Anda di halaman 1dari 24

pencemaran lingkungan

BAB I

Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan

I. PENDAHULUAN

Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi
perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya.

Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan
lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini
diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota,
maka hal ini tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti
pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang merusak,
pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi antara lingkungan dan
manusia yang akhirnya menderita kesehatan.

Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana
sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung lingkungan
untuk kelangsungan hidupnya.

Masalah lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup bukanlah
masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun negara-negara miskin,
tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.

Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan antara jenis
lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu
dan tuntas.

Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan pembangunan
terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif merugikan masyarakat.
Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang komplek dan harus diselesaikan dengan
berbagai pendekatan multidisipliner.

Industrialisasi merupakan conditio sine quanon keberhasilan pembangunan untuk memacu laju
pertumbuhan ekonomi, akan tetapi industrialisasi juga mengandung resiko lingkungan. Oleh karena
itu munculnya aktivitas industri disuatu kawasan mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang
dipermasalahkan adalah dampak negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan
lingkungan.

II. LINGKUNGAN DAN KESEHATAN


Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali
pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan
secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.

Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup
sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit
juga sesuai dengan prilakunya tadi.

Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya sosial ekonomi. WHO
menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta
bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.

Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2
dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial
dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti
yang sangat luas pada kata kesehatan.

Masyarakat adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk biologis dan
makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga untuk memahami masyarakat
perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk interaksi sosial dan lingkungan hidup.

Dengan demikian permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha
pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan upaya menghilangkan penyebab-penyebab
secara rasional, sistematis dan berkelanjutan.

Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan kesehatan
dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan masyarakat dapat
dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam pelaksnaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun
aktivitas manusia membuat rona lingkungan menjadi rusak.

Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi bahwa status kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.

Menurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan mempunyai pengaruh
dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari
lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.

Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian,
karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:

Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah
penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat,
populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat
menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman
sangat penting diperhatikan.

Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang
utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari
segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik uang dapat
menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.

Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul dimasyarakat. Gizi masyarakat
yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein,
kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat
berhubungan dengan kekurangan gizi.

Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang
(Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama
terdap[at pada anak-anak.

Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera
ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu contoh lingkungan
kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk
melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu
memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan
morbiditas, disabilitas dan mortalitas.

Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational
Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang bekerja di
lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang
bekerja di lingkungan industri setiap harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai
resiko untuk menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain.

Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif lingkungan
industri dan100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.

Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju
ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka
berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya
angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi.

Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai
menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia.
Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini
menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga exploitasi
tenaga kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lenigkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan
oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas beracun besar konsentrasinya dedalam
atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat
sistemik penyebab adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida .

Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular.
Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya
penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit
malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit
malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa
menyebabkan penyakit malaria. Dipandang dari

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 3

segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.

Manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara,
air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungannya.
Akan tetapi proses interaksi manusia dan lingkungannya ini tidak selalu mendapat untuk, kadang-
kadang merugikan.

Begitu juga apabila makanan atau minuman mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan. Zat
tersebut dapat berupa racun asli ataupun kontamunasi dengan mikroba patogen atau atau bahan
kimia sehingga terjadinya penyakit atau keracunan. Hal ini merupakan hubungan timbal balik antara
aktivitas manusia dengan lingkungannya.

Jadi dialam ini terdapat faktor yang menguntungkan manusia (eugenik) dan yang merugikan
(disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan daya guna
faktor eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah manusia
memang tidak dapat menerima kehadiran faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh karena
itu kita selalu berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan berubah pula kualitasnya.
Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi sehingga lingkungan selalu berada dalam keadaan
dinamis. Hal ini disertai dengan meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan
kualitas lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga fungsi
lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan hidup di bumi ini tetap
lestari dan kesehatan masyarakat tetap terjamin.

