Anda di halaman 1dari 9

KIMIA FARMASI KUALITATIF

UJI DAGING AYAM MENTAH BERBALUT OBAT KOMPRES


LUKA DENGAN MENGGUNAKAN SODA API/ NAOH

OLEH :
Nursinta Al Basit
(1501089)

DOSEN PEMBIMBING :
Mustika Furi, M.Si., Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Untuk memenuhi energi yang kita perlukan setiap harinya, maka sudah kodratnya
setiap manusia mengkonsumsi sesuatu untuk dimakan dan dijadikan energi. Makanan
makanan seperti ayam penyet, ayam goreng, maupun olahan ayam lainnya, menjadi
makanan favorit kebanyakan orang termasuk mahasiswa perkuliahan.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya rumah makan yang menyediakan olahan
olahan ayam seperti ayam bakar dan ayam penyet disekitar kawasan kampus. Sering kita
temui pada setiap rumah makan yang menyajikan olahan ayam akan meletakkan ayam
setengah matangnya di bagian depan rumah makan. Hal ini dimaksudkan juga untuk
menarik pelanggan dengan ayam berbumbu kuningnya yang dapat menggoyang lidah.
Ayam setengah matang ini, beberapa rumah makan hanya membelinya dari
penyetok (supplier) ayam setengah matang yang mereka tidak tahu bagaimana cara dan
bahan yang digunakan untuk membuat ayam bumbu tersebut. Alasan pedagang memilih
menggunakan ayam setengah matang ini adalah agar lebih praktis saat akan
menghidangkannya kepada pelanggan.
Beberapa produsen curang, lebih memikirkan keuntungan yang berlebih dengan
cara instan daripada memikirkan kesehatan para konsumennya. Kasus kasus seperti
penambahan boraks dan pewarna tekstil pun bahkan dilakukan produsen tersebut hanya
demi meraih keuntungan. Tidak sampai disitu saja, bahkan ada produsen yang
menambahkan obat pengompres luka (rivanol) kedalam daftar bahan ayam buatannya.
Alasan mereka, bahwa menggunakan obat kompres luka ini, warna ayam menjadi lebih
menarik dan pada saat perebusan, ayam menjadi lebih cepat empuk. Hal ini tentu saja
menyimpang dari penggunaan obat kompres luka (rivanol) yang berfungsi sebagai
antiseptik dan obat luar.
BAB II
TINJAUAN
II.1. Antiseptik
Antiseptik adalah agen kimia yang mencegah, memperlambat atau menghentikan
pertumbuhan mikro-organisme (kuman) pada permukaan luar tubuh dan membantu
mencegah infeksi. Beberapa antiseptik mampu membunuh kuman
(bakteriosida), sedangkan yang lain hanya mencegah atau menghambat pertumbuhan
mereka (bakteriostatik). Antiseptik berbeda dengan antibiotik, yang menghancurkan
kuman di dalam tubuh, dan dari disinfektan, yang menghancurkan kuman pada benda
mati.

II.1.A. Penggunaan antiseptik


Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi pada luka.
Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka iris, luka lecet
dan luka bakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin perlu diikuti tindakan
lain seperti pembersihan dan penutupan luka dengan pembalut agar tetap bersih dan
terjaga.
Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk:
Disinfeksi tangan: menjadi pengganti atau menyempurnakan membasuh
tangan dengan air. Tenaga medis dan paramedis harus melakukan disinfeksi
tangan dengan antiseptik sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis.
Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik diterapkan ke lokasi tindakan untuk
mengurangi flora kulit.
Disinfeksi membran mukosa: irigasi antiseptik dapat ditanamkan ke dalam
uretra, kandung kemih atau vagina untuk mengobati infeksi atau
membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
Disinfeksi mulut dan tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat digunakan
untuk mencegah dan mengobati infeksi mulut dan tenggorokan.

