Down 1 PDF
Down 1 PDF
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyebab paling penting dari kematian dini
karena erat kaitannya dengan resiko penyakit kardiovaskuler.1 Seorang pasien disebut
hipertensi jika tekanan darah sistoliknya lebih tinggi atau sama dengan 140 mm Hg
serta tekanan darah diastoliknya lebih tinggi atau sama dengan 90 mm Hg atau ketika
menyerang hampir 50 juta penduduk dimana sekitar 69% orang dewasa yang telah
melewati 18 tahun sadar akan hipertensi yang mereka derita dan 58% dari mereka
dirawat, tetapi hanya 31% yang terkontrol.3,4 Prevalensi hipertensi di benua Amerika
Serikat 20,3% dan Kanada 21,4% sedangkan di beberapa Negara Eropa seperti
Swedia 38,4%, Italia 37,7%, Inggris 29,6%, Spanyol 40% dan Jerman 55,3%.1
penderita hipertensi, mulai dari diuretik dan penyekat reseptor beta adrenergik (β-
enzyme (ACE-inhibitor) dan antagonis kalsium. Akan tetapi, obat – obatan tersebut
memiliki efek samping sistemik maupun rongga mulut yang salah satunya adalah
xerostomia.5,6
Xerostomia atau biasa dikenal sebagai mulut kering adalah gejala yang umum
yang paling sering disebabkan oleh berkurangnya jumlah saliva atau perubahan
kualitas saliva. Jumlah pasti dari orang yang menderita xerostomia adalah tidak
diketahui namun hal ini menjadi kondisi yang umum.7 Rata – rata orang normal
menghasilkan sedikitnya 500 ml saliva selama 24 jam. Laju aliran saliva berubah
selama 24 jam, hal ini bergantung pada status fisiologis dari pasien. Laju aliran saliva
saat istirahat adalah 0,3 ml per menit, di mana laju aliran saliva saat tidur adalah 0,1
per menit; ketika makan atau mengunyah jumlah ini meningkat sampai 4,0 - 5,0 mL
per menit.8
adanya hubungan obat – obatan ini pada laju alir dan komposisi saliva saat tidak
distimulasi.6,9,10 Beliau kemudian melakukan penelitian lagi pada tahun 1995 pada
pasien yang yang mengonsumsi kaptopril meskipun ditemukan hasil yang berbeda
dimana pada perawatan ini, rata – rata sekresi saliva meningkat untuk baik yang
distimulasi maupun tidak.5 Kemudian beliau melakukan penelitian lagi di tahun 1996
terhadap pasien yang mengonsumsi Metoprolol dan ditemukan adanya hubungan obat
ini terhadap laju aliran saliva yang dibuktikan dari adanya peningkatan laju aliran
saliva yang signifikan ketika obat dihentikan sebelum kemudian diberikan kembali.11
Menurut penelitian beliau di Halland, Swedia pada tahun 1996 didapatkan prevalensi
xerostomia pada pasien yang mengkonsumsi antihipertensi adalah 21,3% pada pria
dan 27,3% pada wanita.12 Kemudian penelitian yang lain dilakukan oleh Cownman
dkk (1994) di Florida tentang hubungan antihipertensi β-adrenergik pada pasien yang
mengonsumsinya dan ditemukan bahwa obat ini juga mengubah fungsi sekresi
saliva.13
berkunjung ke RSU dr. Pirngadi Medan selama periode Januari – Juni 2010 adalah
sebanyak 175 kasus. Dengan demikian penelitian mengenai pengaruh obat – obatan
berkunjung ke poliklinik penyakit dalam RSU dr. Pirngadi untuk melihat ada
terjadinya xerostomia.
1. Berapakah rata – rata tekanan darah dari pasien yang mengonsumsi obat –
obatan antihipertensi.
2. Berapakah rata – rata laju alir saliva dari pasien yang mengonsumsi obat –
obatan antihipertensi.
1.3 Hipotesis
1. Hipotesis O :
xerostomia.
2. Hipotesis Alternatif :
xerostomia.
terjadinya xerostomia.
3. Untuk mengetahui rata – rata laju aliran saliva dari pasien yang
obatan antihipertensi.