Oleh karenanya perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:

a. Didasarkan atas kebutuhan manusia.

b. Ditujukan pada kehendak masyarakat.

c. Direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan.

d. Didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah.


e. Dilaksanakan secara manusiawi.

Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan kemungkinan timbulnya
perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan/proyek. Perubahan-perubahan lingkungan yang
mencakup komponen biofisik dan sosio ekonomi dan melibatkan komponen dampak kesehatan
masyarakat yang berada disekitar proyek.

III. PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh positif, karena
didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya hayati
yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan,
sandang, industi, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang
merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik,
vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.

Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak


dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia,
diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai
sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan,
papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

IV. PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:

a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni makanan. Makanan
yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di dunia disamping masalah distribusi.

b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti beruang, harimau,
ular dan lain-lain.

c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini
digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.

d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent penyakit.

Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu,
pinyal dan tungau.

V. PENUTUP
Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. Begitu
banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan
sebagai tempat kehidupan.

Dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit
pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis dan lain-lain.

Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk kebutuhan hidup.
Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap lingkungan air, udara dan tanah,
khususnya pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu.

BAB II

Pencemaran Lingkungan

Motivasi

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan,
karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta
dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan
yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya
pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah,
hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan
sebagainya.

Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber
pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian
pencemaran lingkungan itu sendiri.

Sumber Pencemar

Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara.
Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah.
Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.

Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah
cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD,
COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama
berupa nitrat dan fosfat.

Proses Pencemaran

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu
bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia,
hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah.
Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga
menyebabkan pencemaran.

Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung
(penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya
alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam
memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara
tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan
ekosistem.
Langkah Penyelesaian

Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah
pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak
lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah
sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).

Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah,
dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-
angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan
proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan
bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula
dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi
alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan
penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti
perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak
antara satu negara dengan negara lain.
BAB III

Pencemaran Udara

Setiap waktu kita bernafas, seorang dewasa rata-rata menghirup lebih dari 3.000 gallon (11,4 m3)
udara tiap hari. Udara yang kita hirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan
berdampak serius pada kesehatan kita, terutama anak-anak yang lebih banyak bermain di udara
terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya.

Walaupun tidak terlihat oleh kasat mata, pencemar di udara mengancam kehidupan kita dan mahluk
hidup lainnya. Pencemar udara menyebabkan kanker dan dampak kesehatan serius, menyebabkan
smog dan hujan asam, mengurangi daya perlindungan lapisan ozon di atmosfer bagian atas, dan
berpotensi untuk turut berperan dalam perubahan iklim dunia.

Sebenarnya apa yang mesti kita cermati dari fenomena pencemaran udara?

Pencemaran Udara

Sebenarnya apa yang mesti kita cermati dari fenomena pencemaran udara?

7 Pencemar Utama

Hujan Asam

Penipisan Lubang Ozon

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

Kualitas udara di dalam ruangan (indoor air quality)

7 Pencemar Utama
7 pencemar utama terdiri dari Partikulat, Sulfur Dioksida (SO2), Ozone, Karbon monoksida (CO),
Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrokarbon (HC) dan Timbal (Pb).

Hujan Asam

Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi.
Sebenarnya turunnya asam dari atmosfer ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” tetapi juga
“kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (penurunan/pengendapan) basah dan
deposisi kering.

Deposisi basah mengacu pada hujan asam, kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia
dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan, tergantung dari konsentrasi asamnya,
kandungan kimia tanah, buffering capacity (kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan
pH), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.

Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di
atmosfer jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel
asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah an pohon. Ketika hujan turun, partikel asam yang
menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff)
yang asam.

Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan
negara sampai ratusan kilometer. Menurut para ahli, bahwa SO2 dan NOx merupakan penyebab
utama hujan asam. Hujan asam terjadi ketika gas-gas tersebut di atmosfer bereaksi dengan air,
oksigen, dan berbagai zat kimia yang mengandung asam. Sinar matahari meningkatkan kecepatan
reaksi mereka. Hasilnya adalah larutan Asam Sulfat dan Asam Nitrat (konsentrasi rendah).

Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Air murni menunjukkan pH 7,0 air
asam memiliki pH kurang dari 7 (dari 0-7), dan air basa menunjukkan ph lebih dari 7 (dari 7-14). Air
hujan normal memang agak asam, pH sekitar 5,6 karena karbon dioksida (CO2) dan air bereaksi
membentuk carbonic acid (asam lemah). Jika air hujan memiliki pH dibawah 5,6 maka dianggap
sudah tercemari oleh gas mengandung asam di atmosfer. Hujan dikatakan hujan asam jika telah
memiliki pH dibawah 5,0. Makin rendah pH air hujan tersebut, makin berat dampaknya bagi mahluk
hidup.

Penipisan Lubang Ozon


Ozon di lapisan atas (lapisan stratosfer), terbentuk secara alami, dan melindungi bumi. Namun zat
kimia buatan manusia telah merusak lapisan tersebut, sehingga menimbulkan penipisan lapisan
ozon.

Zat kimia itu dikenal dengan ODS (ozone-depleting substances), diantaranya chlorofluorocarbons
(CFCs), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), halons, methyl bromide, carbon tetrachloride, dan
methyl chloroform. Zat perusak ozon tersebut sebagian masih digunakan sebagai bahan pendingin
(coolants), foaming agents, pemadam kebakaran (fire extinguishers), pelarut (solvents), pestisida
(pesticides), dan aerosol propellants.

Kloroflorokarbon atau Chlorofluorocarbon (CFC) mengandung klorin (chlorine), florin (fluorine) dan
karbon (carbon). CFC ini merupakan aktor utama penipisan lapisan ozon. CFCs sangat stabil di
troposfer. CFCs yang paling umum adalah CFC-11, CFC-12, CFC-113, CFC-114, dan CFC-115. Potensi
merusak ozon dari CFC tersebut secara berurutan adalah 1, 1, 0.8, 1, dan 0.6.

Di udara, zat ODS tersebut terdegradasi dengan sangat lambat. Bentuk utuh mereka dapat bertahan
sampai bertahun-tahun dan mereka bergerak melampaui troposfer dan mencapai stratosfer. Di
stratosfer, akibat intensitas sinar ultraviolet matahari, mereka pecah, dan melepaskan molekul
chlorine dan bromine, yang dapat merusak lapisan ozon. Para peneliti memperkirakan satu atom
chlorine dapat merusak 100.000 molekul ozon.

Walaupun saat ini zat kimia perusak lapisan ozon telah dikurangi atau dihilangkan penggunaannya,
namun penggunaannya di waktu yang lampau masih dapat berdampak pada perusakan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon dapat diteliti dengan menggunakan satelit pengukuran, terutama di atas
kutub bumi.

Penipisan lapisan ozon pelindung akan meningkatkan jumlah radiasi matahari ke bumi yang dapat
menyebabkan banyak kasus kanker kulit, katarak, dan pelemahan sistem daya tahan tubuh. Terkena
UV berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan penyakit melanoma, kanker kulit yang fatal.
Menurut US EPA, sejak 1990, resiko terkena melanoma telah berlipat dua kali.

Ultraviolet dapat juga merusak tanaman sensitif, seperti kacang kedelai, dan mengurangi hasil
panen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fitoplankton di laut, yang merupakan basis rantai
makanan di laut, telah mengalami tekanan akibat ultraviolet. Tekanan ini dapat berdampak pada
manusia berupa terpengaruhinya pasokan makanan dari laut.
Isu penipisan lubang ozon telah dijadikan isu internasional oleh Badan PBB untuk Lingkungan Hidup,
United Nations Environment Programme (UNEP), sejak tahun 1987. Sebuah protokol konvensi,
dikenal dengan Montreal Protocol, mengajak negara yang telah menandatangani konvensi tersebut
untuk menghapus produksi CFC secara bertahap pada 1 Januari 1996. Jika upaya ini berhasil maka
lapisan ozon akan kembali normal pada tahun 2050.

