INFEKSI SILANG
1. CARA PENYEBARAN INFEKSI
PASIEN KE
TENAGA
KESEHATAN
GIGI
KOMUNITAS
TENAGA
KE PRAKTEK
KESEHATAN
DOKTER
GIGI KE
GIGI KE
PASIEN
PASIEN
TENAGA
KESEHATAN PASIEN KE
KE PASIEN
KOMUNITAS
Tujuan Kontrol Infeksi
Tujuan pencegahan dan pengendalian imfeksi pada fasilitas
pelayanan kesehatan goigi dan mulut adalah untuk mencegah
penularan infeksi,baik kepada pekerja layanan kesehatan maupin
pasien yang sedang dilakukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut
Kontrol infeksi
• Pengendalian infeksi adalah mengendalikan penyebaran agen penyebab
penyakit dengan melakukan prosedur tertentu.
• Pengendalian infeksi adalah seperangkat kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk meminimalkan resiko penyebaran infeksi, terutama di
luar kesehatan, melainkan juga harus menjadi bagian penting dari
kehidupan pribadi kita
antisepsis
• Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara
membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit
• Karena kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan
antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang akan
mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi
Cara pencegahan kontaminasi larutan
antiseptik
• Hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan (jika pengenceran diperlukan).
• Jika yang tersedia kemasan antiseptik besar, untuk pemakaian sehari – hari tuangkan ke dalam wadah
lebih kecil (untuk mencegah penguapan dan kontaminasi).
• Buat jadwal rutin yang tetap untuk menyiapkan larutan dan membersihkan wadah pemakaian sehari –
hari
• Berhati – hati untuk tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan ke wadah
yang lebih kecil
• Mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air serta membiarkannya kering dengan cara
diangin – anginkan setidaknya sekali seminggu (tempelkan label bertuliskan tanggal pengisian ulang).
• Menuangkan larutan antiseptik ke gulungan kapas atau kasa (jangan merendam gulungan kapas atau
kasa di dalam wadah ataupun mencelupkannya ke dalam larutan antiseptik).
• Menyimpan larutan di tempat yang dingin dan gelap.
Disinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara
fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme
patogen.
1. Sarung tangan
Indikasi:
Pada saat tindakan operasi, pertolongan
persalinan dan tindakan persalinan, tindakan
perawatan gigi dan mulut, pencampuran B3 cair,
pemulasaraan jenazah, penanganan linen
terkontaminasidi laundry, di ruang
dekontaminasi CSSD.
5. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah
melindung kaki petugas dari tumpahan/percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah
dari kemungkinan tusukan benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak boleh
Indikasi pemakaian sepatu pelindung:
berlubang agar berfungsi optimal. Jenis sepatu
• Penanganan pemulasaraan jenazah
pelindung seperti sepatu boot atau sepatu yang
• Penanganan limbah
menutup seluruh permukaan kaki.
• Tindakan operasi
• Pertolongan dan Tindakan persalinan
• Penanganan linen
• Pencucian peralatan di ruang gizi
• Ruang dekontaminasi CSSD
6. Topi pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di
rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau membran mukosa pasien
dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan
tubuh dari pasien.
• Tindakan operasi
• Pertolongan dan tindakan persalinan
• Tindakan insersi CVL
• Intubasi Trachea
• Penghisapan lendir massive
• Pembersihan peralatan kesehatan
PENCEGAHAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
Pencegahan infeksi adalah mencegah dan mendeteksi infeksi pada pasien
yang beresiko infeksi. Pencegahan infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai
suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikroorganisme dari lingkungan rumah sakit.
Cara Pencegahan Infeksi
Nosokomial
1. Mencuci tangan
• Dilakukan pada air yang mengalir dan dengan sabun yang digosokkan selama 15
sampai 20 detik
• Mencuci tangan dengan sabun biasa dan air bersih adalah sama efektifnya
mencuci tangan dengan sabun antimikroba.
• Ada beberapa kondisi yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan
sabun antiseptik ini, yaitu saat akan melakukan tindakan invasif, sebelum kontak
dengan pasien yang dicurigai mudah terkena infeksi (misalnya: bayi yang baru
lahir dan pasien yang dirawat di ICU).
2. Penggunaan alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang paling baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah
diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus oleh cairan.
• Sarung tangan melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit
dan dapat melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat di tangan
petugas kesehatan.
• Masker dipakai untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh memasuki
hidung atau mulut petugas kesehatan, juga menahan cipratan yang keluar
sewaktu petugas kesehatan berbicara, bersin dan batuk.
• Pelindung mata dan wajah harus dipakai pada prosedur yang memiliki kemungkinan
terkena percikan darah atau cairan tubuh.
• Pemakaian gaun pelindung terutama untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari sekresi respirasi.
• Apron terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air sepanjang
bagian depan tubuh petugas kesehatan. Apron harus dikenakan dibawah gaun
pelindung ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien
atau melakukan prosedur saat terdapat risiko terkena tumpahan darah dan cairan
tubuh.
3. Praktik keselamatan kerja
Praktik keselamatan kerja berhubungan dengan pemakaian instrumen tajam seperti
jarum suntik, dll.
4. Perawatan pasien
Perawatan pasien yang sering dilakukan meliputi tindakan: pemakaian katester urin,
pemakaian alat intravaskular, transfusi darah, pemasangan selang nasogastrik,
pemakaian ventilator dan perawatan luka bekas operasi.
5. Penggunaan antiseptic
• Larutan antiseptik dapat digunakan untuk mencuci tangan terutama pada
tindakan bedah, pembersihan kulit sebelum tindakan bedah atau tindakan invasif
lainnya
• Instrumen yang kotor, sarung tangan bedah dan barang-barang lain yang
digunakan kembali dapat diproses dengan dekontaminasi, pembersihan dan
sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk mengendalikan infeksi.
6. Dekontaminasi
• Dekontaminasi dan pembersihan merupakan dua tindakan pencegahan dan
pengendalian yang sangat efektif meminimalkan risiko penularan infeksi.
• Proses pembersihan penting dilakukan karena tidak ada prosedur sterilisasi dan
DTT yang efektif tanpa melakukan pembersihan terlebih dahulu.
• Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan sabun cair dan air untuk
membunuh mikroorganisme.
• Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat yang kontak langsung dengan aliran
darah atau cairan tubuh lainnya dan jaringan.
• Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan uap bertekanan tinggi
(autoclafe), pemanasan kering (oven), sterilisasi kimiawi dan fisik
Tujuan pencegahan infeksi
• Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme (misalnya bakteri,
virus, jamur).
• Menurunkan resiko penularan infeksi.
• Memberikan perlindungan terhadap klien dan tenaga kesehatan dari penularan
penyakit yang mengancam jiwa, misalnya hepatitis dan HIV/AIDS.
THANK YOU