menjadi salah satu komponen karet silikon. Namun, material-material tersebut baru
diketahui memiliki dimensi nano setelah ditemukan teknik analisis secara mikroskopis
yang lebih maju. Sifat material nano yang khusus disebabkan oleh besarnya perbandingan
luas permukaan terhadap volume material nano dibandingkan dengan material biasa
sehingga semakin banyak atom yang berada di permukaan pada butiran material nano.
Karakteristik ini mempengaruhi sifat fisik dan kimia material tersebut. Dengan mengubah
ukuran suatu material menjadi berskala nano, akan didapatkan sifat fisik atau kimia yang
berbeda dengan sifat material sebelumnya. Contoh sifat-sifat khusus dari material nano
dapat ditemukan pada zirkonia skala nano yang bersifat superplastis (mampu mengalami
deformasi sampai 300%) dan material komposit skala nano yang memiliki kekerasan
hampir sama dengan intan.

Perkembangan Arsitektur Modern


Revolusi industri telah membawa perubahan radikal terhadap perkembangan kota, teknologi
struktur dan material bangunan. Pada saat yang sama gaya arsitektur hanya berputar pada
poros yang sama (revivalisme) begitu pula banyak hal yang menarik untuk kita simak bagaimana
perkembangan Arstektur modern, Dimulai pada masa Pencerahan, penekanan pada aspek
humaniora dan individualitas menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang
baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek - arsitek individual (sekaligus
general) - Michaelangelo , Brunelleschi , Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai
berikut penjelasan mengenai perkembangan Arsitektur modern mudah-mudahan bisa
memberikan sedikit pencerahan bagi Anda yang membutuhkannya.

1. PERIODE I (1900 – 1929)

Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia
Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai sebuah
pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang
apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara
lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur
sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai
karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.

Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan hancurnya sarana,
prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititik beratkan hanya pada
kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor terbentuknya ruang juga ditunjang
faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai berkembang konsep “free plan”, atau “universal
plan”, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat
diatur fleksibel dan dapat digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu
ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.

Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan mulai
Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada bangunan
bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur beton dan
baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar dan
menerus.

Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen dianggap
sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan
daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga
bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international style). Pada bulan
September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux
d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari
suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan
zaman mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern serta
mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasyarakatan) yg secara
keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur
modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan
(Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut:

1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.

2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa
ornamen).

3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.

4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.

Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:

Ø Louis Sullivan.

Ø Frank Lloyd Wright

Ø Le Corbusier
Ø Walter Gropius

Ø Ludwig Mies van de Rohe

2. PERIODE II (1930-1939).

Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa, Amerika dan
Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah, corak
tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode hubungan ruang,
bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan
spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya
International Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh
tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan bahan-bahan
local / setempat.

Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan teknologi,


industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan tidak
mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal dan seni dari arsitektur modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan perencanaan
yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya gagalnya
perancangan dapat dihindari, namun demikian karya seperti ini masih banyak dikritik dan
disalah artikan.

Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:

Ø Alvar Aalto

Ø Arne Jacobsen

Ø Oscar Niemeyer.

Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh pemikiran
Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.

3. PERIODE III (1945 – 1958)

Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan rumah tinggal,
menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan gedung-gedung
menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang tersebut perlu
dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara lain dengan fabrikasi
komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri .
Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan
dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan
perlu ditolak.

Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat
dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan
sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di sebut mass production
(produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam
membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya
pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini
melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat Internasional.

b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun
1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara lain:

1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu,
nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.

2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan
adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong
kosong.

3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan


bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.

4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-
bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali
geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya
arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)

5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak


menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap
merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah
neoklasik/pramodern.

6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh: diterapkannya


open plan, yang berarti anti privacy.

Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman mengambil yang
paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian dari sesuatu yang baru.
Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil
penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan
lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini
dapat dibagi atas:

Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur utama pada
umumnya beton serta struktur atap baja.

Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama
dengan dinding kaca sebagai penutup.

Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi, sistem


pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat kenasionalan.

Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:

1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan
geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena
dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya :
lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi
).

2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang


(ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-
bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca
juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).

4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).

Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perancangan tidak hanya
mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan keadaan
lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri (misalnya : iklim).

Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini terlihat dari
penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak. Yang
penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:

v Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).

v Dilihat dari metode produksi (efisiensi).

Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:

1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.

2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.

3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).

4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.

Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):

1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha mencapai


efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis bangunan. ( tokohnya :
Mies-van de Rohe).

2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan akan
dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini bentuknya lebih plastis
dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).

3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari
permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa bentuknya dan
berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).

4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan lingkungan ke


dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright).

5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali langgam-
langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).

5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).

Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan pandangan-
pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul dua aliran yang menonjol
di Eropa dan Amerika yaitu:

1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le Corbusier
pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat dengan gaya seperti ini,
yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti beton expose, batu bata kasar dan
bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:

Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan
etika dari pada estetika.

Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.

Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan terpisah serta
dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah dikembangkan ketika
bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan merupakan faktor yang menentukan,
tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul
Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).

2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih menonjolkan


bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan dari arsitek, fungsi
dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan fungsinya. Slogan “Form follows function”
dirubah menjadi “Form evokes function” (bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah
merupakan titik tolak perancangan. Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:

Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical excellence,
kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal. (Paul Rudolph).

Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang tujuannya untuk


mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah dan penyusunan ruangnya
sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak, namun
perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan oleh penekanan
permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya sama, yaitu ingin menciptakan
arsitektur yang efisien.

Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan mempunyai ciri
sebagai berikut:

Ø Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.

Ø Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal
mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.

Ø Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang
terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.

Ø Konstruksi diperlihatkan.

Ø Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel -
tempel.

Ø Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.

Ø Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder,
dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.

Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:

· Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan.

· Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.

· Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya, ketepatan
penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.

· Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang, facde
dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.

· Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi merupakan
alat yang penting dalam ekspresi artistik.

3.1.2 Periode Sejarah Arsitektur Postmodern

Pengertian Arsitektur postmodern :

Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya
masih eksis.
Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama. Koreksi
terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap
dipakai.
merupakan pengulangan periode 1890-1930.
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan
Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur Modern dipermalukan
karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya Gerakan Internasional Mahasiswa
di berbagai negara dengan tujuan secara umum yang sama yaitu menuntut kebebasan karena
sebelum masa pemberontakan tersebut pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolah-
sekolah secara politik dikuasai pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa ini kemandirian
mahasiswa dihargai. Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan
munculnya demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern bisanya cuma
merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu sendiri merupakan aliran Modern karena
pada dasarnya hanya mengolah segi bahan , tampak dan struktur bangunan,sedangkan Post
Modern sautu mutasi karena mencoba memasukkan kembali nilai-nilai sejarah dan tradisional
dalam arsitektur ,suatu hal yang sebelumnya sangat ditentang Modernisme.

Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks pertumbuhannya dan
sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan dramatis arsitektur Modern dan
Internasional Style . Reaksi lain yang timbul adalah slogan ‘ Less is More ‘ diubah menjadi ‘ Less
is Bore ‘ oleh Venturi . Istilah Post Modern pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan
dalam konteks Arsitektur . Kemudian dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph
Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian Geoffrey Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk
menggambarkan suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam peradaban yang
saling berdampingan satu dengan yang lainnya .

Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitektur modern, maka
timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post modern ini muncul dalam tiga
versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna
modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi
yang terjadi.

Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian arsitekturpost
modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–ciri sebagai berikut:

1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk memberikan
arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern, ideological adalah konsep
yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan
sistematis.

a) Double coding of Style


Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu :
Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
b) Popular and pluralist
Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu, tetapi memiliki
fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gagasan tunggal.

c) Semiotic form
Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk–bentuk yang tercipta menyiratkan
makna atau tujuan atau maksud.

d) Tradition and choice


Merupakan hal–hal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuaikan dengan maksud
atau tujuan perancang.

e) Artist or client
Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum (extern)
Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami secara umum.

f) Elitist and participative


Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis seperti dalam arsitektur
modern.

g) Piecemal
Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–sub saja atau tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar
seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–lain.

h) Architect, as representative and activist


Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif berperan serta dalam
perancangan.

2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan sebagainya) yang
khusus. Pengertian gaya – gaya dalam arsitektur post modern adalah suatu pemahaman bentuk,
cara, rupa dan sebagainya yang khusus mengenai arsitektur post modern:

a) Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsur–unsur modern dengan:


Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial, dan contextual.

b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–ciri post modern yang
mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan perancangan yang bersifat kompleks.
Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.

c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–ruang yang tercipta akibat kejutan,
misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan lain–lain.

d) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional dan


bentuk-bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap artiinya.

e) Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi secara kontinu untuk
menciptakan unity.
f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.

g) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and semaic


appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan fungsi yang tidak mengacaukan
fungsi.

h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup
dan kaya ornamen.

i) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri–ciri yang gamblang sehingga dapat


memperjelas arti dan fungsi.

j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang diterapkan pada desain
bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi bangunan.

k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap rancangan yang
menegaskan ciri-ciri bangunan.

l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak untuk lebih
menikmatinya.

m) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti dan yang


dikehendaki perancang.

3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain dalam Arsitektur
Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang mendasari Arsitektur Post Modern.

a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas yang berkaitan
dengan suatu lingkungan urban.

b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan dalam
perancangan.

c) Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk menonjolkan diri.

d) All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.

e) Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan yang asimetris-dinamis.

f) Street Building.

g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi masih unity dalam
fungsi.

h) Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan


keasimetrisan yang seimbang.

Anda mungkin juga menyukai