Anda di halaman 1dari 5

Nama: Komang Isabella Anasthasia

Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

A. PRINSIP SUPERPOSISI
Prinsip superposisi apabila diterapkan pada suatu rangkaian dengan resistansi konstan
menyatakan bahwa arus atau tegangan disetiap cabang rangkaian yang dihasilkan oleh
beberapa sumber yang dikenakan secara serentak adalah jumlah aljabar arus atau
tegangan yang dihasilkan pada cabang itu oleh masing-masing sumber tersebut secara
tersendiri. Prinsip ini berdasarkan pada kenyataan bahwa arus dalam resistansi
berbanding lurus dengan tegangannya. Superposisi dapat berlaku untuk setiap system
(listrik, mekanik, dan sebagainya) yang mempunyai hubungan sebab akibat y=f(x)
sedemikian hingga: f(x1) + f(x2) = f(x1 + x2) .
Secara umum, hubun-singkat untuk sumber tegangan, dan rangkaian terbuka untuk
sumber arus (prinsip superposisi) dapat dinyatakan sebagai berikut:
dalam suatu jala-jala linear yang mengandung lebih dari pada satu sumber (arus atau
tegangan), tanggapannya dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan semua tanggapan
yang diperoleh dari masing-masing sumber itu secara tersendiri. Dengan semua sumber
lainnya dibuat sama dengan 0.
Contoh soal:
1. Tentukan besar tegangan antara resistor 3Ω dalam rangkaian sesuai pada gambar
- 12V +

1Ω 3Ω 6A

2I V

Jawab:

Rangkaian diatas dapat dilukiskan kembali seperti tampak pada gambar dibawah ini:
- 12V +
Tampak pada gambar bahwa V1 sebagai
I1
komponen tegangan yang dinyatakan
1Ω 3Ω apabila hanya sumber 12V yang bekerja.
Sehingga didapatkan V1= 6V
2I1 V

( Sumber Arus Dibuka )

I2
Tampak pada gambar bahwa V2 sebagai
komponen tegangan yang dinyatakan
1Ω 3Ω 6A apabila hanya sumber 6A yang bekerja.
Sehingga didapatkan V2= 9V 1
Nama: Komang Isabella Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

2I2 V

( sumber tegangan dihubung-singkatkan)

Sehingga besar tegangan antara resistor 3Ω dalam rangkaian adalah:

V= V1 + V2 = 6 + 9 = 15V

Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Hanya sumber bebas saja yang dapat dihilangkan sedangkan sumber tak bebas dapat
dihilangkan pengaruhnya.
b. Prinsip superposisi terkadang merupakan cara yang tidak cocok untuk memecahkan
persoalaan rangkaian yang mengandung sumber tak bebas karena masing-masing
rangkaian dengan masukkan tunggal sering tidak lebih mudah untuk diselesaikan.

Prinsip superposisi memungkinkan perhatian dipusatkan pada hanya salah satu


sebab(sumber), sehingga mempermudah proses pemikiran mengenai sifat rangkaian
dalam keadaan yang bermacam-macam.

B. TEOREMA THÉVENIN DAN NORTON


Teorema ini menyatakan bahwa setiap rangkaian kutub-dua linear yang terdiri dari
resistor dan sumber (baik bebas maupun takbebas). Seperti yang dapat kita lihat pada
rangkaian setara gambar A dapat dinyatakan sebagai suatu rangkaian setara berupa
sebuah sumber tegangan dengan resistor serinya yang disebut rangkaian setara Thévenin
(gambar B). selain itu rangkaian pada gambar A juga dapat diwakili oleh sebuah sumber
arus dengan konduktansi simpang, yang dikenal sebagai rangkaian setara Norton (gambar
C) yang merupakan kembaran dari rangkaian Thévenin.

+ Ro +
Rangkaian I
+
I
Iresistansi linearI Vo Io Go V
Karakteristik volt-ampere rangkaian diatas dapat dinyatakan oleh persamaan:
kutub dua -
-
V =Rangkaian
V0 – IR0A - Rangkaian B Rangkaian C
-

2
Nama: Komang Isabella Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

atau

I = I0 – VG0

dengan

R0 = 1/G0 = V0 / I0

Secara ringkas teorema Thévenin dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Nilai Vo dalam rangkaian setara pada gambar B adalah tegangan rangkaian terbuka
pada kutub keluaran tangkaian.
2. Nilai I0 dalam rangkaian setara gambar C adalah arus hubung-singkat yang mengalir
diantara kutub keluaran rangkaian tersebut.
3. Nilai R0 adalah resistansi masuk rangkaian dengan semua sumber bebas dihilangkan
atau perbandingan antara tegangan keluaran rangkaian terbuka dengan arus keluaran
hubung-singkatnya.

Teorema Norton yang merupakan kembaran dari teorema Thévenin mengikuti alur
pikiran yang sama dan rangkaian yang terbentuk berupa sebuah sumber arus setara
Norton yang dihubungkan paralel dengan konduktansi serta simpangnya. Kegunaan
utama teorema Thévenin dan Norton adalah memungkinkan suatu rangkaian digantikan
dengan sepasang kutub keluaran dan hasilnya dapat dipergunakan untuk menghitung
pengaruh suatu beban yang dipasangkan pada kutub keluaran itu., atau akibat yang
diperoleh beban karena sifat rangkaian tersebut.

Contoh Soal:

Tentukan rangkaian setara Thévenin dan Norton pada kutub ab untuk rangkaian dalam
gambar berikut ini:

10 Ω
a
Jawab: I1 I2
80V 5I1A
5 Ω V0

3
Nama: Komang Isabella Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

Rangkaian yang mengandung sumber takbebas harus diperlakukan secara berbeda dari
rangkaian yang hanya mengandung sumber bebas. Mula-mula kita harus menentukan
tegangan rangkaian terbuka V0 dan arus hubung-singkat I0 serta resistansi setara R0.

V0 ditentukan sebagai berikut:

Persamaan hukum arus Kirchhoff pada simpul A:

I2 = I1 + 5I2 = 6I1

Hukum tegangan Kirchhoff pada rangkaian tertutup yang meliputi sumber tegangan dan
resistansi 10Ω dan 5Ω memberikan:

10I1 + 5I2 = 10I1 + 5(6I1) = 80

Sehingga I1 = 2A, dan I2 = 12 A, maka V0 = 5I2 = 60 V

Rangkaian diatas ditulis kembali dengan kutub-kutub keluarannya dihubung-singkatkan.


Akibat hubung-singkat ini tegangan keluar dan juga arus pada resistansi 5Ω menjadi
sama dengan 0.
a
I1 I0
I2
80V 5I1A
5 Ω V0

Persamaan rangkaian menurut hukum tegangan Kirrchhoff dan arus adalah:

10I1 = 80 atau I1 = 8A

Dan

I0 = I1 + 5 I1 = 6I1 = 48A

Nilai R0 : V0 / I0 60/48 = 1,25Ω

Atau

4
Nama: Komang Isabella Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

G0 = 1/R0 = 0,85

Jadi, rangkaian setara Thévenin dan Norton:


1,25Ω

48A 0,8S
60V

rangkaian setara rangkaian setara


Thévenin Norton

Anda mungkin juga menyukai