II.1.B. Jenis-jenis antiseptik


Ada banyak sekali agen kimia yang dapat digunakan sebagai antiseptik. Beberapa
antiseptik yang umum digunakan adalah etakridin laktat (rivanol), alkohol, yodium, dan
hidrogen peroksida. Sebagian besar produk antiseptik di pasar mengandung satu atau
lebih campuran zat tersebut.
1. Etakridin laktat (rivanol)
Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang
berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1% lebih
dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik rivanol dilakukan
dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel mikroba. Efektivitas
rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada gram negatif.
Meskipun fungsi antiseptiknya tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki
keunggulan tidak mengiritasi jaringan, sehingga banyak digunakan untuk
mengompres luka, bisul, atau borok bernanah. Bila Anda memiliki bisul di pantat,
duduk berendam dalam larutan rivanol dapat membantu mempercepat
penyembuhannya. Untuk luka kotor yang berpotensi infeksi lebih besar,
penerapan jenis antiseptik lain yang lebih kuat disarankan setelah luka
dibersihkan.

2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan
cara menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur,
protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur
yodium) sangat umum digunakan oleh dokter untuk mensterilkan kulit sebelum
dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok
untuk diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa terbakar.
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%),
propanol (60-70%) dan isopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya.
Metil alkohol (metanol) tidak boleh digunakan sebagai antiseptik karena dalam
kadar rendah pun dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan.
Metanol banyak digunakan untuk keperluan industri.

3. Yodium
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut
yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis.
Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena
mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu penyembuhan.
Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air
yang mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak
memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang
dapat menciptakan efek berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine
povidone adalah betadine.
Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas
antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut spora-
sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain. Beberapa orang
alergi terhadap yodium. Tanda alergi yodium adalah ruam kulit kemerahan, panas,
bengkak dan terasa gatal.

4. Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan
borok. Larutan 3% lebih umum digunakan untuk pertolongan pertama luka gores
atau iris ringan di rumah. Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis
kuman anaerob yang tidak membutuhkan oksigen. Namun, oksidasi kuat yang
ditimbulkannya merangsang pembentukan parut dan menambah
waktu penyembuhan. Untung mengurangi efek sampingnya, hidrogen peroksida
sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun sehingga paparannya
terbatas. Jika menggunakan hidrogen peroksida sebagai obat kumur, pastikan
Anda mengeluarkannya kembali setelah berkumur. Jangan menelannya.

Selain keempat bahan di atas, di masa lalu ada juga antiseptik berbasis merkuri
yang dikenal dengan nama merkurokrom atau obat merah. Obat merah kini tidak
dianjurkan, bahkan dilarang di banyak negara maju, karena kandungan merkurinya
dapat berbahaya bagi tubuh. Beberapa zat alami seperti madu, lidah buaya dan bawang
putih juga bisa digunakan sebagai antiseptik.

II.2. Rivanol
Sediaan:
Rivanol 100 ml, 300 ml

Manfaat:
Rivanol adalah zat kimia (etakridinlaktat) yang mempunyai sifat bakteriostatik
(menghambat pertumbuhan kuman). Biasanya lebih efektif pada kuman gram positif
dari pada gram negatif. Sifatnya tidak terlalu menimbulkan iritasi dibandingkan dengan
povidon iodin (yodium). Antiseptik tersebut sering digunakan untuk membersihkan
luka. Rivanol lebih bagus untuk mengompres luka atau mengompres bisul, sedangkan
povidon iodin lebih bagus untuk mencegah infeksi. Kegunaan antiseptik ini untuk
membersihkan luka borok dan bernanah. Salah satu penggunaannya adalah untuk
melakukan rendam duduk pada penderita bisul yang berada di dekat anus. Rivanol
digunakan bila luka tidak terlalu kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut.
Jika luka sangat kotor, sebaiknya bersihkan dulu dengan air mengalir, dan pemilihan
penggunaan antiseptik adalah dengan povidon iodin.

Indikasi:
Sebagai obat cuci luka, obat kompres luka dan obat kulit.

Cara Pakai:
Kompres luka dengan rivanol 2 3 kali sehari.

Peringatan dan Perhatian :


Jangan sampai tertelan.

