Anda di halaman 1dari 4

Uji toksisitas akut merupakan uji untuk menentukan Dosis Lethal (LD50),dimana LD50 didefinisikan

sebagai dosis tunggal suatu zat yang secara statistik diharapkan akan membunuh 50 % hewan
percobaan. Uji toksisitas akut ini dilakukandengan memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak
satu kali selama masapengujian dan diamati dalam jangka waktu minimal 24 jam atau lebih (7-14 hari).
Ujitoksisitas akut dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadidalam waktu
yang singkat setelah pemejanan atau pemberiannya dengan takaran tertentu.Takaran dosis yang
dianjurkan paling tidak empat peringkat dosis, berkisar dari dosisterendah yang tidak atau hampir tidak
mematikan seluruh hewan uji sampai dengan dosistertinggi yang dapat mematikan seluruh atau hampir
seluruh hewan uji. Biasanyapengamatan dilakukan selama 24 jam, kecuali pada kasus tertentu selama 7-
14 hari.Pengamatan tersebut meliputi: gejala-gejala klinis seperti nafsu makan, bobot badan,keadaan
mata dan bulu, tingkah laku, jumlah hewan yang mati, serta histopatologi organ(Loomis, 1978)

Menurut Laurence dan Bennet (1995), dari uji toksisitas akut dapat diperolehgambaran kerugian
yang terjadi akibat peningkatan dosis tunggal dan bagaimanakematian dapat terjadi. Uji
toksisitas akut dapat memberikan gambaran tentang gejala-gejala ketoksikan terhadap fungsi
penting seperti gerak, tingkah laku, dan pernafasanyang dapat menyebabkan kematian. LD50
dapat dihubungkan dengan Efektif Dosis 50(ED50) yaitu dosis yang secara terapeutik efektif
terhadap 50 % dari sekelompok hewanpercobaan. Hubungan tersebut dapat berupa perbandingan
antara LD50 dengan ED50dan disebut Indeks Terapeutik (IT), yaitu perbandingan antara dosis
obat yangmemberikan efek terapi yang samar dengan dosis obat yang menyebabkan efek
toksik yang nyata. Makin besar indeks terapeutik suatu obat makin aman obat tersebut.Faktor-
faktor yang berpengaruh pada LD50 sangat bervariasi antara jenis yang satudengan jenis yang
lain dan antara individu satu dengan individu yang lain dalam satu jenis. Beberapa faktor
tersebut antara lain:
- Spesies, Strain dan Keragaman Individu
Setiap spesies dan strain yang berbeda memiliki sistem metabolisme dandetoksikasi yang
berbeda. Setiap spesies mempunyai perbedaan kemampuanbioaktivasi dan toksikasi suatu zat
(Siswandono dan Bambang, 1995). Semakintinggi tingkat keragaman suatu spesies dapat
menyebabkan perbedaan nilai LD50.Variasi strain hewan percobaan menunjukkan perbedaan
yang nyata dalampengujian LD50 (Lazarovici dan Haya, 2002).
- Perbedaan Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi toksisitas akut yang disebabkan olehpengaruh
langsung dari kelenjar endokrin. Hewan betina mempunyai sistemhormonal yang berbeda
dengan hewan jantan sehingga menyebabkan perbedaan kepekaan terhadap suatu toksikan
(Lazarovici dan Haya, 2002). Hewan jantandan betina yang sama dari strain dan spesies yang
sama biasanya bereaksiterhadap toksikan dengan cara yang sama, tetapi ada perbedaan
kuantitatif yangmenonjol dalam kerentanan terutama pada tikus (Lu, 1995).

- Umur
Hewan-hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadapobat karena
enzim untuk biotransformasi masih kurang dan fungsi ginjal belumsempurna (Ganong,
2003). Perbedaan aktivitas biotransformasi akibat suatu zatmenyebabkan perbedaan
reaksi dalam metabolisme (Mutschler, 1991).Sedangkan pada hewan tua kepekaan individu
meningkat karena fungsibiotransformasi dan ekskresi sudah menurun.
- Berat Badan
Penentuan dosis dalam pengujian toksisitas akut dapat didasarkan pada beratbadan. Pada
spesies yang sama, berat badan yang berbeda dapat memberikan nilaiLD50 yang berbeda
pula. Semakin besar berat badan maka jumlah dosis yangdiberikan semakin besar (Mutschler,
1991).
- Cara Pemberian
Lethal dosis dipengaruhi pula oleh cara pemberian. Pemberian obat melalui suatucara yang
berbeda pada spesies yang sama akan memberikan hasil yang berbeda.Menurut Siswandono dan
Bambang (1995), pemberian obat peroral tidak langsung didistribusikan ke seluruh tubuh.
Pemberian obat atau toksikan peroraldidistribusikan ke seluruh tubuh setelah terjadi
penyerapan di saluran cernasehingga mempengaruhi kecepatan metabolisme suatu zat di
dalam tubuh(Mutschler, 1991).
- Faktor LingkunganBeberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi toksisitas akut antara
laintemperatur, kelembaban, iklim, perbedaan siang dan malam. Perbedaantemperatur
suatu tempat akan mempengaruhi keadaan fisiologis suatu hewan.
- Kesehatan hewan
Status hewan dapat memberikan respon yang berbeda terhadap suatu toksikan.Kesehatan
hewan sangat dipengaruhi oleh kondisi hewan dan lingkungan. Hewanyang tidak sehat
dapat memberikan nilai LD50 yang berbeda dibandingkandengan nilai LD50 yang
didapatkan dari hewan sehat (Siswandono dan Bambang,1995).
- Diet
Komposisi makanan hewan percobaan dapat mempengaruhi nilai LD50.Komposisi makanan
akan mempengaruhi status kesehatan hewan percobaan.Defisiensi zat makanan tertentu dapat
mempengaruhi nilai LD50

TUJUAN DAN SASARAN UJI TOKSISITAS AKUT

Tujuan dilakukannya uji toksisitas akut adalah untuk menentukan potensi ketoksikan akut dari suatu
senyawa dan untuk menentukan gejala yang timbul pada hewan coba,

TATA CARA PELAKSANAAN UJI TOKSISITAS AKUTDalam tata cara pelaksanaan uji
toksisitas akut, terdapat beberapa indikatoryang diamati, yaitu :

- Pemilihan Spesies Hewan


Pada dasarnya tidak ada satu hewan pun yang sempurna untuk uji toksisitas akutyang
nantinya akan digunakan oleh manusia. Walaupun tidak ada aturan tetap yangmengatur
pemilihan spesies hewan coba, yang lazim digunakan pada uji toksisitasakut adalah tikus,
mencit, marmut, kelinci, babi, anjing, monyet. Pada awalnya,pertimbangan dalam
memilih hewan coba hanya berdasarkan avaibilitas, harga, dankemudahan dalam
perawatan. Namun, seiring perkembangan zaman tipemetabolisme, farmakokinetik, dan
perbandingan catatan atau sejarah avaibilitas jugaikut dipertimbangkan. Hewan yang
paling sering dipakai adalah mencit denganmempertimbangkan faktor ukuran,
kemudahan perawatan, harga, dan hasil yangcukup konsisten dan relevan.Secara umum,
dalam penentuan LD50 digunakan tikus dan mencit. Hewan inidipilih karena murah,
mudah didapat, dan mudah ditangani. Selain itu, terdapatbanyak data toksikologi tentang
jenis hewan ini, suatu fakta yang mempermudahperbandingan toksisitas zat-zat
kimia.Kadang kala, dipakai spesies yang bukan tikus. Hal ini, terutama dilakukan
bilaLD50 pada tikus dan mencit sangatlah berbeda, atau bila pola maupun
lajubitransformasi pada manusia sangat berbeda dari tikus atau mencit. Penentuan
LD50sebaiknya dilakukan pada kedua jenis kelamin, juga pada hewan dewasa dan yangmasih muda,
karena kerentanannya mungkin berbeda.

- Perlakuan Hewan Percobaan


Hewan coba dikarantina terlebih dahulu selama 7– 14 hari. pengkarantinaan inibertujuan
untuk menghilangkan stres akibat transportasi. Serta untuk mengkondisikan hewan dengan
suasana lab. Pada waktu pengkarantinaan,temperatur dan kelembaban harus diperhatikan.
Temperatur yang cocok untuk karantina adalah temperatur kamar serta kelembapan yang
sesuai antara 40– 60%.Pemberian senyawa pada hewan coba (mencit) memiliki dosis
maksimum yaitu5000mg/KgBB15 dan juga mempunyai batas maksimum volume cairan
yang bolehdiberikan pada hewan uji. Dosis yang diberikan dapat diperhitungkan
denganbeberapa cara, yaitu:

1.Berdasarkan ED50 senyawa uji dari hasil uji farmakologi dengan hewan ujidengan jalur pemberian
yang sama.
2.Berdasarkan harga LD50 senyawa uji pada hewan uji yang sama (5–10% LD50intra vena)
3.Berdasarkan kelipatan dosis yang disarankan untuk digunakan pada manusia.
4.Berdasarkan tabel konversi perhitungan dosis anta-jenis hewan, berdasarkannisbah (ratio luas
permukaan badan mereka).

1. Uji Toksisitas Akut


uji toksisitas akut adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
LD50 dan dosis m a k s i m a l y a n g m a s i h
d a p a t d i t o l e r a n s i h e w a n u j i
( m e n g g u n a k a n 2 spesies hewan uji). pemberian obat
dalam dosis tunggal dan diberikan melalui 2 rute pemerian (misalnya oral dan
intravena). hasil uji LD50 dan dosisnya akan ditransformasi (dikonversi) pada manusia.

2. Uji Toksisitas Sub Akut


Uji toksisitas sub akut adalah pengujian untuk menentukan organ sasaran tempat kerja dari
obattersebut, pengujian selama 1 -3bulan, menggunakan 2 spesies hewan uji,
menggunakan : dosis yang berbeda.
3. Uji Toksisitas Kronik

uji toksisitas kronik pada tujuannya sama dengan uji toksisitas sub akut, tapi
pengujian inidilakukan selama 6 bulan pada hewan rodent (pengerat) dan non*rodent (bukan
hewan pengerat).uji ini dilakukan apabila obat itu nantinya diproyeksikan akan
digunakan dalam jangka waktu yang ckup panjang.

Anda mungkin juga menyukai