OLEH :
Nursinta Al Basit
(1501089)
DOSEN PEMBIMBING :
Mustika Furi, M.Si., Apt
2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan
cara menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur,
protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur
yodium) sangat umum digunakan oleh dokter untuk mensterilkan kulit sebelum
dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok
untuk diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa terbakar.
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%),
propanol (60-70%) dan isopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya.
Metil alkohol (metanol) tidak boleh digunakan sebagai antiseptik karena dalam
kadar rendah pun dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan.
Metanol banyak digunakan untuk keperluan industri.
3. Yodium
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut
yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis.
Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena
mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu penyembuhan.
Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air
yang mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak
memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang
dapat menciptakan efek berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine
povidone adalah betadine.
Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas
antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut spora-
sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain. Beberapa orang
alergi terhadap yodium. Tanda alergi yodium adalah ruam kulit kemerahan, panas,
bengkak dan terasa gatal.
4. Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan
borok. Larutan 3% lebih umum digunakan untuk pertolongan pertama luka gores
atau iris ringan di rumah. Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis
kuman anaerob yang tidak membutuhkan oksigen. Namun, oksidasi kuat yang
ditimbulkannya merangsang pembentukan parut dan menambah
waktu penyembuhan. Untung mengurangi efek sampingnya, hidrogen peroksida
sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun sehingga paparannya
terbatas. Jika menggunakan hidrogen peroksida sebagai obat kumur, pastikan
Anda mengeluarkannya kembali setelah berkumur. Jangan menelannya.
Selain keempat bahan di atas, di masa lalu ada juga antiseptik berbasis merkuri
yang dikenal dengan nama merkurokrom atau obat merah. Obat merah kini tidak
dianjurkan, bahkan dilarang di banyak negara maju, karena kandungan merkurinya
dapat berbahaya bagi tubuh. Beberapa zat alami seperti madu, lidah buaya dan bawang
putih juga bisa digunakan sebagai antiseptik.
II.2. Rivanol
Sediaan:
Rivanol 100 ml, 300 ml
Manfaat:
Rivanol adalah zat kimia (etakridinlaktat) yang mempunyai sifat bakteriostatik
(menghambat pertumbuhan kuman). Biasanya lebih efektif pada kuman gram positif
dari pada gram negatif. Sifatnya tidak terlalu menimbulkan iritasi dibandingkan dengan
povidon iodin (yodium). Antiseptik tersebut sering digunakan untuk membersihkan
luka. Rivanol lebih bagus untuk mengompres luka atau mengompres bisul, sedangkan
povidon iodin lebih bagus untuk mencegah infeksi. Kegunaan antiseptik ini untuk
membersihkan luka borok dan bernanah. Salah satu penggunaannya adalah untuk
melakukan rendam duduk pada penderita bisul yang berada di dekat anus. Rivanol
digunakan bila luka tidak terlalu kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut.
Jika luka sangat kotor, sebaiknya bersihkan dulu dengan air mengalir, dan pemilihan
penggunaan antiseptik adalah dengan povidon iodin.
Indikasi:
Sebagai obat cuci luka, obat kompres luka dan obat kulit.
Cara Pakai:
Kompres luka dengan rivanol 2 3 kali sehari.