II.3. Soda Api / NaOH


Soda Api yang dalam ilmu kimia disebut NaOH (natrium hidroksida) merupakan
sejenis basa logam kaustik. Oleh sebab itu, beberapa orang menyebut soda api dengan
nama soda kaustik. Senyawa ini terbentuk dari oksida basa natrium oksida (NaOH) yang
dilarutkan dalam senyawa air. NaOH merupakan basa kuat yang bentuknya solid (padat)
dan berwarna putih, NaOH memiliki banyak nama lain. misalnya caustic soda, soda api
atau lye.
NaOH banyak dicari karena memiliki beberapa manfaat yang banyak diperlukan
oleh para pengguna, tak hanya untuk laboratorium namun untuk berbagai keperluan
lainnya. Soda api atau soda kaustik, memiliki sifat senyawa alkalin dimana fungsinya
semakin kuat saat dilarutkan bersama air. Fungsi soda api cukup beragam terutama
dalam dunia industri pabrikan. Manfaatnya sebagai campuran produksi kertas, tekstil,
sabun, deterjen, air minum, bubur kayu serta beberapa percobaan kimia di laboratorium.
Soda api memiliki efek negative pada tubuh. Soda api memang cukup keras. Lihat
saja pada pemanfaatannya sebagai bahan untuk mengelupas cat serta memperbaiki
saluran pembuangan yang mengalami kebuntuan. Mekanisme soda api dalam
menyelesaikan problem tersebut dengan cara melebur cat dan kotoran oleh karena
sifatnya yang keras. Dalam dunia medis, soda api memang eikenal sebagai unsur yang
bersifat melarutkan jaringan lemak. Karenanya, saat bersentuhan langsung denga soda
api, kulit akan terasa panas.
BAB III
PERCOBAAN
III.1. Tujuan Percobaan
Untuk dapat mengetahui apakah sampel daging ayam mengandung bahan zat lain
yaitu rivanol menggunakan bahan yang mudah didapat.

III.2. Alat dan Bahan


Sampel (daging ayam bumbu)
Soda api/ NaOH
Air
Wadah
Sendok

III.3. Cara Kerja


1. Potong dan ambil potongan daging ayam yang berbumbu untuk dijadikan sampel
uji, letakkan didalam wadah
2. Ambil larutan NaOH atau larutkan sedikit soda api dalam air. Hati hati saat
menggunakan soda api dan atau NaOH
3. Berikan larutan NaOH atau larutan dari soda api secukupnya 3 sendok makan
4. Amati perubahan warna yang terjadi. Warna daging berbumbu yang positif
mengandung rivanol akan berubah warna menjadi warna kuning kemerahan

III.4. Hipotesis dan Pembahasan


Perubahan warna yang terjadi, merupakan hipotesa dari percobaan percobaan yang
pernah dilakukan terhadap sampel rivanol yang diberikan. Perbedaan untuk ayam yang
positif mengandung rivanol dan yang tidak mengandung rivanol, dapat kita amati juga
secara organoleptis yaitu warna nya yang kuning mencolok. Sedangkan yang
menggunakan kunyit atau bahan bahan alami lainnya, akan membuat ayam berwarna
kuning pucat.
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Soda api dipilih sebagai penguji atau pereaksi adalah karena bahannya yang dijual
bebas. Walaupun begitu, percobaan menggunakan soda api dan NaOH ini haruslah
sangat berhati hati, karena didalam dunia medis, soda api memang terkenal sebagai
unsur yang bersifat melarutkan jaringan lemak. Karenanya, saat bersentuhan langsung
dengan soda api, kulit akan terasa panas.
Penambahan obat kompres luka, memang bisa mengempukkan bahan pangan.
Karena secara reaksi fisika, penambahan suatu zat kedalam air akan mempengaruhi titik
didihnya. Sehingga semakin mudah memutuskan ikatan material daging dan menjadi
lebih empuk. Obat kompres luka seharusnya tidak boleh masuk kedalam tubuh manusia,
karena merupakan obat luar. Penggunaan bahan kimia yang tidak pada fungsinya, bisa
menimbukan resiko pada kesehatan. Etakridin laktat ini akan membahayakan jika
dikonsumsi secara oral dalam waktu yang lama akan memicu kanker.
IV.2. Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis dan juga pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai