KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BANUA LAWAS:
Menimbang
Mengingat
NOMOR 445/069/PKM-BL/2018
TENTANG
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
KEPALA PUSKESMAS BANUA LAWAS,
Bahwa karena sifat_kimia maupun
kondisi_ fisiknya (bahan berbahaya)
berpotensi menyebabkan —gangguan
pada kesehatan manusia, kerusakan
sarana dan_—prasarana_= maupun.
lingkungan;
Bahwa bahan berbahaya perlu di
identifikasi dan dikelola secara aman;
. Bahwa berdasarkan pertimbangan poin a
dan b, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Puskesmas Banua Lawas tentang
inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan
dan penggunaan bahan berbahaya.
. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
. PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun;
Permenkes Nomor 472/MENKES/PER/V/
1996 tentang Pengamanan Bahan
Berbahaya Bagi Kesehatan.
Permenkes NO. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.Menetapkan
KESATU
KEDUA
MEMUTUSKAN :
Keputusan Kepala Puskesmas — Banua
Lawas Tentang Inventarisasi, Pengelolaan,
Penyimpanan, Dan Penggunaan Bahan
Berbahaya Di Puskesmas Banua Lawas.
Keputusan Kepala Puskesmas Banua
Lawas tentang inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan, dan penggunaan _bahan
berbahaya sebagaimana tercantum dalam
lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan —_apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/ perubahan
sebagaimanamestinya.
Ditetapkan di Banua Lawas
pada tanggal 12 Januari 2018LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR 445/069/PKM-BL/2018
TENTANG PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya:
1. Inventarisasi bahan berbahaya di Laboratorium dan Gudang Obat
oleh Sanitarian Puskesmas;
2. Bahan berbahaya yang ada di Laboratorium dan Gudang Obat harus
dikelola dan disimpan dengan baik oleh petugas terkait. Karena
belum adanya tempat khusus untuk penyimpanan bahan berbahaya
di Puskesmas Banua Lawas maka semua bahan berbahaya di simpan
di ruang pelayanan masing-masing yang menggunakan bahan
berbahaya tersebut atau disimpan di tempat yang telah ditentukan;
3. Pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan, paparan dan insiden
lainnya oleh bahan berbahaya.
4. Menggunakan peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada
saat penggunaan, ada tumpahan (spill) dan paparan dari bahan
berbahaya.
5. Pemasangan label yang benar pada bahan berbahaya.
SMAS BANUA LAWAS,
é
ae
‘e,
INDARYANTO.