Pencemaran Air

Sumber Pencemaran Air

Banyak penyebab pencemaran air tetapi secara umum dapat dikategorikan sebagai sumber
kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri,
TPA (tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan
yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah
mengandung mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari
atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan
asam.

Pencemar

Pencemar air dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa. Saat ini
hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara
komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Pestisida,
deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated phenols), adalah salah satu contohnya. Pestisida
dgunakan di pertanian, kehutanan dan rumah tangga. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-
alat baru, masih terdapat di alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan sebagai
pengawet kayu, dan deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga.

Dampak Pencemaran Air

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan
sebagainya.

Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan
pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini
menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air,
menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak
oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.

Langkah Penyelesaian

Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi jumlah
sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur pakai (reuse).

Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita
telah menjadi “masyarakat kimia”, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita,
seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.

Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai contoh,
kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber pencemar yang
persisten, eksplosif, korosif dan beracun, atau degradable (dapat didegradasi) alam ? Apakah barang
yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan, aman bagi mahluk
hidup dan lingkungan ?

Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih,
instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan
substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih
efektif dan bijaksana.

Pencemaran Tanah

Jenis Pencemaran Tanah

Sebagaimana udara dan air, tanah merupakan komponen penting dalam hidup kita. Tanah berperan
penting dalam pertumbuhan mahluk hidup, memelihara ekosistem, dan memelihara siklus air. Kasus
pencemaran tanah terutama disebabkan oleh pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
(ilegal dumping), kebocoran limbah cair dari industri atau fasilitas komersial, atau kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, yang kemudian tumpah ke permukaan
tanah.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.

Remediasi

Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan
remediasi, hal yang perlu diketahui:

Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak,

Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,

Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),

Jenis tanah,

Kondisi tanah (basah, kering),

Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,

Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).

Remediasi On-site dan Off-site

Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,
tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme


(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :

stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan
kondisi redoks, optimasi pH, dsb

inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki


kemampuan biotransformasi khusus

penerapan immobilized enzymes

penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Kelas

Jenis Bahan Kimia

Fuel hydrocarbons

Benzene, Toluene
PAH’s (Polychlorinated aromatic hydrocarbons)

Creosote

PCB’s (Polychlorinated biphenyls)

Aroclor

Chlorinated solvents

TCE (Trichloroethylene)

Chlorinated aromatic compounds

Chlorobenzene

Chlorophenols

Pentachlorophenol

Nonhalogenated phenolics

2-Methylphenol

Pesticides

2,4-D, Atrazine
Explosives

TNT (2,4,6-Trinitrotuluene)

Nitrogen heterocyclics

Pyridine

Radionuclides

Plutonium

Anions

Nitrate

Metals

Lead

Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K),
perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.

Kelas Zat Kimia

Kelas zat kimia yang sering diolah dengan bioremediasi


BAB I

Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan

I. PENDAHULUAN

Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi
perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya.

Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan
lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini
diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota,
maka hal ini tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti
pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang merusak,
pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi antara lingkungan dan
manusia yang akhirnya menderita kesehatan.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana
sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung lingkungan
untuk kelangsungan hidupnya.

Masalah lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup bukanlah
masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun negara-negara miskin,
tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.

Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan antara jenis
lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu
dan tuntas.

Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan pembangunan
terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif merugikan masyarakat.
Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang komplek dan harus diselesaikan dengan
berbagai pendekatan multidisipliner.

Industrialisasi merupakan conditio sine quanon keberhasilan pembangunan untuk memacu laju
pertumbuhan ekonomi, akan tetapi industrialisasi juga mengandung resiko lingkungan. Oleh karena
itu munculnya aktivitas industri disuatu kawasan mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang
dipermasalahkan adalah dampak negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan
lingkungan.

II. LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali
pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan
secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.

Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup
sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit
juga sesuai dengan prilakunya tadi.

Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya sosial ekonomi. WHO
menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta
bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.

Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2
dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial
dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti
yang sangat luas pada kata kesehatan.

Masyarakat adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk biologis dan
makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga untuk memahami masyarakat
perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk interaksi sosial dan lingkungan hidup.
Dengan demikian permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha
pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan upaya menghilangkan penyebab-penyebab
secara rasional, sistematis dan berkelanjutan.

Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan kesehatan
dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan masyarakat dapat
dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam pelaksnaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun
aktivitas manusia membuat rona lingkungan menjadi rusak.

Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi bahwa status kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.

Menurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan mempunyai pengaruh
dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari
lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.

Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian,
karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:

Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah
penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat,
populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat
menimbulkan satu model penyakit.

Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman
sangat penting diperhatikan.

Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang
utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari
segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik uang dapat
menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.

Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul dimasyarakat. Gizi masyarakat
yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein,
kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat
berhubungan dengan kekurangan gizi.

Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang
(Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama
terdap[at pada anak-anak.

Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera
ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu contoh lingkungan
kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk
melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu
memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan
morbiditas, disabilitas dan mortalitas.

Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational
Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang bekerja di
lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang
bekerja di lingkungan industri setiap harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai
resiko untuk menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain.

Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif lingkungan
industri dan100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.

Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju
ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka
berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya
angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi.

Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai
menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia.
Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini
menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga exploitasi
tenaga kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lenigkungan, penyakit, wabah.

Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan
oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas beracun besar konsentrasinya dedalam
atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat
sistemik penyebab adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida .

Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular.
Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya
penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit
malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit
malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa
menyebabkan penyakit malaria. Dipandang dari

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 3

segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.

Manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara,
air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungannya.
Akan tetapi proses interaksi manusia dan lingkungannya ini tidak selalu mendapat untuk, kadang-
kadang merugikan.

Begitu juga apabila makanan atau minuman mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan. Zat
tersebut dapat berupa racun asli ataupun kontamunasi dengan mikroba patogen atau atau bahan
kimia sehingga terjadinya penyakit atau keracunan. Hal ini merupakan hubungan timbal balik antara
aktivitas manusia dengan lingkungannya.

Jadi dialam ini terdapat faktor yang menguntungkan manusia (eugenik) dan yang merugikan
(disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan daya guna
faktor eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah manusia
memang tidak dapat menerima kehadiran faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh karena
itu kita selalu berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan berubah pula kualitasnya.
Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi sehingga lingkungan selalu berada dalam keadaan
dinamis. Hal ini disertai dengan meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan
kualitas lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga fungsi
lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan hidup di bumi ini tetap
lestari dan kesehatan masyarakat tetap terjamin.

Oleh karenanya perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:

a. Didasarkan atas kebutuhan manusia.

b. Ditujukan pada kehendak masyarakat.

c. Direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan.

d. Didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah.

e. Dilaksanakan secara manusiawi.

Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan kemungkinan timbulnya
perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan/proyek. Perubahan-perubahan lingkungan yang
mencakup komponen biofisik dan sosio ekonomi dan melibatkan komponen dampak kesehatan
masyarakat yang berada disekitar proyek.

III. PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh positif, karena
didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya hayati
yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan,
sandang, industi, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang
merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik,
vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.

Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak


dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia,
diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai
sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan,
papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

IV. PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:

a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni makanan. Makanan
yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di dunia disamping masalah distribusi.

b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti beruang, harimau,
ular dan lain-lain.

c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini
digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.

d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent penyakit.

Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu,
pinyal dan tungau.

V. PENUTUP

Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. Begitu
banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan
sebagai tempat kehidupan.

Dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit
pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis dan lain-lain.

Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk kebutuhan hidup.
Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap lingkungan air, udara dan tanah,
khususnya pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu.

Anda mungkin juga menyukai